Anda di halaman 1dari 2

Nama : Azimatus sa’diah

NIM : 12222048
Kelas : Magister Kenotariatan 25
Mata Kuliah : Manajemen Kantor Notaris/PPAT

Setiap Notaris tempat dan kedudukannya selalu berada di daerah kabupaten atau kota.
Notaris sendiri mempunyai wilayah jabatan meliputi seluruh wilayah provinsi dari
tempat kedudukan yang telah ditentukan. Akan tetapi memang masih dapat ditemui beberapa
Notaris yang membuat akta diluar wilayahnya, hal tersebut dilakukan karena terdapat
beberapa faktor, diantaranya faktor ekonomi, faktor misinterpretasi pemahaman yang berbeda
terhadap kode etik, faktor kuantitas jumlah profesi Notaris pada wilayah yang sama, faktor
rendahnya integritas moral hingga faktor kurangnya pengawasan secara tegas terhadap
Notaris.
Beberapa hal yang menjadi alasan mengapa seorang Notaris dilarang membuat Akta
autentik diluar wilayah jabatan antara lain yang pertama, untuk menjamin kepentingan
masyarakat yang memerlukan jasa notaris. Yang kedua, peraturan untuk memberi kepastian
hukum kepada masyarakat dan sekaligus mencegah terjadinya persaingan tidak sehat antar
notaris dalam menjalankan jabatanya. Yang ketiga, tujuan pembatasan atau larangan bagi
notaris ini dapat menjaga seorang notaris dalam menjalankan praktiknya bertanggung jawab
terhadap segala hal yang dilakukanya.
Mengenai Pasal 19 ayat jo Pasal 23 UUJN tersebut tidak memberikan penjelasan
pasti oleh pembentuk undang-undang karena ketentuan tersebut memang sudah jelas,
bahwa notaris berkewajiban mempunyai hanya satu kantor atau wilayah, yaitu ditempat
kedudukannya, dan Notaris tidak berwenang secara teratur menjalankan jabatan di luar
tempat kedudukannya, sehingga dapat dikatakan bahwa setiap notaris yang sudah
memiliki wilayah kedudukan dilarang mempunyai kantor cabang, perwakilan, dan/atau
bentuk lainnya. Apabila notaris membuat akta di luar wilayah kerjanya, maka akta tersebut
dianggap tidak sah. Dalam hal ini, notaris dianggap tidak berwenang untuk menjalankan
jabatannya di luar tempat kedudukannya secara teratur sesuai Pasal 19 ayat (2) UUJN.
Kekuatan hukum atas surat Notaris yang dibentuk diluar wilayah jabatannya tersebut
tak mempunyai kekuatan serta batal demi hukum hingga surat itu menjadi surat dibawah
tangan. Akta Notaris dibatalkan ataupun batal demi hukum memiliki kekuatan pembuktian
sebagai surat dibawah tangan berlangsung dikarenakan tak dipenuhinya persyaratan yang
telah ditetapkan berdasarkan hukum, tanpa harus adannya perbuatan hukum khusus dari yang
berhubungan atau berkepentingan. sehingga ketidak-otentikan surat notaris yang sudah
dibentuk oleh Notaris yang telah dalam pembentukannya terjadi pembatalan. Apabila terjadi
permasalahan atas akta tersebut, Notaris harus bertanggung jawab terhadap akta yang
dibuatnya. Yang mana merupakan kewajiban atas kebenaran materiil akta, dalam konstruksi
wanprestasi atau tindakan melawan hukum. Lalu administrasi atas akta yang dibuatnya
seperti menanggung segala kerugian yang telah disebabkan serta sejumlah dana yang telah
diberikan klien untuk pengurusan, peringatan lisan hingga tertulis, serta pemberhentian
jabatan hingga sanksi pidana.
Dari beberapa hal tersebut di atas, maka sebaiknya Notaris agar dapat lebih menjaga
profesionalismenya, lebih berhati-hati dan teliti serta memiliki itikad baik dalam pembuatan
akta sehingga terhindar dari hal- hal yang berkaitan dengan sanksi hukum dan Notaris tetap
dalam jalurnya melayani masyarakat dalam pembuatan akta berlandaskan pada moral dan
etika tanpa melanggar peraturan profesi yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai