Kendala utama dalam pemanfaatan TIK dalam pembelajaran yang dihadapi guru di
sekolah adalah sarana dan prasarana pendukung yang terbatas. Sarana dan
prasarana yang dimaksud adalah komputer, laptop, dan infokus. Kendala berikutnya
yang cukup tinggi mempengaruhi guru memanfaatkan TIK dalam pembelajaran
adalah ketersediaan jaringan internet dan sinyal. Selanjutnya kendala berikutnya
adalah ketersediaan listrik. Pengetahuan teknis guru tentang teknologi informasi dan
komunikasi yang terbatas menjadi kendala berikutnya dalam pemanfaatan TIK untuk
pembelajaran di kelas. Kemudian, ketakutan dan pertimbangan dampak negatif dari
penggunaan alat berupa HP dan laptop di sekolah menjadi kendala guru
memanfaatkan TIK dalam pembelajaran di kelas. Atas pertimbangan ketakutan
penyalahgunaan alat TIK tersebut, sekolah mengeluarkan kebijakan melarang guru
membawa HP ke sekolah. Kendala terkecil penghambat guru memanfaatkan TIK
adalah terkait pengelolaan data.
Selain kukurangan tersebut, masih ada jenis kekurangan lainnya yang dikemukakan
oleh beberapa peneliti sebelumnya, seperti kurangnya waktu, kurangnya pelatihan
TIK, kurangnya kesempatan mengembang diri dan lain sebagainya. Tantangan yang
paling umum lainya dilaporkan oleh para guru, misalnya, kurangnya waktu mereka
miliki. Mereka tidak punya cukup waktu untuk merencanakan rencana pelajaran
teknologi yang luar biasa, atau menjelajahi berbagai aspek world wide web (www)
atau perangkat lunak. Sebagian guru berkomentar bahwa dibutuhkan lebih banyak
waktu untuk merancang proyek yang mencakup penggunaan teknologi baru
daripada menyiapkan pelajaran untuk mengajar dengan cara tradisional dengan
buku dan lembar kerja.
1. Kurangya Dukungan
Para guru di sekolah menengah sering merasakan banyak tekanan dari para
pemimpin sekolah untuk menggunakan TIK dalam pengajaran mereka (Wikan dan
Molster, 2011)[5]. Untuk memiliki integrasi TIK yang sukses dalam pengajaran, maka
kepala sekolah perlu memberikan dukungan yang tepat kepada para guru; pertama,
mengintegrasikan penggunaan TIK perlu diintegrasikan ke dalam kurikulum dan
guru harus memiliki rencana yang jelas untuk menggunakan TIK dalam
pengajaran. Kedua, kepemimpinan sekolah perlu memiliki visi dan misi yang jelas
untuk mengintegrasikan teknologi, dan memiliki rencana untuk mewujudkannya dan
berinvestasi dalam TIK untuk pembelajaran di kelas. Ketiga, pemerintah perlu
mengalokasikan investasi infrastruktur pendidikan yang mendorong penggunaan
TIK.
2. Kurangnya Kepercayaan
3. Kurangnya Perlengkapan
Dari sekian banyak hambatan yang dihadapi oleh guru dalam pemanfaatan TIK
dalam pembelajaran di kelas, tentu harus dicarikan solusinya. Salah satu alternatif
solusi mengatasi hambatan pemanfaatan TIK adalah dengan penerapan model
BYOD (Bring Your Own Devices). Mengapa BYOD? Pembaca mungkin tertarik
untuk ingin mengetahui kenapa sebuah organisasi seperti sekolah perlu
menerapkan kerangka kerja BYOD. BYOD memiliki banyak keuntungan, seperti
mengurangi biaya sekolah dan meningkatkan produktivitas guru atau siswa,
menghemat anggaran dalam pengadaan perangkat keras, perangkat lunak, lisensi,
perjanjian jasa, dan tambahan asuransi, serta meningkatkan mobilitas, fleksibilitas,
produktivitas dan kepuasan guru dan siswa dalam pembelajaran.