ASESMEN DEWASA
Disusun Oleh:
Nestaya Dallara Putri Pane
21320155
Kelas Praktikum:
Kelas L2
Dosen Pengampu:
Latifatul Laili S.Psi., M.Psi., Psi.
Asisten Praktikum:
Benita Indriati
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala
nikmat-Nya. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah pada Rasulullah Shallallaaahu
‘Alaihi Wasallam, keluarga beliau, para sahabat, serta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Pada kesempatan kali ini saya telah menyelesaikan penulisan laporan Praktikum untuk
memenuhi persyaratan mata kuliah Asesmen Anak dan Remaja. Dalam penulisan laporan ini,
saya merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun pelaksanaan tes,
Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
pelaksanaan praktikum sampai penulisan laporan ini, yang tidak dapat disebutkan satu per
satu. Kepada dosen pengampu mata kuliah, asisten praktikum, staf laboratorium Psikologi,
i
2
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM
ASESMEN DEWASA
(6 Juli 2023)
i
3
DAFTAR ISI
i
1
A. IDENTITAS testee
1. Identitas testee
Nama : IA
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/ Tanggal Lahir : Dumai, 14 Juli 2002
Usia : 20 Tahun
Alamat Lengkap : Jakal Km.13, Yogyakarta
Pendidikan Terakhir : SMA
Jurusan/Fakultas : Ilmu Komunikasi
Agama : Islam
Suku Bangsa : Melayu/ Indonesia
Status dalam Keluarga : Anak Kandung
Kedudukan dalam Keluarga : Anak Ke 1 Dari 2 Bersaudara
Pemeriksa/Tester (NIM) : Nestaya Dallara / 21320155
Assisten Praktium : Benita Indriati
Dosen Pengampu : Latifatul Laili S.Psi., M.Psi., Psi.
2. Identitas Keluarga
a. Identitas Orang Tua
5 Pendidikan S2 SMA
1
2
B. TUJUAN ASESMEN
Secara umum, tujuan dari asesmen ini yaitu untuk melakukan potensial review
terhadap gambaran potensi dan kekurangan yang dimiliki oleh testee. Guna
mengetahui kemampuan inteligensi dan pola kecerdasan yang dimiliki oleh testee,
mengetahui dinamika kepribadian, hubungan interpersonal, dan status emosional
negatif yang dimiliki oleh testee serta menjelaskan kemampuan kognitif,
kepribadian, dan kesehatan mental testee yang dilihat melalui tingkat stres, depresi,
kecemasan dan menjelaskan kelebihan dan kekurangan testee berdasarkan hasil
asesmen.
D. HASIL ASESMEN
1. Hasil Tes WAIS
Informasi 7 6
Pengertian 14 8
Hitungan 7 7
Persamaan 16 11
3
Rentangan Angka 15 15
Perbendaharaan Kata 34 9
Angka Verbal
Simbol Angka 72 15
Melengkapi Gambar 9 7
Rancangan Balok 30 9
Mengatur Gambar 26 11
Merakit Objek 21 6
Angka Performance 48
Angka Verbal = 56 IQ = 97
Angka Performance = 48 IQ = 97
Nama : IA
Usia : 20 Full IQ : 96
Jenis Kelamin : Perempuan Verbal IQ : 97
Pendidikan : SMA Performance IQ : 97
Scaled Scaled
6 11 7 9 8 15 7 11 9 6 15
Scored Scored
19 . . . . . . 19 . . . . .
18 . . . . . . 18 . . . . .
17 . . . . . . 17 . . . . .
16 . . . . . . 16 . . . . .
15 . . . . . . 15 . . . . .
14 . . . . . . 14 . . . . .
N 13 . . . . . . N 13 . . . . .
o 12 . . . . . . o 12 . . . . .
r 11 . . . . . . r 11 . . . . .
m 10 . . . . . . m 10 . . . . .
a 9 . . . . . . a 9 . . . . .
l 8 . . . . . . l 8 . . . . .
7 . . . . . . 7 . . . . .
R R
a a
n n
g g
e e
6 . . . . . . 6 . . . .
5 . . . . . . 5 . . . . .
4 . . . . . . 4 . . . . .
3 . . . . . . 3 . . . . .
2 . . . . . . 2 . . . . .
1 . . . . . . 1 . . . . .
7
Aspek RW SW
SE 11 97
WA 12 104
AN 9 97
GE 16 92
ME 14 108
RA 3 72
ZR 8 84
FA 8 85
WU 8 95
Jumlah 89 101
c. Interpretasi Grafik
1) Pada grafik diatas menunjukkan bahwa grafik membentuk huruf
M.
2) Interpretasi Subskala
a. SE (Satzerganzung)
Pada skala SE atau melengkapi kalimat, testee memperoleh skor
sebesar 97 atau berada pada kategori rata-rata normal (normal
average).
b. WA (Wourtauswahl)
Pada skala WA atau melengkapi kata-kata, testee memperoleh skor
sebesar 104 atau berada pada kategori di atas rata-rata (high
average).
c. AN (Analogien)
Pada skala AN atau persamaan kata, testee memperoleh skor
sebesar 97 atau berada pada kategori rata-rata normal (normal
average).
d. GE (Gemeinsamkeiten)
9
d. Interpretasi
Depression Anxiety Stress Scales ( DASS ) merupakan
alat tes untuk mengukur tingkat kecemasan, depresi, dan stress yang
dikembangkan oleh Lovibond and Lovibond (1995). Alat ukur ini
kemudian di modifikasi dan disesuaikan, sehingga dapat
menggambarkan keadaan subjek. Alat ukur DASS terdiri dari 42 item
yang berkaitan dengan kecemasan, stres, dan depresi, dengan 14
elemen per skala, dengan 14 item terkait gejala kecemasan, 14 item
17
terkait dengan gejala depresi dan 14 item terkait dengan gejala stres.
Salah satu skala DASS adalah depresi. Gejala depresi ditandai dengan
perasaan sedih dan menarik diri yang terus-menerus dari aktivitas
sosial atau sering menyendiri, makan berlebihan atau membatasi
makan, gangguan tidur dan mudah lelah (Desi dkk, 2018). Berdasarkan
hasil uji Dass pada 22 Juni 2023 Pada skala depresi, subjek
mendapatkan nilai 6 atau termasuk dalam kategori normal. Pengukuran
selanjutnya terkait dengan skala kecemasan. Kecemasan adalah emosi
yang membantu mencegah orang melakukan aktivitas berbahaya dan
mengabaikan keselamatan pribadi, reaksi emosi tersebut akan berubah
menjadi gangguan jika tidak dapat dikendalikan, merusak konsentrasi
dan menghambat aktivitas sehari-hari baik dalam kehidupan sosial,
pekerjaan dan sebagainya (Getzfeld, 2006). Berdasarkan tes subjek
mendapatkan skor pada aspek kecemasan sebanyak 10. Ini
menunjukkan tingkat gejala kecemasan subjek masuk dalam kategori
sedang. Pengukuran selanjutnya adalah stres. Stres adalah suatu
kondisi yang secara fisik dan psikologis memengaruhi cara seseorang
mengalami peristiwa atau keadaan sehari-hari yang dianggap sebagai
rangsangan dan dirasakan sebagai tekanan. Tekanan tersebut
tampaknya tidak sebanding dengan kemampuan untuk mengatasi.
Keadaan sehari-hari seperti tuntutan pekerjaan, penyakit yang serius,
atau menghadapi peristiwa yang sulit dapat memicu stres, yang dikenal
dengan stressor (Suprapti & Markam, 2003; Sarafino, 2006). Wright
(1967) mengatakan bahwa stres sering dialami melalui berbagai
keadaan seperti perasaan kesepian, insomnia, kecemasan, kecemasan
yang intens, dan gejala fisiologis yang diwujudkan dalam peristiwa
yang dialami. Berdasarkan tes Dass yang telah dilakukan, subjek
memperoleh skor 14. Dengan demikian tingkat stres subjek masih
tergolong normal.
18
a) Informasi 6
b) Pengertian 8
c) Hitungan 7
d) Persamaan 11
e) Rentangan angka 15
f) Perbendaharaan kata 9
h) IQ verbal 97
i) Simbol angka 15
1 WAIS
j) Melengkapi gambar 7
k) Rancangan balok 9
l) Mengatur gambar 11
m) Merakit objek 6
n) Angka skala
48
performance
o) IQ performance 97
q) IQ total 96
Interpretasi
18
19
a) Melengkapi
97
kalimat (SE)
b) Melengkapi kata-kata
104
(WA)
j) IQ total 101
k) Bentuk grafik M
Interpretasi
Memiliki kemandirian dalam berpikir.
Memiliki kemampuan berpikir praktis dengan berhitung.
Memiliki kemampuan empati.
c) Sikap terhadap
0 (Tidak terganggu)
keluarga
d) Sikap terhadap
0 (Tidak terganggu)
wanita
f) Sikap terhadap
teman teman dan 1 (Terganggu)
kenalan
g) Sikap terhadap
pimpinan di 0 (Tidak terganggu)
sekolah/pekerjaan
h) Sikap terhadap
0 (Tidak terganggu)
bawahan
j) Ketakutan-ketakutan 1 (Terganggu)
m) Sikap terhadap
0 (Tidak terganggu)
masa lalu
b) Kecemasan 10 (Sedang)
c) Stres 14 (Normal)
Integrasi:
Berdasarkan tabel di atas digunakan empat alat uji yaitu WAIS,
IST, SSCT dan DASS. Rangkaian tes WAIS dan IST mengukur
kecerdasan individu dan memberikan skor akhir berupa IQ. Tujuan dari
penguji SSCT adalah untuk mengukur dinamika kepribadian dan
hubungan interpersonal seseorang. Pada saat yang sama, tes DASS
mengukur tingkat keparahan gejala utama depresi, kecemasan, dan stres
seseorang.
Kemudian untuk alat tes kedua yaitu IST. Pada alat tes IST
terdapat 9 aspek yang dapat diukur yaitu melengkapi kalimat, melengkapi
kata-kata, persamaan kata, sifat yang dimiliki bersama, berhitung, deret
angka, memilih bentuk, latihan balok, dan latihan simbol. Hasil akhir tes
IST berupa IQ sehingga pada IST kita membutuhkan untuk mengukur IQ
total yang dimiliki oleh subjek. Subjek memiliki IQ total berjumlah 101
atau berada pada kategori cukup tinggi (above average). Selain itu juga,
pada tes IST terdapat bentuk grafik yang dapat diinterpretasikan. Grafik
IST yang dihasilkan oleh subjek yaitu berbentuk huruf M. Dengan
demikian, grafik tersebut menggambarkan bahwa subjek memiliki
kecerdasana teoritis yang artinya subjek memiliki kemampuan dalam
berpikir secara abstrak dan teoritis, serta mengungkapkannya dalam
bentuk bahasa.
Lalu pada alat tes ketiga yaitu SSCT. Pada alat tes SSCT terdapat
15 aspek yang diukur serta dapat menggambarkan dinamika kepribadian
yang dimiliki oleh subjek dan hubungan interpersonal subjek dengan
orang di lingkungan atau di sekitarnya. Berdasarkan hasil tes SSCT yang
telah dilakukan, maka diperoleh hasil bahwa subjek tidak memiliki
gangguan yang serius terkait dengan hubungan dinamika kepribadian atau
hubungan interpersonal yang dimilikinya. Dengan uraian hasil yaitu pada
aspek sikap terhadap ibu, sikap terhadap wanita, sikap terhadap pimpinan
di sekolah/pekerjaan, sikap terhadap bawahan, sikap terhadap teman
sekerja, sikap terhadap ketidakmampuan diri, sikap terhadap masa lalu,
sikap terhadap masa depan, serta cita-cita secara garis besar testee
memperoleh skor 0 atau berada dalam kategori tidak terganggu.
Sedangkan untuk aspek sikap terhadap ayah, sikap terhadap hubungan
heteroseksual, sikap terhadap teman - teman dan kenalan, dan ketakutan -
ketakutan, testee memperoleh skor sebesar 1 atau berada pada kategori
terganggu, namun masih dapat diatasi. Namun pada aspek rasa bersalah
23
Alat tes keempat yang digunakan yaitu DASS. Pada alat tes DASS
terdapat 3 aspek yang dapat dikut yaitu depresi, kecemasan, dan stres.
Berdasarkan hasil tes DASS yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa subjek tidak mengalami gejala yang serius terkait
dengan depresi, kecemasan, dan stres atau secara garis besar tingkat
keparahan subjek terkait dengan depresi, kecemasan, dan stres berada pada
kategori sedang. Dengan uraian hasil yaitu pada kategori depresi
diperoleh skor sebesar 6 (normal), kategori kecemasan diperoleh skor
sebesar 10 (sedang), dan pada kategori stres diperoleh skor sebesar 14
(normal). Diantara tiga kategori tersebut skor tingkat keparahan subjek
paling tinggi berada pada kategori stres, namun masih berada pada tingkat
yang normal.
24
F. KESIMPULAN
24
25
DAFTAR PUSTAKA
Desi, D., Felita, A., & Kinasih, A. (2020). Gejala Depresi Pada
Remaja Di Sekolah Menengah Atas. Care: Jurnal Ilmiah
Ilmu Kesehatan, 8(1), 30-38.
Lovibond, S.H., Lovibond, P.F., 1995. Manual for The Depression Anxiety &
Stuart, G. W., Kelat, B. A., & Pasaribu, J. (2016). Prinsip dan praktik
Elsevier.
26
27
LAMPIRAN
27
28
(Urutan penyusunan)
1. Informed Consent
29