Anda di halaman 1dari 5

SITU BAGENDIT

Pada zaman dahulu kala hiduplah seorang janda tua yang kaya raya, bernama Nyai
Bagendit. Ia tinggal di sebuah desa di daerah Jawa Barat. Nyai Bagendit mempunyai harta yang
berlimpah ruah. Akan tetapi, ia sangat kikir dan tamak. Ia juga sangat sombong, terutama pada
orang-orang miskin.

Perkenalkan saya Nyai Bagendit, orang paling kaya di daerah ini. Ha..ha..ha..ha semua kekayaan
yang aku miliki tidak seorangpun dapat mengambil sepeserpun dariku. Sambil berkacak
pinggang.

Nyai Bagendit paling suka mengadakan pesta dan suka menunjukkan harta benda serta
perhiasannya pada warga sekitar. Tetapi, ia tak pernah ingin menolong warga yang tengah
kesusahan. Setiap saat warga datang mohon bantuan, Nyai Bagendit menampiknya dengan
angkuh. Warga begitu tak suka pada perangai Nyai Bagendit. Tetapi, mereka tak dapat berbuat
apapun juga.

Suatu hari Nyai Bagendit mengadakan selamatan karena hartanya bertambah makin banyak. Ia
juga memamerkan kekayaan dan perhiasannya kepada tamu yang hadir.

Pengumuman. Pengumuman, diberitahukan kepada penduduk desa, Nyai Bagendit akan


mengadakan pesta malam ini. Pesta yang sangat mewah

Ketika selamatan itu berlangsung, datanglah seorang pengemis. Keadaan pengemis itu sangat
menyedihkan. Tubuhnya sangat kurus dan bajunya compang - camping.

Tolong Nyai, berilah hamba sedikit makanan,pengemis itu memohon. Melihat pengemis tua
yang kotor dan compang-camping masuk ke rumahnya. Nyai Bagendit itu marah dan mengusir
pengemis itu.

Pengemis kotor tidak tahu malu, pergi kau dari rumahku,bentak Nyai Bagendit.
Dengan sedih pengemis itu pergi.

Tolong Nyai, beri saya beberapa uang atau sedikit makanan saja. Saya sangat lapar. Kata
pengemis.
Makanan? Kamu minta makanan? Ini rumahku bukan rumah makan. Pergi sekarang juga! Aku
tidak ingin melihatmu disini. Kemudian Nyai bagendit mendorong pengemis itu. Pengemis
menjadi sangat sedih.

Nyai Bagendit, saya tau kamu adalah orang paling kaya di desa ini. Kamu mempunyai semuanya
tetapi tidak mau menolong siapapun. Kamu tidak bersyukur kepada Tuhan. Tunggu hukuman dari
tuhan kamu pasti mendapat hukuman. Kemudian pengemis pergi dari rumah Nyai Bagendit.

Hahahaha! Kamu benar. Aku orang paling kaya di desa ini. Tak satupun orang yang dapat
menghukum saya dan tidak juga Tuhan untuk menghukum saya!. Kata nyai bagendit sangat
arogan.

Keesokan harinya masyarakat disibukkan dengan munculnya sebatang lidi yang tertancap
di jalan desa. Semua orang berusaha mencabut lidi itu. Namun tidak ada yang berhasil.
Pengemis tua yang meminta makan pada Nyai Bagendit muncul kembali. Dengan cepat ia dapat
mencabut lidi itu. Seketika keluarlah pancuran air yang sangat deras.
Makin lama air itu makin deras. Karena takut kebanjiran, penduduk desa itu mengungsi mencari
tempat yang aman. Nyai Bagendit yang kikir dan tamak tidak mau meninggalkan rumahnya. Ia
sangat sayang pada hartanya. Akhirnya,ia tenggelam bersama dengan harta bendanya. Penduduk
yang lain berhasil selamat. Konon, begitulah asal mula danau yang di kemudian hari dinamakan
Situ Bagendit.
Profil Peserta

Nama : Aprilia Wulandari

Nim : K7715007

Prodi : Pendidikan Akuntansi

Angkatan : 2015

Ttl : Boyolali, 27 April 1997

Alamat : Ngasinan RT 03 RW 12 Ngasinan Jebres Surakarta

No hp : 083128427740

Email : awulandari196@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai