Kata Kunci : PLTS, THD, Single Tune Filter, 3 Phase Power and Harmonic Analyzer, Standar
IEEE 512-1992
ABSRACT
Power quality consists of several variables such as voltage, current, frequency, power
factor, and harmonics. All of these variables must have good quality when operating so that
electricity reaches consumers. Indonesia is a country that has two seasons namely the rainy
season and the dry season so that the suitable renewable generating system is the photovoltaic
system. The National Energy Council (DEN) has introduced, in 2025 the utilization of EBT is
expected to increase from 5.7% to 23% in 2025. The photovoltaic system has an energy
conversion process using an inverter which is a non-linear device that can generate harmonics
which are usually denoted by Total Harmonic Distortion (THD). If harmonics continue to occur,
the performance of the equipment or load will not have good performance when operating. In this
research, measurements and simulations of harmonic reduction with a passive filter were taken,
namely single tune filter on the photovoltaic On-Grid system. Measurements were made using a
power quality measuring device namely 3 Phase Power and Harmonic Analyzer. The
measurement results obtained by the value of THDi of 33.33% using linear and non-linear
combined loads. After the measurement, a filter simulation was designed to reduce harmonics on
order 3, 5, 7, 9, and 11. Simulation results after filter installation, harmonics which can be reduced
by 20.55% in order 3 with parameters L = 0.200 mH and C = 2.95 uF . Based on the IEEE standard
512-1992 the harmonic value is in accordance with the permitted standard of 20%.
Keywords: PLTS, THD, Single Tune Filter, 3 Phase Power and Harmonic Analyzer, IEEE
Standard 512-1992
PENDAHULUAN
Pengguanaan energi di Indonesia harmonisa pada orde tertentu yang terdiri dari
dengan bahan bakar fosil hingga saat ini rangkaian LC yang dihubung seri. Untuk itu
semakin meningkat, sehingga bahan bakar fosil perlu dilakukan pengukuran tingkat haromonisa
semakin menipis. Untuk mengatasi pada sistem PLTS tersebut guna mengetahui
permasalahan bahan maka digunakan seberapa besar nilai harmonisa pada sistem
pembangkit energi listrik energi terbarukan. tersebut, apakah sudah sesuai dengan standar
Dimana Dewan Energi Nasional (DEN) telah IEE 512 1992 yang izinkan sehingga aman
menskenariokan, pada tahun 2025 untuk sistem. Sehingga dalam penelitian ini
pemanfaatan EBT di Indonesia menjadi akan dibahas mengenai Pengukuran dan
berimbang dengan penggunan energi fosil. Simulasi Pengurangan Harmonisa Dengan
Penggunaan energi EBT dari 5.7% diharapkan Filter Fasif Pada Sistem PLTS.
meningkat hingga 23% pada tahun 2025. Untuk
mengatasi permasalahan diatas maka Kualitas Daya
diperlukan pembangkit tenaga listrik alternatif Kualitas daya merupakan konsep dari
lain berupa sumber energi terbarukan seperti sumber energi pada perlatan elektronik yang
PLTS ( Pembangkit Listrik Tenaga Surya). bersifat sensitif agar peralatan dapat bekerja
PLTS Merupakan sistem pembangkit listrik sesuai dengan kapasitasnya.. Bagian kualiatas
yang dapat merubah energi matahari menjadi daya terdiri dari : tegangan , arus, frekuensi,
energi listrik DC yang dapat digunakan secara faktor daya, dan harmonisa.Dimana harmonisa
langsung ataupun disimpan menggunakan menjadi salah satu dari bagaian kualitas daya.
baterai dan di konversikan menggunakan Berdasarkan Standart IEC (International
inverter. Electrotechnical Commission) 1000.4-11,
Peralatan konversi seperti inverter gangguan harmonisa tergolong kedalam
merupakan suatu perangakat non linier yang Distorsi Bentuk Gelombang (Dugan, 1996).
dapat menyebabkan cacatnya sinyal sinusoidal Pada fenomena ini terjadi perubahan bentuk
murni yang disebabkan oleh proses gelombang dari gelombang dasarnya.
pensaklaran pada perangkat konverter yang Harmonisa adalah gelombang tegangan atau
biasanya di sebut dengan harmonisa dan pada arus sinusoidal yang memiliki frekuensi yang
umumnya dilambangkan dengan persentase merupakan hasil kali integer dari frekuensi
Total Harmonic Distortion (THD). dasar dimana suplai sistem dirancang untuk
Salah satu cara untuk menanggulangi beroperasi (biasanya 50 atau 60 Hz)
harmonisa adalah dengan menggunakan filter
pasif. Dimana filter pasif ini dapat mereduksi
3. Seterika 1 325
4 Televisi 1 50
5 Laptop 2 40
6 Kulkas 1 60
Total Daya (W) 715
Total %THDv 5%
Total %THDi 28.5%
Tabel 1 merupakan hasil pengukuran untuk nilai %THDi didapat nilai yang tinggi
kualitas daya dengan sumber PLTS On-Grid yakni 28.5% yang sudah melewati batas
menggunanakan beban gabungan linier dan maksimum dari standar %THDi yang di
non-linier yang terdiri dari beban beberapa perbolehkan yakni sebesar 20%. Jika
beban rumah tangga. Untuk kualitas daya dibandinkan dengan penggunaan beban non
berupa tegangan frekuensi dan faktor daya linier %THDi yang didapat pada beban
didapat nilai cukup baik yang masih dalam gabungan ini tentu lebih rendah karena adanya
standar operasi yang baik. Untuk nilai %THDv beban linier yang mensuplai arus yang lebih
didapat nilai yang cukup tinggi yakni 5% yang rendah nilai %THDi namun memiliki magnitude
sudah mencapai standar batas maksimum dari yang tinggi. Sehingga jika dijumlahkan %THDi
%THDv untuk tegangan rendah. Sedangkan akan menurun
Gambar 7 Spektrum harmonisa arus beban gabungan linier dan non linier
Gambar 7 merupakan spektrum 𝑉2
𝑋𝑐 =
harmonisa dengan menggunakan beban 𝑄𝑐
gabungan linier dan non-linier didapat nilai 2132
𝑋𝑐 =
spektrum harmonisa pada orde ganjil memiliki 84,88
nilai yang paling tinggi dimana magnitude yang 𝑋𝑐 = 534,50 𝛺
cukup tinggi muncul pada orde ke-15 dan Menentukan kapasitansi dari kapasitor (C) :
semakin menurun hingga orde ke-50. 1
𝐶=
2 𝜋𝑓0 𝑋c
Perbaikan faktor daya: 1
𝐶=
2 × 3,14 × 50 × 534,50
P = 454 Watt 𝐶 = 5,95 µF, 𝐶 = 5,95 F
Menentukan nilai Induktor dengan
Pf awal = 0,95 menggunakan persamaan frekuensi resonansi
Pf perbaikan = 0,99 1
𝐹𝑟 =
2𝜋√𝐿𝐶
Qc = P { 𝑡𝑎𝑛(𝑐𝑜𝑠 −1 𝑝𝑓1) − 𝑡𝑎𝑛(𝑐𝑜𝑠 −1 𝑝𝑓2)}
= 454 {𝑡𝑎𝑛(𝑐𝑜𝑠 −1 0.95) − 𝑡𝑎𝑛(𝑐𝑜𝑠 −1 0,990)} 1
150 =
= 454 {𝑡𝑎𝑛(18.19) − 𝑡𝑎𝑛(8,110)} 2𝜋√𝐿 × 5.95 × 10−6
= 84,88 VAR 1
Desain Filter Orde ke-3 150 × 2𝜋 =
√𝐿 × 5.95 × 10−6
Menentukan nilai parameter L dan C
untuk orde ke tiga dengan menggunakan 106
(150 × 2𝜋)2 =
prinsip frekuensi resonansi 5.95 × 𝐿
106
Menentukan reaktansi kapasitor (𝑋𝑐): 𝐿=
(150 × 2𝜋)2 × 5.95
𝐿 = 200 𝑚𝐻
Tabel 2 Spesifikasi single tune filter
Tabel 2 merupakan spesifikasi single paramter single tune filter semakin tinggi orde
tune filter dari orde 3, 5, 7, 9, dan 11 yang terdiri maka nilai induktor akan semakin rendah
dari parameter L dan C yang dihitung dengan dengan menggunakan prinsip frekuensi
menggunakan program Matlab sehingga dapat resonansi.
mengefektifkan waktu untuk perhitungan. Nilai
Kesimpulan Saran
1. Untuk penelitian selanjutnya yang akan
1. Nilai Harmonisa pada sistem PLTS On-Grid membahas mengenai harmonisa dengan
rata-rata dengan pembebanan linier dan menggunakan alat 3 Phase Power and
non linier didapat nilai yang sudah melewati Harmonic Analyzer harap menggunakan
standar yang di ijinkan yakni sebesar 20% ( alat dengan hati-hati, menggunakana
Standar IEE 512-1992) sarung tangan saat melakukan
2. Sebelum pemasangan filter didapat nilai pengukuran dan membaca manual book
THDv dan THDi sebesar 4,5% untuk THDv dengan berurutan agar tidak terjadi
dan 28.5% untuk THDi dan setelah kesalahan pada saat pengukuran dan
pemasangan filter dari orde 3,5,7,9, dan 11 tidak terjadi kerusakan pada alat yang
dengan parameter yang terdiri dari nilai L= digunakan.
200 mH, dan C= 5,95 µF untuk orde ke-3 2. Untuk pengembangan penelitian
didapat nilai THDi dan THDv sebesar 1,21% selanjutnya yang akan mengambil tema
untuk THDv dan 12,78% untuk THDi dimana mengenai harmonisa bisa mencoba
semakin tinggi orde yang di pasang maka penelitian pengukuran harmonisa pada
harmonisa yang di reduksi semakin tinggi. PLTS tiga gili yang ada di Lombok.
Jadi dapat dikatakan filter bekerja dengan 3. Setelah melakukan pengukuran harmonisa
baik. pada tiga Gili di Lombok, selanjutnya dapat
melakukan perancangan dan simulasi filter
3. Setelah masuknya sistem PLTS On-Grid aktif. Karena beban yang disana merupkan
pada jala-jala PLN didapatkan nilai %THDv beban real yang tidak bisa di atur nilainya.
yang paling tinggi pada jala-jala PLN
sebesar 6.8% dimana sebelum masuknya DAFTAR PUSTAKA
sistem PLTS nilainya sebesar 3%. Untuk Alifyanti F.D, 2010. Pengaturan Tegangan
nilai %THDi nilai tertinggi didapat pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya
keluaran inverter yakni sebesar 51.6 % (PLTS) 1000 Watt. Jurusan Teknik
dimana inverter menyumbang harmonisa
Elektro, STT PLN Jakarta. Jurnal Winarno I, Natasari L., 2016, Maximum Power
Kajian Teknik Elektro Vol 1. No.1 Point Tracker (MPPT) Berdasarkan
Metode Perturb and Observe Dengan
Amalia R, Nazir R., 2015, Pemodelan Beban Sistem Tracking Panel Surya Single
Non-Linier 3-Fasa Dengan Metoda Axis. Jurusan Teknik Elektro
Sumber Arus Harmonik. Teknik Elektro Universitas Hang Tuah Surabaya.
Universitas Andalas. ISSN: 2302-2949 Jurnal Ilmiah SETRUM- Volume 5 No.
Vol.4, No. 2 2 Desesmber 2016
LT Lutron,2018. Opration Manual 3 Phase
Power Analyzer DW-609. Test and
Measurement Instrument C.C. Timi
home
IEEE Standards Assiciation, 2014. IEEE
Recommended Practice and
Requirement for Harmonic Control in
Electric Power Systems. IEE 3 Park
Avenue New York USA
Mulyana E,. 2008, Pengukuran Harmonisa
Tegangan dan Arus Listrik di Gedung
Disrektorat TIK Universitas Pendidikan
Indonesia. Jurusan Pendidikan Teknik
Elektro FPTK Universitas Pendidikan
Indonesia. ISSN 169-9085 Vol. 8
Nomor 2,
Prasetijo Hari, 2012, Analisa Perancangan
Filter Pasif untuk Meredam Harmonik
pada Instalasi Beban Non Linier.
Program Studi Teknik Elektro Fakultas
Sains dan Teknik Universitas Jendral
Soedirman. Techno ISSN 1410-8607
Vol. 13 No. 1
Priliasari F, Gusmedi H, 2007. Studi Pengaruh
Harmonisa pada Arus Listrik Terhadap
Besarnya Penurunan Kapasitas Daya
(KVA) Terpasang Trafo Distribusi PT.
PLN (Persero) Wilayah Bekasi Raya.
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Lampung. ELECTRCIAN
Jurnal Rekayasa dan Teknologi
Elektro.
Road Robinson, 2009., ND-T065M1. The
Corporate Office. Singapore 068906