Ainy Kartika
Program Studi Psikologi Pendidikan Islam
Program Pasca Sarjana
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
E-mail: ainikartikakahfi@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fenomena perilaku kenakalan remaja dan
mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya kasus penganiayaan yang menyebabkan
kematian di Dusun Kayunan Kabupaten Sleman. Jenis penelitian ini adalah studi kasus
dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian adalah Dusun Kayunan Desa
Donoharjo Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman Propinsi DIY. Teknik pengumpulan
data melalui wawancara mendalam dan dokumentasi. Kesimpulan penelitian ini adalah:
perilaku menganiaya yang mengakibatkan kematian menunjukkan bahwa para remaja
belum mencapai tingkat pascakonvensional dalam perkembangan penalaran moral
Kohlberg. Faktor-faktor penyebab para remaja melakukan tindak pidana penganiayaan
yang mengakibatkan kematian adalah faktor eksternal berupa intoksikasi minuman keras,
pengaruh teman sebaya, pengaruh pola asuh orangtua dan pengaruh lingkungan buruk.
Sedangkan faktor internal berupa perkembangan karakteristik usia remaja, serta pengaruh
perkembangan kepribadian remaja yang merupakan bentukan pada masa anak-anak yang
dipengaruhi oleh lingkungannya.
Kata kunci: kenakalan remaja, psikologi pendidikan Islam
Abstract
This study aims to investigate the phenomenon of juvenile delinquency and factors that
lead to the cases of fatal abuses in Kayunan Village in Sleman District. This is a
descriptive qualitative case study,and its research is carried out in of Kayunan,
Donoharjo Village, Ngaglik sub-districy, Sleman district, Yogyakarta. Data collection
was by in-depth interviews and trough documentation. Data analysis leads the
investigator to the following conclusions. Acts of fatal abuse indicate an arrest in the
moral development of the juvenile perpetrators, in that they have not reached the post
conventional stage in Kohlberg’s theory of moral development. Factors that have led the
teenagers to commit fatal abuses include alcohol intoxication, parenting practices, laxity
in social and community control over juvenile delinquency. Other factors are internal in
nature, such as the teenagers’ personality development, as well personality development
which bears certain traits shaped during childhood.
Key words: juvenile delinquency, Islamic education psychology
Info Artikel
Diterima September 2017, disetujui Oktober 2017, diterbitkan Desember 2017
Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
G-COUNS Jurnal Bimbingan dan Konseling 60
Vol. 2 No. 1 Tahun 2017
ISSN : 2541-6782, E-ISSN : 2580-6467
terjadi pada range waktu pukul 18.00- hampir sama terjadi di Padukuhan
23.59 dan pukul 00.00-05.59. Terong Dlingo Bantul, belasan remaja
Sedangkan untuk Kota Yogyakarta menggreber motor dan menyerang
lebih banyak terjadi pada pukul 18.00- warga dengan melempari kerikil dan
23.59 dan pukul 06.00-11.59. menyabetkan pedang tanpa sebab.
Perhatian pemerintah maupun Selain itu, kekerasan di antara remaja,
masyarakat perlu ditingkatkan, karena yaitu dua siswa sekolah swasta di
di Provinsi D.I.Yogyakarta terdapat Bantul dan seorang siswa SMA Negeri
13,47 persen desa/kelurahan di Bantul dalam kasus pemukulan
mengalami tindak kejahatan dengan stik terhadap siswa SMK
“Penyalahgunaan/Pengedaran Muhammadiyah 1 Bambanglipuro.
Narkoba”. Jika diamati berdasarkan Sementara itu, di Sleman dalam sehari
jenis kejahatan, Kabupaten Sleman yaitu pada Jumat (21/4/2017) dini hari
memiliki jumlah desa terbanyak terjadi dua kasus klithih, seorang
mengalami berbagai jenis tindak tukang ojek online dan satu lagi
kejahatan di banding kabupaten/kota seorang anggota polisi disabet senjata
lain. Hal lain yang cukup tajam.
memprihatinkan adalah adanya Data Reserse dan Kriminal
perkelahian massal. Menurut hasil Polsek Ngaglik menyebutkan
Podes 2011 di Provinsi beberapa kasus yang terjadi di sekitar
D.I.Yogyakarta perkelahian massal daerah Ngaglik dalam dua tahun
terjadi di 13 desa/kelurahan. Angka terakhir di antaranya berhasil
perkelahian massal tertinggi adalah menangkap dua pelaku kekerasan
pada jenis perkelahian antar jalanan atau yang kerap disebut klitih.
pelajar/mahasiswa. Kasus tersebut Dari sepuluh orang gerombolan yang
terjadi di 8 desa/kelurahan. Peringkat diketahui melakukan aksi kekerasan
selanjutnya adalah perkelahian antar dengan membacok seorang remaja
kelompok. bernama Nur Cahyo (19 tahun) warga
Beberapa kasus yang Tegalrejo, Sariharjo, Ngaglik, polisi
memberikan gambaran tentang tingkat berhasil mengamankan dua pelaku
kenakalan remaja di wilayah yaitu Febri, 23 warga Sariharjo, dan
Yogyakarta menunjukkan bahwa Randika, 18, warga Sendangadi,
hampir di setiap Kabupaten ditemukan Mlati, Sleman, setelah melalui
kasus klithih. Di Gunungkidul penyelidikan selama beberapa hari.
misalnya, penggerebekan oleh aparat Dalam penyelidikan tersebut polisi
keamanan terhadap geng remaja juga juga menemukan barang bukti berupa
menyita barang bukti berupa pedang, motor Kawasaki KLX hitam dan
botol-botol minuman keras dan pedang. Menurut keterangan pelaku,
beberapa senjata tumpul. Demikian saat kejadian mereka memang
juga di Bantul, dengan modus yang terpengaruh minuman keras.
Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
G-COUNS Jurnal Bimbingan dan Konseling 62
Vol. 2 No. 1 Tahun 2017
ISSN : 2541-6782, E-ISSN : 2580-6467
harus membuat kontrak untuk yatim lebih dari batas kepatutan dan
menjamin hak dari semua (janganlah kamu) tergesa-gesa
anggotanya, dan harus bertingkah (membelanjakannya) sebelum mereka
laku sesuai dengan prinsip nilai dewasa…..” [QS. AlNisa: 6]. Ayat
etis yang akan diakui oleh setiap tersebut menjelaskan bahwa waktu
orang yang bermoral. yang tepat dalam rangka menyerahkan
harta kekayaan anak yatim dari harta
Masa Baligh dan Tanggung Jawab tinggalan orang tuanya yang telah
Moral Remaja wafat, terlebih dahulu dilihat apakah
Baligh adalah anak yang sudah dia sudah cukup cerdas atau matang
mencapai usia yang mengalihkannya pemikirannya sehingga sanggup
dari masa kanak-kanak (thufulah) memelihara harta atau tidak. Kalau
menuju masa kedewasaan kita simak ayat tersebut, terdapat kata
(rujulah/unutsah). Masa ini biasanya baligh yang digunakan dalam konteks
ditandai dengan nampaknya beberapa membicarakan seseorang yang cukup
tanda-tanda fisik, seperti mimpi basah umur untuk kawin. Lalu dilanjutkan
(ihtilam), mengandung dan haidh. Dan dengan penjelasan bahwa indikasi
apabila tanda-tanda tersebut tidak cukup umur untuk kawin adalah
nampak, maka masa baligh ditandai dengan adanya kecerdasan dan
dengan sampainya seorang anak pada kecakapan seseorang dalam mengelola
umur 15 tahun menurut pendapat keuangan, yang disebut dengan rusyd.
madzhab Syafi'i. Pada masa ini Memang rusyd dalam Alquran tidak
perkembangan tubuh dan akal seorang dibatasi oleh usia tertentu. Hanya
anak telah mencapai kesempurnaan, terdapat indikasi-indikasi dan tanda-
sehingga ia diperkenankan melakukan tanda seperti sudah mempunyai
berbagai tashorruf secara menyeluruh kepribadian yang dewasa, punya
(ahlul 'ada' al-kamilah). kemandirian sikap, dan mampu
Kata baligh dalam Alquran mengatur ekonomi dan mengatur diri
digunakan dalam konteks apa yang sendiri.
dibicarakan. Paling tidak terdapat dua Fase rusyd adalah fase pasca-
kata baligh yang ada di dalam baligh, disebut dengan bulugh sinni
Alquran, yaitu QS. An-Nisaa‟: 6 dan al—rusyd (telah tiba saatnya pada usia
QS. Al-Ahqaf:15. matang). Rusyd juga tergolong baligh
“Dan ujilah anak yatim itu sampai dalam terminologi Alquran, yaitu
mereka cukup umur untuk kawin. bulugh sinn al-rusyd (usia matang).
Kemudian jika menurut pendapatmu Memang usia matang dalam Islam
mereka telah cerdas (pandai tidak ditentukan pada usia berapa
memelihara harta), maka serahkanlah seseorang disebut dengan usia matang
kepada mereka hartanya. Dan itu. Akan tetapi kalau memang as--
janganlah kamu makan harta anak Syafi’i menentukan usia baligh fisik
Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
G-COUNS Jurnal Bimbingan dan Konseling 64
Vol. 2 No. 1 Tahun 2017
ISSN : 2541-6782, E-ISSN : 2580-6467
tetapi tidak memperoleh umpan balik Tetapi ada nilai di balik istilah yang
dari lingkungan yang membersamai membuat beliau menolak hal tersebut.
tumbuh-kembangnya setiap hari. Jika Kata Al Murohaqoh dalam
ia tinggal di rumah, maka itu adalah Bahasa Inggris disebut: the teenagers
orangtua. Jika ia tinggal di asrama, itu dan dalam bahasa kita dikenal dengan:
adalah warga asrama dan usia remaja. Al Murohaqoh dalam
pembimbingnya. kamus Arab bermakna: kedunguan
dan kebodohan, kejahatan, dan
Hakikat Pemuda dalam Islam: kedzaliman, serta gemar melakukan
Kritik Terhadap Makna kesalahan. Nampak jelas bahwa Arab
Murahaqah yang kalah peradaban dari orang-
Murahaqah atau remaja dalam orang barat hari ini, ikut menamai usia
terminologi psikologi umum, menurut emas dalam sejarah Arab dan Islam itu
Al-Mighwar (2011: 55) berarti dengan istilah yang bermakna sekacau
mendekati kematangan secara fisik, itu. Karena memang dalam berbagai
akal, jiwa serta sosial. Murahaqoh definisi para ahli pendidikan dan
juga bermakna at-tadarruj (berangsur- psikologi hari ini, usia remaja identik
angsur). Jadi, artinya adalah dengan kekacauan, keguncangan, dan
berangsur-angsur menuju kematangan kenakalan.
secara fisik, akal, kejiwaan, dan sosial Di usia ini, ada pembahasan
serta emosional. tentang pubertas. Istilah pubertas jelas
Namun makna ini sangat dari konsep hari ini. Inilah akar kata
berbeda dengan pemikiran yang pubertas berikut definisinya. Menurut
disampaikan DR. Khalid Ahmad Asy Monks (2002: 263), Pubertas adalah
Syantut dalam bukunya yang berjudul berasal dari kata puber yaitu pubescere
Tarbiyah Asy Syabab Al Muslim lil yang artinya mendapat pubes atau
Aba’ wad Du’at (Pendidikan Pemuda rambut kemaluan, yaitu suatu tanda
Muslim, Bagi Para orangtua dan kelamin sekunder yang menunjukkan
Dai), sebagaimana disampaikan oleh perkembangan seksual.
Budi Azhari ( 2013) . Root dalam Hurlock (2004),
Di pasal kedua, beliau memberi menyampaikan: Pubertas merupakan
judul: Syabab Bukan Murohaqoh. suatu tahap dalam perkembangan
Setelah mengkaji di pasal ini, beliau dimana terjadi kematangan alat–alat
menyampaikan dengan tegas sudah seksual dan tercapai kemampuan
waktunya kita membuang istilah reproduksi. Ternyata kata puber
murohaqoh (yang dalam bahasa kita: mempunyai makna asli: rambut
remaja). Dan menegaskan bahwa kemaluan. Selanjutnya digunakan
istilah yang jelas dipakai oleh Nabi untuk menandai fase mulia dari
adalah syabab (pemuda). Ini bukan kehidupan manusia ini.
sekadar pembahasan tentang istilah.
Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
G-COUNS Jurnal Bimbingan dan Konseling 66
Vol. 2 No. 1 Tahun 2017
ISSN : 2541-6782, E-ISSN : 2580-6467
(2007) obesitas adalah kelebihan yaitu perilaku dan pola gaya hidup
lemak dalam tubuh, yang umumnya contohnya dalam mengatur makanan
ditimbun dalam jaringan subkutan yang di konsumsi dan berapa kali
(bawah kulit), sekitar organ tubuh dan makan dalam sehari.
kadang-kadang terjadi perluasan ke Faktor psikososial, apa yang ada
dalam jaringan organ. Sedangkan dalam pikiran dapat mempengaruhi
menurut Sartika (2011) obesitas kebiasaan makannya. Banyak orang
merupakan akibat keseimbangan yang memberikan reaksi terhadap
energi positif untuk periode waktu emosinya dengan makanan. Salah satu
yang cukup panjang. Sehingga bentuk gangguan emosi adalah
obesitas adalah kelebihan lemak yang persepsi yang negatif. Gangguan
tertimbun dalam tubuh akibat emosi ini merupakan masalah serius
mengkonsumsi makanan terlalu pada penderita wanita muda penderita
berlebihan. obesitas, dan dapat menimbulkan
kesadaran yang berlebihan tentang
Klasifikasi Obesitas kegemukannya serta rasa tidak
Menurut Mansjoer (dalam nyaman dalam pergaulan sosialnya.
Sudargo dkk, 2014) obesitas di bagi Faktor kesehatan, ada beberapa
menjadi dua yaitu: obesitas primer dan penyakit yang mengakibatkan
obesitas sekunder. Obesitas primer terjadinya obesitas seperti
adalah obesitas yang disebabkan oleh hipotiroidisme, sindroma chusing,
faktor gizi dan berbagai faktor yang sindroma prader-willi dan beberapa
mempengaruhi masukan makanan kelainan saraf yang dapat
dan obesitas sekunder adalah obesitas menyebabkan orang menjadi banyak
yang disebabkan oleh adanya penyakit makan. Faktor perkembangan,
atau kelainan. penambahan ukuran dan jumlah sel-
sel lemak menyebabkan bertambahnya
Faktor Penyebab Obesitas jumlah lemak yang disimpan dalam
Obesitas memiliki beberapa tubuh. Penderita obesitas terutama
faktor penyebab, menurut Proverawati yang menjadi gemuk pada masa
(2010) faktor resiko terjadinya kanak-kanak dapat memiliki sel lemak
obesitas antara lain: Faktor genetik, lima kali lebih banyak dibandingkan
obesitas diturunkan oleh faktor dengan orang yang normal, jumlah
genetik, dalam terbentuknya obesitas sel-sel lemak tidak dapat dikurangi
didalam keluarga tidak hanya berbagi oleh karena itu penurunan berat badan
gen tetapi makan dan kebiasaan gaya hanya dapat dilakukan dengan cara
hidup. Faktor lingkungan, gen mengurangi jumlah lemak dalam
merupakan faktor penting dalam setiap sel. Aktivitas fisik, seseorang
timbulnya obesitas, tetapi lingkungan dengan aktivitas fisik yang kurang
memegang peranan yang cukup berarti dapat meningkatkan prevalensi
Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
G-COUNS Jurnal Bimbingan dan Konseling 70
Vol. 2 No. 1 Tahun 2017
ISSN : 2541-6782, E-ISSN : 2580-6467