Anda di halaman 1dari 51

LAPORAN PRAKTIKUM

ASESMEN DEWASA

Disusun Oleh:
Nestaya Dallara Putri Pane
21320155

Kelas Praktikum:
Kelas L2

Dosen Pengampu:
Latifatul Laili S.Psi., M.Psi., Psi.

Asisten Praktikum:
Benita Indriati

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2023
1

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala

nikmat-Nya. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah pada Rasulullah Shallallaaahu

‘Alaihi Wasallam, keluarga beliau, para sahabat, serta pengikut beliau hingga akhir zaman.

Pada kesempatan kali ini saya telah menyelesaikan penulisan laporan Praktikum untuk

memenuhi persyaratan mata kuliah Asesmen Anak dan Remaja. Dalam penulisan laporan ini,

saya merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun pelaksanaan tes,

sehingga sangat membuka ruang untuk evaluasi dan perbaikan diri.

Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu

pelaksanaan praktikum sampai penulisan laporan ini, yang tidak dapat disebutkan satu per

satu. Kepada dosen pengampu mata kuliah, asisten praktikum, staf laboratorium Psikologi,

serta rekan-rekan seperjuangan, terima kasih.

Yogyakarta, 2 Juli 2023

Nestaya Dallara Putri Pane

i
2

HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM
ASESMEN DEWASA

Telah Disetujui dan Disahkan pada Tanggal

(6 Juli 2023)

Yogyakarta, 6 Juli 2023


Mengesahkan, Menyetujui,
Kepala Laboratorium Asisten Praktikum

Dr. Ahmad Rusdi, S.Psi., S.Sos.I., MA., Si. Benita Indriati

i
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………….


i
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………
ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………. iii
A. IDENTITAS TESTEE …………………………………………………………...1
B. TUJUAN ASESMEN ……………………………………………………. 2
C. JADWAL PELAKSANAAN ASESMEN ………………………………..
2
D. HASIL ASESMEN ……………………………………………………… 2
1. Hasil Tes WAIS ………………………………………………………
2
2. Hasil Tes IST …………………………………………………………
7
3. Hasil Tes SSCT …………………………………………………….. 10
4. Hasil Tes DASS ……………………………………………………. 16
E. INTEGRASI HASIL ASESMEN/PSIKOGRAM ……………………… 19
F. KESIMPULAN ………………………………………………………… 25
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………...
27
LAMPIRAN …………………………………………………………… 28

i
1

A. IDENTITAS testee

1. Identitas testee
Nama : IA
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/ Tanggal Lahir : Dumai, 14 Juli 2002
Usia : 20 Tahun
Alamat Lengkap : Jakal Km.13, Yogyakarta
Pendidikan Terakhir : SMA
Jurusan/Fakultas : Ilmu Komunikasi
Agama : Islam
Suku Bangsa : Melayu/ Indonesia
Status dalam Keluarga : Anak Kandung
Kedudukan dalam Keluarga : Anak Ke 1 Dari 2 Bersaudara
Pemeriksa/Tester (NIM) : Nestaya Dallara / 21320155
Assisten Praktium : Benita Indriati
Dosen Pengampu : Latifatul Laili S.Psi., M.Psi., Psi.

2. Identitas Keluarga
a. Identitas Orang Tua

No Data Ayah Ibu

1 Nama Eka Budi Ariawanto Kartini

2 Usia 46 Tahun 43 Tahun

3 Suku Bangsa Melayu Melayu

4 Agama Islam Islam

5 Pendidikan S2 SMA

6 Pekerjaan PNS IRT

1
2

7 Alamat Jl. Karya Bhakti, Dumai, Jl. Karya Bhakti,


Riau Dumai, Riau

B. TUJUAN ASESMEN

Secara umum, tujuan dari asesmen ini yaitu untuk melakukan potensial review
terhadap gambaran potensi dan kekurangan yang dimiliki oleh testee. Guna
mengetahui kemampuan inteligensi dan pola kecerdasan yang dimiliki oleh testee,
mengetahui dinamika kepribadian, hubungan interpersonal, dan status emosional
negatif yang dimiliki oleh testee serta menjelaskan kemampuan kognitif,
kepribadian, dan kesehatan mental testee yang dilihat melalui tingkat stres, depresi,
kecemasan dan menjelaskan kelebihan dan kekurangan testee berdasarkan hasil
asesmen.

C. JADWAL PELAKSANAAN ASESMEN


Pelaksanaan Asesmen Dewasa dilakukan pada jadwal berikut ini:
No Hari/Tanggal Waktu Kegiatan
Selasa/25 Mei 2023 13:00-15:30 WIB Tes WAIS
Selasa/08 Juni 2023 13:00-15:30 WIB Tes IST
Selasa/22 Juni 2023 13:00-15:30 WIB Tes SSCT dan DASS

D. HASIL ASESMEN
1. Hasil Tes WAIS

Subtes Angka Kasar Angka Skala

Informasi 7 6

Pengertian 14 8

Hitungan 7 7

Persamaan 16 11
3

Rentangan Angka 15 15

Perbendaharaan Kata 34 9

Angka Verbal

Simbol Angka 72 15

Melengkapi Gambar 9 7

Rancangan Balok 30 9

Mengatur Gambar 26 11

Merakit Objek 21 6

Angka Performance 48

Angka Total 104

Angka Verbal = 56 IQ = 97

Angka Performance = 48 IQ = 97

Angka Skala Lengkap = 104 IQ = 96

a. IQ total dan kategorinya


Berdasarkan hasil tes WAIS yang telah dilakukan, maka dapat
diketahui bahwa IQ total subjek yaitu 96 Dengan demikian, subjek
berada pada kategori average atau rata-rata.
b. Manakah Perbandingan IQ Verbal dan IQ Performance yang lebih
tinggi dari hasil tes testee dan apa maknanya?
Berdasarkan tes WAIS yang telah dilakukan pada subjek, maka
diketahui bahwa subjek memiliki IQ verbal sebesar 97 dan IQ
performance sebesar 97 Dengan demikian, IQ verbal subjek sama IQ
performance. Oleh karena itu, ketika IQ verbalnya sama dengan IQ
4

performance, maka subjek memiliki keterampilan verbal dan


performance yang sama-sama berkembang, serta keterampilan untuk
membedakan auditori-vocal yang sama berkembangnya dengan
keterampilan ketika memproses visual-motor, tidak kesulitan dalam
akademis dan membaca, dan kemampuan pengetahuan sebagai hasil
dari pengalaman sama kuatnya dengan pemecahan masalah , tidak
kesulitan dalam mengerjakan tugas ketika adanya tekanan waktu.
5

LEMBAR PROFIL WAIS

Nama : IA
Usia : 20 Full IQ : 96
Jenis Kelamin : Perempuan Verbal IQ : 97
Pendidikan : SMA Performance IQ : 97

VERBAL TEST PERFORMNACE TEST


P
P
i
i
c O
c
C t b
S t B
I o u j
i A V D u l
n m r e
m r o i r o
f p e c
i i c g e c C
o r t
l t a i k o
r e A
a h b t C d
Factor m h Factor r A
r m u o D i
a e r s
i e l S m e n
t n a s
t t a p p s g
i s n e
i i r a l i
o i g m
e c y n e g
n o e b
s t n
n m l
i
e y
o
n
n
t
Raw Raw
7 16 7 34 14 15 9 26 30 21 72
Scored Scored
6

Scaled Scaled
6 11 7 9 8 15 7 11 9 6 15
Scored Scored
19 . . . . . . 19 . . . . .
18 . . . . . . 18 . . . . .
17 . . . . . . 17 . . . . .
16 . . . . . . 16 . . . . .
15 . . . . . . 15 . . . . .
14 . . . . . . 14 . . . . .
N 13 . . . . . . N 13 . . . . .
o 12 . . . . . . o 12 . . . . .
r 11 . . . . . . r 11 . . . . .
m 10 . . . . . . m 10 . . . . .
a 9 . . . . . . a 9 . . . . .
l 8 . . . . . . l 8 . . . . .
7 . . . . . . 7 . . . . .
R R
a a
n n
g g
e e
6 . . . . . . 6 . . . .
5 . . . . . . 5 . . . . .
4 . . . . . . 4 . . . . .
3 . . . . . . 3 . . . . .
2 . . . . . . 2 . . . . .
1 . . . . . . 1 . . . . .
7

2. Hasil Tes IST


a. Skoring

Aspek RW SW

SE 11 97

WA 12 104

AN 9 97

GE 16 92

ME 14 108

RA 3 72

ZR 8 84

FA 8 85

WU 8 95

Jumlah 89 101

Berdasarkan hasil IST yang telah dilakukan pada hari Kamis,


08 Juni
2023, diketahui bahwa subjek memiliki skor total berjumlah 89
dengan
nilai IQ sebesar 101. Dengan demikian, subjek termasuk ke
dalam kategori
diatas rata-rata (high average). Berdasarkan hasil tes IST,
subtes tertinggi
yang diperoleh subjek yaitu berada pada subtes ME dengan
nilai raw score
sebesar 14 dan standardized score sebesar 108. Sedangkan,
subtes dengan
8

nilai terendah berada pada subtes RA dengan raw score sebesar


3 dan
standardize score sebesar 72.
b. Grafik Tes IST

c. Interpretasi Grafik
1) Pada grafik diatas menunjukkan bahwa grafik membentuk huruf
M.
2) Interpretasi Subskala
a. SE (Satzerganzung)
Pada skala SE atau melengkapi kalimat, testee memperoleh skor
sebesar 97 atau berada pada kategori rata-rata normal (normal
average).
b. WA (Wourtauswahl)
Pada skala WA atau melengkapi kata-kata, testee memperoleh skor
sebesar 104 atau berada pada kategori di atas rata-rata (high
average).
c. AN (Analogien)
Pada skala AN atau persamaan kata, testee memperoleh skor
sebesar 97 atau berada pada kategori rata-rata normal (normal
average).
d. GE (Gemeinsamkeiten)
9

Pada skala GE atau sifat yang dimiliki bersama, testee memperoleh


skor sebesar 92 atau berada pada kategori rata-rata normal (normal
average).
e. ME (Merkaufgaben)
Pada kala ME atau latihan simbol, testee memperoleh skor sebesar
108 atau berada pada kategori superior.
f. RA (Rechhenaufgaben)
Pada skala RA atau berhitung, testee memperoleh skor sebesar 72
atau berada pada kategori di bawah rata-rata (low average).
g. ZR (Zahlenreihen)
Pada skala ZR atau deret angka, testee memperoleh skor sebesar 84
atau berada pada kategori rata-rata normal (normal average).
h. FA (Figurenauswahl)
Pada skala FA atau memilih bentuk, testee memperoleh skor
sebesar 85 atau berada pada kategori rata-rata normal (normal
average).
i. WU (Wurfelaufgaben)
Pada skala WU atau latihan balok, testee memperoleh skor sebesar
95 atau berada pada kategori rata-rata normal (normal average).
Dengan demikian, pada grafik di IST di atas menunjukkan
bahwa grafik membentuk seperti huruf M. Oleh karena itu, hasil
yang diperoleh yaitu subjek memiliki kecerdasan teoritis. Makna
dari kecerdasan teoritis yaitu subjek memiliki kemampuan dalam
berpikir secara abstrak dan teoritis, serta dapat menyatakannya
dalam bentuk bahasa seperti filsuf.
10

3. Hasil Tes SSCT


RATING SHEET SSCT
1. Sikap terhadap ibu (14, 29, 44, 59)
Rating : 0, 0, 0, 0
Interpretative summary : Berdasarkan tes SSCT yang
telah dilakukan terkait dengan sikap terhadap ibu dapat disimpulkan
bahwa, testee sangat dekat dengan ibunya, dan menganggap ibunya
bahwa beliau merupakan orang yang baik dan sangat seru. testee juga
menjelaskan bahwa ibunya yang lahir pada hari Kartini lalu diberi
nama “Kartini” oleh kakek testee, testee terlihat sangat bangga akan
hal itu. testee berpendapat bahwa, seorang ibu sudah pasti memiliki
perasaan yang saling terikat dengan anaknya. Namun ibu testee sudah
meningggal, hal itu seperti membuat testee merasa sangat merindukan
sosok ibunya, dapat disimpulkan, testee sangat menyayangi ibunya.
2. Sikap terhadap ayah (1, 16, 31, 46)
Rating : 0, 1, 0, 0
Interpretative summary : Berdasarkan hasil tes SSCT
yang telah dilakukan dilakukan terkait dengan sikap terhadap ayah,
testee merasa bahwa ayahnya merupakan sosok yang kaku dan jarang
ngobrol dengan anak - anaknya, testee juga menyebutkan bahwa
ayahnya jarang memvalidasi tentang perasaannya, padahal testee juga
ingin tahu apa yang ayahnya rasakan. testee juga merasa ayahnya
kurang mendukung testee menjadi dokter, padahal testee akan senang
jika ayahnya mengizinkan ia menjadi dokter. Namun begitu, testee
tetap menyayangi ayahnya, sera mengharapkan umur panjang untuk
ayahnya.
Sikap terhadap kehidupan keluarga (12, 27, 42, 57)
Rating : 0, 0, 0, 0
Interpretative summary : Berdasarkan hasil tes SSCT
yang telah dilakukan terkait dengan sikap terhadap kehidupan
keluarga, testee memiliki keluarga yang harmonis dan sangat ramai,
11

sehingga membuat testee merasa senang dan nyaman berada di sekitar


keluarganya. Kebanyakan keluarga yang testee kenal juga memiliki
hubungan yang hangat dan harmonis.
3. Sikap terhadap wanita (10, 25, 40, 55)
Rating : 0, 0, 0, 0
Interpretative summary : Berdasarkan hasil tes ssct
yang telah dilakukan terkait dengan sikap terhadap wanita, testee
mengganggap bahwa wanita harus menjadi sosok yang memiliki value
dan hati yag baik, serta menjadi independent woman. Namun hal yang
testee tidak sukai dari wanita adalah perasaanya yang sensitif seperti
kebanyakan wanita pada umumnya.
4. Sikap terhadap heteroseks (11, 26, 41, 56)
Rating : 0, 0, 1, 0
Interpretative summary : Berdasarkan hasil tes ssct
terkait dengan sikap terhadap hubungan heteroseks yang telah
dilakukan, ketika testee melihat seorang laki-laki dan seorang
perempuan sedang berjalan berdua, testee akan membiarkan mereka
tetap berjalan. Testee mengganggap bahwa perkawinan merupakan
hubungan yang terikat selamanya, testee juga mengatakan bahwa ia
mengharapkan respect dari jenis kelamin, dimana jaman sekarang
banyak sekali laki - laki yang tidak respect dan menghormati wanuta,
sebagaimana yang harus ia lakukan. testee juga menganggap bahwa
hubungan intim adalah hal yang dibutuhkan dan harus dipenuhi bagi
orang dewasa.

5. Sikap terhadap teman-teman dan kenalan (7, 23, 38, 53)


Rating : 0, 0, 0, 1
Interpretative summary : Berdasarkan hasil tes ssct
terkait dengan sikap terhadap teman - teman dan kenalan yang telah
dilakukan, testee beranggapan bahwa teman sejati ialah teman yang
saling memahami dan saling mengerti, testee juga menyebutkan bahwa
12

testee suka memiliki teman atau berkenalan dengan orang yang


humble dan rapi. Namun testee masih merasa ragu, apakah teman -
teman testee akan merasa kehilangan saat testee sedang tidak ada,
karena disisipkannya tanda tanya di akhir jawaban.
6. Sikap terhadap pimpinan di sekolah/pekerjaan (6, 21, 36, 51)
Rating : 0, 0, 0, 0
Interpretative summary : Berdasarkan hasil tes ssct
terkait dengan sikap terhadap pimpinam disekolah/pekerjaan yang
telah dilakukan, menurut testee, guru testee disekolah adalah sosok
yang sangat peduli kepada murid nya, dan update dengan sesuatu yang
viral menyangkut Gen-z. Testee juga beranggapan bahwa guru testee
di sekolah menjalin hubungan yang baik dengan testee. Testee juga
akan mempersiapkan diri untuk kelas apabila guru testee datang, testee
juga akan menghormati dan mencari ilmu kepada orang yang dianggap
lebih tinggi derajatnya dari testee.
7. Sikap terhadap bawahan (4, 19, 34, 49)
Rating : 0, 0, 0, 0
Interpretative summary : Berdasarkan hasil tes ssct
terkait dengan sikap terhadap bawahan yang telah dilakukan, testee
akan sungguh - sungguh melakukannya apabila testee diserahi
tanggung jawab. Testee merasa harus memanusiakan orang yang
bekerja untuk testee, dan akan mendapatkan sistem kerja yang enak.
Testee juga merasa harus bicara dengan baik apabila menyampaikan
perintah terhadap orang lain.
8. Sikap terhadap teman sekerja (13, 28, 43, 58)
Rating : 0, 0, 0, 0
Interpretative summary : Berdasarkan hasil tes ssct
terkait dengan sikap terhadap teman sekerja yang telah dilakukan,
testee merupakan orang yang senang berhubungan ketika kegiatan
tersebut menambah relasi testee, dan tentu adalah orang - orang yang
baik. Testee juga menyukai bekerja sama dengan orang yang tepat
13

waktu, cekatan serta bertanggung jawab. Testee percaya bahwa orang -


orang yang bekerja bersama testee akan menjadi tim yang
menyelesaikan tugas dengan baik.
9. Ketakutan-ketakutan (8, 22, 37, 52)
Rating : 1, 0, 0, 0
Interpretative summary : Berdasarkan hasil tes ssct
terkait dengan sikap ketakutan-ketakutan yang telah dilakukan, testee
merasa ada hal yang tidak wajar, namun testee takut jika ada sesuatu
yang aneh dengan diri testee, testee juga menjelaskan bahwa testee
takut akan hal yang berbau ketinggian dan horor, namun testee
berharap dapat membuang ketakutan nya terhadap ketinggian,
terkadang testee pun merasa harus melakukan dan melawan ketakutan
tersebut.
10. Rasa bersalah (15, 30, 45, 60)
Rating : 2, 0, 0, 0
Interpretative summary : Berdasarkan hasil tes ssct
terkait dengan sikap rasa bersalah yang telah dilakukan, testee ingin
melupakan waktu dimana saat berkumpul bersama keluarga. Testee
merasa kelemahan testee adalah karna testee gampang mengantuk.
Dahulu testee pernah mencuri uang mama dan papa testee, dimana hal
itu membuat testee merasa bersalah saat itu, testeet juga menganggap
bahwa kesalahan terbesar testee adalah saat testee menghilangkan
handphone mama testee.
11. Sikap terhadap kemampuan diri sendiri (2, 17, 32, 47)
Rating : 0, 0, 0, 0
Interpretative summary : Berdasarkan hasil tes ssct
terkait dengan sikap terhadap kemampuan diri sendiri yang telah
dilakukan, testee akan mencari solusi dan meminta tolong apabila
sedang mengalami hal aneh, testee juga adalah orang yang dapat
berkomunikasi dengan baik. Kemudian testee juga merasa kurang nya
14

kemampuan dalam angka, dan testee akan menghadapi dengan ikhlas


apabila testee tertimpa nasib buruk.
12. Sikap terhadap masa lalu (9, 24, 39, 54)
Rating : 0, 0, 0, 0
Interpretative summary : Berdasarkan hasil tes ssct
terkait dengan sikap terhadap masa lalu yang telah dilakukan, testee
merupakan pribadi yang suka membaca komik yang dibelikan ayah
testee sepulang kerja testee juga merasa sangat senang saat kanak -
kanak saat mama testee masih ada. Jika testee diberikan kesempatan
untuk menjadi anak kecil kembali, testee akan dengan senang hati
mengajak keluarga dan jika masih ada mama testee untuk berlibur ke
Jakarta. Saat - saat paling berkesan menurut testee adalah saat dimana
testee dan keluarga merayakan ulang tahun mama testee dan jalan -
jalan ke pantai.
13. Sikap terhadap masa depan (5, 20, 35, 50)
Rating : 0, 0, 0, 0
Interpretative summary : Berdasarkan hasil tes ssct
terkait dengan sikap terhadap masa depan yang telah dilakukan,
menurut testee, masa depan terlihat abu - abu karena tergantung pada
apa yang akan testee lakukan kedepannya. Testee juga berencana untuk
melanjutkan studi di Eropa dan akan menjadi financial stable.
14. Cita-cita (3, 18, 33, 48)
Rating : 0, 0, 0, 0
Interpretative summary : Berdasarkan hasil tes ssct
terkait dengan sikap cita - cita yang telah dilakukan, didapatkan
informasi bahwa testee ingin menjadi orang yang sukses dan
membanggakan orang tua testee, testee juga akan sangat bahagia bila
bisa berkumpul dengan keluarga, teman dan menerima beasiswa di
Eropa. Kemudian testee memiliki ambisi untuk mewujudkan dan
menciptakan keluarga yang harmonis serta menginginkan tenang, tidak
rusuh, dan saling respect didalam kehidupan.
15

Kesimpulan secara keseluruhan:


Berdasarkan hasil tes SSCT yang telah dilakukan pada 20 Juni 2023,
diperoleh hasil bahwa, pada aspek sikap terhadap ibu, sikap terhadap
kehidupan keluarga, sikap terhadap wanita, sikap terhadap pimpinan
disekolah/ pekerjaan, sikap terhadap bawahan, sikap terhadap teman
sekerja, sikap terhadap kemampuan diri sendiri, sikap terhadap masa lalu,
sikap terhadap masa depan dan cita - cita testee memperoleh hasil 0 atau
berada pada kategori tidak terganggu. Kemudian pada aspek sikap
terhadap ayah, sikap terhadap hubungan heteroseks, sikap terhadap teman
- teman dan kenalan, dan aspek ketakutan memperoleh hasi 1 atau berada
pada kategori terganggu, namun masih dapat di atasi. Sedangkan pada
aspek rasa bersalah testee memperoleh hasil 2 atau berada pada kategori
sangat terganggu, dan butuh pertolongan untuk menyelesaikan konflik.
Dengan demikian, secara garis besar dapat disimpulkan bahwa dinamika
kepribadian dan hubungan interpersonal testee masuk dalam kategori
terganggu.

4. Hasil Tes DASS


a. Skor depresi dan kategorinya
Berdasarkan hasil tes DASS pada kategori stres diperoleh hasil
bahwa, pada aspek disporia diperoleh skor sebesar 3, pada aspek putus
asa (hopelessness) diperoleh skor sebesar 0, pada aspek devaluasi
kehidupan (devaluation of life) diperoleh skor sebesar 0, pada aspek
mencela diri (self-deprecation) diperoleh skor sebesar 0, pada aspek
kurang ketertarikan/keterlibatan (lack ofinterest/involvement) diperoleh
skor sebesar 1, pada aspek anhedonia diperoleh skor sebesar 0, dan
pada aspek inersia diperoleh skor sebesar 2. Dengan demikian, pada
kategori stres diperoleh skor sebesar 6 atau berada pada kategori
normal dengan skor tertinggi berada pada aspek disporia.
b. Skor kecemasan dan kategorinya
16

Berdasarkan hasil tes DASS pada kategori kecemasan diperoleh


hasil bahwa, pada aspek muncul respons otomatis (autonomic
arousal) diperoleh skor sebesar 6, pada aspek efek-efek otot (skeletal
musculature effects) diperoleh skor sebesar 2, pada aspek kecemasan
situasional (situational anxiety) diperoleh skor sebesar 3, dan pada
aspek pengalaman subjektif dari kecemasan (subjective experience of
anxious effect) diperoleh skor sebesar 3. Dengan demikian, pada
kategori kecemasan diperoleh skor sebesar 14 atau berada pada
kategori sedang dengan skor tertinggi berada pada aspek muncul
respons otomatis (autonomic arousal).
c. Skor stress dan kategorinya
Berdasarkan hasil tes DASS yang telah dilakukan terkait dengan
kategori stress diperoleh hasil bahwa, pada aspek sulit untuk santai
(difficulty relaxing) diperoleh skor sebesar 4, pada aspek muncul
kegugupan (nervous arousal) diperoleh skor sebesar 2, pada aspek
mudah marah/gelisah (easily upset/agitated) diperoleh skor sebesar 1,
pada aspek mengganggu/lebih reaktif (irritable/over reactive)
diperoleh skor sebesar 0, sedangkan pada aspek tidak sabar
(impatient) diperoleh skor sebesar 3. Dengan demikian, berdasarkan
hasil tes dass diperoleh skor sebesar 10 atau berada pada kategori
sedang dengan perolehan skor tertinggi berada pada aspek aspek sulit
untuk santai (difficulty relaxing), dan aspek tidak sabar (impatient).

d. Interpretasi
Depression Anxiety Stress Scales ( DASS ) merupakan
alat tes untuk mengukur tingkat kecemasan, depresi, dan stress yang
dikembangkan oleh Lovibond and Lovibond (1995). Alat ukur ini
kemudian di modifikasi dan disesuaikan, sehingga dapat
menggambarkan keadaan subjek. Alat ukur DASS terdiri dari 42 item
yang berkaitan dengan kecemasan, stres, dan depresi, dengan 14
elemen per skala, dengan 14 item terkait gejala kecemasan, 14 item
17

terkait dengan gejala depresi dan 14 item terkait dengan gejala stres.
Salah satu skala DASS adalah depresi. Gejala depresi ditandai dengan
perasaan sedih dan menarik diri yang terus-menerus dari aktivitas
sosial atau sering menyendiri, makan berlebihan atau membatasi
makan, gangguan tidur dan mudah lelah (Desi dkk, 2018). Berdasarkan
hasil uji Dass pada 22 Juni 2023 Pada skala depresi, subjek
mendapatkan nilai 6 atau termasuk dalam kategori normal. Pengukuran
selanjutnya terkait dengan skala kecemasan. Kecemasan adalah emosi
yang membantu mencegah orang melakukan aktivitas berbahaya dan
mengabaikan keselamatan pribadi, reaksi emosi tersebut akan berubah
menjadi gangguan jika tidak dapat dikendalikan, merusak konsentrasi
dan menghambat aktivitas sehari-hari baik dalam kehidupan sosial,
pekerjaan dan sebagainya (Getzfeld, 2006). Berdasarkan tes subjek
mendapatkan skor pada aspek kecemasan sebanyak 10. Ini
menunjukkan tingkat gejala kecemasan subjek masuk dalam kategori
sedang. Pengukuran selanjutnya adalah stres. Stres adalah suatu
kondisi yang secara fisik dan psikologis memengaruhi cara seseorang
mengalami peristiwa atau keadaan sehari-hari yang dianggap sebagai
rangsangan dan dirasakan sebagai tekanan. Tekanan tersebut
tampaknya tidak sebanding dengan kemampuan untuk mengatasi.
Keadaan sehari-hari seperti tuntutan pekerjaan, penyakit yang serius,
atau menghadapi peristiwa yang sulit dapat memicu stres, yang dikenal
dengan stressor (Suprapti & Markam, 2003; Sarafino, 2006). Wright
(1967) mengatakan bahwa stres sering dialami melalui berbagai
keadaan seperti perasaan kesepian, insomnia, kecemasan, kecemasan
yang intens, dan gejala fisiologis yang diwujudkan dalam peristiwa
yang dialami. Berdasarkan tes Dass yang telah dilakukan, subjek
memperoleh skor 14. Dengan demikian tingkat stres subjek masih
tergolong normal.
18

E. INTEGRASI HASIL ASESMEN/PSIKOGRAM

Hasil & Kategori,


No Alat Tes Aspek yang Diukur
Interpretasi

a) Informasi 6

b) Pengertian 8

c) Hitungan 7

d) Persamaan 11

e) Rentangan angka 15

f) Perbendaharaan kata 9

g) Angka Skala verbal 56

h) IQ verbal 97

i) Simbol angka 15
1 WAIS
j) Melengkapi gambar 7

k) Rancangan balok 9

l) Mengatur gambar 11

m) Merakit objek 6

n) Angka skala
48
performance

o) IQ performance 97

p) Skala total 104

q) IQ total 96

Interpretasi

18
19

Keterampilan verbal dan performance yang lebih berkembang.


keterampilan untuk membedakan auditori-vocal
keterampilan ketika memproses visual-motor, tidak kesulitan
dalam mengerjakan tugas ketika adanya tekanan waktu.

a) Melengkapi
97
kalimat (SE)

b) Melengkapi kata-kata
104
(WA)

c) Persamaan kata (AN) 97

d) Sifat yang dimiliki


92
bersama (GE)

e) Berhitung (RA) 108

f) Deret angka (ZR) 72


2 IST
g) Memilih bentuk (FA) 84

h) Latihan balok (WU) 85

i) Latihan simbol (ME) 95

j) IQ total 101

k) Bentuk grafik M

Interpretasi
Memiliki kemandirian dalam berpikir.
Memiliki kemampuan berpikir praktis dengan berhitung.
Memiliki kemampuan empati.

3 SSCT a) Sikap terhadap ibu 0 (Tidak terganggu)

b) Sikap terhadap ayah 1 (Terganggu)


20

c) Sikap terhadap
0 (Tidak terganggu)
keluarga

d) Sikap terhadap
0 (Tidak terganggu)
wanita

e) Sikap terhadap 1 (Terganggu)


hubungan heteroseks

f) Sikap terhadap
teman teman dan 1 (Terganggu)
kenalan

g) Sikap terhadap
pimpinan di 0 (Tidak terganggu)
sekolah/pekerjaan

h) Sikap terhadap
0 (Tidak terganggu)
bawahan

i) Sikap terhadap teman 0 (Tidak terganggu)


sekerja

j) Ketakutan-ketakutan 1 (Terganggu)

k) Rasa bersalah 2 ( sangat terganggu dan butuh


pertolongan)

l) Sikap terhadap 0 (Tidak terganggu)


kemampuan diri sendiri

m) Sikap terhadap
0 (Tidak terganggu)
masa lalu

n) Sikap terhadap masa 0 (Tidak terganggu)


depan

o) Cita-cita 0 (Tidak terganggu)

4 DASS a) Depresi 6 (Normal)


21

b) Kecemasan 10 (Sedang)

c) Stres 14 (Normal)

Integrasi:
Berdasarkan tabel di atas digunakan empat alat uji yaitu WAIS,
IST, SSCT dan DASS. Rangkaian tes WAIS dan IST mengukur
kecerdasan individu dan memberikan skor akhir berupa IQ. Tujuan dari
penguji SSCT adalah untuk mengukur dinamika kepribadian dan
hubungan interpersonal seseorang. Pada saat yang sama, tes DASS
mengukur tingkat keparahan gejala utama depresi, kecemasan, dan stres
seseorang.

Tes WAIS digunakan sebagai alat pengujian pertama. Pada tes


WAIS mengukur 11 aspek yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu aspek
verbal dan aspek performance. Aspek verbal terdiri dari informasi,
pengertian, hitungan, persamaan, rentang angka dan perbendaharaan kata.
Sedangkan pada aspek performance terdiri dari simbol angka, melengkapi
gambar, rancangan balok, mengatir gambar dan merakit objek. Hasil akhir
dari tes WAIS berupa IQ, sehingga diperlukan pengukuran IQ, baik IQ
verbal dan performance. Untuk IQ verbal, IQ subjek adalah 97 atau dalam
kategori rata-rata. Untuk IQ performance, IQ subjek adalah 97 atau dalam
kategori rata-rata. Dalam hal ini, IQ total subjek adalah 96, atau dia
termasuk dalam kategori rata-rata. IQ performance subjek sama dengan IQ
Verbal. Dengan demikian, interpretasi yang dapat dilakukan kepada subjek
adalah subjek Keterampilan verbal dan performance yang lebih
berkembang, keterampilan untuk membedakan auditori-vocal,
keterampilan ketika memproses visual-motorik, dan tidak kesulitan dalam
mengerjakan tugas ketika adanya tekanan waktu.
22

Kemudian untuk alat tes kedua yaitu IST. Pada alat tes IST
terdapat 9 aspek yang dapat diukur yaitu melengkapi kalimat, melengkapi
kata-kata, persamaan kata, sifat yang dimiliki bersama, berhitung, deret
angka, memilih bentuk, latihan balok, dan latihan simbol. Hasil akhir tes
IST berupa IQ sehingga pada IST kita membutuhkan untuk mengukur IQ
total yang dimiliki oleh subjek. Subjek memiliki IQ total berjumlah 101
atau berada pada kategori cukup tinggi (above average). Selain itu juga,
pada tes IST terdapat bentuk grafik yang dapat diinterpretasikan. Grafik
IST yang dihasilkan oleh subjek yaitu berbentuk huruf M. Dengan
demikian, grafik tersebut menggambarkan bahwa subjek memiliki
kecerdasana teoritis yang artinya subjek memiliki kemampuan dalam
berpikir secara abstrak dan teoritis, serta mengungkapkannya dalam
bentuk bahasa.

Lalu pada alat tes ketiga yaitu SSCT. Pada alat tes SSCT terdapat
15 aspek yang diukur serta dapat menggambarkan dinamika kepribadian
yang dimiliki oleh subjek dan hubungan interpersonal subjek dengan
orang di lingkungan atau di sekitarnya. Berdasarkan hasil tes SSCT yang
telah dilakukan, maka diperoleh hasil bahwa subjek tidak memiliki
gangguan yang serius terkait dengan hubungan dinamika kepribadian atau
hubungan interpersonal yang dimilikinya. Dengan uraian hasil yaitu pada
aspek sikap terhadap ibu, sikap terhadap wanita, sikap terhadap pimpinan
di sekolah/pekerjaan, sikap terhadap bawahan, sikap terhadap teman
sekerja, sikap terhadap ketidakmampuan diri, sikap terhadap masa lalu,
sikap terhadap masa depan, serta cita-cita secara garis besar testee
memperoleh skor 0 atau berada dalam kategori tidak terganggu.
Sedangkan untuk aspek sikap terhadap ayah, sikap terhadap hubungan
heteroseksual, sikap terhadap teman - teman dan kenalan, dan ketakutan -
ketakutan, testee memperoleh skor sebesar 1 atau berada pada kategori
terganggu, namun masih dapat diatasi. Namun pada aspek rasa bersalah
23

testee memperoleh skor sebesar 2 atau berapa pada kategori sangat


terganggu dan butuh pertolongan untuk menyelesaikan konflik.

Alat tes keempat yang digunakan yaitu DASS. Pada alat tes DASS
terdapat 3 aspek yang dapat dikut yaitu depresi, kecemasan, dan stres.
Berdasarkan hasil tes DASS yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa subjek tidak mengalami gejala yang serius terkait
dengan depresi, kecemasan, dan stres atau secara garis besar tingkat
keparahan subjek terkait dengan depresi, kecemasan, dan stres berada pada
kategori sedang. Dengan uraian hasil yaitu pada kategori depresi
diperoleh skor sebesar 6 (normal), kategori kecemasan diperoleh skor
sebesar 10 (sedang), dan pada kategori stres diperoleh skor sebesar 14
(normal). Diantara tiga kategori tersebut skor tingkat keparahan subjek
paling tinggi berada pada kategori stres, namun masih berada pada tingkat
yang normal.
24

F. KESIMPULAN

Pada praktikum tes asesmen dewasa secara umum bertujuan untuk


mengetahui terkait dengan inteligensi yang dimiliki oleh individu, mengukur
kondisi emosional negatif pada individu yaitu depresi, kecemasan, dan stres,
serta untuk mengungkapkan dinamika kepribadian dan hubungan
interpersonal yang dimiliki oleh individu. Berdasarkan hasil tes WAIS,
testee memiliki skor IQ total sebesar 96 atau berada pada tingkat rata-rata
(average). Pada tes IST, testee memperoleh nilai IQ sebesar 101 sehingga
testee memiliki kecerdasan di atas rata-rata (above average) dan memiliki
grafik seperti huruf M yang berarti testee memiliki kemampuan dalam
berpikir secara abstrak dan teoritis. Pada tes SSCT, diperoleh hasil bahwa
tidak ada gangguan yang serius terhadap hubungan interpersonal yang
dimiliki oleh testee. Sedangkan berdasarkan hasil dass, secara garis besar
tingkat kesehatan mental testee berada pada tingkat normal. Namun testee
terkadang merasa tidak kuat untuk melakukan suatu kegiatan, merasa goyah,
sulit untuk bersantai, menemukan dirinya dalam situasi yang membuat testee
merasa cemas, dan hanya merasa lega bila sesuatu tersebut berakhir, merasa
menghabiskan banyak energi hanya untuk merasa cemas, merasa sedih dan
tertekan, merasa lemas seperti mau pingsan, merasa takut tanpa alasan yang
jelas, merasa detak jantung meningkat atau melemah walau tidak sehabis
melakukan aktivitas fisik, sulit tenang jika merasa kesal, merasa akan
terhambat oleh tugas yang tidak biasa dilakukan, tidak antusias terhadap
apapun, merasa tidak dapat memaklumi hal yang menghalangi testee saat
akan menyelesaikan hal yang sedang dilakukan, merasa sangat ketakutan,
merasa mudah gelisah, mudah khawatir dengan situasi yang mempermalukan
diri, merasa gemetar, dan sulit meningkatkan inisiatif dalam melakukan
sesuatu. Namun sering merasa bibir kering, tidak sabaran dalam suatu hal,
sulit beristirahat, merasa putus asa dan sedih, dan sangat sering berkeringat
secara berlebihan.

24
25

Kemudian, kelebihan dan kekurangan testee berdasarkan hasil asesmen.


Pada hasil tes WAIS testee memiliki kelebihan yaitu, keterampilan verbal dan
performance yang lebih berkembang, keterampilan untuk membedakan
auditori-vocal, keterampilan ketika memproses visual-motorik, dan tidak
kesulitan dalam mengerjakan tugas ketika adanya tekanan waktu. Sedangkan
kelemahan sepertinya tidak ada aspek yang menunjukan kelemahan pada
hasil tes, dikarenakan IQ verbal dan performance testee yang seimbang. Pada
tes IST, kelebihan yang dimiliki oleh testee yaitu memiliki kemandirian
dalam berpikir, memiliki kemampuan berpikir praktis dengan berhitung, dan
memiliki kemampuan empati. Sedangkan kelemahannya yaitu berpikir
teoritik dengan berhitung, berpikir visual atau menyeluruh, dan kemampuan
dalam membayangkan ruang. Pada tes SSCT kelebihan yang dimiliki oleh
testee yaitu memiliki rasa optimisme yang tinggi, dengan sungguh - sungguh
dengan apa yang ingin dia capai, serta menerima yang terjadi di masa lalu
dan memilih untuk terus melangkah kedepan dimasa sekarang. Kelemahan
yang dimiliki oleh testee yaitu testee merasa ragu akan reaksi teman - teman
nya apabila ia tidak ada, dan ingin melupakan waktu saat berkumpul dengan
keluarga.
26

DAFTAR PUSTAKA

Desi, D., Felita, A., & Kinasih, A. (2020). Gejala Depresi Pada
Remaja Di Sekolah Menengah Atas. Care: Jurnal Ilmiah
Ilmu Kesehatan, 8(1), 30-38.

Getzfeld, A. R. (2006). Essentials of abnormal psychology. Hoboken, NJ : John

Wiley & Sons Inc.

Lovibond, S.H., Lovibond, P.F., 1995. Manual for The Depression Anxiety &

Stress Scales, 2 nd. ed. Psychology Foundation of Australia, Sydney.

Stuart, G. W., Kelat, B. A., & Pasaribu, J. (2016). Prinsip dan praktik

keperawatan kesehatan jiwa stuart. Edisi Indonesia (Buku 1). Singapura:

Elsevier.

Wright, J. J. (1967). Reported personal stress sources and adjustment of entering

freshmen. Journal of Counseling Psychology, 14(4), 371–373.

26
27

LAMPIRAN

27
28

(Urutan penyusunan)
1. Informed Consent
29

2. Lampiran Hasil Tes WAIS


30
31
32
33
34
35
36

3. Lampiran Hasil Tes IST


37

4. Lampiran Hasil Tes SSCT


38
39
40
41

5. Lampiran Hasil Tes DASS


42
43
44

6. Link Rekaman Zoom (jika mengambil data secara online)


45
46

Anda mungkin juga menyukai