Anda di halaman 1dari 9

Teorema Stokes

Coba Anda perhatikan gambar di samping! Apa yang Anda lihat?

Pada gambar tampak seorang ibu dan bapak sedang mendorong mobil. Jika mobil yang mereka
dorong tersebut bergerak, berarti mereka telah melakukan usaha.

Sebelumnya, kita telah mempelajari bahwa untuk menghitung besar usaha dapat kita gunakan
perkalian titik atau integral garis tergantung pada bentuk lintasan.

Namun ada kalanya kita kesulitan untuk menghitung besar usaha, misalnya pada bidang dimensi-3.
Perhitungan untuk mencari besar usaha akan lebih mudah dengan menggunakan teorema Stokes.

Berikut definisi Teorema Stokes:

Teorema Stokes

Misalkan S adalah permukaan berarah dalam ruang dengan batas-batasnya adalah kurva C yang
tertutup, dan misalkan F ( x , y , z )adalah fungsi vector kontinu yang mempunyai turunan parsial
pertama yang kontinu dalam domain yang memuat S, maka
❑ ❑ ❑

∯ F ∙ dS=∬ ( ∇ × F ) ∙ ndS=¿∬ ( ∇ × F ) ∙ dS ¿
c s s

Dari rumus di atas dapat disimpulkan, integral garis dari sebuah vektor F yang mengelilingi sebuah
kurva tertutup sederhana C sama dengan integral permukaan dari curl F melalui sebarang
permukaan S dengan C sebagai batasnya.

Contoh 1:

Hitunglah ∬ ( ∇ × A ) ∙dS dengan menggunakan teorema Stokes jika diketahui


s
2 2
A=( 2 x− y ) i− y z j− y zk , dimana S adalah separuh dari permukaan bola x 2+ y 2+ z 2=1 bagian
atas dan C batasnya.

Penyelesaian:
Batas C dari S adalah suatu lingkaran dengan persamaan dan persamaan x 2+ y 2=1 , z=0bagian
parameternya adalah z=cos t , y=sin t , z=0dimana 0 ≤ t ≥ 2 π . Berdasarkan teorema Stokes
❑ ❑

∬ ( ∇ × A ) ∙ndS=∮ A ∙ dr . Maka berdasarkan teorema Stokes ∬ ( ∇ × A ) ∙ndS=∮ A ∙ dr


s s

∮ A ∙ dr=∮ [ ( 2 x− y ) i− y z2 j− y 2 zk ] ∙ d ( xi+ yj+ zk )



¿ ∮ [ ( 2 x− y ) dx− y z dy− y zdz ]
2 2


¿∮ ¿ ¿
0


¿∮ ¿ ¿
0


¿∮ ¿ ¿
0

1
2
2 1 1
¿ cos t+ t+ sin 2 t 2 π =π
2 4 0 |

Jadi, ∬ ( ∇ × A ) ∙dS=∮ A ∙ dr=π


s

Contoh 2:

Gunakanlah Teorema Stoke untuk menghitung integral ∬ F ∙ dS ,


s
dimana F ( x , y , z )=xzi+ yzj+ xyk dan S adalah bagian dari bola
2 2 2 2 2
x + y + z =4 itu terletak pada silinder x + y =1 dan xy diatas
bidang. (lihat gambar)

Penyelesaian:

Untuk mencari kurva batas kita dapat menyelesaikan persamaan x 2+ y 2+ z 2=4 dan x 2+ y 2=1.
Lakukan subsitusi, kita mendapatkan z 2=3 dan menjadi z=√ 3 , ( z> 0 ) .Demikianlah lingkaran yang
diberikan oleh persamaan x 2+ y 2=1 , z= √ 3 . A persamaan vector dari C adalah

r ( t )=cos t i+sin t j+ √ 3 k , 0≤ t ≤ 2 π
Jadi
'
r ( t ) =−sin t i+ cos t j
Juga, kita mempunyai

F ( r ( t ) )= √ 3 cos t i+ √ 3 sin t j+ cos t sin t k

Oleh karena itu, berdasarkan teorema stokes


❑ ❑ 2π

∬ F ∙ dS=∫ F ∙ dr=∫ F ( r ( t ) ) ∙ r ( t ) dt '

s C 0

∫ (−√ 3 cos t sin t +√ 3 sint cos t ) dt


0


¿ √ 3 ∫ 0 dt=0
0

Perhatikan bahwa dalam Contoh 2 kita menghitung integral permukaan hanya dengan mengetahui
nilainya F dari pada kurva batas C . Artinya jika kita memiliki permukaan berorientasi lain dengan C
kurva batas yang sama, maka kita mendapatkan nilai integral permukaan yang sama persis!

Contoh 3:

Buktikan ∮ dr × B=∬ ( n × ∇ ) ∙ BdS


s

Penyelesaian:

misalkan A=B ×C dalam teorema stokes, dimana C sebuah vektor konstan. Maka:
❑ ❑

∮ dr ∙( B ×C)=∬ [ ∇ ×( B ×C) ] ∙ ndS∮ dr ∙( B ×C)=∬ [ ( C ∙ ∇ ) B−C(∇ ∙ B)] ∙ ndS


s s

❑ ❑

∮ dr ∙( B ×C)=∬ [ ( C ∙ ∇ ) B ] ∙ ndS−∬ [ C (∇ ∙ B)] ∙ndS


s s

❑ ❑
¿ ∬ C ∙ [ ∇ ( B ∙ n ) ] dS−∬ C ∙ [ n ( ∇ ∙ B ) ] dS
s s


¿ C ∙∬ [ ∇ ( B ∙ n )−n ( ∇ ∙ B ) ]
s


¿ C ∙∬ ( n × ∇ ) × B dS
s

Karena vektor C vektor konstan sebarang maka ∮ dr × B=∬ ( n × ∇ ) ∙ BdS


s
CONTOH 4:

Evaluasi ∬ F ∙ dS , dimana F ( x , y , z )=− y 2 i+ xj+ z 2 k dan C adalah


s

kurva perpotongan bidang y + z=2 dan silinder x 2+ y 2=1. (Orinetasi ke


arah berlawanan jika dilihat dari atas)

Penyelesaian:

Kurva C (ellips) seperti yang ditunjjukkan gambar. Meskipun bisa saja

dievaluasi secara langsung, lebih mudah menggunakan teorema stokes.

| |
i j k
∂ ∂ ∂
F= =( 1+ 2 y ) k
∂x ∂y ∂z
− y2 x z2

Meskipun ada banyak permukaan dengan batas C, pilihan yang paling tepat adalah daerah elips S
pada bidang tersebut y + z=2

yang dibatasi oleh C . Jika kita berorientasi ke atas, kemudian C memiliki orientasi positif yang
diinduksi. Proyeksi D ke Sbidang xy adalah x 2+ y 2 ≤ 1 dan menjadi persamaan 16.7.10 dengan
z=g ( x , y ) =2− y .
❑ ❑ ❑

∫ F ∙ dr =¿∬ F ∙ dS=∬ ( 1+ 2 y ) d A ¿
C s s

2π 1
¿ ∫∫ ¿ ¿ ¿
0 0

[ ]
2π 2 3
r r
¿∫ +2 sin θ 1 dθ
0 2 3 0

¿∫
0
( 12 + 23 sin θ ) dθ
1
¿ ( 2 π )+ 0=π
2

2.1 Teorema Divergensi Gauss


Sebuah ruang dimensi tiga dengan sebuah benda solid S terdapat pada ruang tersebut. Misalnya S
adalah sebuah benda padat yang terbatas dan tertutup yang ditutupi oleh sebuah permukaan 𝜕𝑆. N
merupakan vector normal satuan yang tegak lurus terhadap permukaan S kearah luar.

Teorema:

Jika 𝐹 = 𝑀𝑖 + 𝑁j + 𝑃𝑘 merupakan sebuah medan vektor dimana M, N,dan P memiliki turunan parsial
pertama yang kontinu pada benda padat S dengan batas 𝜕𝑆. Jika n merupakan normal satuan luar
yang tegak lurus terhadap 𝜕𝑆, maka:
❑ ❑

∬ F ∙ n dS=∭ ¿ F dV
∂S S

Divergensi = Penyebaran

Divergensi bisa juga dituliskan dalam bentuk operator del atau nabla.(A)

Dengan kata lain, flux F yang melintasi batas dati daerah tertutup didalam ruang dimensi tiga adalah
integral lipat tiga dari divergensinya pada daerah tersebut.
❑ ❑

∬ F ∙ n dS=∭ ¿ F dV
∂S S

Dari persamaan tersebut, integral permukaan dari sebuah vektor F yang mengelilingi sebuah
permukaan tertutup sama dengan integral dari divergensi F dalam volume yang diselubungi oleh
permukaan tersebut. Jadi, dalam mencari integral permukaan dapat juga digunakan Teorema
Divergensi Gauss ini.

Ilustrasi:
Ada ruang dimensi tiga dengan sumbu x, y, z dan sebuah benda padat yang terletak dalam ruang
tersebut, kita misalkan benda padatnya seperti ini, maka benda padat ini akan terdapat tiga
permukaan yang menjadi batasnya. Yang pertama kita kenal

𝑆1 yang terdapat dibawahnya, lalu 𝑆2 yang dibagian atas, permukaan yang ketiga yaitu yang
menyelimutinya yaitu 𝑆3. Sehingga benda padat ini dibatasi oleh tiga permukaan tersebut dalam
ilustrasi yang ada pada gambar diatas, sehingga ada vektor normal satuan tegak lurus terhadap
permukaan tersebut.

Contoh 1 :

Tentukan ∬ F ∙ n dA dengan menggnakan Teorema Divergensi Gauss, jika


∂S

F=7 xi+ (−z ) k

S= x + y + z =4, r =2
2 2 2

Penyelesaian:
❑ ❑

∬ F ∙ n dA=∭ ¿ F dV
∂S T


¿∭
T
( ∂∂x i+ ∂∂y j+ ∂∂z k) dV

¿ ∭ ( 7+0−1 ) dV
T


¿ ∭ 6 dV
T


¿ 6 ∭ dV
T

¿ 6 × volume bola berjari− jari 2


4 3
¿6× πr
3
4
¿6× π¿
3
4
¿6× ∙8π
3
¿ 64 π
Contoh:

Tentukan ∬ F ∙ n dA dengan menggnakan Teorema Divergensi Gauss, jika

2 3 2
F=x y i+ y j+ 4 x zk
2 2
S= x + y ≤ 4; 0 ≤ z ≤ 5
Penyelesaian:

Menentukan batas:
2 2
x + y =4
2
y=0→ x + 0=4
2
x =4
x=± 2

¿ F= ( ∂∂x i+ ∂∂y j+ ∂∂z k )∙ x y i+ y j+ 4 x zk 2 3 2

2 2 2
¿ y +3 y j+ 4 x
2 2
¿4 x +4 y

¿ 4 ( x 2+ y 2)

∫ √y=0
2
5 2 4−x 4 ( x 2+ y 2 ) dydxdz
∬ F ∙ n dA=∫ z=0 ∫ x=−2
S

[ ]
3
1
¿ 4 ∫ 5∫ 2 x √ 4−x 2 + ( 4−x 2 ) dxdz
0 −2 3
Misalkan:

−π
x=2 sin t ; x=−2 → t=
2
π
x=2 →t=
2
dx=2cos t dt
π

( )

2 4 sin2 t ∙2 cos t + 1 ∙ 8 cos3 t 2cos t dtdz
∬ F ∙ n dA=4 ∫ 50∫ −π 3
S
2
π
16
(
¿ 4 ∫ ∫ 2 4 sin2 2t + cos 4 t dtdz
5
0 −π 3 )
2
5
¿ 4 ∫ 8 π dz
0
¿ 32 π z|
¿ 160 π

Contoh:

Hitunglah ∬ F ∙ n dA jika F=2 xy i+ x cos z j− yz k dan S: luasan yang berbentuk volume tertutup
S
yang dibatasi oleh luasan Z=1−x ; 0 ≤ y ≤ 2;di oktan I seperti dalam gambar berikut.

Penyelesaian:

¿ F= ( ∂∂x i+ ∂∂y j+ ∂∂z k )∙ 2 xy i+ x cos z j− yz k=2 y +0− y


Batas volume T : x=0→ x=1

y=0→ y=2
z=0 → z=1−x

∬ F ∙ n dA=∫ 10∫ 20∫ 1−x


0
y dzdydx
S

1 2
¿∫ ∫ y (1−0)dydx
0 0
1 1 2
¿ ∫ ( 1−x ) y |dx
0 2
1 1
¿ ∫ ( 1−x ) 4 dx
2 0
1
(
¿ 2 x− x 2 |
2 )
1
¿
2
Contoh 4:

Hitunglah fluks medan vector F=x 2 i+2 xzj+ y z 3 k melewati permukaan benda pejal persegi
Panjang S yang ditentukan oleh 0 ≤ x ≤ 1 ,0 ≤ y ≤ 2 , 0 ≤ z ≤3

Penyelesaian:

2 ∂M
M =x maka =2 x
∂x
∂N
N=2 xz maka =0
∂y
3 ∂P 3
P= yz maka =2 yz
∂z
Gunakan teorema gaus, maka:
❑ ❑

∬ F ∙ n dA=∭ ( 2 x +0+ 3 y z 2 ) dV
S S

1 2 3
¿∫ ∫ ∫ ( 2 x+ 0+3 y z 2 ) dzdydx
0 0 0
¿ 60

Contoh:

Hitunglah ∬ F ∙ n dA bila
S

2 2
F ( x , y , z )=( 2 x−z ) i+ x yj−x z k dan S merupakan daerah yang dibatasi oleh
x=0 , x=1 , y=0 , y=1 , z=0 dan z=1
Penyelesaian:
2
¿ F=f x + g y +h z=2+ x −2 xz

S= { ( x , y , z )|0≤ x ≤ 1 , 0 ≤ y ≤1 , 0 ≤ z ≤ 1 }
❑ ❑ 1 1 1
11
∯ F ∙ n dA=∭ ¿ F dV =∫∫∫ ( 2+ x −2 xz ) dxdydz= 2
6
S S 0 0 0

Anda mungkin juga menyukai