Anda di halaman 1dari 6

Aplikasi Spiritual Care Terhadap Perilaku Beresiko..............................Trisna Vitaliati, hal.

442-447

APLIKASI SPIRITUAL CARE TERHADAP PERILAKU BERISIKO


ANAK JALANAN DI KABUPATEN JEMBER
Trisna Vitaliati1
1. Dosen Program Studi Ners, STIKES dr. Soebandi Jember, Indonesia.

ABSTRAK
Tujuan Penelitian: penelitian ini bertujuan untuk mengidenfikasi pengaruh
spiritual care terhadap perilaku berisiko anak jalanan di Kabupaten Jember.
Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experimental dengan
pendekatan pre-post test design menggunakan kuesioner perilaku berisiko, dilakukan pada
30 orang anak jalanan. Analisa data dilakukan secara univariat dan bivariate.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan skore rerata perubahan perilaku berisiko pada
anak jalanan. Hasil uji wilcoxon matched pairs test didapatkan nilai Z hitung -4,802 > t dan
asymp sig. (2-tailed) 0,000 < α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
spiritual care berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan perilaku berisiko pada
anak jalanan.
Kesimpulan: pelaksanaan asuhan keperawatan dengan pendekatan spiritual care
efektif mencegah perilaku berisiko pada anak jalanan, sehingga program ini disarankan
dapat diterapkan pada anak jalanan sebagai bagian dari program pemberdayaan anak
jalanan.

Kata kunci: anak jalanan, perilaku berisiko, spiritual care

PENDAHULUAN media yang sangat sulit dibendung


Anak jalanan merupakan individu membawa pengaruh pada moral, mental
yang rentan terhadap perilaku berisiko dan perilaku anak jalanan yang pada
yang tidak sehat, terutama penggunaan akhirnya dapat menjadi rantai dari
obat-obatan, merokok, perilaku seksual penyebaran penyakit menular seksual.
yang tidak aman, pola perilaku berisiko Perawat sebagai pemberi
yang dapat menyebabkan risiko perawatan secara holistik kepada klien
tertularnya Penyakit Menular Seksual. dari segi bio-siko-sosial-spiritual maka
Hal tersebut merupakan salah satu pada permasalahan inilah perawat harus
masalah sosial yang kompleks dan mampu memberikan pelayanan spiritual
bertalian dengan masalah sosial lain. secara komplit kepada anak jalanan guna
Salah satu hal yang menyebabkan anak membangun koping individu. Pendekatan
jalanan berisiko tertularnya Penyakit yang dapat dilakukan terhadap anak
Menular Seksual adalah kurangnya jalanan adalah dengan spiritual care,
pemahaman dan pengetahuan tentang dimana perawat berperan membimbing
Penyakit Menular Seksual (Maryatun & dan membina anak jalanan dalam
Purwaningsih, 2012). Selain itu, menangani perilaku anak jalanan yang
lingkungan yang begitu bebas dan sangat berisiko terhadap masalah kesehatan.
minimnya pengawasan dari keluarga atau Berdasarkan hal tersebut di atas
orang tua serta peran teman sebaya diakui maka penulis tertarik untuk melakukan
dapat mempengaruhi pertimbangan dan penelitian tentang “Aplikasi Spiritual
keputusan anak jalanan tentang perilaku Care terhadap Perilaku Berisiko Anak
berisiko Penyakit Menular Seksual Jalanan Di Kabupaten Jember.”
(Azizah, 2013). Mobilisasi anak jalanan METODE PENELITIAN
yang sangat tinggi di berbagai kota serta Penelitian ini merupakan jenis
mudahnya akses informasi dari berbagai penelitian kuantitatif dengan

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 6 No. 1 442


Aplikasi Spiritual Care Terhadap Perilaku Beresiko..............................Trisna Vitaliati, hal. 442-447

menggunakan desain “Quasi keperawatan yang berfokus pada


Experimental Pre-Post Test Design” menghormati anak jalanan, interaksi yang
dengan intervensi spiritual care. ramah dan simpatik, mendengarkan
Penetapan sampel dalam penelitian ini dengan penuh perhatian dan memberikan
menggunakan teknik cluster random kekuatan pada anak jalanan dalam
sampling dan didapatkan 30 responden. menghadapi semua permasalahan yang
Data dikumpulkan dengan kuesioner dialaminya, dilakukan dalam 6 sesi
perilaku berisiko yang sebelumnya telah dengan durasing masing-masing selama
dilakukan uji validitas dan reliabilitas dan 120 menit, kemudian dilakukan posttest
didapatkan nilai semua indikator pada akhir sesi. Analisa data dilakukan
memiliki signifikansi kurang dari 0,05 secara univariat dan bivariat. Karena data
artinya kuesioner yang digunakan valid hasis penelitian tidak berdistribusi
dengan nilai Cronbach’s Alpha 0,240 normal, maka untuk melihat perbedaan
atau nilai Cut off Alpha sebesar 0,6 perilaku berisiko sebelum dan sesudah
artinya kuesioner yang digunakan adalah diberikan perlakuan spiritual care
reliabel. dianalisis dengna menggunakan Wilcoxon
Responden diberikan perlakuan Signed Ranks Test.
spiritual care yaitu kegiatan dalam

HASIL
Berdasarkan hasil penelitian data demografi yang diamati pada responden terdiri
dari jenis kelamin, Pendidikan, keadaan orang tua, Pendidikan orang tua, pekerjaan orang
tua, hubungan komunikasi dengan orang tua.

Tabel 1. Distribusi Frequensi Data Demografi Responden (n=30)


Jumlah
No Variabel
F %
1 Jenis Kelamin
1. Laki-laki 24 80
2. Perempuan 6 20
2 Pendidikan
1. Tidak tamat SD 2 6,67
2. Tamat SD 3 10
3. Tamat SMP 15 50
4. Tamat SMA 10 33,33
5. Tamat PT 0 0
3 Keadaan Orang Tua
1. Janda 5 16,67
2. Duda 2 6,67
3. Lengkap 23 76,66
4 Pendidikan Orang Tua
1. Tidak tamat SD 2 6,67
2. Tamat SD 16 53,33
3. Tamat SMP 9 30
4. Tamat SMA 3 10
5. Tamat PT 0 0
5 Pekerjaan Orang Tua
1. PNS 0 0
2. Wiraswasta 12 40
3. Petani 10 33,33
4. Lain-lain 8 26,67
6 Hubungan Komunikasi Orang Tua
1. Sering 5 16,67
2. Kadang-kadang 18 60
3. Tidak pernah 7 23,33

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 6 No. 1 443


Aplikasi Spiritual Care Terhadap Perilaku Beresiko..............................Trisna Vitaliati, hal. 442-447

Hasil analisis distribusi responden berdasarkan jenis kelamin dan pendidikan pada
anak jalanan menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah laki-laki 80% dengan
tingkat pendidikan paling banyak adalah tamat SMP 50%, dan hanya kadang-kadang
berkomunikasi dengan orang tua 60%. Sedangkan dari data orang tua dapat diketahui
bahwa sebagian besar masih memiliki orang tua yang lengkap 76,66% dengan pekerjaan
sebagai wiraswasta 40 % dan pendidikan terakhirnya tamat SD 53,33.

Tabel 2. Perbedaan indikator pengetahuan terkait perilaku berisiko anak jalanan sebelum
dan setelah intervensi spiritual care (n-30)
Perilaku mengkonsumsi
Perilaku Merokok Perilaku Seks Pra Nikah Total
Alkohol dan narkoba
Variabel Kelompok Z P Value
Mean Std Mean Std Mean Std Mean Std

Sebelum 14,35 2,44 10,87 2,20 9,58 2,74 34,81 6,72


Pengetahuan
Perilaku Setelah 19,97 0,18 16,00 - 14,00 - 49,97 0,18 -4,847b ,000
Beresiko
Perbedaan 5,61 -2,26 5,13 -2,20 4,42 -2,74 15,16 -6,54

Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa nilai Z sebesar -4,847 dengan p Value sebesar
0,000 < 0,05, artinya terdapat perbedaan pengetahuan anak jalanan terkait perilaku
beresiko beresiko sebelum dan setelah program spiritual care. Dengan hasil ini dapat
disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang menduga terdapat perbedaan distribusi
pengetahuan terkait perilaku beresiko anak jalanan sebelum dan setelah program spiritual
care diterima atau dengan kata lain H0 ditolak.
Dari hasil rata-rata dapat dilihat bahwa pengetahuan setelah program spiritual care
meningkat dibanding sebelum adanya program. Dilihat dari nilai totalm terjadi
peningkatan pengetahuan anak jalanan terkait perilaku beresiko sebesar 151,6. Dari hasil
standar deviasi dapat dilihat bahwa standar deviasi sebelum program adalah 6,72 dan
setelah program 0,18, artinya setelah program terjadi pengetahuan yang lebih homogen
dibanding sebelum pelatihan..

Tabel 3. Perbedaan indikator tindakan terkait perilaku berisiko anak jalanan sebelum dan
setelah intervensi spiritual care (n=30)
Perilaku mengkonsumsi
Perilaku Merokok Perilaku Seks Pra Nikah Total
Alkohol dan narkoba
Variabel Kelompok Z P Value
Mean Std Mean Std Mean Std Mean Std

Sebelum 22,58 3,91 23,52 8,45 9,26 4,37 55,35 9,59


Tindakan
Perilaku Setelah 11,03 1,28 11,00 - 20,03 3,65 42,06 3,31 -4,743b ,000
Beresiko
Perbedaan -11,55 -2,63 -12,52 -8,45 10,77 -0,73 -13,29 -6,28

Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa nilai Z sebesar -4,743 dengan p Value
sebesar 0,000 < 0,05, artinya terdapat perbedaan tindakan anak jalanan terkait perilaku
beresiko sebelum dan setelah program spiritual care. Dengan hasil ini dapat disimpulkan
bahwa hipotesis penelitian yang menduga terdapat perbedaan distribusi tindakan terkait
perilaku beresiko anak jalanan sebelum dan setelah program spiritual care diterima atau
dengan kata lain H0 ditolak.
Dari hasil rata-rata dapat dilihat bahwa pengetahuan setelah program spiritual care
menurun dibanding sebelum adanya program. Dilihat dari nilai totalm terjadi penurunan
tindakan anak jalanan terkait perilaku beresiko sebesar -13,29. Dari hasil standar deviasi

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 6 No. 1 444


Aplikasi Spiritual Care Terhadap Perilaku Beresiko..............................Trisna Vitaliati, hal. 442-447

dapat dilihat bahwa standar deviasi sebelum program adalah 9,59 dan setelah program
3,31, artinya setelah program terjadi pengetahuan yang lebih homogen dibanding sebelum
pelatihan.

Tabel 4. Perbedaan indikator sikap terkait perilak berisiko anak jalanan sebelum dan
setelah intervensi spiritual care (n=30)
Perilaku mengkonsumsi
Perilaku Merokok Perilaku Seks Pra Nikah Total
Alkohol dan narkoba
Variabel Kelompok Z P Value
Mean Std Mean Std Mean Std Mean Std

Sebelum 27,35 9,10 29,94 4,34 32,90 5,79 90,19 14,81

Sikap Perilaku
Beresiko
Setelah 50,00 - 50,00 - 50,00 - 150,00 - -4,889b ,000

Perbedaan 22,65 -9,10 20,06 -4,34 17,10 -5,79 59,81 -14,81

Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa nilai Z sebesar -4,889 dengan p Value
sebesar 0,000 < 0,05, artinya terdapat perbedaan tindakan anak jalanan terkait perilaku
beresiko sebelum dan setelah program spiritual care. Dengan hasil ini dapat disimpulkan
bahwa hipotesis penelitian yang menduga terdapat perbedaan distribusi sikap terkait
perilaku beresiko anak jalanan sebelum dan setelah program spiritual care diterima atau
dengan kata lain H0 ditolak.
Dari hasil rata-rata dapat dilihat bahwa pengetahuan setelah program spiritual care
meningkat dibanding sebelum adanya program. Dilihat dari nilai total terjadi peningkatan
sikap anak jalanan terkait perilaku beresiko sebesar 59,81. Dari hasil standar deviasi dapat
dilihat bahwa standar deviasi sebelum program adalah -14,81 dan setelah program 0,00,
artinya setelah program terjadi sikap yang lebih homogen dibanding sebelum pelatihan..

Tabel 5. Perbedaan perilaku berisiko anak jalanan sebelum dan setelah intervensi spiritual
care (n=30)
Vari abel Kel ompok Mean Std Z P Val ue
Sebel um 180,35 9,10
Peri l aku
beres i ko
Setel ah 242,03 - -4,802b ,000
Perbedaan 61,68 -9,10

Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa nilai Z sebesar -4,802 dengan p Value
sebesar 0,000 < 0,05, artinya terdapat perbedaan perilaku beresiko sebelum dan setelah
program spiritual care. Dengan hasil ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian
yang menduga terdapat perbedaan perilaku beresiko anak jalanan sebelum dan setelah
program spiritual care diterima atau dengan kata lain H0 ditolak.
Dari hasil rata-rata dapat dilihat bahwa pengetahuan setelah program spiritual care
meningkat dibanding sebelum adanya program. Dilihat dari nilai total terjadi peningkatan
terkait perilaku beresiko sebesar 61,68. Dari hasil standar deviasi dapat dilihat bahwa
standar deviasi sebelum program adalah -9,10 dan setelah program 0,00, artinya setelah
program terjadi perilaku yang lebih homogen dibanding sebelum pelatihan.

PEMBAHASAN dengan perubahan yang dialaminya.


Keberhasilan suatu program Asuhan Keperawatan dengan intervesi
spiritual care pada penelitian ini juga spiritual care mempunyai tujuan umum
dipengaruhi oleh motivasi diri sendiri membantu anak jalanan mengatasi
pada anak jalanan untuk berubah menajdi masalah-masalahnya dan menemukan
lebih baik, dimana motivasi seseorang alternatif untuk pemecahan masalahnya.
akan dipengaruhi dan meningkat seiring sedangkan tujuan khususnya adalah

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 6 No. 1 445


Aplikasi Spiritual Care Terhadap Perilaku Beresiko..............................Trisna Vitaliati, hal. 442-447

untuk membentuk kembali sikap dan hari. Dengan pendekatan spiritual care
perilaku anak yang sesuai dengan nilai selain peningkatan pengatahuan tentang
dan norma yang berlaku di masyarakat perilaku berisiko, terdapat peningkatan
serta mengupayakan anak-anak kembali pemahaman terhadap ajaran agama, baik
ke rumah jika memungkinkan atau ke yang berupa perintah maupun larangan,
rumah singgah dan lembaga pengganti tapi sedikit ada perubahan pada tingkah
lainnya jika diperlukan. lakunya terutama dalam menjalankan
Proses yang terjadi dalam ajaran agamanya. Hal ini sejalan dengan
kegiatan spiritual care berorienatsi pada penelitian Rahmawati (2015) bahwa
kognitif dan perilaku. Pelaksananaan layanan bimbingan dan konseling
spiritual care merupakan salah satu religiusitas diperlukan oleh anak jalanan
upaya untuk mempengaruhi pengetahuan untuk mempersiapkan diri dan menajdi
dan sikap anak jalanan yang berkaitan mempunyai benteng diri atas hal-hal yang
dengan kesehatan, sehingga dapat diperbuat dimasyarakat.
mempengaruhi anak jalanan agar mau
dan mampu mengubah perilaku yang SIMPULAN DAN SARAN
tidak mendukung nilai hidup sehat Hasil penelitian menunjukkan
menjadi berperilaku yang mendukung ada perbedaan perilaku berisiko anak
nilai hidup sehat. Pemberian suatu jalanan sebelum dan sesudah silakukan
edukasi akan mempengaruhi perubahan intervensi spipritual care. Dari hasil uji
pengetahuan seseorang terhadap sesuatu statistik wilcoxon test diperoleh nilai P
yang baru maupun memperjelas atas value 0,000<α 0,05, dengan demikian
sesuatu yang telah diketahuinya. dapat disimpilkan bahwa terdapat
Perubahan pengetahuan seseorang akan pengaruh spiritual care terhadap
mempengaruhi sikap yang pada akhirnya perilaku berisiko pada anak jalanan.
juga akan merubah tindakan terhadap Diharapkan dengan adanya
suatu hal negatif menjadi positif. Hal ini penelitian ini, pihak dinas sosial
sesuai dengan teori Health Promotion menggunakan intervensi spiritual care
Model yang dikembangkan oleh Pender, dalam mencegah perilaku berisiko pada
Murdaug, & Parsons (2002) bahwa anak jalanan, dimana intervensi ini
peningkatan perilaku kesehatan diketahui dapat merubah perilaku
dipengaruhi oleh interpersonal yang berisiko bagi anak jalanan selain dapat
meliputi keluarga, masyarakat dan meningkatkan pengetahuan. Kemudian
penyedia layanan kesehatan bisa dalam lebih lanjut diharapkan adanya penelitian
bentuk dukungan sosial maupun role dengan variabel yang lain dalam
model. mengatasi resiko masalah kesehatan
Asuhan keperawatan dengan pada anak jalanan.
spiritual care yang dilaksanakan terhadap
anak jalanan membawa perubahan
DAFTAR PUSTAKA
perilaku yang positif, artinya terjadi
Amiruddin R, Yanti F. 2012. Tindakan
peningkatan pengetahuan dan perubahan
Berisiko Tertular HIV-AIDS pada
sikap serta tindakan anak jalanan terkait
Anak Jalanan di Kota Makassar.
perilaku yang berisiko mengakibatkan
Universitas Hasanuddin [internet].
masalah kesehatan. Spiritual care dalam
Available from : repository unhas
penelitian ini adalah mengarahkan anak
Azizah, N. (2013). Faktor Yang
jalanan agar mengenal dari materi yang
Berhubungan Dengan Perilaku
disampaikan oleh perawat maupun
Merokok Anak Jalanan Di Kota
rohaniawan dan diterapkan kedalam
Makassar. Makasar: Universitas
pengembangan nilai-nilai spiritual agar
Hasanuddin.
bisa membekas dalam kehidupan sehari-

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 6 No. 1 446


Aplikasi Spiritual Care Terhadap Perilaku Beresiko..............................Trisna Vitaliati, hal. 442-447

Brush, B. L., & Daly,P. R. (2000). children at sekolah masjid Terminal


Assessing spirituality in primary Depok. Depok: Universitas
care: Is there time? Clinical Indonesia
Excellence in Nursing Practice, 4(2), Rikawarastuti. 2013. Tinajuan
67-71. Pendekatan Penanganan Perilaku
Dewi, A.P., Herlina, & Taufik, H. (2015). Seksual Anak jalanan. Jurnal Health
Efek Penerapan Peer Konselor Quality Vol. 4 No. 1: Hal. 1 - 76
Berbasis Keris-Net Terhadap Sarwono. (2004). Sosiologi Kesehatan.
Perubahan Perilaku Seksual Remaja. Yogyakarta: Gadjah Mada university
The Soedirman Journal of Nursing, Press
Volume 10, No.3, 178-187 Sujian. (2012). Pengaruh Pendidikan
Maryatun, & Purwaningsih, W. (2012). Kesehatan Reproduksi Melalui Peer
Hubungan Pengetahuan dan Peran Group Terhadap Pengetahuan dan
Keluarga Dengan Perilaku Seksual Sikap Anak Jalanan Tentang
Pra Nikah pada Remaja Anak jalanan Penyakit Menular Seksual di Rumah
di Kota Surakarta. GASTER, Vol.9, Singgah Ahmad Dahlan Yogyakarta.
No.1, 22-29. Yogyakarta: STIKES Aisyiah
Meehan, T. C. (2012). The Careful Sutoyo, A. 2013. Bimbingan dan
Nursing philosophy and professional Konseling Islam; Teori dan Praktik.
practice model. Journal of Clinical Semarang: Widya Karya, hlm. 213-
Nursing, 21, 2905-2916. 215
Mubasyaroh. 2014. Model bimbingan Syam, A. 2010. Hubungan Antara
Agama Anak Jalanan di Jalur Kesehatan Spiritual Dengan
Pantura. Jurnal Penelitian, Vol. 8, Kesehatan Jiwa Pada Lansia Muslim
No. 1, 113-142 Di Sasana Tresna Werdha KBRP
Nursalam, Yusuf, A., Widyawati, I. Y., & Jakarta Timur. Universitas Indonesia
Asmoro, P. A. Development Model Taylor, E. J. (2002). Spiritual care:
of Family Empowerment and Peer Nursing theory, research, and
Group Support in Independence of practice. Upper Saddle River, NJ:
Caring on Indonesian’s Migrant Prentice Hall.
Worker (TKI) Infected by HIV. Wahidudin, (2011). Survai Perilaku
Surabaya: Universitas Airlangga Berisiko Terhadap Kesehatan Pada
Oino, P. G., Sorre, B. M., & Bor, E. K. Mahasiswa Baru Fkm Universitas
(2013). The Influence of Social Hasanuddin. Makasar: Universitas
Organization among Street Children Hasanuddin
on their Survival on the Streets. Wijayanti, A. C., (2014). Hubungan
International Journal of Science and Antara Pengetahuan Dan Sikap
Research (IJSR), India Online ISSN: Dengan Perilaku Pencegahan
2319-7064, 202-208. Hiv/Aids Pada Remaja Komunitas
Paal et al. (2014). Developments In Anak Jalanan Di Kabupaten Kudus.
Spiritual Care Education In German_ Prosiding Seminar Nasional Fakultas
Speaking Countries. BMC Medical Ilmu Kesehatan, ISSN 2460-4143,
Education, 14:112 71-77
Rahmawati, H. K. (2015). Bimbingan dan Yusuf, A., Nihayati, H. E., Iswari, M. F.
Konseling Religiusitas dan self & Okviasanti, F. (2016). Kebutuhan
Esteem Anak Jalanan Di Rumah Spiritual: Konsep dan Aplikasi
Singgah Mandiri Yogyakarta, dalam Keperawatan. Jakarta: Mitra
Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Wacana Media.
Rakhmawati, D. Factors related to a
risky sexual behavior on the street

JURNAL KESEHATAN dr. SOEBANDI Vol. 6 No. 1 447

Anda mungkin juga menyukai