Anda di halaman 1dari 7

DAMPAK PENGHAPUSAN MATA PELAJARAN TIK DI SEKOLAH

Nurhafidah
Jurusan seni rupa , pendidikan seni rupa FBS UNP
Nurhafidahtanjung2107@gmail.com

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan proses TIK yang dilakukan oleh guru
seiring dengan tuntutan perubahan kurikulum sebagai kompetensi keprofesional guru .
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sebagai instrument kunci dengan teknik wawancara , ,
observasi ,dan analisis dokumen kepada subjek guru di sekolah di duri .Hasil penelitian
menunjukkan bahwa , sekolah di riau saja masih kekurangan guru TIK , dan banyak pengaruh
negative terhadap siswa sekolah , peran penting TIK disekolah , namun bagaimanapun juga mata
pelajaran TIK tetap di hapuskan . Serta mambahas tentang sarana dan prasarana TIK disekolah .
TIK juga sebagai media dan sumber pembelajaran oleh guru dan siswa di sekolah . Serta manfaat
TIK disekolah . Oleh karena itu dapat dikatakan penting nya TIK sekolah tersebut .

Kata kunci : Dampak penghapusan TIK disekolah , pentingnya TIK

A.Latar belakang masalah


1. Dari segi biaya, TIK memerlukan dana yang cukup banyak untuk melengkapi dan
diterapkannya di dalam pembelajaran.
2. Kurang meratanya subsidi dan dukungan Pemerintah dalam upayanya mengembangkan TIK di
dunia pendidikan, baik dalam segi kurikulum yang masih dipandang sebagai kegiatan ekstra atau
sekedar pelengkap maupun dari segi pemenuhan sarananya.
3. TIK masih dianggap pelajaran mahal, dan tidak perlu menjadi mata pelajaran tersendiri
walaupun mereka mengakui bahwa TIK itu penting.
Kompetensi Profesi Guru Berbasis TIK
Pendidikan dan pengembangan guru adalah sangat penting bagi keberhasilan penerapan
kurikulum berbasis TIK di sekolah, oleh karena itu, perlu diperhatikan dan dipersiapkan oleh
pendidik dan peserta didik dalam penggunaan TIK dalam proses pembelajaran, faktor psikologis
atau afektif, pada tahap awal faktor psikologis atau afektif adalah sangat penting, salah satu
tujuan utama adalah untuk mengurangi ketakutan-ketakutan atau kecemasan-kecemasan terhadap
komputer, dan memperhatikan kepada peserta didik baru bahwa mereka bisa menggunakan
komputer, rasa percaya diri sama dengan kompetensi, menurut UNESCO (2002).
Kemampuan guru dalam menggunakan TIK yang umum bagi semua pemakai, tanpa
melihat bidang mata pelajaran. Pelatihan dan pengembangan guru perlu memperhatikan
kompetensi ini untuk membangun percaya diri dan berkembang dalam memperbaiki dan
meningkatkan proses pembelajaran. Untuk menstimulasi pembelajaran peserta didik, sebagai
berikut:
1) Memilih alat-alat dan pedagogi Teknologi Informasi dari yang direkomendasi untuk mata
pelajaran-mata pelajaran khusus.
2) Menjelaskan memilih alat-alat dan pedagogi TIK.
3) Menekankan muatan inovasi, produksi peserta didik.
4) Merencanakan kapan dan bagaimana TIK akan digunakan dengan cara terbaik dalam proses
pembelajaran.
Kemampuan guru dalam menggunakan TIK dalam proses pembelajaran memerlukan
pengembangan dan pelatihan melalui : kursus-kursus, pelatihan, seminar, lokakarya tentang
aplikasi-aplikasi khusus yang digunakan dalam bidang mata pelajaran yang diampu oleh seorang
guru.
Pendidikan dan Penyiapan SDM Berbasis TIK
Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi saat sekarang merupakan keharusan. Lembaga
pendidikan dituntut untuk dapat adaptif dan adaptatif terhadap perubahan dan tuntutan
masyarakat global. Penyiapan SDM berbasis TIK dalam pendidikan merupakan aktivitas yang
harus direncanakan dan dijalankan dengan baik.
Teknologi Informasi dalam pendidikan perlu mendapat perhatian yang khusus karena sifatnya
yang strategis bagi bangsa indonesia untuk dapat bersaing dan bersanding dengan kemajuan
global. Dua aspek penting dalam penyiapan SDM berbasis informasi dan teknologi dalam
pendidikan adalah infrastruktur baik perangkat keras maupun perangkat lunak dan sumber daya
manusia (SDM) yang mampu menguasai TIK.
Dalam menghadapi perubahan paradigma pendidikan dari tradisional, ke konvensional dan
menuju multimedia. Lembaga pendidikan diminta tidak tinggal diam dalam menghadapi
kelangkaan SDM yang menguasai Teknologi Informasi dalam pendidikan. Lembaga pendidikan
mengharuskan kepada peserta didik untuk mengenali internet dari sejak dini. Sekolah dituntut
untuk menyediakan media yang berhubungan dengan informasi dan teknologi pendidikan baik
yang berbentuk perangkat lunak maupun perangkat keras. Ada beberapa hambatan yang dialami
sekolah dalam menerapkan pembelajaran berbasis informasi dan teknologi dalam pendidikan,
sebagai berikut:
a) Lambannya kebijakan perintah dalam menyediakan sarana dan prasarana berupa perangkat
keras dan perangkat lunak, utamanya yang berhubungan dengan akses sekolah terhadap internet.
b) Kurangnya adaptif dan adaptatif sekolah terhadap kemajuan teknologi, utamanya guru sebagai
agen pembaharuan yang lamban dalam menyikapi perubahan pola pembelajaran dari
pembelajaran tradisional / konvensional ke pembelajaran yang berbasis multimedia.
c) Kemampuan finansial sekolah dalam mengadakan fasilitas komputer dan sambungan ke
jaringan internet. Diskon dari PT Telkom tentunya bisa mengurangi permasalahan ini.
d) Kemampuan mengelola fasilitas komputer yang berkelanjutan, perawatan fasilitas
membutuhkan biaya dan SDM yang terampil.

B.Permasalahan
1. Kemajuan TIK bisa mempermudah terjadinya pelanggaran Hak kekayaan intelektual (HAKI),
karena mudahnya akses data menyebabkan orang yang bersifat plagiatis akan melakukan
kecurangan.
2. Seseorang Kejahatan internet bisa terjadi jika penggunaannya tidak tepat misalnya manipulasi
data, ulah cracker ataupun penggunanaan software yang tidak legal.
3. Pesatnya alat-alat berbasis Tekonologi dan informasi seperti TV, internet dengan mudah
menayangkan tindakan pornografi, perjudian tayangan ataupun kekerasan.
4. Belum meratanya peralatan computer dll, sehingga penerapan pelajaran TIK masih belum
merata dan terhalang oleh masalah infrastruktur.
5. Beberapa kekurangan di atas perlu diberikan antisipasi agar kekurangan ini tidak
menimbulkan efek negative yang lebih jauh lagi. Sehingga pemerintah, guru dan orang tua perlu
mengambil peran masing-masing dalam mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan tersebut.
Hambatan-hambatan pengintegrasian TIK dalam pembelajaran, dapat disimpulkan dengan dua
kelompok, yaitu :

1. Secara Fisik

Secaca fisik dapat berupa sarana dan prasarana yang belum memadai terutama untuk sekolah-
sekolah yang berlokasi di pelosok. kalaupun sudah ada sarana dan prasarana, tetapi masih sangat
minim baik dari segi jumlah maupun segi mutu peralatan tersebut.Masih digunakannya
perangkat multimedia bekas di lembaga-lembaga pendidikan yang terdapat di daerah pedesaan.
Perangkat multimedia bekas ini tentunya masih menggunakan spesifikasi yang sudah tertinggal
jamannya. Sehingga penggunaannya tidak mampu bersaing dengan laju perkembangan TIK yang
begitu pesat.

2. Secara Non-fisik

 Kepercayaan diri guru kurang dalam menggunakan TIK dalam melaksanakan proses
PBM. Guru takut gagal mengajar melalui penggunaan TIK yang saat ini sangat disarankan.
Walaupun penggunaannya ICT dalam proses pembelajaran sangat disarankan oleh para ahli.
 Kurangnya kompetensi guru, yang dimaksud disini adalah kurangnya kompetensi guru
dalam mengintegrasikan TIK kedalam pedagogis praktek, yaitu tidak memiliki pengetahuan dan
keterampilan dalam menggunakan komputer dan tidak antusias tentang perubahan dan integrasi
dengan belajar yang menggunakan computer dalam kelas mereka.
 Sikap guru dan resistensi yang melekat terhadap perubahan. Sikap dan resistensi guru
untuk mengubah tentang penggunaan strategi baru yaitu dengan integrasi TIK dalam PBM. Hal
ini dimaksudkan dengan sikap guru bahwa penggunaan TIK dalam PBM tidak memiliki mamfaat
atau keuntungan yang jelas.

C.Kajian teoritis dan pembahasan


Perkembangan peradaban manusia diiringi dengan perkembangan cara penyampaian
informasi yang selanjutnya dikenal dengan istilah (Teknologi Informasi ). Pada awalnya
Teknologi Informasi dikembangkan manusia pada masa pra sejarah dan berfungsi sebagai sistem
untuk pengenalan bentuk-bentuk yang mereka kenal, mereka menggambarkan informasi yang
mereka dapatkan pada dinding-dinding gua, tentang berburu dan binatang buruannya. Sampai
saat ini teknologi informasi terus terus berkembang tetapi penyampaian dan bentuknya sudah
lebih modern.
Menurut Bambang Warsita (2008:135) teknologi informasi adalah sarana dan prasarana
(hardware, software, useware) sistem dan metode untuk memperoleh, mengirimkan, mengolah,
menafsirkan, menyimpan, mengorganisasikan, dan menggunakan data secara bermakna. Hal
yang sama juga di ungkapkan oleh Lantip dan Rianto (2011:4) teknologi informasi diartikan
sebagai ilmu pengetahuan dalam bidang informasi yang berbasis komputer dan perkembanganya
sangat pesat. Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo (2011:57) juga mengemukakan teknologi
informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data.
Teknologi informasi dan komunikasi memiliki beberapa komponen utama yang
mendukungnya. Komponen-komponen yang mendukung teknologi informasi dan komunikasi
diantaranya adalah komputer (sistem komputer), komunikasi, dan keterampilan bagaimana
menggunakannya (Jamal Ma’mur Asmani, 2011: 107).
Para peneliti menemukan bahwa ada berbagai cara peserta didik dalam memproses informasi
belajar yang bersifat unik. Sebagian siswa lebih mudah memproses informasi belajar secara
visual, sebagian lain lebih mudah memproses informasi belajar dengan cara melakukan sentuhan/
praktek langsung atau kinetik, menurut Muhtadi, Ali.

Efektifitas belajar sangat dipengaruhi oleh gaya belajar dan bagaimana cara belajar. Menurut
Bobby Deporter (1999), 10% informasi diserap dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita
dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang
kita katakan , dan 90% dari apa yang kita katakan, dan 90% dari apa yang kita katakan dan kita
lakukan. Sesuai dengan hasil penelitian Deporter tersebut, komputer memenuhi persyaratan
sebagai media pembelajaran yang efektif, karena komputer mampu menyuguhkan informasi
yang berupa video, audio, teks, grafik, dan animasi, serta penggunaanya melibatkan ketrampilan
kinestik.

Upaya Menerapkan TIK dalam Dunia Pendidikan

Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut diperlukan langkah-langkah penyelesaian yang


sekaligus berfungsi sebagai prasyarat keberhasilan penerapan TIK dalam pembelajaran. Menurut
Mahmud (2008:13) dalam bukunya yang berjudul ICT Untuk Sekolah Unggul, terdapat beberapa
persyaratan agar dapat menerapkan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi,
yaitu tersedianya sarana prasarana yang menunjang pembelajaran berbasis TIK. Lebih lanjut
dijelaskan dalam (http://ict.dinpendikpkp.go.id) beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam
menerapkan pembelajaran berbasis TIK adalah:

1. Pembelajar dan Pengajar harus memiliki akses terhadap teknologi digital dan Internet
dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan. Ini berarti sekolah harus memiliki sarana
prasarana yang memadai yang berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi, seperti
tersedianya komputer/laptop, jaringan komputer, internet, laboratorium komputer, peralatan
multimedia seperti CD, DVD, Web Camera dan lain-lain.
2. Harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi pembelajar
dan pengajar. Materi-materi itu dapat berupa materi pembelajaran interaktif yang berbantuan
komputer, seperti CD, DVD Pembelajaran Interaktif.
3. Pengajar harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan alat-alat dan
sumber-sumber digital untuk membantu pembelajar agar mencapai standar akademik.
4. Harus tersedia anggaran atau dana yang cukup untuk mengadakan, mengembangkan dan
merawat sarana prasarana Teknologi Informasi dan Komunikasi tersebut.
5. Dan yang tak kalah penting adalah, adanya kemauan dari semua pihak, dalam hal ini guru
dan peserta didik untuk menerapkan pembelajaran dengan dukungan teknologi komunikasi dan
informasi tersebut.

Dalam Era Teknologi, Informasi, dan Komonikasi (TIK) atau Information, Comunications, and
Technology (ICT), pada saat ini ICT di kelas sangat penting untuk memberikan kesempatan bagi
keberhasilan belajar siswa pada era tahun informasi saat ini. Dengan menggunakan ICT maka
hambatan dalam pembelajaran dapat teratasi.

Temuan menunjukkan bahwa guru memiliki keinginan yang kuat untuk mengintegrasikan TIK
ke dalam pendidikan, tapi itu, mereka menemui banyak hambatan. Hambatan utama adalah :

1. Kurangnya confidence,/ kepercayaan.


2. Kurangnya kompetensi.
3. Kurangnya akses ke sumber daya.

Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah menjadi bagian penting dari kebanyakan
organisasi dan bisnis. Komputer mulai ditempatkan di sekolah-sekolah pada awal 1980 an, dan
beberapa peneliti menunjukkan bahwa ICT merupakan bagian penting dari pendidikan untuk
generasi berikutnya. Teknologi modern (ICT) banyak menawarkan di dunia pendidikan, yakni :

 Meningkatkan pengajaran dan pembelajaran di kelas,


 Pandangan bahwa teknologi baru potensi untuk mendukung pendidikan di seluruh
kurikulum, dan
 Memberikan kesempatan untuk komunikasi yang efektif antara guru dan siswa dengan
cara yang belum mungkin dilakukan sebelumnya.

D.kesimpulan dan saran

Sebenarnya pemerintah perlu memahami bahwa pelajaran TIK lebih bisa dikemas agar mata
pelajaran tersebut bisa menumbuhkan kreativitas pada anak, dengan memilih materi yang tidak
hanya mempelajari TIK sebagai pelaksana/operator computer saja, namun diplih materi yang
lebih untuk membangkitkan gairah kreativitas siswa, misalnya belajar tentang applikasi
pembuatan film animasi, programmer sederhana ataupun pengetahuan aplikasi dan kreatif yang
lainnya dengan menggunakan komputer. Sehingga mata pelajaran ini akan sangat menarik,
bermanfaat nantinya dan bisa menjadi bekal siswa, untuk berkompetisi dan lebih kreatif dimasa
mendatang.
Daftar kepustakaan

Adib, Mohammad. (2011). Filsafat ilmu: onto-logi, epistemologi, aksiologi, dan logika ilmu
pengetahuan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bachtiar, Amsal. (2012). Filsafat ilmu edisi revisi.
Jakarta: Raja Grafindo Persada. Buhal. (2000). Visi Iptek memasuki milenium III. Jakarta: UI
Press. Dwiningrum, S. I. A. (2012). Ilmu sosial & budaya dasar. Yogyakarta: UNY Press.
Martono, Nanang. (2012). Sosiologi perubahan sosial: perspektif klasik, modern, postmodern,
dan postkolonial. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Meinita, Hanna. (Diambil pada tanggal 1
Februari 2013). Mahasiswa tak bisa hidup tanpa smartphone. http://kampus.
okezone.com/read/2012/03/26/373/599 857/mahasiswa-tak-bisa-hidup-tanpasmartphone. Rini K.
(Diambil pada tanggal 1 Februari 2013). Survei: tak bisa hidup tanpa internet.
http://www.tempo.co/read /news/ 2010/12/23/072301058/SurveiTak-Bisa-Hidup-Tanpa-Internet.
Soerjono Soekanto. (1990). Sosiologi suatu pengantar: edisi baru keempat. Jakarta: Rajawali
Pers. Sukplang, Sukree. (Diambil pada tanggal 3 Februari 2013). 10 Negara terhebat di dunia.
http://top10newsworld.blogspot.com/20 12/11/10-negara-terhebat-didunia.html. Zamroni.
(2008). The socio-cultural aspects of technological diffusion a reader volume IV. Yogyakarta:
Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai