Anda di halaman 1dari 20

HUKUM ACARA PERADILAN TUN

ANALISIS PUTUSAN:
NOMOR.114/G/2019/PTUN.KT
Dosen pengampu: Ahsan Yunus, SH., M.H.
Kelompok 3
Mirnawati B021211009
Ayla Keisha Mauranda B021211014
Sarini B021211017
Hainun Awalia B021211021
Harry Pratama B021211040
Khairina Amalia.N. Badrun B021211052
Widya Astuti B021211061
Tri Indriarti B021211074
Rusnawati B021211093
1. NOMOR PUTUSAN
1. Nomor putusan:114/G/2019/PTUN.KT (putusan pada tingkat
pertama di PTUN)
2. Nomor putusan:13/B/2020/PT.TUN.JKT (putusan banding pada
tingkat PT TUN)
3. Nomor putusan:174PK/TUN/2020 (putusan peninjauan Kembali
tingkat akhir MA)
2. PARA PIHAK
PENGGUGAT: JOGI SAUT PANGIDOAN PS,
TERGUGAT: REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA
3. OBJEK SENGKETA
Obyek Gugatan/Sengketa dalam perkara ini adalah: Keputusan Rektor
Universitas Indonesia Nomor: 2471/SK/R/UI/2018 tertanggal 08 Oktober
2018 tentang Pemberhentian Sebagai Mahasiswa Program Sarjana Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia atas nama JOGI SAUT PANGIDOAN P.S.,
Nomor Pokok Mahasiswa: 1606879666.
4. URAIKAN SECARA KOMPREHENSIF KRONOLOGI DUDUK PERKARA
Penggugat sejak tahun 2016 telah diterima sebagai mahasiswa Program
Sarjana Strata 1 Reguler Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
dengan Nomor Pokok Mahasiswa: 1606879666 atas nama JOGI SAUT
PANGIDOAN, P.S.
Semester pertama, Penggugat mendapatkan total 16 SKS karena ada satu
mata kuliah yang tidak lulus, yakni Ilmu Biomedik Dasar (4 SKS).
Semester kedua, Penggugat mendapatkan total 19 SKS karena ada satu
mata kuliah yang tidak lulus, yakni Ilmu Neurosains (2 SKS).
Term ketiga (semester pendek), Penggugat mengambil mata kuliah Ilmu
Biomedik Dasar dan mendapat kelulusan dengan nilai B+ (4 SKS)
Tahun ajaran 2016/2017 Penggugat mendapatkan total 39 SKS dengan IPK
3, 55.
Berdasarkan ketentuan Bab XIV yang berjudul Putus Studi, Pasal 44
huruf a Peraturan Rektor Universitas Indonesia Nomor 014 Tahun 2016
tentang Penyelenggaraan Program Sarjana di Universitas Indonesia
yang ditetapkan di Jakarta pada 27 Mei 2016, Penggugat tidak
mengalami Putus Studi dan berhak mengikuti proses pendidikan
selanjutnya di Semester Ketiga pada Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, karena lulus evaluasi hasil belajar 2 semester dan
memperoleh SKS diatas 24 SKS.
Akan tetapi kenyataannya, Dosen Pembimbing Akademik Penggugat,
yakni dr. RAHMADINI, M. Biomed., tidak mau menandatangani lembar
persetujuan elektronik Isian Rancangan Studi.
Instruksi verbal dari Dekan FKUI : Keputusan Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia Nomor:
356/UN2.F1.D/HKP.02.04/2017 tertanggal 21 Juni 2017 perihal
Ketentuan Lanjut Studi Bagi Mahasiswa Dalam Program Pendidikan
Tahap Sarjana Kedokteraan dan Tahap Profesi Dokter. Sebelum dapat
meneruskan pendidikan ke tahap II; Mahasiswa yang tidak lulus hanya
pada 1 modul di semester 1, dapat mengikuti modul khusus untuk
modul tersebut;
Penggugat hanya boleh mengambil satu mata kuliah, yakni mata kuliah
Neurosains (2 SKS) pada semester ketiga tahun ajaran 2017/2018.
Setelah mengikuti perkuliahan Modul Khusus Neurosains di Semester
Ketiga tahun ajaran 2017/2018 tersebut, ternyata Penggugat tidak lulus.
Pada semester keempat tahun ajaran 2017/2018 yakni bulan Februari
2018, Penggugat akhirnya lulus.
Pada bulan Agustus 2018, Penggugat tidak dapat mengisi IRS
perkuliahan Semester ke 5 tahun ajaran 2018/2019.
Penggugat terkena evaluasi tahun kedua (semester 3 dan 4) dan
dinyatakan putus studi.
Keluarlah Keputusan Rektor Universitas Indonesia Nomor:
2471/SK/R/UI/2018 tertanggal 08 Oktober 2018 tentang
Pemberhentian Sebagai Mahasiswa Program Sarjana Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia atas nama JOGI SAUT PANGIDOAN
P.S., Nomor Pokok Mahasiswa: 1606879666..
Pertimbangan Hakim Tingkat Pertama
1. Peraturan Rektor Universitas Indonesia No. 014/2016 menurut Majelis Hakim
adalah peraturan kebijakan yang bersifat bebas dan ditetapkan oleh pejabat
administrasi negara berdasarkan kewenangan kebebasan bertindak. Maka
pengadilan menggunakan alat uji berupa Asas-Asas Umum Pemerintahan yang
Baik sebagaimana dalam Pasal 53 Ayat (2) huruf b UU Peradilan Tata Usaha
Negara.
2. Menurut Majelis Hakim, kepatutan dan keadaan faktual juga harus menjadi
pertimbangan sebelum mengeluarkan KTUN.
3. Secara formal sesungguhnya Penggugat telah diberikan kesempatan dan
memenuhi ketentuan Pasal 1 angka 9, angka 30 dan angka 31, Pasal 22 ayat (5),
Pasal 26 ayat (3) huruf (b), Pasal 27 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 28 ayat (6)
Peraturan Rektor Universitas Indonesia Nomor: 014 Tahun 2016,
Maka dari itu, Majelis Hakim berpendapat bahwa meskipun Penggugat memenuhi
kriteria ketentuan Pasal 44 huruf b Peraturan Rektor Universitas Indonesia Nomor:
014 Tahun 2016, namun demikian Tergugat dalam menerbitkan keputusan objek
sengketa juga harus mempedomani ketentuan pasal-pasal lainnya sebagaimana
telah dipertimbangkan di atas sebagai aturan kebijakan yang telah ditetapkan
sendiri oleh Tergugat, yang kewajiban dan kesempatannya telah pula dipenuhi dan
diberikan kepada Penggugat, sehingga tindakan Tergugat dalam menerbitkan
keputusan objek sengketa dikualifisir sebagai pelanggaran terhadap asas-asas
umum pemerintahan yang baik khususnya asas kecermatan.
Pertimbangan Hakim Pada Peninjauan Kembali
Setelah diajukan Banding oleh Tergugat (Rektor Universitas Indonesia), yang dalam
hal ini putusan pada tingkat pertama (Putusan Nomor 114/G/2019/PTUN.JKT,)
dibatalkan oleh Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta dengan Putusan
Nomor 13/B/2020/PT.TUN.JKT, tanggal 17 Maret 2020. Kemudian diajukan
permohonan peninjauan Kembali oleh Penggugat. Mahkamah agung berpendapat:
1. Bahwa secara formal Penggugat telah memenuhi ketentuan Pasal 1 angka 9,
angka 30 dan angka 31, Pasal 22 ayat (5), Pasal 26 ayat (3) huruf b, Pasal 27 ayat
(1) dan (2), Pasal 28 ayat (6) Peraturan Rektor Universitas Indonesia Nomor 014
Tahun 2016.
2. Bahwa Penggugat mempunyai kemampuan secara umum mengikuti
pembelajaran dan tidak termasuk dalam kriteria dalam ketentuan Pasal 46
Peraturan Rektor Universitas Indonesia Nomor 014 Tahun 2016.
3. Bahwa oleh karena penerbitan objek sengketa a quo bertentangan dengan asas-
asas umum pemerintahan yang baik.
4. Bahwa novum yang diajukan Pemohon Peninjauan Kembali bersifat menentukan
yaitu Surat Pencabutan Pernyataan Banding oleh Rektor Universitas Indonesia
melalui kuasa hukumnya, tanggal 9 Maret 2020, maka sejak saat itu Putusan
Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Nomor 114/G/2019/PTUN.JKT, tanggal 7
Oktober 2019 telah berkekuatan hukum tetap sehingga dapat menggugurkan
pertimbangan hukum dari Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta.
5. Oleh sebab itu, Putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta Nomor
13/B/2020/PT.TUN JKT, tanggal 17 Maret 2020, tidak dapat dipertahankan dan
harus dibatalkan.
PUTUSAN AKHIR
Pada Tingkat Pertama
MENGADILI
DALAM PENUNDAAN:
1. Mengabulkan permohonan penundaan keputusan objek sengketa yang
dimohonkan Penggugat.
2. Memerintahkan Tergugat untuk menunda pelaksanaan keputusan objek
sengketa berupa Keputusan Rektor Universitas Indonesia Nomor:
2471/SK/R/UI/2018, tanggal 8 Oktober 2018 tentang Pemberhentian Sebagai
Mahasiswa Program Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia atas
nama JOGI SAUT PANGIDOAN P.S., Nomor Pokok Mahasiswa:
1606879666, sampai adanya putusan Pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap, kecuali ada penetapan atau putusan lain di kemudian
hari yang membatalkannya;
3. Mewajibkan Tergugat untuk mencabut Keputusan Rektor Universitas
Indonesia Nomor: 2471/SK/R/UI/2018, tanggal 8 Oktober 2018 tentang
Pemberhentian Sebagai Mahasiswa Program Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia atas nama JOGI SAUT PANGIDOAN P.S., Nomor
Pokok Mahasiswa: 1606879666;
4. Mewajibkan Tergugat mengembalikan (merehabilitasi) status dan harkat
martabat Penggugat sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
5. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 416.000,-
(empat ratus enam belas ribu rupiah);
Peninjauan Kembali
MENGADILI:
1.Mengabulkan permohonan peninjauan kembali dari Pemohon Peninjauan
Kembali JOGI SAUT PANGIDOAN PS;
2.Membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta
13/B/2020/PT.TUN JKT, tanggal 17 Maret 2020;

MENGADILI KEMBALI:
Dalam Eksepsi:
-Menyatakan eksepsi Tergugat tidak diterima; Dalam Pokok Perkara:
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2.Menyatakan batal Keputusan Rektor Universitas Indonesia Nomor:
2471/SK/R/UI/2018, tanggal 8 Oktober 2018 tentang Pemberhentian Sebagai
Mahasiswa Program Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia atas nama
JOGI SAUT PANGIDOAN P.S., Nomor Pokok Mahasiswa: 1606879666;
3.Mewajibkan Tergugat untuk mencabut Keputusan Rektor Universitas Indonesia
Nomor: 2471/SK/R/UI/2018, tanggal 8 Oktober 2018 tentang Pemberhentian
Sebagai Mahasiswa Program Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
atas nama JOGI SAUT PANGIDOAN P.S., Nomor Pokok Mahasiswa: 1606879666;
4.Mewajibkan Tergugat mengembalikan (merehabilitasi) status dan harkat
martabat Penggugat sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
5.Menghukum Termohon Peninjauan Kembali membayar biaya perkara pada
semua tingkat pengadilan, yang pada peninjauan kembali ditetapkan sejumlah
Rp2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu rupiah);
ANALISIS AAUPB
1. Asas menanggapi penghargaan yang wajar
Berdasarkan Pasal 27 ayat (4) Peraturan Rektor Universitas Indonesia Nomor 014 Tahun
2016 tentang Penyelenggaraan Program Sarjana di Universitas Indonesia, Penggugat selaku
mahasiswa Program Reguler harusnya berhak pada Semester Ketiga tahun ajaran
2017/2018 mengambil jumlah SKS maksimum sebanyak 24 (dua puluh empat) SKS karena
memiliki IPK dengan rentang antara 3,50 sampai dengan 4, 00.
Akan tetapi kenyataannya, Dosen Pembimbing Akademik Penggugat, yakni
dr.RAHMADINI, M. Biomed., tidak mau menandatangani lembar persetujuan elektronik
Isian Rancangan Studi (IRS) Penggugat pada sistem SIAK NG dengan alasan mendapat
instruksi verbal dari Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (selanjutnya disebut
sebagai Dekan FKUI).
2. Asas Kecermatan
Keberlakuan Keputusan Dekan FKUI Nomor: 356/UN2.F1.D/HKP.02.04/2017 yang
diberlakukan secara retroaktif atau berlaku surut (ex post facto) kepada Penggugat yang
harusnya secara prinsip atau asas hukum tidak boleh dilakukan mengingat baru
ditandatangani dan diberlakukan pada tanggal 21 Juni 2017, sedangkan Penggugat
sebelumnya telah tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia dan mulai belajar pada Kalender Akademik Semester 1 dan Semester 2 tahun
ajaran 2016/2017 yang dimulai dari 29 Agustus 2016 sampai dengan 16 Juni 2017.
Sehingga berdasarkan keputusan diatas Tergugat tidak berhati-hati dan tidak
mempertimbangkan secara cermat pada waktu mempersiapkan keputusan, dengan
terlebih dahulu mencari gambaran yang jelas mengenai semua fakta-fakta yang relevan.
Maka, hal ini telah bertentangan dengan asas kecermatan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai