Anda di halaman 1dari 10

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

UNTUK PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI 5 PONOROGO,


JAWA TIMUR

Utilization of Information and Communication Technologies (ICT)


for Learning in SMPN 5 Ponorogo, East Java
Arie Kurniawan

Balai Pengembangan Media Radio Pendidikan dan Kebudayaan (BPMRPK)


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
Jl. Sorowajan Baru Nomor 367, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta, Indonesia
arie.kurniawan@kemdikbud.go.id

ABSTRAK: Saat ini, penggunaan Teknologi Informasi dan


Komunikasi (TIK) untuk membantu proses pembelajaran
merupakan suatu hal yang biasa. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana pemanfaatan TIK dalam pembelajaran
di SMPN 5 Ponorogo. Hal-hal yang dipehatikan meliputi
peralatan yang digunakan, frekuensi pemanfaatan, hambatan
yang dihadapi, dukungan dari pemimpin, serta pengaruhnya
terhadap motivasi belajar siswa. Objek dari penelitian ini adalah
51 orang guru di SMPN 5 Ponorogo. Penelitian ini
menggunakan metode survei dengan instrumen kuesioner dan
wawancara. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara
deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menyatakan bahwa seluruh
responden sudah memanfaatkan TIK dalam proses
pembelajaran meskipun dengan frekuensi yang berbeda-beda.
Hambatan yang dihadapi antara lain adalah keterbatasan
sarana serta rendahnya kemampuan memanfaatkan TIK.
Meskipun literasi digitalnya masih rendah, seluruh guru memiliki
semangat belajar yang tinggi sehingga kemampuannya bisa
ditingkatkan melalui pelatihan-pelatihan. Pemanfaatan TIK juga
terbukti mampu meningkatkan motivasi belajar siswa dan
berdampak juga terhadap prestasi belajar mereka. Guna
meningkatkan kualitas pembelajaran yang memanfaatkan TIK,
pihak sekolah perlu meningkatkan kualitas perangkat TIK.
Selain itu, perlu juga dilakukan pelatihan guna meningkatkan
kemampuan guru dalam memanfaatkan TIK untuk mendukung
proses pembelajaran.

Kata Kunci: TIK, Motivasi, Pembelajaran

ABSTRACT: Currently, the use of Information and


Communication Technology (ICT) to help the learning process
is a common thing. This research aims to find out how the
utilization of ICT for learning in SMPN 5 Ponorogo is. The
concern includes the utilized-equipment, the utilization
frequency, faced-obstacles, support from the leaders, and the
impcat on the students’ learning motivation. The object of this
research is 51 teachers in SMPN 5 Ponorogo. This research
uses survey method with questionnaire and interview
instrument. The data obtained are analyzed descriptively

Arie Kurniawan: Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk Pembelajaran
di SMP Negeri 5 Ponorogo, Jawa Timur 55
quantitatively. The research result states that all respondents
have utilized ICT in their learning process although with
different frequency. Obstacles encountered include limited
facilities and low ability to utilize ICT. Despite their low digital
literacy, all teachers have high learning spirit so that their skills
can be improved through trainings. ICT utilization also proves
to be able to increase students’ learning motivation and also
impact their learning achievement. To improve the quality of
learning process that utilizes ICT, the schools need to improve
the quality of ICT equipment. In addition, some relevant
training are also necessary to improve the teachers’ ability in
utilizing ICT to enhance the learning process.

Keywords: ICT, Motivation, Learning Activity

PENDAHULUAN dalam proses pembelajarannya (Warsihna,


2012). Saat ini, penerapan e-Learning
Perkembangan Teknologi Informasi dan merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindari
Komunikasi (TIK) diawali pada era media lagi demi meningkatkan kualitas
cetak, di mana pada saat itu orang pembelajaran. Pembelajaran yang dirancang
memperoleh informasi melalui media cetak dan dikembangkan dengan menggunakan
berupa surat kabar. Ide munculnya surat kabar teknologi pembelajaran akan mampu
ini terjadi pada masa Romawi kuno dan masih meningkatkan kualitas pembelajaran karena
bertahan hingga saat ini, di saat teknologi para siswa memperoleh layanan yang optimal
digital berkembang dengan pesat. sesuai dengan karakteristik serta gaya belajar
Perkembangan TIK selanjutnya berupa mereka masing-masing sehingga mereka
penggunaan teknologi pengiriman serta merasa lebih senang, aktif, dan mudah dalam
penerimaan sinyal suara atau lebih kita kenal belajar (Ismaniati, 2010).
dengan istilah media radio. Teknologi radio Proses pembelajaran hendaknya
ini pertama kali digunakan untuk kepentingan berorientasi kepada peran aktif siswa, dengan
militer, yaitu untuk mengirimkan pesan antara kata lain, pembelajaran merupakan suatu
kapal dengan darat. Perkembangan TIK proses aktif. Sejalan dengan perkembangan
selanjutnya memasuki tahapan media audio TIK, proses pembelajaran di sekolah
visual, yaitu dengan ditemukannya televisi. hendaknya dirancang dengan memanfaatkan
Perkembangan televisi dimulai dari yang TIK. Peran TIK dalam pembelajaran aktif
paling sederhana yaitu televisi mekanik cukup signifikan, sebab TIK mampu
hingga yang paling mutakhir adalah televisi membantu jalannya pembelajaran aktif
satelit. TIK mengalami kemajuan yang pesat (Warsihna, 2013). Salah satu faktor
semenjak ditemukannya komputer serta pendukung keberhasilan pemanfaatan TIK
terkoneksinya komputer tersebut dengan dalam pembelajaran di sekolah terletak pada
jaringan internet, hingga saat ini, di mana kebijakan dari kepala sekolah selaku
manusia sudah sangat terbantu dengan pemimpin organisasi. Setiap kebijakan yang
adanya smartphone (Reynold dan Rosul, diambil oleh kepala sekolah sangatlah
2010). berpengaruh terhadap mutu dan kualitas
TIK sendiri bisa didefinisikan sebagai pembelajaran di sekolah. Kepala sekolah
segala kegiatan yang terkait dengan sebagai pemimpin memiliki peran yang
pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan dominan dalam sebuah organisasi, peran
pemindahan informasi antar media (Dewi dan yang menentukan kualitas serta prestasi
Hilman, 2018). Pemanfaatan TIK dalam organisasi yang dipimpinnya (Triyanto dkk,
pembelajaran identik dengan sebutan e- 2013).
learning. E-learning merupakan sebuah
sistem pendidikan yang memanfaatkan TIK

Jurnal TEKNODIK Vol. 23 - Nomor 1, Juni 2019 ISSN: 2088 - 3978 e-ISSN: 2579 - 4833
56
Adapun pendayagunaan TIK dalam melakukan suatu kegiatan, baik yang
pembelajaran memiliki beberapa manfaat, bersumber dari dalam diri individu maupun
yaitu antara lain: 1) memperluas akses dari luar individu (Sudrajat, 2008). Persistensi
pendidikan; 2) meningkatkan kompetensi sendiri merupakan suatu tindakan yang
peserta didik; 3) meningkatkan kualitas dilakukan secara sukarela oleh seorang
pembelajaran; dan 4) meningkatkan individu dalam rangka mencapai sesuatu yang
transformasi lingkungan belajar (Wijaya, diinginkan meskipun dalam melakukan
2007). tindakan tersebut menemui berbagai
1234567890123456 hambatan dan kesulitan. Motivasi memiliki
1234567890123456
1234567890123456
1234567890123456
1234567890123456 peran yang cukup besar dalam menentukan
123456789012345612345678901234561234567890123456
12345678901234561234567890123456
12345678901234561234567890123456
12345678901234561234567890123456
PC 1234567890123456
1234567890123456 1234567890123456 hasil belajar siswa. Penelitian yang dilakukan
1234567890123456
1234567890123456
1234567890123456
12345678901234561234567890123456
1234567890123456
123456789012345612345678901234561234567890123456
123456789012345612345678901234561234567890123456 oleh Alimuddin S. Miru menyatakan bahwa
1234567890123456
INTERNET 1234567890123456
INTRANET
1234567890123456 1234567890123456
1234567890123456 1234567890123456
1234567890123456 1234567890123456 motivasi belajar mempengaruhi prestasi
1234567890123456 1234567890123456
1234567890123456
12345678901234567 1234567890123456
12345678901234567 1234567890123456
12345678901234567
12345678901234567
12345678901234567
1234567890123456
1234567890123456
1234567890123456
belajar sebesar 12,4%, dan selebihnya adalah
12345678901234567 1234567890123456
LCD
12345678901234567
12345678901234567
1234567890123456
1234567890123456 faktor lain meliputi gaya belajar, fasilitas
12345678901234567
RADIO
12345678901234567
12345678901234567
TIK 1234567890123456
PROJECTOR
1234567890123456
1234567890123456 belajar, ruangan belajar, dan lainnya (Miru,
12345678901234567 1234567890123456
12345678901234567
12345678901234567
1234567890123456
1234567890123456
12345678901234567
12345678901234567
12345678901234567
12345678901234567 2009).
12345678901234567 12345678901234567
12345678901234567 12345678901234567
12345678901234567
12345678901234567 12345678901234567 Penelitian ini dilakukan hanya untuk
1234567890123456712345678901234567
12345678901234567
12345678901234567
12345678901234567
12345678901234567
TELEPON 12345678901234567
12345678901234567
12345678901234567
12345678901234567
12345678901234567
12345678901234567 PRINTER
12345678901234567
12345678901234567 mengetahui tentang bagaimana pemanfaatan
12345678901234567
12345678901234567 12345678901234567
12345678901234567
12345678901234567
12345678901234567
1234567890123456712345678901234567
12345678901234567 TIK di SMPN 5 Ponorogo dan pengaruhnya
12345678901234567
TELEVISI 12345678901234567
12345678901234567
12345678901234567
12345678901234567
12345678901234567
terhadap motivasi belajar siswa, belum
12345678901234567
sampai dengan pengaruhnya terhadap
prestasi belajar siswa sehingga
Gambar 1. Perangkat TIK (Siahaan, 2009) memungkinkan untuk diteliti lebih lanjut. Saat
ini, seluruh guru di SMPN 5 Ponorogo sudah
Perangkat TIK terdiri dari dua hal, yaitu mengintegrasikan TIK dalam proses
perangkat keras atau hardware dan perangkat pembelajarannya. Hal ini tidak terlepas dari
lunak atau software. Perangkat keras adanya kebijakan dari kepala sekolah yang
merupakan segala macam peralatan teknologi mewajibkan pemanfaatan TIK dalam proses
yang berbentuk fisik, sedangkan perangkat pembelajaran, baik di kelas maupun di luar
lunak merupakan sistem yang menjalankan kelas. Setiap guru menggunakan perangkat
atau berjalan pada perangkat keras tersebut TIK yang berbeda-beda sesuai dengan materi
(Siahaan, 2009). Dengan kata lain, perangkat pembelajaran yang disampaikan, mulai dari
keras merupakan benda fisik yang bisa dilihat smartphone hingga laptop.
dan disentuh, sedangkan perangkat lunak
merupakan program yang tidak kasat mata. METODA
Berkaitan dengan uraian di atas,
bagaimanakah pemanfaatan TIK untuk Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 5
pembelajaran di sekolah, khususnya di SMPN Ponorogo pada tanggal 14 hingga 15
5 Ponorogo? Hingga saat ini, belum pernah September 2017. SMPN 5 Ponorogo
diadakan penelitian mengenai pemanfaatan merupakan salah satu sekolah binaan
TIK untuk pembelajran di SMPN 5 Ponorogo. Pustekkom sebagai sekolah inovatif yang
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui memanfaatkan TIK dalam pembelajaran
bagaimana pemanfaatan TIK dalam (Pustekkom, 2016b). Mulai tahun 2016,
pembelajaran di SMPN 5 Ponorogo mulai dari SMPN 5 Ponorogo bersama 25 sekolah
perangkat yang digunakan, frekuensi lainnya yang terdiri dari satuan pendidikan
pemanfaatan dalam 1 minggu, hambatan mulai dari SD, SMP, SMA serta pondok
yang dihadapi, hingga pengaruhnya terhadap pesantren baik negeri maupun swasta dibina
motivasi belajar siswa. Motivasi merupakan langsung oleh Pustekkom-Kemendikbud
kekuatan diri seseorang yang dapat untuk melaksanakan proses pembelajaran
menimbukan tingkat persistensi dalam dengan memanfaatkan portal rumah belajar

Arie Kurniawan: Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk Pembelajaran
di SMP Negeri 5 Ponorogo, Jawa Timur 57
sebagai bahan pembelajaran maupun sarana Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa sebagian
interaksi baik sebagian maupun secara besar responden tergolong ke dalam kaum
menyeluruh (Pustekkom, 2016a). Pada tahun Digital Immigrants, yaitu mereka yang lahir
pertama, seluruh sekolah tersebut diberikan sebelum era digital, namun pada
peralatan TIK penunjang pembelajaran yang perkembangannya memiliki ketertarikan dan
berupa 33 buah laptop, 1 buah LCD Projector, memanfaatkan teknologi digital (Prensky,
1 buah server serta beberapa perangkat 2001). Namun demikian, hasil wawancara
pendukung lainnya. Tahun kedua, sekolah menunjukkan bahwa para responden memiliki
tersebut harus memanfaatkan peralatan yang semangat dan kemauan yang kuat untuk
sudah diberikan untuk mendukung proses mempelajari dan memanfaatkan teknologi
pembelajaran. Di tahun ketiga yang untuk keperluan pembelajaran, meskipun
merupakan tahun terakhir, sekolah harus mereka lahir di saat teknologi belum marak
mampu mendiseminasikan pembelajaran digunakan. Sebuah semangat yang perlu kita
yang memanfaatkan TIK kepada sekolah- apresisasi mengingat usia mereka yang
sekolah lain di sekitarnya. terbilang sudah tidak muda lagi.
Instrumen yang digunakan dalam Selain memiliki usia yang cukup beragam,
penelitian ini adalah kuesioner, di mana responden juga memiliki pengalaman
responden memberikan jawaban terhadap mengajar yang beragam pula, sebagaimana
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. Selain terlihat dari Tabel 2 berikut ini.
itu, dilakukan juga wawancara dengan
responden guna memperoleh keterangan Tabel 2. Pengalaman Mengajar
lebih lanjut mengenai pemanfaatan TIK di
SMPN 5 Ponorogo ini. Penelitian No Pengalaman Mengajar Responden (orang)
pemanfaatan TIK di SMPN 5 Ponorogo ini 1 <10 tahun 7
menggunakan teknik analisis data berupa 2 10-20 tahun 10
analisis deskriptif, yaitu dengan cara 3 20-30 tahun 26
mendeskripsikan kemudian memaknai data
4 >30 tahun 8
yang diperoleh.
Jumlah 51

HASIL DAN PEMBAHASAN


Menurut tabel 2 mengenai pengalaman
Responden dalam penelitian ini adalah 51 mengajar, sebagian besar responden memiliki
orang guru SMPN 5 Ponorogo yang memiliki pengalaman mengajar yang relatif cukup
usia, serta pengalaman mengajar yang tinggi. Lebih dari 60% responden memiliki
bervariasi. pengalaman mengajar lebih dari 20 tahun,
yang artinya sudah tidak diragukan lagi
Tabel 1. Usia Guru pengalamannya. Pengalaman mengajar
sendiri merupakan salah satu faktor yang turut
No Usia Reponden (orang) menentukan kompetensi mengajar guru.
1 < 30 tahun 5
Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh
2 30 – 40 tahun 3
Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M.Pd, guru
3 41 – 50 tahun 15
dengan pengalaman mengajar tinggi
4 >50 tahun 28
mempunyai kompetensi mengajar yang tinggi
Jumlah 51
pula (Widoyoko, 2009). Guru dengan
pengalaman mengajar yang tinggi tentu saja
Dari tabel 1 tentang usia guru, bisa dilihat
bahwa 28 orang guru SMPN 5 Ponorogo atau memiliki banyak pengalaman dalam
sebesar 54,9 % berusia di atas 50 tahun; membelajarkan siswa. Mereka memiliki
sebanyak 15 orang atau 29,4% berusia antara banyak pengalaman menghadapi berbagai
41 hingga 50 tahun; dan 8 orang atau 15,7% macam karakteristik, gaya belajar siswa, dan
saja yang berusia 40 tahun atau kurang. hambatan dalam proses pembelajaran. Guru

Jurnal TEKNODIK Vol. 23 - Nomor 1, Juni 2019 ISSN: 2088 - 3978 e-ISSN: 2579 - 4833
58
dengan pengalaman mengajar tinggi pembelajaran yang hendak dicapai.
biasanya mampu beradaptasi dengan situasi
dan kondisi baru, termasuk juga adaptasi Perangkat TIK Pendukung Pembelajaran
dengan pemanfaatan TIK untuk Berdasarkan hasil penelitian, perangkat
pembelajaran. keras yang digunakan oleh guru-guru di
Seluruh responden atau sebanyak 51 SMPN 5 Ponorogo adalah komputer, laptop,
orang menyatakan telah memanfaatkan TIK televisi, LCD Projector, radio, smartphone,
dalam proses pembelajarannya, baik itu untuk kamera digital, pemutar video, pengeras
pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. suara, dan masih banyak lagi lainnya.
Pembelajaran di luar kelas meliputi juga Kebalikan dari perangkat keras, perangkat
pemberian tugas kepada siswa untuk mencari lunak tidak bisa dilihat secara fisik namun
referensi dari internet terkait dengan materi nyata keberadaannya, misalnya Operating
pembelajaran. Adapun frekuensi System (OS), aplikasi, koneksi internet serta
pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di program-program lainnya. Perangkat lunak
SMPN 5 Ponorogo ini cukup beragam, seperti yang digunakan oleh para guru di SMPN 5
terlihat dalam Tabel 3 berikut ini. Ponorogo antara lain adalah aplikasi pengolah
perkantoran Microsoft Office, kemudian
Tabel 3. Frekuensi Pemanfaatan TIK dalam Seminggu aplikasi pembuat animasi seperti Macromedia
Flash, serta aplikasi pembuat soal seperti
No Frekuensi pemanfaatan Responden Quiz Creator. Proses pembelajaran di SMPN
TIK (dalam 1 minggu) (orang) 5 Ponorogo sangatlah terbantu setelah
1 < 5 kali 46 memanfaatkan perangkat TIK yang tersedia.
2 5 – 10 kali 4 Sekolah ini memang sudah memiliki beberapa
3 >10 kali 1 perangkat TIK yang bisa digunakan dalam
Jumlah 51 proses pembelajaran. Semua responden
menyatakan bahwa mereka mengajar di kelas
Berdasarkan tabel di atas, bisa dilihat dengan menggunakan laptop yang terhubung
bahwa sebagian besar guru di SMPN 5 dengan LCD Projector, sedangkan PC
Ponorogo, yaitu sebanyak 46 orang, digunakan dalam pembelajaran di
memanfaatkan TIK dalam proses laboratorium komputer. Semua ruang kelas
pembelajaran kurang dari 5 kali dalam di SMPN 5 Ponorogo memang telah
seminggu. Ada 4 orang guru yang selama dilengkapi dengan LCD Projector yang
seminggu memanfaatkan TIK dalam proses dipasang secara permanen, meskipun tidak
pembelajaran sebanyak 5 hingga 10 kali, dan semuanya dalam kondisi baik. Ruangan kelas
hanya ada 1 orang guru yang memanfaatkan yang lembab mengakibatkan beberapa LCD
TIK dalam proses pembelajaran lebih dari 10 Projector menjadi berjamur sehingga kurang
kali seminggu. Berdasarkan wawancara maksimal ketika dioperasikan.
dengan para responden, mereka menyatakan
bahwa frekuensi pemanfaatan TIK dalam Pemanfaatan Sumber Belajar Online
proses pembelajaran ini bersifat fleksibel Saat ini, Indonesia ada di urutan ke 5
tergantung kepada topik yang dipelajari oleh negara dengan pengguna internet terbanyak,
siswa. Ada topik yang lebih mudah dipelajari sebagaimana bisa kita lihat dari Tabel berikut
oleh siswa ketika guru menggunakan bantuan ini.
TIK dalam pembelajaran, namun ada juga
topik yang tidak memerlukan penggunaan
TIK. Hal itulah yang menjadikan frekuensi
pemanfaatan TIK ini menjadi fleksibel
disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan

Arie Kurniawan: Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk Pembelajaran
di SMP Negeri 5 Ponorogo, Jawa Timur 59
Tabel 4. Negara dengan Pengguna Internet Terbanyak Belajar mereka manfaatkan untuk melengkapi
(diambil dari http://www.internetworldstats.com/ materi pembelajaran, sedangkan Bank Soal
top20.htm)
mereka manfaatkan sebagai sarana untuk
evaluasi. Guna memperoleh materi
No Negara Pengguna Internet
pembelajaran berupa video, para guru biasa
hingga 30 Juni 2017 mengakses situs penyedia video seperti
1 China 738.539.792 YouTube dan mengunduhnya untuk kemudian
dipadukan dengan media lainnya. Bagi para
2 India 462.124.989
guru yang mengampu mata pelajaran bahasa,
3 Amerika Serikat 286.942.362 situs kamus online dirasa sangat membantu
karena bisa dimanfaatkan untuk mencari arti
4 Brazil 1 39.111.185
123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212
123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212
dari kata-kata yang dianggap sulit. Bagi guru
123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212
123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212 yang mempunyai kemampuan lebih dalam
123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212
5 Indonesia 132.700.000
123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212
123456789012345678901234567890121234567890123456789012345678901212
memanfaatkan TIK, juga memanfaatkan
6 Jepang 118.453.595
Learning Management System (LMS) untuk
7 Rusia 109.552.842 membantu proses pembelajaran misalnya
Edmodo. LMS seperti ini memungkinkan guru
8 Nigeria 91.598.757 berinteraksi dengan siswa meskipun tidak
9 Meksiko 85.000.000 berada dalam waktu dan tempat yang sama.
Memang diperlukan persiapan yang matang
10 Bangladesh 73.347.000 dari guru dalam membuat “kelas virtual” ini
sehingga dapat diikuti oleh siswa dengan baik.
Berdasarkan tabel pengguna internet di Beberapa guru juga memanfaatkan aplikasi
dunia tersebut, bisa kita simpulkan bahwa berbasis internet untuk membuat kuis guna
akses internet di Indonesia sudah sangat baik, meningkatkan motivasi belajar siswa, aplikasi
meskipun tidak seluruh bagian wilayah tersebut antara lain adalah Kahoot. Dalam
Indonesia bisa mengakses internet dengan aplikasi tersebut guru harus terlebih dahulu
kualitas yang sama baik. Namun demikian, membuat soal dan kunci jawaban, setelah itu
banyaknya wilayah yang sudah terkoneksi siswa mengikuti kuis secara bersama-sama
dengan internet menjadi suatu keuntungan dan hasilnya bisa langsung diketahui siapa
tersendiri dalam pemanfaatan sumber belajar pemenangnya. Kuis online semacam ini
yang berbasis internet. Internet sangat sangatlah menarik bagi siswa, karena muncul
bermanfaat untuk menunjang proses kompetisi diantara para siswa untuk menjadi
pembelajaran karena mempunyai keunggulan yang terbaik.
dibandingkan dengan media komunikasi Lingkungan sekolah yang dilengkapi
lainnya. Sebagai perbandingan, untuk dengan koneksi internet memang mendukung
menjangkau pengguna sejumlah 60 juta para guru di SMPN 5 Ponorogo untuk
orang, media radio membutuhkan waktu 30 memanfaatkan berbagai sumber belajar yang
tahun dan media televisi membutuhkan waktu berbasis internet. Selain itu, keberadaan 3
15 tahun. Untuk menjangkau jumlah laboraturium komputer juga sangat
pengguna yang sama, media internet mendukung pembelajaran yang berbasis
membutuhkan waktu yang jauh lebih singkat jaringan internet, di mana koneksi internet di
yaitu hanya 3 tahun (Yanuarti, 2016). dalam laboraturium komputer tersebut lebih
Guru-guru di SMPN 5 Ponorogo sudah stabil dibandingkan dengan koneksi internet
terbiasa memanfaatkan beberapa sumber menggunakan wifi.
belajar berbasis internet. Salah satunya
adalah menggunakan mesin pencari seperti Keuntungan Memanfaatkan TIK dalam
Google untuk mencari referensi terkait dengan Pembelajaran
materi pembelajaran. Selain itu, mereka juga Guru-guru di SMPN 5 Ponorogo
memanfaatkan portal Rumah Belajar, yaitu merasakan banyak manfaat yang diperoleh
fitur Sumber Belajar dan Bank Soal. Sumber ketika memanfaatkan TIK dalam proses

Jurnal TEKNODIK Vol. 23 - Nomor 1, Juni 2019 ISSN: 2088 - 3978 e-ISSN: 2579 - 4833
60
pembelajaran, baik pembelajaran di dalam Soal belum bisa dimanfaatkan oleh siswa
kelas maupun di luar kelas. Adapun manfaat karena banyak terjadi duplikasi akun siswa
penggunaan TIK dalam pembelajaran sehingga menyulitkan guru dalam memilah
menurut guru SMPN 5 Ponorogo adalah: 1) akun mana yang aktif.
memudahkan guru dalam kegiatan Berdasarkan hasil penelitian, hambatan
pembelajaran; 2) menjadikan siswa lebih berupa sarana dan prasarana di SMPN 5
mudah memahami materi yang disampaikan; Ponorogo meliputi keterbatasan jumlah
3) guru melakukan persiapan satu kali saja, peralatan, koneksi internet yang tidak stabil,
namun bisa dimanfaatkan untuk beberapa tidak memiliki pembangkit listrik cadangan
kelas; 4) menjadikan pembelajaran lebih sehingga ketergantungan dengan aliran listrik
menyenangkan; 5) siswa menjadi lebih tertarik dari PLN sangat tinggi, dan beberapa
mengikuti pembelajaran; 6) meningkatkan peralatan kondisinya sudah tidak layak pakai.
motivasi belajar siswa; 7) menjadikan Hambatan dari sisi sumber daya manusia
pembelajaran lebih efektif dan efisien; 8) adalah adanya beberapa guru yang
memperluas sumber belajar; 9) menambah kemampuannya dalam menggunakan TIK
wawasan guru dan siswa dalam masih rendah.
menggunakan perangkat TIK, dan 10)
menjadikan pembelajaran menjadi lebih Dukungan dari Kepala Sekolah terhadap
berkesan sehingga tidak mudah dilupakan. pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran
Kepemimpinan kepala sekolah sebagai
Hambatan pemanfaatan TIK dalam seorang leader merupakan salah satu faktor
Pembelajaran yang mempengaruhi kinerja guru dan pada
Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran akhirnya turut menentukan kualitas
sangatlah ideal apabila didukung oleh sumber pembelajaran di sekolah. Disebutkan bahwa
daya manusia dan sarana prasarana (Istiyarti gaya kepemimpinan kepala sekolah
dan Purnama, 2014). Keterbatasan kualitas mempengaruhi kinerja guru, selain budaya
sumber daya manusia dan sarana prasarana sekolah. dan disiplin guru (Suleman dan
tentu saja akan menjadikan pemanfaatan TIK Ruliaty, 2016). Ada pendapat senada yang
dalam pembelajaran kurang optimal. menyatakan bahwa kepemimpinan kepala
Beberapa hambatan yang dihadapi oleh guru- sekolah berpengaruh postif dan signifikan
guru di SMPN 5 Ponorogo dalam terhadap kinerja guru (Ridho dkk, 2018).
memanfaatkan TIK untuk pembelajaran Kepala sekolah selaku pimpinan di SMPN 5
adalah: (1) keterbatasan sarana yang dimiliki Ponorogo sangat akomodatif terhadap
oleh siswa, di mana tidak semua siswa bisa perkembangan TIK khususnya yang terkait
mengakses internet di luar sekolah; (2) proses pembelajaran. Sebagai wujud
koneksi internet sekolah (wifi) yang kurang perhatian terhadap pentingnya TIK dalam
stabil; (3) tidak memadainya jumlah sarana pembelajaran, Kepala SMPN 5 Ponorogo
prasarana dibandingkan dengan jumlah membuat kebijakan bahwa seluruh guru
pengguna yang meliputi guru dan siswa; (4) diwajibkan untuk memanfaatkan TIK dalam
beberapa peralatan pendukung seperti LCD proses pembelajaran. Selain mewajibkan
Projector sudah tidak bisa digunakan karena penggunaan TIK dalam pembelajaran, Kepala
rusak; (5) server lokal bantuan dari SMPN 5 Ponorogo juga sering melakukan
Pustekkom-Kemendikbud belum bisa pelatihan internal guna berbagi pengalaman
dimanfaatkan karena belum disetting dan dan pengetahuan baru antar sesama guru.
tidak disertai buku panduan pemanfaatan atau Pelatihan ini berguna untuk meningkatkan
tutorial; (6) sekolah belum memiliki genset literasi digital para guru, sebagai bekal
sehingga apabila aliran listrik padam semua menghadapi perkembangan TIK yang
peralatan elektronik menjadi tidak bisa semakin pesat. Sebagai bentuk
digunakan; (7) beberapa guru memiliki dukungannya, Kepala Sekolah selalu
kemampuan yang masih rendah dalam mengawal sendiri setiap pelatihan yang diikuti
memanfaatkan TIK; dan (8) aplikasi Bank oleh para guru, mulai dari awal hingga akhir

Arie Kurniawan: Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk Pembelajaran
di SMP Negeri 5 Ponorogo, Jawa Timur 61
pelatihan. Besarnya dukungan dari Kepala materi. Beberapa guru memiliki strategi yang
Sekolah tersebut telah menjadikan motivasi berbeda terkait dengan kegiatan
belajar dari para guru meningkat. pembelajaran yang memanfaatkan TIK, di
mana siswa terlebih dahulu diberikan tugas
Kegiatan pembelajaran yang untuk mengunduh materi dari internet terkait
memanfaatkan TIK dengan materi pembelajaran untuk kemudian
Berdasarkan hasil wawancara dan didiskusikan secara kelompok di kelas.
kuesioner, proses pembelajaran di SMPN 5
Ponorogo secara garis besar sudah Kegiatan Penutup
memanfaatkan TIK. Pemanfaatan TIK ini Pada kegiatan penutup, guru akan
terdapat dalam 3 kegiatan pembelajaran, yaitu memberikan kesimpulan dari diskusi yang
pendahuluan, inti, dan penutup. telah dilakukan sekaligus sebagai kesimpulan
dari kegiatan pembelajaran yang telah
Kegiatan Pendahuluan dilakukan. Kesimpulan pembelajaran ini
Pada kegiatan pendahuluan, guru-guru ditayangkan menggunakan laptop dan LCD
terlebih dahulu merevieu materi pembelajan Projector sehingga seluruh siswa bisa
pertemuan sebelumnya yang disampaikan menyimak dan diikuti dengan melakukan post
menggunakan bantuan laptop serta LCD test dengan tujuan mengetahui perubahan
projector. Setelah merevieu materi tingkat penguasaan siswa terhadap materi.
pembelajaran sebelumnya, guru memberikan Apabila diperlukan, guru juga memberikan
apersepsi dengan menayangkan video pengayaan terhadap materi yang belum
pendek yang diperoleh dari portal Rumah dikuasai oleh siswa. Sebelum memberikan
Belajar maupun sumber-sumber lainnya. tugas untuk pertemuan selanjutnya, terlebih
Tidak lupa guru memberikan motivasi kepada dahulu guru melakukan relaksasi dengan
siswa dengan cara mengaitkan materi yang mengajak siswa untuk menyaksikan video
akan dipelajari dengan kehidupan sehari-hari yang menyenangkan dan menghibur.
serta menyampaikan tujuan pembelajaran
yang harus dicapai dengan menggunakan TIK dalam Pembelajaran untuk
media presentasi seperti Microsoft Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
PowerPoint. Beberapa guru juga memberikan Seluruh responden dalam penelitian ini
pre test guna mengetahui seberapa besar menyatakan bahwa siswa-siswa memiliki
tingkat penguasaan materi siswa sebelum motivasi belajar yang lebih tinggi ketika
mengikuti proses pembelajaran. mengikuti pembelajaran yang memanfaatkan
TIK dibandingkan dengan pembelajaran
Kegiatan Inti konvensional tanpa menggunakan TIK.
Pada kegiatan inti ini, guru mengawali Tingginya motivasi belajar siswa ketika
pembelajaran dengan menayangkan video mengikuti pembelajaran yang memanfaatkan
terkait materi disertai dengan penjelasan, TIK bisa dilihat dalam proses pembelajaran
siswa diminta untuk menyimak tayangan sehari-hari. Adapun ciri-ciri dari tingginya
video dan mencatat hal-hal yang dirasa motivasi belajar siswa antara lain: tekun dalam
penting. Selanjutnya guru membagi kelas belajar baik di sekolah maupun di rumah,
menjadi 6 atau 7 kelompok dan setiap pantang menyerah ketika menghadapi
kelompok diberi tugas untuk mendiskusikan kesulitan, semangat dalam mengikuti kegiatan
permasalahan terkait dengan materi yang pembelajaran, berusaha menyelesaikan
disampaikan. Selanjutnya kelompok diminta tugas meskipun di luar jam pembelajaran
untuk mempresentasikan hasil diskusinya (Aritonang, 2008).
dengan menggunakan peralatan pendukung Ketika mengikuti proses pembelajaran yang
yang tersedia, meliputi laptop dan LCD memanfaatkan TIK, siswa SMPN 5 Ponorogo
Projector. Peran guru dalam diskusi adalah menunjukkan respon positif, antara lain:
sebagai moderator sekaligus memberikan antusias, bersemangat, fokus, rasa ingin tahu
koreksi apabila ada kekeliruan terkait dengan yang tinggi, dan aktif dalam mengikuti

Jurnal TEKNODIK Vol. 23 - Nomor 1, Juni 2019 ISSN: 2088 - 3978 e-ISSN: 2579 - 4833
62
pembelajaran. Respon ini lebih positif kondisinya kurang baik. Selain itu, sekolah
dibandingkan dengan respon siswa ketika juga perlu menyediakan pembangkit listrik
mengikuti pembelajaran konvensional. alternatif (genset) sebagai langkah antisipasi
Sebagaimana disampaikan sebelumnya, apabila pasokan listrik dari PLN padam.
motivasi hanyalah salah satu faktor yang Kapasitas dan koneksi internet di lingkungan
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Siswa sekolah juga perlu ditingkatkan guna
SMPN 5 Ponorogo memiliki hasil belajar yang mendukung proses pembelajaran yang
bermacam-macam, meskipun sudah berbasis online. Meskipun beberapa guru
memanfaatkan TIK dalam proses memiliki kemampuan menggunakan TIK yang
pembelajarannya. Faktor lain yang masih rendah, mereka memiliki semangat
mempengaruhi hasil belajar antara lain adalah belajar yang tinggi sehingga pihak sekolah
tingkat kesulitan materi. Namun demikian, bisa memfasilitasi mereka dengan pelatihan
seluruh responden menyatakan bahwa atau peer teaching untuk meningkatkan
sebagian besar siswa mengalami peningkatan literasi TIK mereka. Pendampingan dari
hasil belajar setelah mengikuti pembelajaran Pustekkom juga sangat diperlukan terutama
dengan memanfaatkan TIK. dalam hal pemanfaatan server lokal, sehingga
mampu dimanfaatkan secara optimal.
SIMPULAN DAN SARAN
PUSTAKA ACUAN
Simpulan
Seluruh guru di SMPN 5 Ponorogo sudah
Buku
memiliki laptop pribadi yang digunakan untuk
Reynold, D. R. (2010). Cerdas dan Terampil
membantu pembelajaran di kelas, dan
Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta:
dipadukan dengan LCD Projector milik
Pusat Perbukuan, Kemendiknas.
sekolah. Semua guru juga sudah
Pustekkom. (2016). Pedoman Implementasi
memanfaatkan TIK dalam proses
Penerapan Model Pembelajaran Inovatif.
pembelajaran meskipun dengan frekuensi
Tangerang Selatan: Pustekkom-
yang berbeda-beda tergantung kebutuhan.
Hambatan terbesar yang dihadapi oleh guru Kemendikbud.
dalam memanfaatkan TIK adalah
keterbatasan jumlah peralatan serta beberapa Jurnal/Prosiding/Disertasi/Tesis/Skripsi
peralatan kondisinya sudah tidak normal. Aritonang, K. T. (2008). Minat dan motivasi dalam
Hambatan lainnya adalah koneksi internet meningkatkan hasil belajar siswa. Jurnal
yang tidak stabil serta sekolah belum memiliki Pendidikan Penabur No. 10.
pembangkit listrik cadangan yang Dewi, S. Z. dan Hilman, I. (2018). Penggunaan
mengakibatkan ketergantungan dengan aliran TIK sebagai sumber dan media pembelajaran
listrik dari PLN sangat tinggi. Adapun inovatif di Sekolah Dasar. Indonesian Journal
hambatan dari sisi sumber daya manusia of Primary Education Vol 2, No 2. Bandung:
adalah beberapa guru yang kemampuannya UPI.
dalam menggunakan TIK masih rendah. Ismaniati, C. (2010). Penggunaan Teknologi
Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di Informasi dan Komunikasi dalam Peningkatan
SMPN 5 Ponorogo terbukti mampu Kualitas Pembelajaran. Jurnal Universitas
meningkatkan motivasi belajar siswa Negeri Yogyakarta. http://staffnew.uny.ac.id/
dibandingkan dengan pembelajaran tanpa upload/131656344/penelitian/
menggunakan TIK. P e n g g u n a a n + Te k n o l o g i + I n f o r m a s i +
dan+komunikasi+dalam+peningkatan+kualitas+
Saran pembelajaran.pdf (diunduh 5 Februari 2018).
Guna mendukung pembelajaran yang Istiyarti dan Purnama, E. K. (2014). Pemanfaatan
memanfaatkan TIK, pihak sekolah perlu TIK untuk Pembelajaran. Jurnal Kwangsan
melakukan perbaikan dan perawatan berkala Vol. 2 - Nomor 1.
terhadap peralatan-peralatan TIK yang

Arie Kurniawan: Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk Pembelajaran
di SMP Negeri 5 Ponorogo, Jawa Timur 63
Miru, A. S. (2009). Hubungan antara Motivasi Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Penabur No
Belajar terhadap Prestasi Belajar Mata Diklat 08/Th VI.
Instalasi Listrik Siswa SMK Negeri 3 Makassar.
Jurnal Medtek Volume 1 Nomor 1. http:// Lain-lain
elektro.unm.ac.id/jurnal/ Internetworldstats. (2017). Top 20 Countries with
Jurnal_MEDTEK_VOL.1.%20No.%201_2009/ the Highest Number of Internet Users. http://
Alimuddin%20SM.pdf (diunduh 9 Januari www.internetworldstats.com/top20.htm
2018). (diunduh 6 Februari 2018).
Ridho, T., Wulan, H. S. dan Wahyono, E. H. (2018). Prensky, M. (2017). Digital Natives, Digital
Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan Immigrants. http://www.marcprensky.com/
Kepala Sekolah dan Kompetensi Guru writing/ Prensky%20-%20Digital%20Natives,
Terhadap Kinerja Guru dengan Kepuasan %20Digital%20Immigrants%20-%20Part1.pdf
Kerja sebagai Variabel Intervening (Studi (diunduh 22 Oktober 2018).
Kasus pada Guru SMK Teuku Umar Pustekkom. (2016). Keputusan Kepala Pustekkom
Semarang). Journal of Management Vol 4, No Nomer: 3734/I2.3/KP/2016 tentang Penetapan
4. Sekolah Model Pembelajaran Inovatif
Suleman, S. dan Ruliaty. (2016). Pengaruh Gaya Berbasis TIK dengan Memanfaatkan Rumah
Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Belajar. Tangerang Selatan: Pustekkom-
Sekolah, dan Disiplin Guru Terhadap Kinerja Kemendikbud.
Guru pada Sekolah Menengah Kejuruan Siahaan, S. (2009). Pemanfaatan Teknologi
(SMK) Negeri I Jeneponto. Jurnal Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam
Competitiveness Vol. 10, Nomor 2. Pembelajaran (Modul Pelatihan
Triyanto, E., Anitah,S. dan Suryani, N. (2013). Pengembangan dan Pemanfaatan Konten
Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Jardiknas). Tangerang Selatan: Pustekkom,
Pemanfaatan Media Pembelajaran sebagai Depdiknas.
upaya Peningkatan Kualitas Proses Sudrajat, Akhmad. (2008). Teori-teori Motivasi.
Pembelajaran. Jurnal Teknologi Pendidikan http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/
Vol 1, No 2. 02/06/teori-teori-motivasi/ (diunduh 9 Januari
Warsihna, J. (2012). E-Learning Melalui Portal 2018).
Rumah Belajar. Jurnal Teknodik Vol. XVI No. Yanuarti, R. (2016). Modul Pemanfaatan Sumber
2. Belajar Online. Tangerang Selatan:
Warsihna, J. (2013). Pemanfaatan TIK untuk Pustekkom, Kemdikbud.
Pendidikan (e-learning) di SMP. Jurnal
Teknodik Vol. 17 Nomor 1.
Widoyoko, E. P. (2009). Kompetensi Mengajar Ucapan Terima Kasih
Guru IPS SMA Kabupaten Purworejo. http:// Terima kasih penulis ucapkan kepada kepala
www.umpwr.ac.id/publikasi-ilmiah/347- sekolah, dewan guru, murid-murid serta keluarga
kompetensi-mengajar-guru-ips-sma- besar SMPN 5 Ponorogo, tidak lupa juga kepada
kabupaten-purworejo.html (diunduh 5 Maret mitra bestari dan penyunting jurnal Teknodik,
2018). serta seluruh pihak yang telah membantu
Wijaya, M. (2007). Pemanfaatan Teknologi menyusun artikel ini.
Informasi dan Komunikasi dalam __

Jurnal TEKNODIK Vol. 23 - Nomor 1, Juni 2019 ISSN: 2088 - 3978 e-ISSN: 2579 - 4833
64

Anda mungkin juga menyukai