Anda di halaman 1dari 22

“GALURING TRESNA”

DESKRIPSI PENYAJIAN
KENDANG KAWIH WANDA ANYAR

Deskripsi
Diajukan sebagai Persyaratan
Untuk Memenuhi Tugas Akhir Ujian
Nasional Dalam Bidang Seni Karawitan
Sunda

Disusun Oleh :

Tedi
Sukmawandi NIS
: 201900016

PROGRAM KOMPETENSI KEAHLIAN SENI KARAWITAN SUNDA

1
SEKOLA MENENGAH KEJURUAN SENI BUDAYA TASIKMALAYA
2022

2
LEMBAR PERSETUJUAN

Deskripsi berjudul

“GALURING TRESNA”

DESKRIPSI PENYAJIAN
PENATAAN SEKAR
GENDING

Disusun oleh :

Tedi Sukmawandi

NIS: 201900016

Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh Pembimbing

Pembimbing I,

M. Athur Kurnia, S.Pd (….........................................)

Pembimbing II,

Debi Irawan Saefulmillah (…........................................)

Pembimbing III,

Hj. Atin, S.Pd (…........................................)

3
LEMBAR PENGESAHAN

Deskripsi Penyajian Sekar Gending

“GALURING TRESNA”

Disusun Oleh:

Tedi Sukmawandi
NIS: 201900016

Deskripsi Penyajian Ini Telah Diterima Sebagai Persyaratan Untuk Mengikuti Ujian

Nasional Peraktek Kejuruan Pada Program Kompetensi

Keahlian Seni Karawitan Sunda

Menyetujui, Tasikmalaya, 17 Mei 2022


Kepala Sekolah Seni Pertunjukan Ketua Prodi Seni Pertunjukan

Mia Trismiawati, S.Kom Bagja Subakti, S.Pd

Dewan Penguji

Penguji I, Penguji II,

Sofyan Triana S.Sn M.Pd Bagja Subagja S.Pd

4
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur selamaya adalah milik Allah SWT, atas limpahan berkat, rahmat dan
karunia-Nya alhamdulillah penyaji dapat menyelesaikan penulisan deskripsi yang berjudul
“GALURING TRESNA” ini dengan baik dan selesai tepat pada waktunya. Penulisan
deskripsi ini disusun untuk memenuhi. Tugas Ujian Nasional Praktek Kejuruan Program
Kompetesi Keahlian Seni Karawitan Sunda tahun 2022.

Deskripsi ini disusun berdasarkan data yang sesungguhnya dan penulis dapatkan dari
beberapa sumber, berupa tulisan-tulisan dari buku yang telah diterbitkan dan ditulis oleh
orang bersangkutan. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun penulisan ini banyak sekali
pihak yang telah membantu serta memberikan dukungan kepada penulis untuk terus berjuang
hingga penulisan ini selesai. Maka dari itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT, karena atas kehendak dan kuasa-Nya, penulisan ini dapat terselesaikan.
2. Ibu Hj. Yoyoh Sopiah S.Pd, M.Pd, M.Sn., Selaku Ketua Yayasan Peduli
Pendidikan Indonesia Tasikmalaya (YPPIT).
3. Ibu Mia Trismiawati S.Kom, Selaku Kepala Sekolah SMK Seni Budaya
Tasikmalaya.
4. Bapak Bagja Subakti S.Sn selaku Ketua Prodi Seni Pertunjukan Karawitan Sunda
5. Bapak M. Athur Kurnia, S.Pd, Bapak Debi Irawan Saefulmillah dan Ibu Hj. Atin,
S.Pd selaku pembimbing Rumpun Kacapi Kawih.
6. Bapak Fajar Firmansyah dan Bapak Handika Rahman selaku Pembimbing dalam
Penulisan Deskripsi;
7. Bapak & Ibu Guru Produktif jurusan Seni Karawitan;
8. Rekan-rekan seperjuangan kelas XII-Karawitan;
9. Adik-adik Pendukung dan Stagecrew yang telah banyak membantu;
10. Dan berbagai pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

5
Penyaji menyadari bahwa penyusunan deskripsi ini masih jauh dari kata

sempurna, untuk itu mohon kritik dan sarannya dari pembaca agar menjadikan lebih baik

lagi dalam penulisan-penulisan selanjutnya.

Semoga deskripsi ini dapat memberikan pengetahuan dan manfaat khususnya bagi

penyaji umumnya bagi pembaca dan adik-adik kelas sebagai acuan penulisan di

kemudian hari.

Tasikmalaya, Mei 2022

Penyaji

6
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................................ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.............................................................................1


B. Rumusan Masalah...........................................................................2
C. Tujuan dan Manfaat…....................................................................3
D. Hasil yang Dimanfaatkan...........................................................................4

BAB II METODOLOGI

A. PROSES PENGGARAPAN.......................................................................................5
1. Perencanaan...................................................................................................5
a. Program Schedule..........................................................................................5
b. Proses Pembimbingan….................................................................................9

2. Pelaksanaan.....................................................................................................10

3. Personal Pendukung Penyajian.........................................................................11

B. BENTUK GARAPAN...............................................................................................12
1. Struktur Garapan............................................................................................13
a. Bagian Awal..................................................................................................13
b. Bagian Tengah...............................................................................................13
c. Bagian Akhir...................................................................................................13
2. Judul Garapan..................................................................................................13
3. Sinopsis............................................................................................................13
4. Notasi Garapan....................................................................................................13
5. Setting Panggung….............................................................................................28
6. Riwayat Hidup.....................................................................................................29

7
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN...............................................................................................31
B. SARAN..........................................................................................................31

DAFTAR PUSAKA...............................................................................................................32

LAMPIRAN............................................................................................................................33

8
BAB I

PENDAHULUA

A. Latar Belakang Masalah

Karawitan secara umum sama artinya dengan musik atau seni suara, secara

khusus berarti seni suara yang bertangga nada pentatonis (sistem lima nada). Berarti

pula musik tradisi atau musik daerah di indonesia, baik yang bertangga nada pelog atau

salendro, maupun ritmis yang mempunyai pola rasa setempat. Dengan pengertian ini,

Karawitan meliputi bentuk-bentuk seni suara yang bertangga nada dan bunyi bunyian

tanpa skala nada. Yang biasanya dibawakan secara ritmis oleh alat-alat tertentu. Di

Jawa barat, karawitan biasa disebut kawiyagan, kagunan, karagunan atau rinenggaswara

( istilah R.Mahyar Angga Kusumadinata ). Dalam karawitan sunda, karawitan bukan

berarti gamelan semata, tetapi juga mencakup alat-alat yang non gamelan, seperti

Kacapi,Suling,Calung,Angklung, dll.1

Pada masa sekarang ini banyak masyarakat awam yang sudah jarang sekali

mengenal kata Kacapi Kawih maka dari itu penyaji menggarap sajian tersebut sebagai

bahan untuk ujian akhir dikarenakan penyaji ingin memperkenalkan kembali sajian

tersebut dalam bentuk Kacapi Kawih Wanda Anyar yang berjudul “GALURING

TRESNA”

Dalam penyajian Kacapi Kawih, tidak hanya kacapi saja yang dapat diolah tapi

ada beberapa instrumen lain yang juga dapat dikreasikan salah satunya adalah waditra

Kendang.

9
1
Insiklopedia sunda alam manusia dan budaya termasuk budaya cirebon dan betawi,2000, 327

10
Kendang adalah jenis alat tepuk berkulit, yang dimainkan dengan cara ditepuk.

Fungsinya sebagai pengatur irama lagu. Kendang merupakan waditra yang tergabung

dalam perangkat gamelan.

Dalam penyajian kesenian sunda, waditra Kendang sangat dominan. Terlihat dari

perannya, baik sebagai waditra pengiring jaipong, kliningan, ketuk tilu, wayang golek,

keurseus dan lain-lain.

1. Pengertian Istilah

Kendang biasa disebut Gendang, asal kata dari Ke dan ndang (artinya cepat)

dalam bahasa Jawa. Pernyataan ini sesuai dengan fungsi waditra kendang, yaitu untuk

mempercepat dan memperlambat irama. (kecuali dalam gamelan degung)

Fungsi kendang di dalam karawitan sunda sedikitnya ada 5 kategori, hal itu disebut

Panca Pramaksara yang berarti lima huruf pertama, sebagai berikut:

 Angeran wiletan yaitu penjaga irama. Dalam hal ini biasanya ditabuh oleh

waditra waditra ketuk, kenong, dan goong. Sedangkan fungsi kendang adalah

sebagai aba- aba terhadap waditra waditra tersebut

 .Anceran wiletan yaitu sebagai pemberi irama lagu baik diawal maupun diakhir

 Amardawa lagu yaitu melodi lagu. Biasanya ditabuh oleh waditra rebab,

gambang, bonang dan juga sinden

 Arkuh lagu yaitu kerangka lagu atau disebut juga baluganing gending. Pada

bagian ini kendang berfungsi sebagai aba-aba untuk mengawali tabuhan waditra.

 Adumanis lagu yaitu senggol atau ornamen dari lagu. Pada bagian kendang

berfungsi sebagai pendukung ritmis pada waditra-waditra dan sinden yang

memberi variasi.

11
2. Bahan dan Rancang Bangun

Badan kendang sebagai resonator terbuat atas darki bahan kayu, dinamakan

kuluwung.

- Sentug, atau bem kendang adalah bagian lubang besar yang ditutup lembar

kulit terletak dibagian bawah, sedangkan bidang berkulit yang kecil disebut

kemprang, terletak di bagian atas kendang.

- Wangkis, adalah selaput kulit jangat binatang, penutup lubang kuluwung

sebagai sumber bunyi.

- Rarawat, adalah tali dari bahan baku rotan atau kulit jangat, sebagai alat untuk

wangkis. Pemasangan rarawat sangat khas rupa hingga disebut siki bonteng

atau wijen.

- Tali rawir, adalah tali dari bahan rotan atau kulit jangan untuk menutup bibir

wangkis.

- Wengku, adalah lingkaran rotan atau bambu yang dipasang dibagian ujung-

pangkal kendang untuk menggulung wangkis.

- Anting-anting, terbuat dari bahan logam (besi atau perunggu) berbentuk

cincin untuk mengkaitkan tali kendang.

- Nawa, adalah lubang udara pada bagian badan kendang, tempat keluarnya

udara.Rehal adalah standard kendang.(ancak).

- Simpay, adalah cincin dari kulit jangat untuk mengendurkan dan menegangkan

tali (rarawat).

3. Nama Nama Bagian Kendang

 Kumpyang, adalah muka kendang bagian atas.

 Gedug, adalah muka kendang bagian bawah.

12
 Kutiplak, adalah muka kendang kecil bagian atas.

 Kutipung, adalah muka kendang kecil bagian bawah.

 Wengku, adalah bambu berbentuk lingkaran sebagai penahan wangkis.

 Kuluwung, adalah badan kendang.

 Rarawat, adalah tali yang terbuat dari kulit untuk penegang muka kendang.

 Bujal (udel), adalah lubang suara yang terdapat pada badan kendang.

 Rarawit, adalah tali kecil yang terbuat dari kulit untuk menutup wengku.

 Wangkis, adalah tutup kendang yang terbuat dari kulit berbentuk lingkaran,

gunanya untuk menutupi bagian-bagian pada kendang.

 Simpay (ali-ali), adalah pengikat tali kendang.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari berbagai permasalahan diatas, dapat diperoleh gambaran tentang fokus

masalah yang dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk penyajian kendang dalam Kacapi Kawih Wanda Anyar?

2. Bagaimana cara memperkenalkan Kacapi Kawih kepada masyarakat yang

awam terhadap seni?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

a. Ingin memperkenalkan tabuhan kendang pada kacapi kawih wanda anyar

kepada masyarakat

b. Agar instrumen kendang lebih mudah dipelajari sehingga bisa diminati

masyarakat khususnya generasi muda

2. Manfaat

a. Menambah wawasan di bidang Seni Karawitan

13
b. Agar kesenian tradisional dapat terus dinikmati oleh semua kalangan

walaupun terus bersaing dengan kesenian modern.

c. Mengembangkan kreatifitas seni dan berinovasi dalam berkarya

d. Menguasai materi seni khususnya Karawitan

e. Mempunyai keterampilan khusus sesuai bidangnya.

D. Hasil yang Diharapkan

Ada pengakuan dari semua pihak tercapainya standar kompetensi siswa sesuai

dengan tujuan kurikulum, antara lain :

1. Menguasai unsur unsur musikal yang terdapat pada kacapi kawih

2. Menumbuhkan minat para remaja untuk mengetahui dan mempelajari

kesenian tradisional.

14
BAB II

METODOLOG

A. Proses Garapan

Pada dasarnya setiap seni pertunjukan selalu di pertontonkan di setiap kalangan.

Dalam pengemasan penataan selalu ada proses garap yang mencakup semua kegiatan

awal sampai akhir, dari proses materi garapan penyaji sampai tata panggung.

1. Perencanaan

Proses penyajian yang dimaksud dibawah ini adalah seluruh kegiatan dari awal-akhir,

mengikuti beberapa tahap persiapan dan pelaksanaan penyajian seluruh materi. Beberapa

tahapan proses penyajian, dibagi menjadi 2 tahapan, yaitu :

a. Program Schedule

b. Tanggal

c. Bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Maret

April

Mei

Tanggal

Bulan 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Maret

April

Mei

15
Tanggal

Bulan 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Maret

April

Mei

KETERANGAN

Penentuan Materi Latihan Mandiri

Gladi Kotor
Latihan Gabungan

Gladi Bersih
Bimbingan

Pelaksanaan
Libur

a. Proses Bimbingan

Pada saat melakukan proses, penyaji senantiasa dibimbing oleh

pembimbing melalui dua bentuk bimbingan diantaranya sebagai

berikut:

Dalam proses penggarapan materi pertunjukan ini selalu diadakan

pertemuan dengan pembimbing agar Garapan dapat tersajikan dengan baik.

Proses tersebut dilaksanakan ditempat ruang peraktek SMK SENI BUDAYA

1) Bimbingan Karya

Bimbingan karya yaitu berupa bimbingan garapan dimana pembimbing

memberikan dan membetulkan materi garap yang penyaji sajikan.

2) Bimbingan Tulis

16
Bimbingan tulis yaitu berupa bimbingan penulisan deskripsi yang mana

deskripsi ini sebagai syarat untuk mengikuti Ujian Nasional Praktik

Kejuruan Program Kompetensi Keahlian Seni Karawitan Sunda.

3) Pelaksanaan

Ujian Nasional Praktek Kejuruan program kompetensi seninkarawitan

sunda akan dilaksanakan pada :

1. Penyaji dan Pendukung

a. Penyaji

No. Nama Instrumen NIS

1. Deriansyah Pria N. Kendang 201900004

2. Mahendra Adam Suling

3. M. Lutfi Kacapi

4. Pipit Yuliani Kacapi 201900009

5. Salsa Juwita Kacapi 210900013

6. Sasy Tasya Kierana Kacapi 201900014

7. Syakipah Fadilah Kacapi 201900015

8. Tedi Sukmawandi Kendang 201900016

9. Tuti Rosmiati Kacapi

b. Pendukung

No. Nama Instrumen NIS

1. Azriel Farrel Vokal

2. Rahmat Perkusi

3. Reva Goong

4. Rizva Vokal

17
5. Wanda Vokal

6. Cecep Winanda Rebab ISBI Bandung

a. BENTUK GARAPAN

1. Judul Garapan

“GALURING TRESNA”

Tema : Cinta

2. Sinopsis

Lalakon tresna dipedar dina haleuang handapeun langit di amparan jagat. Dina

lengkah nu teu weleh sadrah bagja tunggara atra katembong sarta karasa dina

unggal haleuang nu ngahaleuangkeun nana.

3. Struktur Garap

a. Bagian Awal

Bagian awal pertunjukan dibuka dengan overture karya penyaji termasuk

layeutan sora di bagian awal. Kemudian dilanjutkan dengan pembawaan lagu Di

Langit Bandung Bulan keur Mayung yang pada dasarnya menceritakan

pasangan kasmaran yang dilanda rindu. Lagu kedua merupakan lagu yang

bertema perjuangan yakni lagu Bulan teh Langlayangan Peuting, menceritakan

seorang laki-laki yang memberitahu ‘Enung’ supaya tidak khawatir ketika

dirinya pergi berperang.

b. Bagian Tengah

Bagian tengah pertunjukan dimulai dengan lagu Kacapi Tengah Peuting, lagu

yang didominasi oleh petikan kacapi dengan sedikit ornamen kendang. Penyaji

meyisipkan sedikit ornamen vokal pada gending penghubung menuju lagu

kedua

18
yaitu Putri Ninun. Keduanya merupakan lagu yang syahdu dan memiliki kesan

sedih tersendiri.

c. Bagian Akhir

Bagian akhir pertunjukan diakhiri dengan dua lagu yaitu lagu Pangungsi Balik

dan lagu Memang Sesah. Pertunjukan kemudian ditutup dengan Gending

Panutup (ending).

4. Notasi Garap

5. Setting Panggung

KETERANGAN :

REBAB :

GOONG :

LAYEUTAN SUARA :

19
KACAPI :

KENDANG :

GOONG :

PERKUSI :

20
BAB III

PENUTU

A. KESIMPULAN

Pengaruh masuknya budaya luar berdampak pada seni tradisi, khususnya Kesenian

yang berada di tatar Sunda yang sudah mulai dilupakan di masyarakat sekitar, banyak

masyarakat lebih mengenal Budaya Barat dibanding Budaya tradisi, sehingga budaya tradisi

hampir tidak digemari lagi dikalangan masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu timbulah

dampak- dampak sosial yang terjadi di masyarakat termasuk pergeseran nilai dan fungsi itu

sendiri, seperti yang sekarang dialami pada kesenian tradisional ditatar sunda.

A. Kesimpulan

Sebagai generasi muda kita harus menjaga dan melestarikan budaya dan
kesenian tradisional yang dalam hal ini khususnya Karawitan Sunda agar mampu bersaing
dengan budaya luar dan layak untuk dikembangkan dan dilestarikan.

B. Saran

1. Pengaturan tempat latihan

2. Sarana dam prasarana bisa dilengkapi

3. Dapat memanfaatkan waktu sebaik mungkin

4. Gunakan waktu untuk mempersiapkan Uji Kompetensi

5. Diharapkan Uji Kompetensi tahun depan bisa lebih baik lagi.

21
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Kubarsah, Ubun.

1994 “ Waditra : (Mengenal Alat-Alat Kesenian daerah Jawa Barat),

CV. Sampurna,Bandung

22

Anda mungkin juga menyukai