Anda di halaman 1dari 20

`

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MANDIRI


HUKUM KEKEKALAN MASSA & HUKUM GAY LUSSAC

DI SUSUN OLEH :
ABIL KRISNA SASMITA
KELAS : X8

SMA N 1 TENGGARONG
2023
I. JUDUL

HUKUM KEKEKALAN MASSA DAN HUKUM GAY LUSSAC

II. TUJUAN

Untuk membuktikan hukum kekekalan massa dan hukum gay lussac dengan
praktikum kimia sederhana.

III. DASAR TEORI


HUKUM KEKEKALAN MASSA
Hukum Kekekalan Massa adalah salah satu prinsip fundamental dalam kimia yang
menyatakan bahwa massa total bahan sebelum dan setelah reaksi kimia harus tetap sama.
Dalam konteks ini, "massa" merujuk pada jumlah materi yang terlibat dalam reaksi, yang
dinyatakan dalam satuan gram atau kilogram.
Konsep ini berarti bahwa tidak ada atom yang diciptakan atau dihancurkan selama reaksi
kimia. Dalam sistem tertutup, di mana tidak ada zat yang dapat keluar atau masuk, hukum
kekekalan massa berlaku. Dalam sistem ini, zat-zat yang terlibat dalam reaksi berada dalam
lingkungan terisolasi, dan jumlah materi yang ada dalam sistem tetap konstan.
Saat terjadi reaksi atau transformasi kimia, bahan reaktan awal seringkali mengalami
perubahan menjadi produk yang berbeda. Meskipun komposisi dan sifat bahan mungkin
berubah, jumlah massa totalnya tetap sama. Dengan kata lain, total massa reaktan yang
digunakan dalam reaksi akan sama dengan total massa produk yang dihasilkan.
Untuk menggambarkan hukum kekekalan massa secara matematis, kita dapat
menggunakan rumus berikut: Massa awal = massa akhir ∑ massa reaktan = ∑ massa produk.
Di sini, ∑massa reaktan mewakili total massa reaktan yang digunakan dalam reaksi,
sementara ∑massa produk mewakili total massa produk yang dihasilkan setelah reaksi.
Hukum Kekekalan Massa memiliki implikasi penting dalam penelitian dan praktik kimia.
Prinsip ini membantu para ilmuwan memahami bagaimana atom dan molekul berinteraksi,
memungkinkan mereka untuk merancang dan memprediksi hasil reaksi kimia, serta
mengembangkan berbagai aplikasi dalam industri dan teknologi. Dalam dunia sehari-hari,
hukum kekekalan massa juga membantu kita memahami mengapa timbangan tetap
menunjukkan jumlah massa yang sama sebelum dan setelah suatu proses atau perubahan
materi.
HUKUM GAY LUSSAC
Hukum Gay Lussac menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan yang tetap, volume

gas akan berbanding lurus dengan jumlah mol gas. Dengan kata lain, jika suhu dan tekanan

tetap, ketika jumlah mol gas meningkat, volume nya juga akan meningkat dalam

perbandingan yang sama. Hukum Gay Lussac juga dikenal dengan sebutan hukum

perbandingan volume dan hanya berlaku pada reaksi yang melibatkan zat dalam bentuk gas.

Jadi, reaksi yang melibatkan zat dalam bentuk padat dan cair tidak dapat menggunakan

hukum ini. Menurut hukum Gay Lussac, rasio tekanan dan suhu awal sama dengan tekanan

dan suhu akhir gas pada massa dan volume konstan sehingga rumus hukum ini adalah:

P1T1 = P2T2

Keterangan:

P1 = Tekanan mula-mula ( Pa, atm atau N/m2)

P2 = Tekanan akhir ( Pa, atm atau N/m2)

T1 = Suhu mutlak mula-mula (Kelvin)

T2 = Suhu mutlak akhir (Kelvin)

Dua Hukum ini mendasarkan pada observasi dan pengukuran, dan membantu kita
memahami sifat-sifat dasar materi dan perubahan yang terjadi dalam reaksi kimia Menurut
hukum Gay Lussac, rasio tekanan dan suhu awal sama dengan tekanan dan suhu akhir gas
pada massa dan volume konstan sehingga rumus hukum ini adalah:

P1T1 = P2T2

Keterangan:

P1 = Tekanan mula-mula ( Pa, atm atau N/m2)


P2 = Tekanan akhir ( Pa, atm atau N/m2)
T1 = Suhu mutlak mula-mula (Kelvin)
T2 = Suhu mutlak akhir (Kelvin)
Dua hukum ini mendasarkan pada observasi dan pengukuran, dan membantu kita
dalam memahami sifat-sifat dasar materi dan perubahan yang terjadi dalam rumus kimia
IV. ALAT & BAHAN

ALAT :

 Timbangan Digital
 Botol Plastik Kosong
 Gelas & Piring
 Korek
 Labu Erlenmeyer
 Balon
BAHAN :
 Aquades Air Mineral
 Tepung
 Betadine
 Lilin
 Baking Soda
 Asam Cuka
V. PROSEDUR KERJA
[ PERCOBAAN I : HUKUM GAY LUSSAC ]
1. CUCILAH SEMUA ALAT KEMUDIAN STERIL DENGAN AQUADES MENGGUNAKAN BOTOL
SEMPROT
2. LABU ERLENMEYER 2 BUAH DIISI ASAM CUKA MASING-MASING 50 ML KEMUDIAN
TIMBANG BAKING SODA UNTUK MASING-MASING LABU ERLENMEYER DENGAN
PERBANDINGAN 2 : 1
3. KEMUDIAN SIAPKAN STOPWATCH UNTUK MASING-MASING LABU
ERLENMEYER ,MASUKKAN BAKING SODA KEDALAM BALON KEMUDIAN SEGERA MASUKKAN
KE LABU ERLENMEYER YANG BERI ASAM CUKA
4.STOPWATCH DIHENTIKAN JIKA TIDAK ADA LAGI GELEMBUNG UDARA DIDALAM LABU
ERLENMEYER
5. DOKUMENTASIKAN KEGIATAN DIATAS
[ PERCOBAAN II : HUKUM GAY LUSSAC ]
1.CUCILAH SEMUA ALAT KEMUDIAN STERIL DENGAN AQUADES MENGGUNAKAN BOTOL
SEMPROT
2. SIAPKAN PIRING KACA 1 BUAH KEMUDIAN AMBIL LILIN YANG TELAH DISIAPKAN
3. NYALAKAN LILIN TERSEBUT & TEPATKAN LILIN TERSEBUT DIBAGIAN TENGAH PIRING
4.KEMUDIAN TUANG AQUADES 50 ML KEDALAM PIRING SEGERA TUTUP DENGAN GELAS
STOPWATCH [untuk mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk penyerapan
semua air oleh lilin yang menyala dan telah ditutup dengan gelas] [ Catat hasil pengukuran]
5. KEMUDIAN PENGUKURAN WAKTU JIKA SEMUA AIR TELAH TERSERAP SELURUHNYA OLEH
GELAS [DITANDAI DENGAN MATINYA NYALA LILIN]
[ PERCOBAAN III : HUKUM KEKEKALAN MASSA ]
1.CUCILAH SEMUA ALAT KEMUDIAN DISTERIL DENGAN AQUADES/AIR MINERAL MENGGUNAKAN
BOTOL SEMPROT

2.TIMBANG BOTOL KOSONG [ CATAT HASILNYA ]

3.KEMUDIAN ISI BOTOL KOSONG DENGAN AQUADES / AIR MINERAL 100 ML

4.KEMUDIAN TIMBANG BOTOL TERSEBUT [ CATAT HASILNYA ]

5. MASUKKAN TEPUNG 10 GRAM KEDALAM BOTOL

6.KEMUDIAN TETESI DENGAN 8 TETES BETADINE SEGERA TUTUP BOTOL TERSEBUT

7.KEMUDIAN DIGONCANG-GONCANG PERLAHAN BOTOL TERSEBUT HINGGA BERUBAH WARNA


8. TIMBANG BOTOL PENGAMATAN SETELAH TERJADI PERUBAHAN WARNA [ CATAT HASILNYA ]
VI. HASIL PENGAMATAN
 Percobaan 1

NO LABU ERLENMEYER JUMLAH BAKING WAKTU YANG


SODA DIPERLUKAN UNTUK
TEPAT REAKSI

1 I 20 03.07,50/3 Menit 7
Detik

2 II 10 00.16,22/16 Detik

 Percobaan 2

NO Volume larutan yang di Waktu yang diperlukan untuk terjadinya


perlukan yang diperlukan penyerapan air secara maksimal atau terhentinya
reaksi kimia dengan nyala api pada lilin

1. 50 ml 00.03,87 / 3 detik

 Percobaan 3

Massa zat zebelum reaksi Massa zat sesudah reaksi

Massa botol kosong = 17 gram

Massa Tepung = 10 gram

Massa air + tepung + betadine = 120 gram Massa air + tepung + betadine = 120 gram
VII. PERTANYAAN DAN JAWABAN

Pertanyaan:
1. Tuliskan persamaan reaksi asam asetat ditambah baking soda.

2. Ciri-ciri apa yang bisa kamu lihat dari terbentuknya zat baru.

3. Mengapa pada bagian permukaan dasar labu erlenmeyer berasa dingin setelah selesai
reaksi.

Jawaban:
1. Persamaan reaksi asam asetat ditambah baking soda adalah:

CH3 COOH + NaHCO3  CH3 COONa + H2O + CO2

Dalam reaksi ini asam asetat (CH3COOH ) bereaksi dengan baking soda (NaHCO3 ) untuk
menghasilkan natrium asetat (CH3COONa), Air (H2O), dan karbondioksida (CO2).

2. Perubahan suhu pada labu, timbulnya gas,timbulnya bau.

3. Karena disebabkan dua faktor utama berikut:

a)Reaksi endotermik,reaksi yang terjadi disebabkan asam asetat dan natrium bikarbonat
(cuka dan baking soda). Reaksi ini menyerap panas sekitarnya untuk berlangsung

b) Penguapan, akibat reaksi yang terjadi menimbulkan atau menghasilkan gas CO 2. Gas ini
dapat menguap dan membawa panas dengan partikel gas yang menguap, sehingga dapat
menyebabkan penurunan suhu.
VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan, jika kita menaruh bahan yang diperlukan

Atau salah dalam melakukan nya maka akan menimbulkan reaksi yang lebih lama atau
mungkin terjadi sesuatu yang diluar dugaan.

Tenggarong, Mei 202

Guru Mata Pelajaran Kimia Penulis

Wiwik Herawaty,S.Pd ABIL KRISNA SASMITA

NIP. 19761115200312 NIS 12723


DAFTAR PUSTAKA

 https://www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/hukum-gay-
lussac/

 https://www.kompas.com/skola/read/
2022/03/28/132248869/hukum-kekekalan-massa?page=2
LAMPIRAN

Gambar Timbangan Digital

Gambar Baking Soda


Gambar Cuka

Gambar Balon
Gambar Sebelum Reaksi Percobaan 1

Gambar Sesudah Reaksi Percobaan 1


Gambar Sebelum Reaksi Percobaan 2

Gambar Sebelum Reaksi Percobaan 2


Gambar Sebelum Reaksi Percobaan 3

Gambar Sebelum Reaksi Percobaan 4

Aktivitas Kelompok Saat Praktikum

Anda mungkin juga menyukai