Fahminugraha,+1366 Article+Text 4789 1 2 20210807
Fahminugraha,+1366 Article+Text 4789 1 2 20210807
P-ISSN: 2528-2921
E-ISSN: 2548-8589
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kendala guru dalam menerapkan penilaian
autentik di Sekolah Dasar Negeri 29 Pekanbaru. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif
deskriptif. Narasumber pada penelitian ini adalah kepala sekolah serta guru kelas II, guru kelas IV dan
guru kelas V di Sekolah Dasar Negeri 29 Pekanbaru. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model Milles and
Huberman dengan tahapan, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Sekolah Dasar Negeri 29 Pekanbaru telah menerapkan penilaian autentik untuk
menilai hasil belajar siswa yang meliputi penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian
sikap menggunakan teknik pengamatan secara langsung (observasi) dan penilaian diri. Penilaian
pengetahuan berbentuk tes tertulis, penugasan dan soal-soal di buku Lembar Kerja Siswa (LKS) .
Penilaian keterampilan menggunakan teknik praktik/kinerja dan produk. Kendala yang dialami guru
dalam menerapkan penilaian autentik adalah penggunaan teknik penilaian diri pada penilaian sikap
siswa, penggunaan teknik tes tertulis dan penugasan pada kompetensi pengetahuan serta pengunaan
teknik produk pada penilaian keterampilan.
Kata Kunci :
Guru, Penilaian Autentik, SD
Abstract
The purpose of this study is to describe the problem of teachers in applying authenticity at the 29
Pekanbaru State Elementary School. This type of research is descriptive qualitative research. The resource
persons in this study were the principal and second grade teachers, fourth grade teachers and fifth grade
teachers at the 29 Pekanbaru State Elementary School. Data collection techniques used are interviews,
observation and documentation. The data analysis technique uses the Milles and Huberman model with
stages, data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results showed that the
Pekanbaru 29 Public Elementary School had assessed the authentic principle to assess student learning
outcomes which included assessment, knowledge and skills. Attitude assessment uses direct observation
techniques (observation) and self-assessment. Knowledge assessment in the form of written tests,
assignments and questions in the Student Worksheet (LKS). Skills assessment using practice/performance
techniques and products. The obstacles experienced by teachers in implementing authentic assessment are
the use of assessment techniques on student attitudes, the use of written test techniques and assignments
on knowledge competencies and the use of product techniques on skills.
Keywords :
Teacher, Authentic Assessment, SD
itu dirumah. Sehingga pada saat laporan pribadi8. Nilai sikap siswa
pembelajaran daring (dalam jaringan) nantinya akan menjadi acuan bagi guru
guru hanya mengambil nilai praktek, untuk memberikan penilaian seperti
dan hanya sekali-sekali guru meminta nilai pengetahuan siswa. Jika sikap
siswa untuk membuat produk. Karena siswa baik akan tetapi nilai
guru tidak mungkin setiap hari pengetahuannya kurang baik, maka
membebani orang tua siswa dengan nilai sikap siswa akan dijadikan
tugas-tugas yang diberikan. pertimbangan untuk menambahkan
Pada saat dilaksanakan penilaian nilai pengetahuan siswa yang rendah.
produk, kebanyakan orang tua siswa Begitupun sebalikanya, jika nilai
yang mengerjakan sehingga nilai yang pengetahuan siswa tinggi akan tetapi
diberikan tidak efektif. Sedangkan sikap siswa buruk, maka guru akan
untuk teknik penilaian proyek sendiri, mengurangi nilai pengetahuan siswa.
guru menyatakan belum dapat b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
dilaksanakan, karena pembelajaran Pelaksanaan penilaian kompetensi
daring (dalam jaringan), walaupun pengetahuan dilaksanakan selama
dilaksanakan hasilnya tidak efektif. proses pembelajaran dalam bentuk tes
2. Pembahasan tertulis, penugasan, dan soal-soal yang
Dalam penilaian pembelajaran ada di buku LKS. Pada saat
Kurikulum 2013, guru menilai proses pembelajaran daring (dalam jaringan),
dan hasil belajar peserta didik melalui 3 guru mengirimkan soal tertulis kepada
kompetensi yaitu kompetensi sikap, siswa, lalu siswa menjawab soal
kompetensi pengetahuan, dan tersebut di dalam kertas selembar.
kompetensi keterampilan. Dalam Sedangkan mengenai Penilaian Mid
pembahasan ini akan dibahas lebih Semester, dilaksanakan di akhir tema.
lanjut mengenai pembahasan hasil Jadi setiap akhir tema akan
penelitian dari kendala guru dalam dilaksanakan Mid semester yang
menerapkan penilaian autentik di SDN soalnya berbentuk piihan ganda dan
29 Pekanbaru. essay. Mengenai penilaian UTS
a. Penilaian Kompetensi Sikap dilaksanakan di tengah semester
Guru menilai sikap peserta didik setelah selesai 2 tema, maka sekolah
menggunakan teknik pengamatan akan mengadakan Ujian Tengah
secara langsung (observasi) dan Semester (UTS). Dan yang terakhir
penilaian diri. Pada saat pengamatan adalah penilaian UAS yang
secara langsung (observasi) guru dilaksanakan di akhir semester, setelah
mencatat ke dalam jurnal catatan guru. siswa menyelesaikan semua tema.
Sedangkan untuk penilaian diri, guru Hal ini sesuai dengan teori yang
membuat format mengenai penilaian menjelaskan bahwa penilaian
diri siswa dan meminta setiap masing- pengetahuan terdiri atas : Penilaian
masing siswa mengisi format penilaian Harian (PH), Penilaian Tengah
dengan jujur. Hal ini sesuai dengan Semester (PTS), dan Penilaian Akhir
teknik penilaian sikap yaitu observasi Semester (PAS). Penilaian Harian (PH)
perilaku, penilaian diri, penilaian antar diperoleh dari hasil ulangan harian
teman, pertanyaan langsung, dan yang terdiri dari : tes tulis, lisan, dan
8
Trianto Ibnu Badar at-Taubany Hadi Suseno,
Desain Pengembangan Kurikulum 2013 Di
Madrasah (Depok, 2017).
produk karena dalam proses penilaian belajar siswa. Akan tetapi di dalam
ini semua alat dan bahan disedikan penerapannya, guru mengalami
oleh guru karena guru tidak mau kendala. Kendala guru dalam
membebankan pada orang tua siswa, menerapkan penilaian autentik terbagi
kecuali bahan yang memang mudah menjadi 3 yaitu pertama, penilaian
didapatkan dirumah maka guru akan kompetensi sikap di Sekolah Dasar
meminta siswa untuk membuat produk Negeri 29 Pekanbaru menggunakan
itu dirumah. Sehingga pada saat teknik penilaian diri dan pengamatan
pembelajaran daring (dalam jaringan) (observasi). Kendala yang di alami guru
guru hanya mengambil nilai praktek, adalah jika ada siswa yang kurang tepat
dan hanya sekali-sekali guru meminta pada saat memberikan jawaban pada
siswa untuk membuat produk. Karena penilaian diri, dan jika ada siswa yang
guru tidak mungkin setiap hari tidak jujur dalam memberikan jawaban
membebani orang tua siswa dengan pada penilaian diri. Sehingga nilai yang
tugas-tugas yang diberikan. Dan pada diberikan tidak sesuai dengan nilai
saat dilaksanakan penilaian produk, sikap siswa yang sesungguhnya.
kebanyakan orang tua siswa yang Kedua, penilaian kompetensi
mengerjakan sehingga nilai yang pengetahuan di Sekolah Dasar Negeri
diberikan tidak efektif. Sedangkan 29 Pekanbaru menggunakan teknik tes
untuk teknik penilaian proyek sendiri, tertulis, penugasan dan soal-soal yang
guru menyatakan belum dapat ada di buku LKS, serta nilai dari MID
dilaksanakan, karena pembelajaran Semester, UTS dan UAS. Kendala guru
daring (dalam jaringan), walaupun dalam menerapakan penilaian
dilaksanakan hasilnya tidak efektif. kompetensi pengetahuan adalah dalam
Penilaian produk adalah tes tertulis dialami oleh guru pada kelas
penilaian terhadap proses pembuatan II karena adanya beberapa anak yang
dan kualitas suatu produk. Penilaian tidak bisa mengikuti pelajaran dengan
produk meliputi seperti penilaian baik sehingga harus diberikan
kemampuan siswa membuat produk- perhatian yang esktra untuk anak-anak
produk teknologi dan seni, seperti tersebut. Serta kendala yang di alami
makanan, pakaian, hasil karya seni guru yaitu pada penggunaan teknik
(patung, lukisan, gambar), barang- penugasan. Pada pembelajaran daring,
barang tersebut yang dapat terbuat dari pada saat guru memberikan tugas
kayu, keramik, pelastik, dan logam17. kepada siswa, kebanyakan siswa tidak
mengumpulkan tugas dan saat
C. SIMPULAN dikumpulkan, tugas yang diberikan
Berdasarkan hasil penelitian dan kebanyakan yang mengerjakan adalah
pembahasan, maka dapat di ambil orang tua siswa tidak siswa itu sendiri.
kesimpulan bahwa Sekolah Dasar Ketiga, Penilaian Kompetensi
Negeri 29 Pekanbaru telah menerapkan Keterampilan di Sekolah Dasar Negeri
penilaian autentik untuk menilai hasil 29 Pekanbaru dilaksanakan
menggunakan teknik praktik/kinerja
dan produk. Kendala guru dalam
17
Endang Sri Maruti and Naniek Kusumawati, melakukan penilaian kompetensi
“Proses Pengembangan Asesmen Alternatif Berupa
Penilaian Produk Pada Mata Kuliah Pembelajaran
keterampilan yaitu guru mengalami
Bahasa Jawa Di Sd,” Jurnal Pendidikan Dasar kesulitan dalam pengambilan penilaian
Perkhasa: Jurnal Penelitian Pendidikan Dasar 4, produk karena dalam proses penilaian
no. 2 (2018): 189–99.