Anda di halaman 1dari 1

Dongeng Situ Bagendit

Alkisah di sebuah desa di Kota Garut, hiduplah seorang wanita kaya bernama Nyai Bagendit. Nyai Bagendit
berstatus janda dengan warisan harta melimpah dari almarhum suaminya yang telah lebih dulu meninggalkannya. Selama
hidupnya, Nyai Bagendit hanya memikirkan harta dan sangat takut jatuh miskin. Hal tersebut membuatnya menjadi orang
yang pelit meski ia telah mendapat julukan sebagai orang paling kaya di desanya.
Nyai Bagendit juga dikenal warga sebagai wanita yang sombong dan kejam kepada sesama. Ia suka memamerkan
hartanya di depan warga desa yang sebagian besar miskin dan hidupnya kesulitan. Apabila warga meminjam uang kepadanya,
Nyai Bagendit akan memberikan bunga yang tinggi. Warga yang tidak bisa membayar akan dipaksa untuk menyerahkan
rumah dan harta bendanya. Dalam menagih pinjaman, tak jarang Nyai Bagendit menggunakan orang suruhan yang kerap
bertindak kasar.
Suatu hari Nyai Bagendit tengah asik menghitung uang dan emas yang didapatnya sambal bersantai di dalam
ruamhnya. Tak lama datang seorang pengemis tua bertongkat kayu dengan rupa yang lusuh dan kotor mendatanginya.
Pengemis Tua itu berkata : “Nyai endit keluarlah, aku mau minta sedekah, Nyai Bagendiiiiit!”
Kata Nyi Bagendit : “Siapa sih yang berteriak-teriak, mengganggu orang yang sedang santai aja., Nyai Bagendit pun
keluar dari rumahnya. Kemudian mengomeli pengemis tua itu. “Hey siapa kamu nenek tua, kenapa berteriak-teriak di depan
rumah orang?” Kata Nyi Bagendit kepada Pengemis tua itu sambal marah-marah. Pengemis tua itu menjawab : “Saya hanya
mau meminta sedikit makanan, karna sudah 3 hari saya tidak makan.” Nyi Bagendit menjawab lagi : “Tidak ada makanan
disini, cepat pergi nanti rumahku kotor, “ Dengan cara yang tidak sopan, Nyai Bagendit lantas mengusir pengemis tua itu dari
halaman rumahnya. Si pengemis tua sedih dan kecewa dengan perlakuan yang diterima dan berkata bahwa ia akan memberi
pelajaran akan sikap kasar Nyai Bagendit. Nyai Bagendit hanya tertawa dan mengejek pengemis tua, lalu segera masuk ke
dalam rumah.
Tanpa diduga, pengemis tua itu mengeluarkan kesaktiannya dengan menancapkan tongkat kayu di halaman rumah
Nyai Bagendit. Pengemis tua itu memberinya hukuman karna nyai bagendit orang kaya yang pelit, kikir dan sombong. Nyai
Bagendit tidak takut akan hukuman yang diberikan olah pengemis tua itu, Lantas, pengemis tua itu menyuruh Bagendit untuk
mencabut tongkat itu, Namun Bagendit tidak bisa mencabutnya, Nyi Bagendit menyuruh antek-anteknya utk mencabut
tongkat kayu itu, namun tetap tidak bisa dicabut. Karena tidak bisa dicabut oleh siapapun, hanya pengemis tua itulah yang
bisa mencabut tongkat kayu itu.
Setelah tongkat kayu itu dicabut keluarlah limpahan air dari dalam tanah yang perlahan menimbulkan banjir.
Penduduk yang menyadari hal itu panik dan berlarian menyelamatkan diri, sementara pengemis tua menghilang entah ke
mana. Ketika air sudah mulai tinggi, Nyai Bagendit baru menyadari jika sekitar rumahnya sudah hampir tenggelam ditelan
banjir. Ia mengambil sekotak emas sambil berteriak meminta tolong, berharap ada warga yang mau menolongnya ke tempat
yang aman.
Namun desa tempatnya tinggal sudah sepi penghuni dan tidak ada yang mendengar teriakannya. Nyai Bagendit pun
tenggelam bersama seluruh hartanya, sementara desa tempatnya tinggal berubah menjadi sebuah danau yang kini bernama
Situ Bagendit.
Pesan Moral dari Cerita Legenda Situ Bagendit adalah kita tidak boleh menjadi orang yang sombong, kikir/pelit,
serta angkuh terhadap orang lain. Bila diberi nikmat harta yang banyak, berbagilah dengan sesame.

Anda mungkin juga menyukai