Anda di halaman 1dari 16

G-COUNS Jurnal Bimbingan dan Konseling 59

Vol. 2 No. 1 Tahun 2017


ISSN : 2541-6782, E-ISSN : 2580-6467

FENOMENA KENAKALAN REMAJA


DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI PENDIDIKAN ISLAM
(Studi Kasus Penganiayaan yang Menyebabkan Kematian
di Dusun Kayunan Kabupaten Sleman)

Ainy Kartika
Program Studi Psikologi Pendidikan Islam
Program Pasca Sarjana
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
E-mail: ainikartikakahfi@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fenomena perilaku kenakalan remaja dan
mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya kasus penganiayaan yang menyebabkan
kematian di Dusun Kayunan Kabupaten Sleman. Jenis penelitian ini adalah studi kasus
dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian adalah Dusun Kayunan Desa
Donoharjo Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman Propinsi DIY. Teknik pengumpulan
data melalui wawancara mendalam dan dokumentasi. Kesimpulan penelitian ini adalah:
perilaku menganiaya yang mengakibatkan kematian menunjukkan bahwa para remaja
belum mencapai tingkat pascakonvensional dalam perkembangan penalaran moral
Kohlberg. Faktor-faktor penyebab para remaja melakukan tindak pidana penganiayaan
yang mengakibatkan kematian adalah faktor eksternal berupa intoksikasi minuman keras,
pengaruh teman sebaya, pengaruh pola asuh orangtua dan pengaruh lingkungan buruk.
Sedangkan faktor internal berupa perkembangan karakteristik usia remaja, serta pengaruh
perkembangan kepribadian remaja yang merupakan bentukan pada masa anak-anak yang
dipengaruhi oleh lingkungannya.
Kata kunci: kenakalan remaja, psikologi pendidikan Islam

Abstract
This study aims to investigate the phenomenon of juvenile delinquency and factors that
lead to the cases of fatal abuses in Kayunan Village in Sleman District. This is a
descriptive qualitative case study,and its research is carried out in of Kayunan,
Donoharjo Village, Ngaglik sub-districy, Sleman district, Yogyakarta. Data collection
was by in-depth interviews and trough documentation. Data analysis leads the
investigator to the following conclusions. Acts of fatal abuse indicate an arrest in the
moral development of the juvenile perpetrators, in that they have not reached the post
conventional stage in Kohlberg’s theory of moral development. Factors that have led the
teenagers to commit fatal abuses include alcohol intoxication, parenting practices, laxity
in social and community control over juvenile delinquency. Other factors are internal in
nature, such as the teenagers’ personality development, as well personality development
which bears certain traits shaped during childhood.
Key words: juvenile delinquency, Islamic education psychology

Info Artikel
Diterima September 2017, disetujui Oktober 2017, diterbitkan Desember 2017
Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
G-COUNS Jurnal Bimbingan dan Konseling 60
Vol. 2 No. 1 Tahun 2017
ISSN : 2541-6782, E-ISSN : 2580-6467

PENDAHULUAN selanjutnya akan mengalami banyak


Secara psikologis, perilaku kesulitan untuk mencapai kedewasaan,
bermasalah remaja adalah perilaku hal ini memungkinkan remaja untuk
yang merupakan akibat dari adanya melakukan perilaku destruktif yang
berbagai perubahan fisik dan psikis dapat merusak dan menyakiti dirinya
dalam pertumbuhan dan sendiri maupun orang lain.
perkembangan. Tetapi perilaku Dalam bukunya Patologi Sosial
tersebut telah menunjukkan berbagai 2, Kartini Kartono (2014: 4)
tanda yang mengarah pada adanya mengatakan, erbagai tingkah laku
penyimpangan yang cenderung yang sakit secara sosial tadi
merugikan diri sendiri dan merupakan penyimpangan sosial yang
lingkungannya. Perilaku ini juga sukar diorganisir, sulit diatur dan
merupakan pengembangan- ditertibkan, sebab para pelakunya
pengembangan negatif berbagai memakai cara pemecahan sendiri yang
masalah wajar sebelumnya yang nonkonvensional, tidak umum, luar
semakin menguat yang diakibatkan biasa atau abnormal sifatnya. Biasanya
oleh tiga hal; pertama, dirinya kurang mereka mengikuti kemauan dan cara
mampu menyesuaikan diri dengan sendiri demi kepentingan pribadi.
pertumbuhan dan perkembangannya Karena itu deviasi tingkah laku
serta tidak mampu menerima apa yang tersebut dapat mengganggu dan
diraihnya. Kedua, adanya berbagai merugikan subyek pelaku sendiri dan
tekanan lingkungan, seperti dari atau masyarakat luas. Deviasi tingkah
orangtua dan teman sebaya serta laku ini juga merupakan gejala yang
masyarakat yang lebih luas. Ketiga, menyimpang dari ciri-ciri umum
tidak mampu menyesuaikan diri rakyat kebanyakan, bertentangan
dengan berbagai tekanan yang ada. dengan hukum atau melanggar
Demikian menurut Mighwar (2011: peraturan formal.
191). Menurut sumber informasi dari
Selain itu, fitriyah (2014: 5) BPS Yogyakarta terkait kenakalan
menyebutkan, meluasnya arena remaja, disebutkan bahwa jika diamati
mobilitas sosial juga berkontribusi berdasarkan jenis kejahatan,
menjadi penyebab tekanan yang Kabupaten Sleman memiliki jumlah
dialami remaja. Jika remaja berhasil desa terbanyak mengalami berbagai
melampaui tekanan-tekanan biologis jenis tindak kejahatan di banding
dari dalam dirinya dan tekanan sosio- kabupaten/kota lain. Termasuk
psikologis dari lingkungan sosialnya, Kecamatan Ngaglik. Bila dilihat
maka dimungkinkan akan dapat menurut jam terjadinya tindak
memasuki masa dewasa dengan penuh kejahatan, di semua kabupaten di
kemandirian dan tanggungjawab. Provinsi D.I. Yogyakarta pada
Sebaliknya jika gagal, maka umumnya tindak kejahatan banyak
Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
G-COUNS Jurnal Bimbingan dan Konseling 61
Vol. 2 No. 1 Tahun 2017
ISSN : 2541-6782, E-ISSN : 2580-6467

terjadi pada range waktu pukul 18.00- hampir sama terjadi di Padukuhan
23.59 dan pukul 00.00-05.59. Terong Dlingo Bantul, belasan remaja
Sedangkan untuk Kota Yogyakarta menggreber motor dan menyerang
lebih banyak terjadi pada pukul 18.00- warga dengan melempari kerikil dan
23.59 dan pukul 06.00-11.59. menyabetkan pedang tanpa sebab.
Perhatian pemerintah maupun Selain itu, kekerasan di antara remaja,
masyarakat perlu ditingkatkan, karena yaitu dua siswa sekolah swasta di
di Provinsi D.I.Yogyakarta terdapat Bantul dan seorang siswa SMA Negeri
13,47 persen desa/kelurahan di Bantul dalam kasus pemukulan
mengalami tindak kejahatan dengan stik terhadap siswa SMK
“Penyalahgunaan/Pengedaran Muhammadiyah 1 Bambanglipuro.
Narkoba”. Jika diamati berdasarkan Sementara itu, di Sleman dalam sehari
jenis kejahatan, Kabupaten Sleman yaitu pada Jumat (21/4/2017) dini hari
memiliki jumlah desa terbanyak terjadi dua kasus klithih, seorang
mengalami berbagai jenis tindak tukang ojek online dan satu lagi
kejahatan di banding kabupaten/kota seorang anggota polisi disabet senjata
lain. Hal lain yang cukup tajam.
memprihatinkan adalah adanya Data Reserse dan Kriminal
perkelahian massal. Menurut hasil Polsek Ngaglik menyebutkan
Podes 2011 di Provinsi beberapa kasus yang terjadi di sekitar
D.I.Yogyakarta perkelahian massal daerah Ngaglik dalam dua tahun
terjadi di 13 desa/kelurahan. Angka terakhir di antaranya berhasil
perkelahian massal tertinggi adalah menangkap dua pelaku kekerasan
pada jenis perkelahian antar jalanan atau yang kerap disebut klitih.
pelajar/mahasiswa. Kasus tersebut Dari sepuluh orang gerombolan yang
terjadi di 8 desa/kelurahan. Peringkat diketahui melakukan aksi kekerasan
selanjutnya adalah perkelahian antar dengan membacok seorang remaja
kelompok. bernama Nur Cahyo (19 tahun) warga
Beberapa kasus yang Tegalrejo, Sariharjo, Ngaglik, polisi
memberikan gambaran tentang tingkat berhasil mengamankan dua pelaku
kenakalan remaja di wilayah yaitu Febri, 23 warga Sariharjo, dan
Yogyakarta menunjukkan bahwa Randika, 18, warga Sendangadi,
hampir di setiap Kabupaten ditemukan Mlati, Sleman, setelah melalui
kasus klithih. Di Gunungkidul penyelidikan selama beberapa hari.
misalnya, penggerebekan oleh aparat Dalam penyelidikan tersebut polisi
keamanan terhadap geng remaja juga juga menemukan barang bukti berupa
menyita barang bukti berupa pedang, motor Kawasaki KLX hitam dan
botol-botol minuman keras dan pedang. Menurut keterangan pelaku,
beberapa senjata tumpul. Demikian saat kejadian mereka memang
juga di Bantul, dengan modus yang terpengaruh minuman keras.
Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
G-COUNS Jurnal Bimbingan dan Konseling 62
Vol. 2 No. 1 Tahun 2017
ISSN : 2541-6782, E-ISSN : 2580-6467

Informasi terbaru kasus klithih dengan moral adalah orang yang


yang terjadi terhadap remaja Dusun mendasarkan tindakannya atas
Kayunan yang bernama Fathoni penilaian baik-buruknya sesuatu.
terjadi pada bulan April 2017. Secara singkat perspektif sosial
Informasi ini peneliti dapatkan secara dan ciri penalaran moral tiap-tiap
langsung dari korban. Korban saat itu tingkatan diungkapkan oleh Arbuthnot
sedang melintasi jalan Damai bersama dan Faust (1981, hal. 49-50) sebagai
beberapa temannya, kemudian secara berikut:
tiba-tiba diserang dengan senapan 1. Tingkatan prakonvensional, yang
angin yang kemudian mengenai mata, mempunyai ciri-ciri bahwa apa
telinga dan kepala bagian belakang. yang benar atau salah itu terbatas
Memahami adanya pada aturan-aturan konkrit atau
kesenjangan antara realitas remaja saat atas dasar kekuasaan atau
ini dan idealitas eksistensi diri remaja, hukuman. Bila tidak ada
maka peneliti berkesimpulan bahwa aturannya, yang benar adalah yang
masalah ini sangat perlu dikaji. sesuai dengan interes diri saja atau
Perilaku agresif pada berbagai interes orang lain saja.
peristiwa penganiayaan yang 2. Tingkatan konvensional, yang
menyebabkan kematian (di benar adalah yang sesuai dengan
Yogyakarta dikenal dengan istilah harapan masyarakat atau
klithih), merupakan salah satu contoh kelompok tertentu mengenai
dari fenomena yang sudah sedemikian perilaku yang “baik”. Seseorang
meresahkan ini. yang ada pada tahap ini sangat
memperhatikan aturan-aturan
KAJIAN TEORI sosial, harapan-harapan, serta
Teori Perkembangan Moral peran-peran. Tindakan yang
Kohlberg dianggap benar dilakukan karena
Teori Kohlberg tentang adanya motivasi yang ada dalam
perkembangan moral merupakan diri seseorang untuk melakukan
perluasan, modifikasi dan redefenisi apa yang diterima dan diharapkan
atas teori Piaget. Kohlberg oleh masyarakat.
mengklasifikasikan perkembangan 3. Tingkatan pascakonvensional,
moral atas tiga tingkatan (level), yang yang “benar” didefinisikan atas
kemudian dibagi lagi menjadi enam dasar hak asasi manusia yang
tahap (stage). Semakin tinggi tahap umum dan universal, nilai-nilai
perkembangan moral seseorang, akan atau prinsip-prinsip yang wajib
semakin terlihat moralitas yang lebih digunakan baik oleh masyarakat
mantap dan bertanggung jawab dari maupun individu. Seseorang yang
perbuatan-perbuatannya. Dengan berada pada tahap ini percaya
demikian, orang yang bertindak sesuai bahwa sebagai anggota masyarakat
Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
G-COUNS Jurnal Bimbingan dan Konseling 63
Vol. 2 No. 1 Tahun 2017
ISSN : 2541-6782, E-ISSN : 2580-6467

harus membuat kontrak untuk yatim lebih dari batas kepatutan dan
menjamin hak dari semua (janganlah kamu) tergesa-gesa
anggotanya, dan harus bertingkah (membelanjakannya) sebelum mereka
laku sesuai dengan prinsip nilai dewasa…..” [QS. AlNisa: 6]. Ayat
etis yang akan diakui oleh setiap tersebut menjelaskan bahwa waktu
orang yang bermoral. yang tepat dalam rangka menyerahkan
harta kekayaan anak yatim dari harta
Masa Baligh dan Tanggung Jawab tinggalan orang tuanya yang telah
Moral Remaja wafat, terlebih dahulu dilihat apakah
Baligh adalah anak yang sudah dia sudah cukup cerdas atau matang
mencapai usia yang mengalihkannya pemikirannya sehingga sanggup
dari masa kanak-kanak (thufulah) memelihara harta atau tidak. Kalau
menuju masa kedewasaan kita simak ayat tersebut, terdapat kata
(rujulah/unutsah). Masa ini biasanya baligh yang digunakan dalam konteks
ditandai dengan nampaknya beberapa membicarakan seseorang yang cukup
tanda-tanda fisik, seperti mimpi basah umur untuk kawin. Lalu dilanjutkan
(ihtilam), mengandung dan haidh. Dan dengan penjelasan bahwa indikasi
apabila tanda-tanda tersebut tidak cukup umur untuk kawin adalah
nampak, maka masa baligh ditandai dengan adanya kecerdasan dan
dengan sampainya seorang anak pada kecakapan seseorang dalam mengelola
umur 15 tahun menurut pendapat keuangan, yang disebut dengan rusyd.
madzhab Syafi'i. Pada masa ini Memang rusyd dalam Alquran tidak
perkembangan tubuh dan akal seorang dibatasi oleh usia tertentu. Hanya
anak telah mencapai kesempurnaan, terdapat indikasi-indikasi dan tanda-
sehingga ia diperkenankan melakukan tanda seperti sudah mempunyai
berbagai tashorruf secara menyeluruh kepribadian yang dewasa, punya
(ahlul 'ada' al-kamilah). kemandirian sikap, dan mampu
Kata baligh dalam Alquran mengatur ekonomi dan mengatur diri
digunakan dalam konteks apa yang sendiri.
dibicarakan. Paling tidak terdapat dua Fase rusyd adalah fase pasca-
kata baligh yang ada di dalam baligh, disebut dengan bulugh sinni
Alquran, yaitu QS. An-Nisaa‟: 6 dan al—rusyd (telah tiba saatnya pada usia
QS. Al-Ahqaf:15. matang). Rusyd juga tergolong baligh
“Dan ujilah anak yatim itu sampai dalam terminologi Alquran, yaitu
mereka cukup umur untuk kawin. bulugh sinn al-rusyd (usia matang).
Kemudian jika menurut pendapatmu Memang usia matang dalam Islam
mereka telah cerdas (pandai tidak ditentukan pada usia berapa
memelihara harta), maka serahkanlah seseorang disebut dengan usia matang
kepada mereka hartanya. Dan itu. Akan tetapi kalau memang as--
janganlah kamu makan harta anak Syafi’i menentukan usia baligh fisik
Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
G-COUNS Jurnal Bimbingan dan Konseling 64
Vol. 2 No. 1 Tahun 2017
ISSN : 2541-6782, E-ISSN : 2580-6467

biologis adalah 15 tahun, dan Abu identitas (Offer & Schonert-Reichl,


Hanifah menentukan usia baligh fisik 1992). Artinya, 80% remaja
biologis adalah 17 tahun bagi bersekolah tidak mengalami krisis.
perempuan dan 18 tahun bagi lelaki. Jika kita menelaah berbagai literatur
Maka usia matang (rusyd) itu berarti psikologi, sebenarnya kondisi remaja
kalau menurut as-Syafi’i adalah pasca berkaitan dengan identitas dirinya itu
usia 15 tahun dan menurut Abu ada empat macam. Pertama, remaja
Hanifah adalah pasca usia 17 tahun paripurna, yakni remaja yang
bagi perempuan dan 18 tahun bagi semenjak kecil tidak mengalami krisis
lelaki. Natsir (2015: 7) dan mereka mempunyai arah yang
jelas. Mereka dapat mencapai keadaan
Anggapan Keliru Tentang Masa yang seperti ini karena terinspirasi
Remaja oleh sikap dan keyakinan orangtua.
Zakiah Darajat (1995: 10) Kedua, remaja yang sempat
menulis, “Istilah remaja atau kata mengalami krisis identitas, tetapi
yang berarti remaja tidak ada dalam dapat segera keluar dari krisis. Ini pun
Islam. Di dalam Al-Quran ada kata al- juga banyak dipengaruhi oleh peran
fityatu, fityatun yang berarti orang orangtua. Ketiga, remaja yang
muda.” Kemudian Dr. Zakiah meninggalkan masa kanak-kanak
mengutif surah Al-Kahfi ayat 10 dan dengan krisis identitas yang serius.
13, serta surah An-Nuur ayat 58 dan Krisis itu bahkan dapat terjadi di akhir
59, dan berkata, “Tampaknya masa masa kanak-kanak. Mereka inilah
remaja, yang mengantarai masa yang memerlukan pendampingan, dari
kanak-kanak dan dewasa, tidak orangtua dan guru maupun teman
terdapat dalam Islam. Dalam Islam sebaya yang sudah memiliki
seorang manusia bila telah aqil baligh, kematangan pribadi. Guru BK perlu
telah bertanggung jawab atas setiap proaktif menggugah minat dan
perbuatannya. Jika ia berbuat baik membangkitkan keinginan untuk
akan mendapat pahala, dan bila menjadi yang terbaik, bukan sekedar
melakukan perbuatan tidak baik akan menjadi bagian reserse kriminal di
berdosa. sekolah yang bertugas memanggili
Fauzil Adhim (2017) anak-anak bermasalah. Keempat,
mengatakan bahwa masyarakat remaja yang identitas dirinya
beranggapan, masa remaja adalah mengambang. Belum punya arah yang
masa yang wajar dipenuhi dengan kokoh, tetapi tidak sedang mengalami
krisis identitas dan turbulensi. Seolah- keguncangan maupun krisis identitas,
olah setiap remaja wajib dan tidak punya gairah untuk sukses;
mengalaminya. Padahal, sebenarnya tidak ada keinginan sangat kuat untuk
cuma 1 dari 5 remaja bersekolah di meraih yang terbaik. Keinginan
seluruh dunia yang mengalami krisis selintas boleh jadi ada atau sering ada,
Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
G-COUNS Jurnal Bimbingan dan Konseling 65
Vol. 2 No. 1 Tahun 2017
ISSN : 2541-6782, E-ISSN : 2580-6467

tetapi tidak memperoleh umpan balik Tetapi ada nilai di balik istilah yang
dari lingkungan yang membersamai membuat beliau menolak hal tersebut.
tumbuh-kembangnya setiap hari. Jika Kata Al Murohaqoh dalam
ia tinggal di rumah, maka itu adalah Bahasa Inggris disebut: the teenagers
orangtua. Jika ia tinggal di asrama, itu dan dalam bahasa kita dikenal dengan:
adalah warga asrama dan usia remaja. Al Murohaqoh dalam
pembimbingnya. kamus Arab bermakna: kedunguan
dan kebodohan, kejahatan, dan
Hakikat Pemuda dalam Islam: kedzaliman, serta gemar melakukan
Kritik Terhadap Makna kesalahan. Nampak jelas bahwa Arab
Murahaqah yang kalah peradaban dari orang-
Murahaqah atau remaja dalam orang barat hari ini, ikut menamai usia
terminologi psikologi umum, menurut emas dalam sejarah Arab dan Islam itu
Al-Mighwar (2011: 55) berarti dengan istilah yang bermakna sekacau
mendekati kematangan secara fisik, itu. Karena memang dalam berbagai
akal, jiwa serta sosial. Murahaqoh definisi para ahli pendidikan dan
juga bermakna at-tadarruj (berangsur- psikologi hari ini, usia remaja identik
angsur). Jadi, artinya adalah dengan kekacauan, keguncangan, dan
berangsur-angsur menuju kematangan kenakalan.
secara fisik, akal, kejiwaan, dan sosial Di usia ini, ada pembahasan
serta emosional. tentang pubertas. Istilah pubertas jelas
Namun makna ini sangat dari konsep hari ini. Inilah akar kata
berbeda dengan pemikiran yang pubertas berikut definisinya. Menurut
disampaikan DR. Khalid Ahmad Asy Monks (2002: 263), Pubertas adalah
Syantut dalam bukunya yang berjudul berasal dari kata puber yaitu pubescere
Tarbiyah Asy Syabab Al Muslim lil yang artinya mendapat pubes atau
Aba’ wad Du’at (Pendidikan Pemuda rambut kemaluan, yaitu suatu tanda
Muslim, Bagi Para orangtua dan kelamin sekunder yang menunjukkan
Dai), sebagaimana disampaikan oleh perkembangan seksual.
Budi Azhari ( 2013) . Root dalam Hurlock (2004),
Di pasal kedua, beliau memberi menyampaikan: Pubertas merupakan
judul: Syabab Bukan Murohaqoh. suatu tahap dalam perkembangan
Setelah mengkaji di pasal ini, beliau dimana terjadi kematangan alat–alat
menyampaikan dengan tegas sudah seksual dan tercapai kemampuan
waktunya kita membuang istilah reproduksi. Ternyata kata puber
murohaqoh (yang dalam bahasa kita: mempunyai makna asli: rambut
remaja). Dan menegaskan bahwa kemaluan. Selanjutnya digunakan
istilah yang jelas dipakai oleh Nabi untuk menandai fase mulia dari
adalah syabab (pemuda). Ini bukan kehidupan manusia ini.
sekadar pembahasan tentang istilah.
Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
G-COUNS Jurnal Bimbingan dan Konseling 66
Vol. 2 No. 1 Tahun 2017
ISSN : 2541-6782, E-ISSN : 2580-6467

Tidakkah kita melihat dengan Murohaqoh tidak mesti menyebabkan


kacamata Islam? Lihatlah masa remaja krisis. Tetapi sistim masyarakat hari
akhir, yang baru berakhir pada usia 19 inilah yang bertanggung jawab
tahun. Padahal kita semua tahu, usia terhadap krisis Al Murohaqoh.
tersebut adalah usia emas dan saat Sebagaimana yang disampaikan oleh
generasi muda muslim telah memiliki Margareth Mead: Di masyarakat
karya mulia di tengah masyarakat sederhana fase remaja ini tidak ada.
luas. Bahkan sebelum usia itu. Seseorang berpindah dari usia kanak-
Itulah mengapa Rasulullah tidak kanak menuju usia dewasa secara
pernah menyebut fase ini. Beliau langsung setelah upacara tradisional
mempunyai istilah sendiri: syabab. tertentu.
Kata ini dalam Bahasa Arab Teranglah bahwa fase remaja
mempunyai akar makna, yaitu: seharusnya tidak ada dalam perjalanan
kekuatan, baru, indah, tumbuh, awal hidup pemuda Islam. Bahkan Al
segala sesuatu. Rasul langsung yang „Aisawi menuliskan salah satu judul
memilihkan bagi kita istilah untuk fase dalam bukunya tersebut: Mitos Badai
ini. Dengan makna penuh optimisme (Usia Remaja). DR. Khalid Ahmad
dan positif. Penuh harapan. Asy Syantut (Tarbiyah Asy Syabab Al
Setelah dikaji oleh para pakar Muslim lil Aba‟ wad Du‟at) juga
muslim di bidang pendidikan, ternyata menyebut Al Murohaqoh sebagai:
disimpulkan bahwa keguncangan dan Penyakit Jahiliyah Kontemporer.
kenakalan di usia ini bukan Hal di atas juga diperkuat oleh
merupakan hal yang pasti dan harus literature psikologi, bahwa tidak
dilalui oleh anak-anak kita. semua tokoh psikologi sependapat
DR. Majid „Irsan al Kailani dengan teori yang menunjukkan
(Falsafah At Tarbiyah Al Islamiyah) bahwa sebagian besar remaja
berkata, adapun Al Murohaqoh bukan mengalami krisis identitas, rapuh,
merupakan fenomena yang harus gamang, dan memberontak,
terjadi pada perkembangan usia sebagaimana disebutkan Offer &
manusia. Ini merupakan masalah yang Schonert dalam (Lavesque 2014) :
mungkin dihindari sama sekali dalam
kehidupan setiap pribadi. Al Adolescent turmoil is an
Murohaqoh adalah merupakan imprecise label applied to
adolescents during the 1970s,
penyakit dari berbagai penyakit
and which proposed that
masyarakat kapitalis. adolescence universally involved
Hal yang serupa disampaikan a time of emotional turmoil of
oleh DR. Abdurahman al „Aisawi storm and stress (Larson and
(Sikolojiyah al Murohiq al Muslim al Ham 1993). Behavioral patterns
Mu’ashir): or characteristics typically
Pertumbuhan seksual di usia Al associated with this view of

Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
G-COUNS Jurnal Bimbingan dan Konseling 67
Vol. 2 No. 1 Tahun 2017
ISSN : 2541-6782, E-ISSN : 2580-6467

turmoil include rebelliousness, atau grounded theory. Arikunto (2010:


concern about identity and role, 23).
unstable moods, and Dalam hal ini peneliti
unpredictable and highly
melakukan analisis terhadap aspek
mercurial behavior. This belief
has since been disconfirmed, as psikologis diri remaja (faktor endogin)
Offer asserts that only a dalam kasus penganiayaan yang
minority of adolescents menyebabkan kematian di Dusun
experience adolescent turmoil Kayunan, Kecamatan Ngaglik,
(perhaps approximately 20%) Kabupaten Sleman, dengan
and adolescents typically sustain pendekatan teori perkembangan moral
enjoyable relationships with
Kohlberg. Teknik analisis data
their families and peers, and are
comfortable with their social dilakukan dengan Analisis
and cultural values (see Offer Fenomenologi untuk menarik
and Schonert-Reichl 1992) kesimpulan berdasarkan data yang
diperoleh dan berdasarkan tujuan
METODE PENELITIAN penelitian. Penelitian ini merupakan
Metode penelitian ini studi kasus yang belum tentu dapat
menggunakan pendekatan kualitatif digeneralisasi terhadap berbagai kasus
yaitu penyajian data dan analisis data yang serupa, akan tetapi dengan
menggunakan kata-kata dan simbol- berpijak pada teori-teori umum yang
simbol, bukan data statistik. Sebagai berlaku, maka penelitian ini dapat
penelitian studi kasus, maka langkah- menjadi bahan pertimbangan bagi
langkah yang digunakan adalah kasus-kasus serupa di tempat yang
metode induktif, yaitu berbeda.
mengidentifikasi fenomena delinquen Penelitian ini merupakan studi kasus,
kemudian secara khusus sehingga jumlah informan tidak
mengidentifikasi faktor-faktor ditentukan berdasarkan populasi.
penyebab penganiayaan yang Setelah peneliti memperoleh key
mengakibatkan kematian dengan informan, maka peneliti berupaya
wawancara mendalam serta memperoleh informan berikutnya
mengumpulkan bukti-bukti dengan teknik “snow balling”
dokumentasi, menganalisis secara sehingga dapat digali informasi secara
terus-menerus sejak memasuki terus-menerus dan sebanyak-
lapangan penelitian, menggambarkan banyaknya dari sumber yang benar-
realitas yang ada untuk menarik benar mengetahui informasi tersebut.
kesimpulan. Jadi, bersifat dari bawah Arikunto (2010: 24).
ke atas (bottomup), dalam pene1itian
kualitatif teori yang dirumuskan
disebut teori yang diangkat dari dasar

Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
G-COUNS Jurnal Bimbingan dan Konseling 68
Vol. 2 No. 1 Tahun 2017
ISSN : 2541-6782, E-ISSN : 2580-6467

dampak yang ditimbulkan begitu besar


bagi seseorang seperti kecemasan,
rendah diri, tidak percaya diri, menjadi
Obesitas di Indonesia menjadi sasaran bullying dan mengakibatkan
masalah yang serius dan diperlukan depresi. Oleh sebab itu diperlukan
perhatian yang khusus. Dalam upaya mengatasi obesitas.
beberapa tahun terakhir masalah Berdasarkan dari penyebab
obesitas mengalami peningkatan. Data utama masalah obesitas yaitu
yang dikeluarkan kementerian kebiasaan makan yang berlebihan dan
kesehatan menunjukan persentase pola makan yang salah maka upaya
obsesitas pada perempuan maupun yang dapat dilakukan adalah melalui
pria di 2007 sebesar 15% namun pada intervensi yang berfokus pada
2016 jumlah obesitas mencapai 35% perubahan perilaku. Intervensi yang
(www.Mediaindonesia.com, 18 digunakan dalam mengatasi masalah
Februari 2017). Dalam peringatan hari obesitas melalui teknik self-control.
obesitas sedunia tahun 2016 dengan Teknik self-control bertujuan
tema “Calling For Urgent Goverment menekankan pada aktivitas dari klien
Action To end Child Obesity” yang memungkinkan seseorang
bertujuan mendorong pemerintah mengontrol dalam situasi-situasi
dalam mengambil tindakan segera problematiknya. Teknik self-control
untuk menghentikan kenaikan obesitas dalam mengatasi masalah obesitas
pada tahun 2025 (www.almazia.com, meliputi prosedur: menspesifikasikan
18 Februari 2017). Hal ini masalah dan menetapkan tujuan,
menunjukan bahwa obesitas membuat komitmen untuk berubah,
merupakan masalah yang serius. mengambil data dan menilai
Faktor utama yang menyebabkan penyebab-penyebab masalah,
seseorang mengalami obesitas adalah merancang penangan dan
kebiasaan makan secara berlebihan mengimplementasikan rencana
atau pola makan yang salah. penanganan dan mencegah
Kebiasaan makan yang kembalinya perilaku ke kondisi awal
berlebihan atau pola makan yang salah dan membuat pencapaian tujuan dapat
berhubungan erat dengan kemampuan bertahan lama (Martin & Pear, 2015).
seseorang mengendalikan atau
mengotrol dirinya. Menurut Mappiare PEMBAHASAN
(2006) mengontrol diri adalah Pengertian Obesitas
kesadaran dan kemampuan individu Obesitas menurut Soetjiningsih
dalam menahan diri dari berbagai (2012) adalah merupakan salah satu
stimuli atau rangsang yang dapat penyakit salah gizi sebagai akibat
mempengaruhi efektivitas seseorang. konsumsi makanan yang berlebihi
Masalah obesitas menjadi urgen ketika kebutuhannya. Menurut Misnadierly
Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
G-COUNS Jurnal Bimbingan dan Konseling 69
Vol. 2 No. 1 Tahun 2017
ISSN : 2541-6782, E-ISSN : 2580-6467

(2007) obesitas adalah kelebihan yaitu perilaku dan pola gaya hidup
lemak dalam tubuh, yang umumnya contohnya dalam mengatur makanan
ditimbun dalam jaringan subkutan yang di konsumsi dan berapa kali
(bawah kulit), sekitar organ tubuh dan makan dalam sehari.
kadang-kadang terjadi perluasan ke Faktor psikososial, apa yang ada
dalam jaringan organ. Sedangkan dalam pikiran dapat mempengaruhi
menurut Sartika (2011) obesitas kebiasaan makannya. Banyak orang
merupakan akibat keseimbangan yang memberikan reaksi terhadap
energi positif untuk periode waktu emosinya dengan makanan. Salah satu
yang cukup panjang. Sehingga bentuk gangguan emosi adalah
obesitas adalah kelebihan lemak yang persepsi yang negatif. Gangguan
tertimbun dalam tubuh akibat emosi ini merupakan masalah serius
mengkonsumsi makanan terlalu pada penderita wanita muda penderita
berlebihan. obesitas, dan dapat menimbulkan
kesadaran yang berlebihan tentang
Klasifikasi Obesitas kegemukannya serta rasa tidak
Menurut Mansjoer (dalam nyaman dalam pergaulan sosialnya.
Sudargo dkk, 2014) obesitas di bagi Faktor kesehatan, ada beberapa
menjadi dua yaitu: obesitas primer dan penyakit yang mengakibatkan
obesitas sekunder. Obesitas primer terjadinya obesitas seperti
adalah obesitas yang disebabkan oleh hipotiroidisme, sindroma chusing,
faktor gizi dan berbagai faktor yang sindroma prader-willi dan beberapa
mempengaruhi masukan makanan kelainan saraf yang dapat
dan obesitas sekunder adalah obesitas menyebabkan orang menjadi banyak
yang disebabkan oleh adanya penyakit makan. Faktor perkembangan,
atau kelainan. penambahan ukuran dan jumlah sel-
sel lemak menyebabkan bertambahnya
Faktor Penyebab Obesitas jumlah lemak yang disimpan dalam
Obesitas memiliki beberapa tubuh. Penderita obesitas terutama
faktor penyebab, menurut Proverawati yang menjadi gemuk pada masa
(2010) faktor resiko terjadinya kanak-kanak dapat memiliki sel lemak
obesitas antara lain: Faktor genetik, lima kali lebih banyak dibandingkan
obesitas diturunkan oleh faktor dengan orang yang normal, jumlah
genetik, dalam terbentuknya obesitas sel-sel lemak tidak dapat dikurangi
didalam keluarga tidak hanya berbagi oleh karena itu penurunan berat badan
gen tetapi makan dan kebiasaan gaya hanya dapat dilakukan dengan cara
hidup. Faktor lingkungan, gen mengurangi jumlah lemak dalam
merupakan faktor penting dalam setiap sel. Aktivitas fisik, seseorang
timbulnya obesitas, tetapi lingkungan dengan aktivitas fisik yang kurang
memegang peranan yang cukup berarti dapat meningkatkan prevalensi
Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
G-COUNS Jurnal Bimbingan dan Konseling 70
Vol. 2 No. 1 Tahun 2017
ISSN : 2541-6782, E-ISSN : 2580-6467

terjadinya obesitas. Orang-orang yang control adalah sebuah teknik yang


kurang aktif memerlukan kalori dalam bertujuan membantu individu
jumlah yang sedikit dibandingkan mengontrol atau mengatur
dengan orang yang aktif. perilakunya.

Dampak obesitas Prinsip-Prinsip Teknik Self-Control


Menurut Vivi (2006) dampak Ada beberapa persyaratan yang
obesitas dapat terjadi dalam jangka perlu diperhatikan dalam
panjang maupun jangka pendek yaitu: menggunakan teknik self-control yaitu
1) Gangguan psikososial, rasa rendah berkaitan dengan subjek itu sendiri
diri, depresif dan menarik diri dari atau lingkungan subjek. Menurut
lingkungan. Hal ini disebabkan Walker (dalam Purwanta, 2015)
penderita obesitas sering menjadi perilaku subjek yang akan
korban olok-olokan teman-temannya. memprakarsai pengelolaan diri harus
Dapat pula karena ketidakmampuan memenuhi lima hal yaitu:
untuk melaksanakan suatu tugas atau 1. Sasaran perilaku harus dinyatakan
kegiatan akibat adanya hambatan dengan jelas.
pergerakan oleh obesitas, 2) 2. Perilaku alternatif sebagai
Pertumbuhan fisik atau linier yang treatment perlu diidentifikasi
lebih cepat dan usia tulang yang lebih kemungkinan keterlaksanaannya
lanjut dibandingkan usia biologisnya, dalam jangkauan subjek.
3) Masalah ortopedi akibat beban 3. Perilaku pilihan harus ditawarkan
tubuh yang terlalu berat, 4) Gangguan kepada subjek, lebih diutamakan
pernafasan seperti infeksi saluran perilaku yang diusulkan oleh
nafas, tidur ngorok, sering mengantuk subjek. Dalam bagian ini prinsip
siang hari. premac harus diterapkan sebagai
pengukuh.
Konsep Teknik Self-Control 4. Tujuan treatment harus dapat
Menurut Nevid, Rathus & diamati dengan jelas dan dapat
Greene (2005) teknik self-control diukur.
adalah membantu individu yang 5. Subjek harus diberikan kemudahan
bermasalah mengembangkan dalam berkonsultasi manakala
keterampilan yang dapat mereka memerlukan bantuan dalam
gunakan dalam untuk mengubah mengavaluasi atau melaksanakan
perilaku mereka. Menurut Martin & treatment.
Pear (2015) teknik self-control adalah
sebuah teknik pengendalian perilaku Langkah-langkah Penerapan
yang mengakibatkan sebuah Teknik Self-Control Dalam
perubahan bagi perilaku yang Mengatasi Obesitas
dikendalikan. Sehingga teknik self-
Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
G-COUNS Jurnal Bimbingan dan Konseling 71
Vol. 2 No. 1 Tahun 2017
ISSN : 2541-6782, E-ISSN : 2580-6467

Menurut Martin & pear (2015) Keberhasilan mengubah


dalam menerapkan teknik self-control perilaku mensyaratkan adanya
ada beberapa langkah-langkah yang tindakan-tindakan untuk menjaga
harus diterapkan: komitmen itu tetap kuat dengan
1. Menspesifikasikan masalah dan melakukan:
menetapkan tujuan a. Daftarlah semua manfaat yang
Dalam penerapan teknik self- akan diterima setelah
control perlu dilakukan spesifikasi mengubah perilaku.
masalah terlebih dahulu kemudian b. Nyatakan secara publik
menetapkan tujuan. Untuk komitmen untuk berubah yaitu
mengetahui penyebab pasti menjadikan beberapa oang
perilaku dan tujuan yang ingin sebagai saksi komitmen.
dicapai, ada beberapa langkah c. Menata ulang lingkungan anda
sebagai proses penajaman yaitu: a) dapat menyediakan pengingat
Tuliskan tujuan, b) Buatlah daftar yang cukup sering bagi
hal-hal yang ingin di katakan atau komitmen dan tujuan. Tujuan
lakukan yang dapat dapat di perkuat dengan
mengidikasikan dengan jelas menempelkan pada stiker atau
sudah memenuhi tujuan tersebut, catatan di tempat-tempat yang
c) Pada kelompok individu dengan sering dikunjungi seperti pintu
tujuan yang sama dengan anda, kulkas, meja belajar atau
bagaimana anda bisa memutuskan kendaraan. Semua pengingat
siapa yang sudah memenuhi tujuan ini berkaitan dengan manfaat
tersebut dan siapa yang tidak, d) positif meraih tujuan.
Jika tujuan itu merupakan produk d. Investasikan sejumlah waktu
perilaku seperti menurunkan berat dan energi untuk merancang
badan atau obesitas, buatlah daftar proyek yang terbaik. Siapkan
perilaku spesifik yang dapat daftar pernyataan yang
membantu meraih produk tersebut. berkaitan dengan investasi
2. Membuat komitmen untuk anda di proyek tersebut yang
berubah dapat anda gunakan untuk
Komitmen untuk berubah menguatkan dan
merujuk kepada pernyataan- mepertahankan komitmen.
pernyataan atau tindakan- e. Karena anda pasti menghadapi
tindakanyang mengindikasikan godaan untuk menghentikan
bahwa penting sekali untuk proyek anda, rancanglah cara-
mengubah perilaku, dan mendapat cara menghadapi godaannya.
manfaat dari melakukannya dan 3. Mengambil data dan menilai
siap melakukan mengupayakan hal penyebab-penyebab masalah
tersebut dengan komitmen.
Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
G-COUNS Jurnal Bimbingan dan Konseling 72
Vol. 2 No. 1 Tahun 2017
ISSN : 2541-6782, E-ISSN : 2580-6467

Mengambil data terkait a. Instruksi, menyatakan bahwa


kemunculan perilaku bermasalah. setiap program modifikasi diri
Kapan, dimana dan seberapa mestinya mencangkup
sering muncul. Ini sangat penting instruksi diri.
ketika tujuan adalah menurunkan b. Modeling, perilaku yang
perilaku berlebihan contohnya dimodelkan yaitu kelas lain
obesitas. Ada sejumlah alasan dari peristiwa-peristiwa
mengapaharus mencatat stimulus yang berguna di
karakteristik perilaku bermasalah, dalam program pengendalian
salah satunya untuk menyediakan diri.
titik acuan atau garis dasar bagi c. Panduan fisik, pemodifikasian
pengevaluasian kemajuan. perilaku menggunakan
Untuk masalah obesitas, panduan fisik untuk
catatan bisa dibuat setiap kali ingin mengarahkan individu
mengkonsumsi makanan secara bergerak ke perilaku yang
berlebihan sehingga perilaku itu diinginkan.
sendiri yang menguatkan d. Lingkungan sekitar, strategi
pencatatan atau dapat menyiapkan yamg efektif dalam
penguat eksternal yang dikontrol memodifikasi perilaku sendiri
orang lain misalnya dengan adalah menata ulang
meminta teman-teman lingkungan sekitar agar tidak
menguatkan perilaku catatan lagi menghadirkan petunjuk-
dengan: a) Memberitahu mereka petunjuk perilaku bermasalah.
proyek modifikasi perilaku, b) e. Orang lain, mengamati model
Selalu membawa catatan dan termasuk salah satu cara yang
grafik rekaman perilaku atau mampu menyediakan
menempelkan ditempat yang dorongan kuat bagi kita untuk
mudah diakses untuk mendapatkan terlibat dalam sejumlah
umpan balik, c) Melaporkan secara perilaku.
teratur proyek dan hasilnya. f. Waktu dalam sehari, Kadang
4. Merancang dan dimungkinkan meraih
mengimplementasikan rencana pengendalian diri yang sukses
penangan dengan mengubah waktu
Dalam hal ini ada dua hal yang aktivitas.
bisa di implementasikan melalui g. Operasi motivasi, kejadian-
mengelola anteseden dan kejadian yang mempengaruhi
mengelola konsekuensi. kekuatan konsekuensi sebgai
Mengelola anteseden yaitu penguat atau penghukum,
mengontrol perilaku melalui: sehingga pada gilirannya
perilau dipengaruhi oleh
Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
G-COUNS Jurnal Bimbingan dan Konseling 73
Vol. 2 No. 1 Tahun 2017
ISSN : 2541-6782, E-ISSN : 2580-6467

konsekuensi-konsekuensi 3) Reaksi berlebihan terhadap


tersebut. kemerosotan sesekali.
h. Kriteria penguasaan, sebuah 4) Percakapan-diri yang
persyaratan bagi performa kontra produktif.
untuk mempraktikkan sebuah b. Penyebab kemunduran akibat
keterampilan sehingga spesifikasi respons, yaitu:
kriterianya terpenuhi, perilaku 1) Perilaku target yang tidak
tersebut berarti sudah jelas.
terpelajari. 2) Perilaku target yang terlalu
Mengelola konsekuensi adalah lama jangkanya.
strategi yang dilakukan dalam 3) Mencoba terlalu banyak
mengelola konsekuensi melalui: dalam waktu yang singkat.
a. Mengeliminasi penguat 4) Gagal memadukan
tertentu yang tanpa disengaja penghargaan sehari-hari ke
sudah menguatkan perilaku dalam program.
tak diinginkan di situasi 5) Konsekuensi menjadi
spesifik. signifikan hanya setelah
b. Mencatat dan menggrafikkan terakumulasi
perilaku target. 6) Strategi tambahan untuk
c. Menerima penguat spesifik membuat hasil program
ketika memperlihatkan bertahan lama.
perbaikan atau bahkan hanya
dengan bertahan diprogram. SIMPULAN
5. Mencegah kembalinya perilaku Dalam mengatasi masalah
bermasalah dan membuat obesitas dengan strategi penerapan
pencapaian tujuan anda bertahan teknik self-control dapat dilakukan
lama dengan langkah-langkah yaitu:
Strategi untuk mencegah menspesifikasikan masalah dan
kemunduran adalah dengan mentapkan tujuan, membuat
mengenali penyebab yang komitmen untuk berubah, mengambil
memungkinkan dan sejumlah data dan menilai penyebab-penyebab
langkah untuk meminimkannya. masalah, merancang dan
Kemunduran disebabkan dua hal mengimplementasikan rencana
antara lain: penanganan dan mencegah
a. Penyebab kemunduran akibat kembalinya perilaku ke kondisi awal
anteseden, yaitu dan membuat pencapaian tujuan anda
1) Kemerosotan anteseden bertahan lama.
yang dapat dihindari.
2) Kemerosotan anteseden
yang tak tak terelakan.
Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
G-COUNS Jurnal Bimbingan dan Konseling 74
Vol. 2 No. 1 Tahun 2017
ISSN : 2541-6782, E-ISSN : 2580-6467

DAFTAR PUSTAKA Vivi, R. 2006. Karakteristik Penderita


Diabetes Mellitus dengan
Greene, B., Nevid, Jeffrey S., & Komplikasi yang Rawat Inap di
Rathus, Spencer. 2005. RSUP. H. Adam Malik Tahun
Psikologi Abnormal. Jakarta: 2006. Medan: Skripsi. Tidak
Erlangga. terbit.

Mappiare, Andi. 2006. Kamus Istilah www.almazia.com.diakses 18 februari


Konseling & Terapi. Jakarta: 2017.
Rajawali Pers.
www.MediaIndonesia.com. diakses 18
Martin, G. Pear, J. 2015. Modifikasi Februari 2017.
Perilaku Makna dan
Penerapannnya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Misnadiarly. 2007. Obesitas Sebagai


Faktor Resiko Beberapa
Penyakit. Jakarta: Pustaka Obor
Populer.

Proverawati, Atika. 2010. Obesitas


dan Gangguan Perilaku Makan
Pada Remaja. Yogyakarta:
Nuha Medika.

Purwanta, Edi. 2015. Modifikasi


Perilaku. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Sartika, Ratu Ayu Dewi. 2011. Faktor


Obesitas Pada anak 5-15 Tahun
di Indonesia. Depok:
Departemen Gizi Kesehatan
Masyarakat, FKM UI.

Soetjningsih. 2012. Tumbuh kembang


Remaja dan Permasalahannnya.
Jakarta: Sagung seto.

Sudargo, Toto, dkk. 2014. Pola


Makan dan Obesitas.
Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Dipublikasikan Oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai