Anda di halaman 1dari 2

BUDIDAYA TANAMAN BAWANG MERAH BREBES

Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan tanaman semusim yang banyak dibutuhkan

dalam kehidupan sehari-hari. Selama ini bawang merah lebih banyak dibudidayakan di lahan sawah dan

jarang diusahakan di lahan kering/tegalan. Secara teknis, bawang merah mampu beradaptasi baik jika

ditanam di dataran rendah, di lahan irigasi maupun di lahan kering. Bawang merah mempunyai prospek

untuk dikembangkan di lahan kering dengan syarat tumbuh dan teknik budidaya sebagai berikut :

Tanaman bawang merah cocok tumbuh di dataran rendah sampai tinggi (0–1000 m dpl). Ketinggian

optimum untuk pertumbuhan dan perkembangan bawang merah adalah 0–450 m dpl. Tanaman bawang

merah peka terhadap curah hujan dan intensitas hujan yang tinggi serta cuaca berkabut

Bawang merah Brebes merupakan varietas bawang asli yang berasal dari daerah Brebes. Bawang

merah Brebes membutuhkan waktu 50hingga 60 hari untuk bisa dipanen. Meskipun bentuknya lebih

kecil tetapi bawang merah Brebes lebih harum, lebih terasa nikmat bagi masyarakat Brebes, Tentu

kelebihan tersebut menjadi modal tersendiri dalam rangka meningkatkan produksi bawang merah guna

meningkat derajat ekonomi kerakyatan.

Bawang merah merupakan salah satu komoditas Hortikulturan unggulan intensif diusahakan

petani Brebes dan menopang ekonomi rumah tangga. Pola tanam bawang merah Brebes ditanam

dengan menggunakan pola biasa, dua hingga tiga dalam setahun atau hanya sekali bergantian dengan

padi.Petani Brebes bukan petani ikut ikutan muncul jika ada bantuan APBN, saat harga tinggi lalu ikut

nanam . Harga naik maupun tutrun,untung atau rugi mereka tetap tanam.

Upaya peningkatan produksi sering terkendala serangan Organisme Penganggu Tumbuhan (OPT)

merupa hama dan penyakit yang menyebabkan gagal panen atau hasil panen berkurang. Salah satu

tindakan pemeliharan tanaman yag diyakini dapat mengurangi kerungian akibat serangan OPT adalah
penggunaan pestisida. Pestisida adalah bahan kimia yang beracun pada umumnya petani menyemprot

tanaman dengan pestisida secara intesif

Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Ranting 2 Cabang XXIII Brebes Ny Kunpriyanto

berpendapat bahwa Sekitar 50% lahan rusak karena pengaruh penggunaan pestisida secara berlebihan

akibatnya tanah produksi menjadi sakit dan tidak menghasilkan panen yang optimal.

Petani yang tergabung dalam kelompok Tani Bengkok di Desa Kedung Bokor Kec. Larangan

Kab. Brebes menyatakan merubah kebiasaan Petani. Oleh karena itu perubahan pengendalian OPT

secara Konvesional ke sistem pengendalian hama perlu dilakukan secara bertahap dengan melalukan

sosialisasi bahan-bahan pengendalian OPT ramah lingkungan berupa feromon dan perangkat lampu

untuk pengendalian ulat bawang.

“Hal itu ini tentunya perlu kebersamaan dan keinginan yang kuat dari semua pihak untuk bisa

memaksimalkan budidaya bawang merah yang lebih ramah lingkungan”. Ungkap Ny Kunpriyanto.

Ini arnya tanaman bawang merah masih menguntungkan selama bias diatur pola tanam dan

diperbagi tata cara budidayanya. Efisiensi produksi dengan membuat pupuk organic dan pestisisda

hayati sendiri akan lebih irit tentunya ramah lingkungan .

Penulis

Ny Kunpriyanto

Anda mungkin juga menyukai