Anda di halaman 1dari 24

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA PADANG SIDEMPUAN


MADRASAH ALIYAH NEGERI 2
Jalan Sutan Soripada Mulia Nomor 29 Padang Sidempuan Utara, 22715. website :
www.man2padangsidimpuan.sch.id

NASKAH SOAL ASSESMENT SUMATIF SEMESTER GANJIL


TAHUN PELAJARAN 2023/2024

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia


Kelas : XII
Jurusan/Program : IPA, IPS dan IIK
Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Pilihlah Jawaban yang paling tepat diantara pilihan A,B,C,D atau E


1. Perhatikan pernyataan berikut ini!
1) Kegagalan sistem presidensial dalam mendukung upaya diplomasi
2) Adanya perbedaan konsep ideologi sejumlah tokoh yang bertentangan dalam
pemerintahan
3) Keinginan tokoh-tokoh untuk mendapatkan posisi penting dalam pemerintahan seperti
yang diperolehnya pada masa pendudukan Jepang dan masa kolonial Belanda
4) Terjadinya ketimpangan dalam pembangunan dan kesejahteraan antara wilayah pusat dan
daerah
5) Adanya tekanan dari pihak luar yang mengancam tokoh-tokoh nasional agar mau
memisahkan diri dari NKRI
Munculnya ancaman disintegrasi bangsa disebabkan oleh beberapa faktor yang ditunjukkan
oleh pernyataan . . . . .
A. 1), 2) dan 3)
B. 2), 3) dan 4)
C. 3), 4) dan 5)
D. 1), 3) dan 5)
E. 2), 4) dan 5)

2. Bacalah informasi berikut ini dengan seksama!


Pemberontakan PKI Madiun 1948
Pada September 1948 sebuah huru-hara besar pecah di Kota Madiun. Ini adalah buntut dari
pertikaian politik antara Pemerintah RI dengan koalisi Front Demokrasi Rakyat (FDR) sejak
beberapa bulan sebelumnya. Amir Sjarifuddin merupakan mantan perdana menteri Indonesia
sekaligus menjadi tokoh yang membentuk koalisi FDR sebagai reaksi terhadap sikap
pemerintah yang diniliai tidak adil terhadap dirinya. Kabinet Amir Sjarifuddin, dilengserkan
karena dianggap merugikan Republik Indonesia pada Perjanjian Renville dengan Belanda.
Pertikaian itu kian kalut karena melibatkan unsur militer, satuan-satuan laskar, dan politikus.
Pemerintah RI bersitegang dengan FDR—dibentuk pada Februari 1948 dengan menghimpun
elemen Partai Sosialis (PS), Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo), Partai Buruh Indonesia
(PBI), dan Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (Sobsi), dan Partai Komunis Indonesia
(PKI) setelah Wakil Presiden Hatta mengumumkan kebijakan reorganisasi dan rasionalisasi
tentara (Re-Ra). Program Re-Ra amat merugikan FDR karena mereduksi kekuatan militernya
dalam TNI-Masyarakat dan Divisi Panembahan Senopati. Di tengah perselisihan itu, pada 10
Agustus, Musso datang dari Uni Soviet. Dia mengajukan konsep politik Jalan Baru dan
mendorong elemen-elemen kiri di tubuh FDR berfusi di bawah pimpinan PKI. Atas inisiatif
Musso, digelarlah rapat di Yogyakarta yang menyerukan pergantian Kabinet Presidensial
menjadi Kabinet Front Persatuan. Tak hanya itu, tercetus pula gagasan kerja sama
internasional, khususnya dengan Uni Soviet, untuk menghadapi Belanda. Gerakan ini
didukung oleh barisan kelompok kiri dan berencana menguasai daerah-daerah yang dianggap
strategis di Jawa Tengah dan Jawa Timur, yaitu Solo, Madiun, Kediri, Jombang, Bojonegoro,
Cepu, Purwodadi, serta Wonosobo, dengan berbagai cara. Dalam buku Sedjarah Perdjuangan
Nasional Indonesia, A.H. Nasution menerangkan, terdapat setidaknya 5 tujuan dan rencana
FDR/PKI dalam Peristiwa Madiun 1948: Pertama, Pasukan pro PKI Musso ditarik mudur dari
pertempuran dan ditempatkan di lokasi yang strategis. Kedua, Madiun dijadikan tempat
bergerilya untuk melanjutkan perjuangan. Ketiga Solo dijadikan “wild west” atau pengalih
perhatian. Keempat, Selain tentara resmi, dibuat juga tentara-tentara ilegal. Kelima,
Mengadakan demonstrasi besar-besaran, bahkan gunakan kekerasan jika diperlukan.
PKI/FDR pimpinan Musso menguasai Madiun dan mendeklarasikan "Republik Soviet
Indonesia". Di Pati, Jawa Tengah, diproklamirkan pula hal serupa. Peristiwa Madiun 1948
menewaskan Gubernur Jawa Timur RM Suryo, dokter pro-kemerdekaan Moewardi, serta
beberapa petugas polisi dan tokoh agama. Hal ini membuat pemerintah RI bertindak tegas dan
mengirimkan operasi penumpasan dimulai pada 20 September 1948 di bawah komando
Kolonel A. H. Nasution. Selain mengatasi kisruh di Madiun, TNI juga harus menghadapi
Belanda. Tanggal 31 Oktober 1948, Musso ditembak mati saat lari tidak jauh dari Ponorogo.
Sementara mantan perdana menteri Amir Sjarifuddin dan tokoh-tokoh kiri lainnya juga
ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.
Sumber: artikel "Sejarah Peristiwa PKI Madiun 1948: Latar Belakang & Tujuan Musso",
https://tirto.id/gad2

Dari informasi tersebut, yang menjadi latarbelakang terjadinya pemberontakan PKI Madiun
1948 adalah . . . . .
A. Terjadinya pertikaian politik antara pemerintah RI dengan koalisi Front Demokrasi Rakyat
B. Rasa tidak senang Amir Sjarifuddin karena telah dicopot dari jabatannya sebagai Perdana
Menteri
C. Kedatangan Musso, tokoh PKI yang menawarkan konsep “Jalan Baru”
D. Pertikaian politik yang sebabkan oleh perbedaan Ideologi, serta rasa tidak senang
terhadap pemerintah karena telah mengeluarkan kebijakan yang merugikan kelompok kiri
E. Musso dan Amir Sjarifuddin sama-sama ingin mendirikan negara Soviet di Indonesia

3. Bacalah informasi berikut ini dengan seksama!


Pemberontakan PKI Madiun 1948
19 September 1948, Musso dan Amir Sjarifuddin memproklamirkan berdirinya Republik Soviet
Indonesia dengan Madiun sebagai pusat pemerintahannya. Dalam buku Sedjarah
Perdjuangan Nasional Indonesia, A.H. Nasution menerangkan, terdapat setidaknya 5 tujuan
dan rencana FDR/PKI dalam Peristiwa Madiun 1948: Pertama, Pasukan pro PKI Musso ditarik
mudur dari pertempuran dan ditempatkan di lokasi yang strategis. Kedua, Madiun dijadikan
tempat bergerilya untuk melanjutkan perjuangan. Ketiga Solo dijadikan “wild west” atau
pengalih perhatian. Keempat, Selain tentara resmi, dibuat juga tentara-tentara ilegal. Kelima,
Mengadakan demonstrasi besar-besaran, bahkan gunakan kekerasan jika diperlukan.
PKI/FDR pimpinan Musso menguasai Madiun dan mendeklarasikan "Republik Soviet
Indonesia". Di Pati, Jawa Tengah, diproklamirkan pula hal serupa. Peristiwa Madiun 1948
menewaskan Gubernur Jawa Timur RM Suryo, dokter pro-kemerdekaan Moewardi, serta
beberapa petugas polisi dan tokoh agama. Berita proklamasi ini, sampai ke pada Pemerintah
Republik Indonesia. Soekarno melalui siaran radio, menyerukan kepada seluruh masyarakat
Madiun agar menentukan sikap yaitu, memilih Soekarno atau Musso. Hal ini membuat
pemerintah RI bertindak tegas dan mengirimkan operasi penumpasan dimulai pada 20
September 1948 di bawah komando Kolonel A. H. Nasution. Selain mengatasi kisruh di
Madiun, TNI juga harus menghadapi Belanda. Tanggal 31 Oktober 1948, Musso ditembak mati
saat lari tidak jauh dari Ponorogo. Sementara mantan perdana menteri Amir Sjarifuddin dan
tokoh-tokoh kiri lainnya juga ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.
Sumber: artikel "Sejarah Peristiwa PKI Madiun 1948: Latar Belakang & Tujuan Musso",
https://tirto.id/gad2

Berdasarkan informasi tersebut, bagaimana upaya pemerintah dalam mengatasi ancaman


disintegrasi yang terjadi di Madiun pada tahun 1948 . . . . .
A. Mengajak Musso dan kelompoknya untuk berunding
B. Melakukan sosialisasi kepada rakyat Madiun bahwa konsep pemerintahan yang
ditawarkan Musso bertentangan dengan Pancasila
C. Memberikan ultimatum kepada seluruh rakyat Madiun dan melaksanakan Operasi Militer
serta penangkapan terhadap tokoh-tokoh PKI Madiun
D. Menunjuk Kol A.H. Nasution sebagai komando pemulihan keamanan di Madiun
E. Menembak dan menangkap seluruh tokoh yang terlibat dalam pemberontakan PKI Madiun
1948

4. Bacalah informasi berikut ini dengan seksama!


Pemberontakan DI/TII Jawa Barat
Latar belakang peristiwa ini adalah ketidakpuasan Kartosoewirjo terhadap kemerdekaan
Republik Indonesia yang masih dibayang-bayangi oleh kehadiran Belanda yang ingin berkuasa
lagi. Perundingan Renville pada 7 Januari 1948 antara pihak Indonesia dan Belanda
menimbulkan masalah baru. Kubu Kartosoewirjo menganggap pemberian wilayah Jawa Barat
sebagai bagian Belanda bukan arti kemerdekaan sebenarnya. Bahkan, kebijakan tersebut
membawa Kartosoewirjo mengklaim Jawa Barat bukan bagian Indonesia lagi. Upaya pendirian
NII di Jawa Barat tercium oleh pemerintah Indonesia. Kartosoewirjo dan kawan-kawan rupanya
tidak mendapatkan informasi terbaru terkait perkembangan kedaulatan Indonesia setelah
Perundingan Roem-Royen dan Konferensi Meja Bundar (KMB). Tokoh Islam Indonesia,
Mohammad Natsir, yang nantinya menjabat sebagai perdana menteri, mengungkapkan, ia
ditugaskan oleh Presiden Sukarno untuk mengirim surat kepada Kartosoewirjo perihal
perkembangan kondisi terbaru. Lantaran tidak tahu perkembangan yang terjadi, ketidakpuasan
Kartosoewirjo akhirnya mencapai puncak. Proklamasi hadirnya NII sebagai negara
dikumandangkan di Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat, tanggal 7 Agustus 1949. Menanggapi
masalah ini, maka dibentuklah Badan Musyawarah Alim Ulama yang bertugas memantau
pergerakan DI/TII sebagai upaya membantu pemerintah Indonesia. Tanggal 4 Juni 1962,
operasi Pagar Betis yang dilancarkan oleh militer Indonesia berhasil menangkap para anggota
DI/TII beserta jajaran petingginya. Mereka ditangkap, termasuk sang imam, Kartosoewirjo.
Berdasarkan keputusan Pengadilan Mahkamah Darurat Perang (Mahadper) tanggal 16
Agustus 1962, Kartosoewirjo dijatuhi hukuman mati karena telah memberontak terhadap
pemerintahan Indonesia. Pada 5 September 1962, Kartosoewirjo dibawa ke salah satu pulau di
Kepulauan Seribu, dekat Teluk Jakarta. Ia dieksekusi setelah sehari sebelumnya dikabulkan
permintaan terakhirnya untuk bertemu keluarga. Tepat pukul 05.50 WIB, Kartosoewirjo
dihukum mati dan itulah akhir perlawanan DI/TII di Jawa Barat.
Sumber artikel "Sejarah Pemberontakan DI-TII Kartosoewirjo di Jawa Barat", https://tirto.id/gajF

Berdasarkan informasi tersebut, Hal utama yang melatarbelakangi munculnya Pemberontakan


DI/TII di Jawa Barat adalah . . . . .
A. Ketidakpuasan Kartosoewiryo terhadap keputusan pemerintah Republik Indonesia yang
merelakan Jawa Barat ke tangan Belanda
B. Terjadinya kesalahpahaman Kartosoewiryo mengenai proses penyerahan kedaulatan
Indonesia akibat minimnya informasi yang diterimanya
C. Kegagalan pemerintah dalam merangkul Kartosoewiryo dalam susunan pemerintahan
D. Gagalnya upaya diplomasi yang dilakukan oleh Mohammad Natsir untuk berunding
dengan Kartosoewiryo
E. Kartosoewiryo memang ingin mendirikan Negara Islam Indonesia sejak sebelum Indonesia
merdeka

5. Bacalah informasi berikut ini dengan seksama!


Pemberontakan DI/TII Jawa Barat
Latar belakang peristiwa ini adalah ketidakpuasan Kartosoewirjo terhadap kemerdekaan
Republik Indonesia yang masih dibayang-bayangi oleh kehadiran Belanda yang ingin berkuasa
lagi. Perundingan Renville pada 7 Januari 1948 antara pihak Indonesia dan Belanda
menimbulkan masalah baru. Kubu Kartosoewirjo menganggap pemberian wilayah Jawa Barat
sebagai bagian Belanda bukan arti kemerdekaan sebenarnya. Bahkan, kebijakan tersebut
membawa Kartosoewirjo mengklaim Jawa Barat bukan bagian Indonesia lagi. Upaya pendirian
NII di Jawa Barat tercium oleh pemerintah Indonesia. Kartosoewirjo dan kawan-kawan rupanya
tidak mendapatkan informasi terbaru terkait perkembangan kedaulatan Indonesia setelah
Perundingan Roem-Royen dan Konferensi Meja Bundar (KMB). Tokoh Islam Indonesia,
Mohammad Natsir, yang nantinya menjabat sebagai perdana menteri, mengungkapkan, ia
ditugaskan oleh Presiden Sukarno untuk mengirim surat kepada Kartosoewirjo perihal
perkembangan kondisi terbaru. Lantaran tidak tahu perkembangan yang terjadi, ketidakpuasan
Kartosoewirjo akhirnya mencapai puncak. Proklamasi hadirnya NII sebagai negara
dikumandangkan di Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat, tanggal 7 Agustus 1949. Menanggapi
masalah ini, maka dibentuklah Badan Musyawarah Alim Ulama yang bertugas memantau
pergerakan DI/TII sebagai upaya membantu pemerintah Indonesia. Tanggal 4 Juni 1962,
operasi Pagar Betis yang dilancarkan oleh militer Indonesia berhasil menangkap para anggota
DI/TII beserta jajaran petingginya. Mereka ditangkap, termasuk sang imam, Kartosoewirjo.
Berdasarkan keputusan Pengadilan Mahkamah Darurat Perang (Mahadper) tanggal 16
Agustus 1962, Kartosoewirjo dijatuhi hukuman mati karena telah memberontak terhadap
pemerintahan Indonesia. Pada 5 September 1962, Kartosoewirjo dibawa ke salah satu pulau di
Kepulauan Seribu, dekat Teluk Jakarta. Ia dieksekusi setelah sehari sebelumnya dikabulkan
permintaan terakhirnya untuk bertemu keluarga. Tepat pukul 05.50 WIB, Kartosoewirjo
dihukum mati dan itulah akhir perlawanan DI/TII di Jawa Barat.
Sumber artikel "Sejarah Pemberontakan DI-TII Kartosoewirjo di Jawa Barat", https://tirto.id/gajF

Berdasarkan informasi tersebut, bentuk upaya diplomasi yang dilakukan oleh pemerintah untuk
mengatasi pemberontakan DI/TII Jawa Barat adalah . . . . .
A. Membentuk satuan gabungan dalam operasi militer untuk menangkap Kartosoewiryo
B. Memerintahkan Mohammad Natsir untuk menyampaikan surat dari Presiden Soekarno
terkait dengan perkembangan kondisi terbaru
C. Membentuk Badan Musywarah Alim Ulama yang bertugas memantau pergerakan DI/TII
D. Memerintahkan TNI untuk menangkap Kartosoewiryo beserta seluruh anggotanya
E. Soekarno meminta Kartosoewiryo agar mau kembali menjadi bagian NKRI

6. Bacalah informasi berikut ini dengan seksama!


Pemberontakan DI/TII Jawa Tengah
Pemberontakan Darul Islam atau Tentara Islam Indonesia (DI/TII) terhadap pemerintahan
Indonesia di Jawa Tengah pernah terjadi pada 23 Agustus 1948. Amir Fatah, komandan laskar
Hizbullah Tulangan, Sidoarjo, dan Mojokerto saat itu, disebut-sebut sebagai dalangnya.
Perjanjian Linggarjati yang dilakukan pihak Indonesia dengan Belanda pasca-kemerdekaan
(11-15 November 1946), menimbulkan banyak pertentangan dari beberapa tokoh Islam, seperti
Kartosuwiryo, Amir Fatah, dan para pengikutnya. Pada Februari 1947, Amir Fatah beserta para
pasukan Hizbullah ditugaskan mengawal Kartosuwiryo ketika pergi ke Malang, tepatnya untuk
hadir sidang paripurna kelima Komite Nasional Indonesia Pusat. Amir Fatah bergabung
bersama pihak Divisi 17 Agustus yang tidak menyetujui Perjanjian Linggarjati. Bahkan, saat itu
ia dinobatkan menjadi Kepala Staf di pasukan tersebut. Namanya sering disebut dalam
peristiwa pemberontakan DI/TII Jawa Tengah yang terkenal dengan tentara Mujahidin. Pada
17 Januari 1948, dilakukan penandatanganan terkait Perjanjian Renville di sebuah kapal
bernama “USS Renville”. Salah satu isi Renville ternyata memaksa kekuatan militer pihak RI
yang masih ada di wilayah pendudukan Belanda dipindahkan ke daerah yang ditetapkan
sebagai wilayah Indonesia. Dengan cepat, pada akhir Januari, para TNI yang masih berada di
wilayah pendudukan Belanda ditarik mundur atas perintah Mohammad Hatta. Akan tetapi,
terdapat juga beberapa kubu yang merasa tidak setuju dengan Perjanjian Renville. Hal ini
mengakibatkan munculnya percikan-percikan aksi di beberapa daerah Jawa Tengah, seperti
Tegal-Brebes, dan Pemalang. Pada 23 Agustus 1949, bersama teman-temannya, Amir Fatah
menyatakan bergabung dengan Negara Islam Indonesia (NII) yang sebelumnya sudah
dideklarasikan berdiri oleh Kartosuwiryo di Jawa Barat. Amir Fatah dengan kelompoknya
melakukan penyerangan terhadap TNI dan beberapa desa ketika itu, seperti desa Rokeh Djati
dan Pagerbarang. Letnan Kolonel Ahmad Yani mulai ambil sikap terhadap pemberontakan
DI/TII Jawa Tengah. Ia mengirim pasukan Banteng Raider yang berhasil melemahkan
kekuatan tentara Amir Fatah hingga lari ke Jawa Barat. 22 Desember 1950 Amir Fatah berhasil
ditangkap di daerah Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Sumber artikel "Sejarah Pemberontakan DI/TII Amir Fatah di Jawa Tengah",
https://tirto.id/gaGd

Latar belakang munculnya pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah disebabkan oleh . . . . .


A. Penolakan Amir Fatah terhadap hasil perjanjian Renville
B. Penolakan Amir Fatah terhadap keputusan RI yang memaksa memindahkan pasukan TNI
ke wilayah Jawa Tengah
C. Keinginan Amir Fatah untuk bergabung dengan DI/TII pimpinan Kartosoewiryo
D. Adanya tekanan dari Belanda yang memaksa kelompok Mujahidin dibawah Amir Fatah
agar menyerah kepada Belanda
E. Konflik perpecahan dalam tubuh TNI yang menyebabkan terpecahnya pasukan yang pro
dan kontra terhadap Amir Fatah
7. Bacalah informasi berikut ini dengan seksama!
Pemberontakan DI/TII Jawa Tengah
Pemberontakan Darul Islam atau Tentara Islam Indonesia (DI/TII) terhadap pemerintahan
Indonesia di Jawa Tengah pernah terjadi pada 23 Agustus 1948. Amir Fatah, komandan laskar
Hizbullah Tulangan, Sidoarjo, dan Mojokerto saat itu, disebut-sebut sebagai dalangnya.
Perjanjian Linggarjati yang dilakukan pihak Indonesia dengan Belanda pasca-kemerdekaan
(11-15 November 1946), menimbulkan banyak pertentangan dari beberapa tokoh Islam, seperti
Kartosuwiryo, Amir Fatah, dan para pengikutnya. Pada Februari 1947, Amir Fatah beserta para
pasukan Hizbullah ditugaskan mengawal Kartosuwiryo ketika pergi ke Malang, tepatnya untuk
hadir sidang paripurna kelima Komite Nasional Indonesia Pusat. Amir Fatah bergabung
bersama pihak Divisi 17 Agustus yang tidak menyetujui Perjanjian Linggarjati. Bahkan, saat itu
ia dinobatkan menjadi Kepala Staf di pasukan tersebut. Namanya sering disebut dalam
peristiwa pemberontakan DI/TII Jawa Tengah yang terkenal dengan tentara Mujahidin. Pada
17 Januari 1948, dilakukan penandatanganan terkait Perjanjian Renville di sebuah kapal
bernama “USS Renville”. Salah satu isi Renville ternyata memaksa kekuatan militer pihak RI
yang masih ada di wilayah pendudukan Belanda dipindahkan ke daerah yang ditetapkan
sebagai wilayah Indonesia. Dengan cepat, pada akhir Januari, para TNI yang masih berada di
wilayah pendudukan Belanda ditarik mundur atas perintah Mohammad Hatta. Akan tetapi,
terdapat juga beberapa kubu yang merasa tidak setuju dengan Perjanjian Renville. Hal ini
mengakibatkan munculnya percikan-percikan aksi di beberapa daerah Jawa Tengah, seperti
Tegal-Brebes, dan Pemalang. Pada 23 Agustus 1949, bersama teman-temannya, Amir Fatah
menyatakan bergabung dengan Negara Islam Indonesia (NII) yang sebelumnya sudah
dideklarasikan berdiri oleh Kartosuwiryo di Jawa Barat. Amir Fatah dengan kelompoknya
melakukan penyerangan terhadap TNI dan beberapa desa ketika itu, seperti desa Rokeh Djati
dan Pagerbarang. Letnan Kolonel Ahmad Yani mulai ambil sikap terhadap pemberontakan
DI/TII Jawa Tengah. Ia mengirim pasukan Banteng Raider yang berhasil melemahkan
kekuatan tentara Amir Fatah hingga lari ke Jawa Barat. 22 Desember 1950 Amir Fatah berhasil
ditangkap di daerah Cisayong, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Sumber artikel "Sejarah Pemberontakan DI/TII Amir Fatah di Jawa Tengah",
https://tirto.id/gaGd

Dalam mengatasi pemberontakan Amir Fatah dengan DI/TII di Jawa Tengah segera
mengambil tindakan tegas dengan melakukan operasi militer yang dipimpin langsung oleh
Kolonel Ahmad Yani. Hal ini disebabkan oleh . . . . .
A. Amir Fatah tidak mau diajak berunding dengan cara baik-baik
B. Pemerintah memang tidak senang dengan Amir Fatah karena memberontak
C. Amir Fatah dan gerombolannya melakukan penyerangan langsung terhadap rakyat dan
TNI
D. Amir Fatah memiliki kekuatan militer yang cukup kuat apabila dibiarkan lebih lama
E. Kolonel Ahmad Yani tidak ingin pengaruh Amir Fatah menyebar lebih luas di Jawa Tengah

8. Bacalah informasi berikut ini dengan seksama!


Pemberontakan DI/TII Aceh
Pada tanggal 1 Januari 1950, Daud Beureueh resmi menjabat Gubernur Aceh sebagai bagian
dari Republik Indonesia Serikat (RIS). RIS merupakan konsep kenegaraan yang diputuskan
melalui Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag tanggal 23 Agustus-2 November 1949
yang berujung pada pengakuan kedaulatan dari Belanda kepada Indonesia pada akhir tahun
1949. Beberapa bulan setelah itu, RIS diubah menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI), yakni pada Mei 1950. NKRI menaungi 10 provinsi berdasarkan Peraturan Pemerintah
No.21 Tahun 1950. Perubahan ini ternyata berimbas kepada Provinsi Aceh yang akan
dileburkan menjadi Provinsi Sumatera Utara. Akan tetapi, Daud Beureueh dan beberapa ulama
Aceh tidak sepakat dengan rencana peleburan itu. Identitas Aceh sebagai negara Islam tidak
bisa disatukan dengan bagian yang tidak sealiran. Menanggapi kedatangan para petinggi
negara di Aceh, Daud Beureueh meminta agar dilakukannya pertimbangan kembali terkait
penyatuan Aceh menjadi bagian Sumatera Utara. Mohamad Natsir selaku perdana menteri
malah melakukan pembubaran terhadap Provinsi Aceh resmi pada 23 Januari 1951. Reaksi
keras dari pun datang dari sejumlah tokoh Aceh yang oleh pemerintah pusat kemudian
dikategorikan sebagai gerakan pemberontakan. Daud Beureueh, baik sebagai ulama atau
pemimpin Aceh, memotori aksi perlawanan. Daud Beureueh semakin kesal karena Presiden
Sukarno, pada Juni 1948 pernah berjanji bahwa Aceh diperbolehkan menerapkan syariat Islam
dan tetap menjadi salah satu provinsi di Indonesia. Merasa dibohongi, Daud Beureueh amat
kecewa. Terlebih peran masyarakat Aceh dalam perjuangan amat besa, dari masa perlawanan
terhadap penjajah, mendukung kemerdekaan RI termasuk dengan menyumbang dana
pembangunan hingga memberikan bantuan berupa pesawat terbang. Munculnya gerakan
DI/TII di Jawa Barat yang dipimpin oleh Maridjan Kartosoewirjo yang mendeklarasikan
berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) pada 7 Agustus 1949 semakin memantapkan Daud
Beureueh untuk turut melawan. Dari Aceh, Daud Beureueh menyatakan bergabung dengan
gerakan DI/TII yang dipelopori oleh Kartosoewirjo. Pemberontakan DI/TII di Aceh pimpinan
Daud Beureueh terjadi mulai 20 September 1953. Daud Beureueh dan kelompoknya bahkan
menuntut diberikannya hak otonom untuk Aceh. Pemerintah pusat tidak tinggal diam menyikapi
ini dan memutuskan untuk melakukan tindakan kepada DI/TII Daud Beureueh di Aceh. Ada
dua jalur yang ditempuh pemerintah pusat, yakni upaya militer dan diplomasi. Operasi militer
dilakukan dengan menggelar “Operasi 17 Agustus” dan “Operasi Merdeka”. Persoalan ini
akhirnya bisa diselesaikan dengan jalan damai kendati harus melalui proses negosiasi yang
alot dan melelahkan. Diputuskan bahwa diberikan hak otonomi sebagai provinsi yang disebut
Daerah Istimewa Aceh dan boleh menerapkan syariat Islam sebagai aturan daerah yang
berbeda dengan provinsi-provinsi lain di Indonesia. Tanggal 18-22 Desember 1962, sebuah
upacara besar bertajuk “Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh (MKRA)” dihelat di
Blangpadang, Aceh, sebagai simbol perdamaian.

Sumber: artikel "Penyebab Sejarah Pemberontakan DI-TII Daud Beureueh di Aceh",


https://tirto.id/gaCY

Adapun yang menjadi faktor penyebab munculnya gerakan DI/TII di Aceh di bawah pimpinan
Daud Beureueh . . . . .
A. Munculnya gerakan DI/TII di Jawa Barat yang menginspirasi masyarakat Aceh, karena
memiliki pandangan yang sama tentang Islam
B. Masyarakat Aceh tidak senang kepada Soekarno karena tidak menepati janji memberikan
Otonomi kepada Provinsi Aceh
C. Kebijakan pemerintah yang membubarkan provinsi Aceh dan menggabungkan Aceh
menjadi bagian Sumatera Utara
D. Pemerintah tidak berniat mengembalikan sumbangan yang diberikan rakyat Aceh kepada
pemerintah
E. Kartosoewiryo telah sepakat dengan Daud Beureueh untuk melepaskan diri dari Republik
Indonesia

9. Bacalah informasi berikut ini dengan seksama!


Pemberontakan DI/TII Aceh
Pada tanggal 1 Januari 1950, Daud Beureueh resmi menjabat Gubernur Aceh sebagai bagian
dari Republik Indonesia Serikat (RIS). RIS merupakan konsep kenegaraan yang diputuskan
melalui Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag tanggal 23 Agustus-2 November 1949
yang berujung pada pengakuan kedaulatan dari Belanda kepada Indonesia pada akhir tahun
1949. Beberapa bulan setelah itu, RIS diubah menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI), yakni pada Mei 1950. NKRI menaungi 10 provinsi berdasarkan Peraturan Pemerintah
No.21 Tahun 1950. Perubahan ini ternyata berimbas kepada Provinsi Aceh yang akan
dileburkan menjadi Provinsi Sumatera Utara. Akan tetapi, Daud Beureueh dan beberapa ulama
Aceh tidak sepakat dengan rencana peleburan itu. Identitas Aceh sebagai negara Islam tidak
bisa disatukan dengan bagian yang tidak sealiran. Menanggapi kedatangan para petinggi
negara di Aceh, Daud Beureueh meminta agar dilakukannya pertimbangan kembali terkait
penyatuan Aceh menjadi bagian Sumatera Utara. Mohamad Natsir selaku perdana menteri
malah melakukan pembubaran terhadap Provinsi Aceh resmi pada 23 Januari 1951. Reaksi
keras dari pun datang dari sejumlah tokoh Aceh yang oleh pemerintah pusat kemudian
dikategorikan sebagai gerakan pemberontakan. Daud Beureueh, baik sebagai ulama atau
pemimpin Aceh, memotori aksi perlawanan. Daud Beureueh semakin kesal karena Presiden
Sukarno, pada Juni 1948 pernah berjanji bahwa Aceh diperbolehkan menerapkan syariat Islam
dan tetap menjadi salah satu provinsi di Indonesia. Merasa dibohongi, Daud Beureueh amat
kecewa. Terlebih peran masyarakat Aceh dalam perjuangan amat besa, dari masa perlawanan
terhadap penjajah, mendukung kemerdekaan RI termasuk dengan menyumbang dana
pembangunan hingga memberikan bantuan berupa pesawat terbang. Munculnya gerakan
DI/TII di Jawa Barat yang dipimpin oleh Maridjan Kartosoewirjo yang mendeklarasikan
berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) pada 7 Agustus 1949 semakin memantapkan Daud
Beureueh untuk turut melawan. Dari Aceh, Daud Beureueh menyatakan bergabung dengan
gerakan DI/TII yang dipelopori oleh Kartosoewirjo. Pemberontakan DI/TII di Aceh pimpinan
Daud Beureueh terjadi mulai 20 September 1953. Daud Beureueh dan kelompoknya bahkan
menuntut diberikannya hak otonom untuk Aceh. Pemerintah pusat tidak tinggal diam menyikapi
ini dan memutuskan untuk melakukan tindakan kepada DI/TII Daud Beureueh di Aceh. Ada
dua jalur yang ditempuh pemerintah pusat, yakni upaya militer dan diplomasi. Operasi militer
dilakukan dengan menggelar “Operasi 17 Agustus” dan “Operasi Merdeka”. Persoalan ini
akhirnya bisa diselesaikan dengan jalan damai kendati harus melalui proses negosiasi yang
alot dan melelahkan. Diputuskan bahwa diberikan hak otonomi sebagai provinsi yang disebut
Daerah Istimewa Aceh dan boleh menerapkan syariat Islam sebagai aturan daerah yang
berbeda dengan provinsi-provinsi lain di Indonesia. Tanggal 18-22 Desember 1962, sebuah
upacara besar bertajuk “Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh (MKRA)” dihelat di
Blangpadang, Aceh, sebagai simbol perdamaian.

Sumber: artikel "Penyebab Sejarah Pemberontakan DI-TII Daud Beureueh di Aceh",


https://tirto.id/gaCY
Bagaimana upaya pemerintah dalam menyelesaian pemberontakan DI/TII
Aceh . . . . .
A. Melalui Operasi militer yaitu Operasi 17 Agustus dan Operasi Merdeka
B. Melalui jalan Musyawarah untuk menentukan keinginan masyarakat
Aceh
C. Mendatangkan pihak ketiga sebagai mediator penengah antara Indonesia
dengan Aceh
D. Memberikan hak otonomi kepada Aceh untuk menjalankan syariat Islam
E. Menjadikan Aceh kembali sebagai provinsi yang berdiri sendiri
10. Perhatikan pernyataan berikut ini !
1) Perubahan bentuk pemerintahan dari RIS menjadi NKRI
2) Peleburan pasukan bekas KNIL dan laskar-laskar perjuangan kedalam APRIS melalui
proses seleksi yang tidak sesuai harapan Ibnu Hajar
3) Umumnya pasukan yang diterima dalam APRIS adalah bekas pasukan ALRI Divisi IV
Kalimantan Selatan
4) Timbulnya kekecewaan Ibnu Hajar terhadap pemerintah karena wilayah Kalimantan
Selatan di pimpin oleh orang-orang dari luar Kalimantan
5) Terjadinya ketimpangan dalam penyusunan pasukan APRIS di Kalimantan
Yang merupakan faktor penyebab munculnya pemberontakan DI/TII di Kalimantan Selatan
adalah . . . . .
A. 1, 2, 3
B. 2, 3, 4
C. 3, 4, 5
D. 1, 3, 5
E. 2, 4, 5

11. Bacalah Informasi berikut ini dengan seksama!


Akhir dari Pemberontakan DI/TII Kalimantan Selatan
Penumpasan DI/TII Ibnu Hadjar Angkatan perang Indonesia atau TNI melakukan operasi
militer yang pertama pada 23 November 1959 yakni Operasi Delima yang terbagi atas Sektor A
dan Sektor B. Operasi Delima dilakukan selama 15 hari. Beberapa anggota DI/TII Kalimantan
Selatan tewas dalam peristiwa ini. Target untuk menuntaskan gerakan DI/TTI di Kalimantan
Selatan adalah sebelum tahun 1962. Maka, TNI segera menggelar operasi militer selanjutnya,
yaitu Operasi Segi Tiga yang terdiri atas tiga sektor yaitu sektor A, Sektor B, dan Sektor C.
Fase pertama Operasi Segi Tiga dilaksanakan pada 10 Maret 1960. TNI menangkap 9 anggota
DI/TII Kalimantan Selatan, menewaskan 12 orang, serta menyita 16 pucuk senjata dan
beberapa dokumen penting. TNI menemukan alasan mengapa kekuatan pasukan Ibnu Hadjar
dapat bertahan lama di dalam hutan, yaitu dengan memanfaatkan warga yang keluar masuk
hutan dan bertukar barang untuk bertahan hidup. Maka, dikeluarkanlah larangan bagi
penduduk untuk melakukan hubungan dengan orang-orang Ibnu Hadjar sehingga banyak
anggota DI/TII Kalimantan Selatan yang terpaksa menyerahkan diri karena kelaparan,
termasuk Kastam Djaja yang punya posisi penting dalam gerakan tersebut. Ibnu Hadjar dan
para anggotanya yang tersisa kemudian melakukan serangan gerilya agar bisa melarikan diri
ke perbatasan Kalimatan Selatan dan Kalimantan Timur. TNI bereaksi dengan melancarkan
operasi militer yang disebut Operasi Riko. Operasi Riko membuat pasukan Ibnu Hadjar harus
mundur kembali ke selatan. Kekuatan DI/TII Kalimantan Selatan pun mengalami perpecahan.
Puncaknya, Ibnu Hadjar menyerahkan diri pada Juli 1963 lantaran dijanjikan akan diberikan
pengampunan. Penangkapan Ibnu Hadjar secara resmi baru dilakukan pada September 1963
dan diterbangkan ke Jakarta. Tanggal 11 Maret 1965, Ibnu Hadjar menjalani pengadilan
Mahkamah Militer dan dijatuhi hukuman mati.

Sumber: artikel "Sejarah Pemberontakan DI-TII Ibnu Hadjar: Alasan, Tujuan, & Akhir",
https://tirto.id/giE

Sebab akhir dari perlawanan DI/TII dibawah pimpinan Ibnu Hajar di Kalimantan Selatan adalah
.....
A. Jumlah pasukan DI/TII yang semakin sedikit akibat banyak yang gugur dalam pertempuran
B. Terputusnya hubungan dengan DI/TII Jawa Barat
C. Berkurangnya logistik pasukan DI/TII, karena adanya larangan dari pemerintah terhadap
rakyat Kalimantan Selatan
D. Adanya janji pemerintah akan meringankan hukuman Ibnu Hajar jika dia mau
menyerahkan diri
E. Operasi militer berhasil membuat pasukan Ibnu Hajar menjadi terpojok dan tidak berdaya

12. Perhatikan pernyataan berikut ini!


1) Pada 1950, Sulawesi sedang dilanda konflik internal yaitu, antara pihak gerilyawan dengan
angkatan darat
2) Adanya keinginan KGSS diterima dan mendapatkan kedudukan dalam APRIS
3) 1 Juli 1950, pemerintah menolak usul Kahar Muzakar yang meminta KGSS dimasukkan
kedalam Resimen Hasanuddin
4) Kahar Muzakar termakan hasutan kelompok DI/TII pimpinan Kartosoewiryo yang ingin
mendirikan Negara Islam Indonesia
5) Gagalnya konsolidasi politik antara pemerintah dengan Kelompok Gerilya Sulawesi
Selatan dibawah pimpinan Kahar Muzakar
Yang menjadi latarbelakang terjadinya pemberontakan DI/TII Sulawesi Selatan pimpinan Kahar
Muzakar terlihat pada pernyatan nomor. . . . .
A. 1, 2, 3
B. 2, 3, 4
C. 3, 4, 5
D. 1, 3, 5
E. 1, 4, 5

13. Perhatikan pernyataan berikut ini!


1) Posisi pasukan Kahar Muzakar semakin terjepit karena kekurangan pasokan amunisi dan
senjata
2) Banyak pasukan yang dipimpin oleh Kahar Muzakar adalah orang biasa dan tidak
berpengalaman
3) Pemerintah mengerahkan kekuatan penuh dibawah pasukan Divisi Siliwangi untuk
menangkap Kahar Muzakar
4) Taktik gerilya yang dijalankan Kahar Muzakar tidak efektif, karena pada saat A.H. Nasution
sudah mengetahui titik lemah dari strategi tersbeut ketika ia menjadi pimpinan TNI
5) Perjuangan Kahar Muzakar tidak mendapatkan dukungan dari rakyat Sulawesi Selatan
Faktor utama penyebab berakhirnya pemberontakan DI/TII Sulawesi Selatan dapat diketahui
dari pernyataan nomor . . . . .
A. 1, 2, 3
B. 1, 3, 5
C. 2, 3, 4
D. 2, 4, 5
E. 3, 4, 5

14. Perhatikan Pernyataan berikut ini!


1) Adanya kedekatan Presiden terhadap PKI, memicu kecemburuan TNI AD sehingga
menimbulkan konflik terbuka antara PKI dan TNI AD
2) Berkembangnya isu tentang Dewan Jendral yang akan melakukan Kudeta terhadap
Presiden, menyebabkan sejumlah perwira menengah yang loyal terhadap Soekarno
mengambil sikap untuk mengamankan para dewan jenderal
3) Berita tentang kondisi kesehatan presiden yang semakin memburuk, dan menimbulkan
kekhawatiran akan siapa yang akan menggantikan presiden
4) Terjadinya konflik antara TNI AD dan PKI tentang pembentukan angkatan ke 5 dalam
rangka konfrontasi Ganyang Malaysia yang kemudian ditentang oleh sejumlah petinggi
Angkatan Darat
5) Kegagalan CIA dalam menghalau pengaruh komunisme di Asia Tenggara yang
disebabkan kemenangan PKI dalam pemilu tahun 1955
Faktor yang paling mungkin menjadi penyebab terjadinya peristiwa Gerakan 30 September
tahun 1965 ditunjukkan oleh nomor . . . . .
A. 1, 2, 3
B. 2, 3, 4
C. 3, 4, 5
D. 1, 3, 5
E. 2, 4, 5

15. Perhatikan pernyataan berikut ini!


1) Presiden membubarkan PKI dengan memberikan Surat Perintah 11 Maret kepada
Jenderal Soeharto
2) Jenderal Soeharto mengambil tindakan tegas membubarkan PKI dan ormas-ormasnya
setelah keluarnya TAP MPRS nomor 25 tahun 1966
3) Jenderal Soeharto bersama pasukannya menangkap seluruh anggota PKI kemudian
memberikan hukuman atas perbuatan mereka
4) Melalui TAP MPRS nomor 13 tahun 1966, Jenderal Soeharto membentuk kabinet Ampera
menggantikan kabinet Dwikora
5) Menetapkan Jenderal Soeharto sebagai pejabat presiden menggantikan Presiden
Soekarno melalui TAP MPRS nomor 33 tahun 1967
Upaya bangsa Indonesia dalam menyelesaikan masalah yang terjadi akibat peristiwa
G30S/PKI 1965 dilakukan dengan beberapa cara yang ditunjukkan oleh pernyataan
nomor . . . . .
A. 1, 2, 3
B. 2, 3, 4
C. 3, 4, 5
D. 1, 3, 5
E. 2, 4, 5

16. Perhatikan pernyataan berikut ini!


1) Bandung merupakan kota yang strategis dimana banyak terdapat bangunan perkantoran
dan industri
2) Adanya keinginan sejumlah tokoh yang menginginkan berdirinya kembali Negara
Pasundan di Jawa Barat
3) Pasca dibubarkannya negara federal bentukan Belanda (Negara Pasundan), banyak
orang-orang Belanda yang kehilangan jabatannya termasuk Raymond Westerling
4) Rasa tidak senang yang muncul dari ex-pasukan KL dan KNIL pada saat diminta
bergabung dengan pasukan Indonesia yang merupakan musuh mereka selama perang
kemerdekaan
5) Westerling menolak Negara Pasundan bergabung kedalam NKRI
Adapun yang menjadi latarbelakang terjadinya pemberontakan APRA di Bandung pada tahun
1950 ditunjukkan oleh pernyataan nomor . . . . .
A. 1, 2, 3
B. 1, 3, 4
C. 1, 3, 5
D. 2, 3, 4
E. 2, 4, 5

17. Perhatikan pernyataan berikut ini!


1) Pemerintah menangkap Westerling kemudian memberikan hukuman yang berat
2) Wakil Presiden Moh. Hatta memerintahkan untuk menangkap tokoh-tokoh yang terlibat
dalam pemberontakan APRA
3) Menarik seluruh pasukan TNI dari kota Bandung untuk berjaga menghadapi Westerling di
Jakarta
4) Sultan Hamid II, menteri tanpa fortopolio ditangkap karena dinyatakan terlibat dalam
pemberontakan APRA
5) Pemerintah mengerahkan Divisi Siliwangi untuk menumpas pemberontakan APRA di
Bandung
Upaya penyelesaian masalah APRA di Bandung, di tunjukkan oleh pernyataan pada nomor . .
A. 1, 2, 3
B. 1, 3, 5
C. 2, 3, 5
D. 2, 4, 5
E. 3, 4, 5

18. Alasan utama Andi Aziz melakukan pemberontakan terhadap pemerintah Republik Indonesia
adalah karena . . . . .
A. Pemerintah mencopot Andi Aziz dari jabatannya sebagai panglima tentara wilayah
Indonesia Timur
B. Beredarnya isu bahwa pemerintah mengirimkan pasukan luar Makassar untuk
menggantikan posisi pasukan Andi Aziz
C. Pasukan Andi Aziz menolak untuk bergabung dengan pasukan yang dikirim dari pulau
Jawa
D. Andi Aziz menginginkan jabatan yang lebih tinggi, karena sebelumnya dia merupakan
seorang ajudan presiden Negara Indonesia Timur
E. Kapten Andi Aziz menolak kedatangan pasukan dari Jawa yang dianggapnya telah
merendahkan kemampuannya untuk menjaga keamanan di Kota Makassar
19. Upaya diplomasi yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi pemberontakan Andi Aziz
yaitu dengan cara . . . . .
A. Mengirim utusan ke Makassar untuk mengajak Andi Aziz berunding
B. Mengirim Kol. Alex Kawilarang sebagai mediator untuk berunding dengan Andi Aziz
C. Memberikan ultimatum kepada Andi Aziz untuk melakukan klarifikasi atas peristiwa yang
terjadi di Makassar dalam waktu 4 x 24 jam
D. Mengirim pasukan ekspedisi untuk melucuti pasukan Andi Aziz yang memiliki persenjataan
lengkap
E. Mengirim perdana menteri Moh. Natsir untuk berdamai dengan Andi Aziz

20. Perhatikan informasi berikut ini!


DR. Christian Robert Steven Soumokil adalah dalang dibalik
terjadinya pemberontakan RMS yang terjadi pada tahun 1950
sampai dengan 1966. Pemberontakan separatis di awal
kemerdekaan Indonesia yang dipimpin oleh Christian Robbert
Steven Soumokil adalah Republik Maluku Selatan
(RMS).Melalui RMS, Soumokil mencoba untuk melepas
wilayah Maluku Tengah dan Negara Indonesia Timur (NIT) dari
Republik Indonesia Serikat (RIS). Atas tindakan Soumokil ini,
pemerintah memberikan respon dengan membujuknya untuk
selesai dengan cara damai. Akan tetapi, permintaan ditolak oleh Soumokil. Akibatnya,
pemerintah harus melakukan ekspedisi militer yang dipimpin oleh Kolonel AE Kawilarang.
Soumokil pun berhasil ditangkap tanggal 12 Desember 1963 dan dijatuhi hukuman mati.

Alasan utama terjadinya pemberontakan RMS di Maluku tahun 1950 disebabkan oleh . . . . .
A. Adanya perbedaan kepentingan antara Soumokil dengan pemerintah Indonesia mengenai
wilayah Indonesia bagian Timur
B. Kegagalan RIS dalam menyatukan seluruh Indonesia Timur menjadi bagian NKRI pada
tahun 1950
C. Soumokil ingin Maluku kembali menjadi bagian dari Belanda
D. Adanya tekanan dari pemerintah Belanda yang memaksa Soumokil untuk mengambil
tindakan yang berani
E. Dukungan Belanda yang ingin kembali berkuasa di Indonesia

21. Dalam menyelesaikan masalah RMS, pemerintah melakukan dua pendekatan yaitu operasi
militer dan diplomasi. Dalam operasi militer, pemerintah mengirimkan pasukan ekspedisi
dibawah pimpinan Kol. A.E. Kawilarang yang mendarat di Maluku pada bulan Juli 1950. Akan
tetapi sebelumnya, pemerintah telah melakukan sebuah usaha diplomasi namun usaha
tersebut gagal karena Soumokil dan pengikutnya menolak ajakan pemerintah untuk berdamai.
Adapun tokoh yang memiliki peranan penting dalam upaya diplomasi dengan pihak RMS dari
pemerintah Indonesia adalah . . . . .
A. DR. J. Leimena
B. Kol. A. Mokoginta
C. Silas Papare
D. J. Latuharhary
E. Karel. S. Tubun

22. Faktor utama penyebab terjadinya peristiwa PRRI dan Permesta pada tahun 1957 – 1958
dibebabkan oleh . . . . .
A. Kegagalan pemerintah merealisasikan janjinya untuk membangun daerah-daerah
tertinggal di Indonesia
B. Terjadinya ketimpangan pembangunan dan ekonomi yang menginginkan adanya otonomi
bagi setiap daerah di Indonesia
C. Banyaknya perwira TNI yang tidak senang kepada pemerintah karena kedekatan
Soekarno dengan kelompok Kiri
D. Adanya campur tangan asing yang menginginkan kejatuhan Soekarno karena tidak pro
Barat
E. Perbedaan pandangan tentang cara mengatasi masalah ekonomi di Indonesia

23. Perhatikan informasi berikut ini!


1) Pemerintah mengirimkan operasi militer total melalui Darat dan Laut untuk menangkap
tokoh-tokoh militer yang dianggap telah berkhianat kepada pemerintah
2) Melaksanakan MUNAS pada 10 – 14 September 1957 untuk meredakan ketegangan di
berbagai daerah
3) Membagi wilayah Teritorium VII menjadi 4 Komando Daerah Militer
4) PM Djuanda mengirim tim untuk bertemu dengan tokoh-tokoh permesta dan
memberlakukan otonomi diseluruh wilayah Indonesia Timur
5) Menugaskan Kol. Ahmad yani untuk membentuk operasi militer gabungan yang terdiri dari
pasukan elit tempur
Sebagai bentuk upaya bangsa Indonesia dalam meredakan masalah Permesta pada tahun
1957 ditunjukkan oleh nomor . . . . .
A. 1, 2, 3
B. 1, 3, 5
C. 2, 3, 4
D. 2, 4, 5
E. 3, 4, 5

24. Perhatikan informasi berikut ini!


Pada saat terjadi peristiwa Rengasdengklok pada 16
Agustus 1945, para tokoh dari golongan Muda meminta
kesedian Ir. Soekarno untuk memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia. Dari sekian banyak tokoh
nasional yang ada saat itu, alasan para pemuda memilih
Soekarno adalah disebabkan karena . . . . .
A. Soekarno adalah sosok yang kharismatik dan mempunyai pengaruh besar diantara para
tokoh nasional lainnya
B. Soekarno merupakan calon pemimpin Indonesia berdasarkan ramalan Jayabaya
C. Soekarno merupakan orang kepercayaan Jepang, sehingga apabila Soekarno yang
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia maka Jepang tidak akan berat melepaskan
Indonesia
D. Soekarno adalah satu-satunya orang yang mengerti isi hati para tokoh pemuda, karena dia
pernah menjadi anggota golongan Muda
E. Soekarno tidak pernah bertentang dengan para pemuda, dan banyak tokoh pemuda yang
sangat mengidolakan Soekarno

25. Perhatikan informasi berikut ini!


Drs. Moh. Hatta adalah seorang tokoh penting
dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia,
negarawan, dan ekonom Indonesia yang
menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia
pertama. Ia bersama Soekarno adalah
Proklamator Kemerdekaan, memainkan peranan
sentral dalam perjuangan kemerdekaan
Indonesia dari penjajahan Belanda sekaligus
memproklamirkannya pada 17 Agustus 1945. Ia
pernah menjabat sebagai Perdana Menteri dalam
Kabinet Hatta I, Hatta II, dan RIS. Pada 1956, ia mundur dari jabatan wakil presiden. Hatta
adalah seorang negarawan yang sangat kuat komitmennya tentang pelaksanaan demokrasi di
Indonesia. Salah satu peranan penting Moh. Hatta dalam menciptakan pemerintahan yang
demojrasi di Indoensia yaitu dengan mengeluarkan Maklumat Wakil Presiden nomor X tanggal
16 Oktober 1945. Adapun dampak dari keluarnya Maklumat tersebut terkait dengan
pelaksanaan demokrasi di Indonesia adalah . . . . .
A. Pemerintah menjamin kebebasan setiap warga negara untuk menyampaikan pendapatnya
B. Terjadinya penyerahan kekuasaan legislatif kepada KNIP yang sebelumnya berada
ditangan Presiden
C. Terbentuknya partai partai politik sebagai wadah menampung aspirasi rakyat
D. Indonesia menjadi negara yang menerapkan sistem demokrasi liberal
E. Pembentukan lembaga yudikatif untuk mengontrol kekuasaan pemerintah

26. Perhatikan informasi berikut ini !


Sutan Syahrir adalah seorang intelektual, perintis,
dan revolusioner kemerdekaan Indonesia. Setelah
Indonesia merdeka, ia menjadi politikus dan perdana
menteri pertama Indonesia. Ia menjabat sebagai
Perdana Menteri Indonesia dari 14 November 1945
hingga 20 Juni 1947. Sjahrir mendirikan Partai
Sosialis Indonesia pada tahun 1948. Ia meninggal
dalam pengasingan sebagai tawanan politik dan
dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta. Sutan Sjahrir
ditetapkan sebagai salah seorang Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 9 April 1966
melalui Keppres nomor 76 tahun 1966. Syahrir memiliki reputasi yang cukup baik dalam dunia
politik Indonesia. Beberapa jabatan penting dalam pemerintahan pernah diembannya, seperti
menjadi ketua KNIP, dan capaian tertingginya adalah menjadi Perdana Menteri pada masa
perjuangan revolusi fisik mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dalam perjuangannya
syahrir lebih mengutamakan perjuangan dalam bentuk diplomasi daripada konfrontasi,
meskipun syahrir dianggap sebagai orang yang memiliki pemikiran radikal seperti Tan Malaka.
Salah satu bentuk upaya diplomasi yang pernah dilakukan oleh Syahrir yang sangat penting
bagi Indonesia adalah . . . . .
A. Menjadi ketua delegasi Indoensia dalam perundingan Linggarjati
B. Menjadi utusan Indonesia dalam mediasi beras ke India
C. Menjadi perwakilan Indonesia dalam Konferensi Meja Bundar 1949
D. Menjadi perdana Menteri Pertama Indonesia
E. Menjadi perwakilan Indonesia dalam konferensi Asia Afrika di Bandung

27. Perhatikan informasi berikut ini!


Mohammad Natsir adalah seorang ulama, politikus, dan
pejuang kemerdekaan Indonesia. Ia merupakan pendiri
sekaligus pemimpin partai politik Masyumi, dan tokoh Islam
terkemuka Indonesia. Di dalam negeri, ia pernah menjabat
menteri dan Perdana Menteri Indonesia, sedangkan di
kancah internasional, ia pernah menjabat sebagai presiden
Liga Muslim Dunia (World Muslim League) dan ketua
Dewan Masjid se-Dunia. Setelah Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia, ia menjadi anggota Komite Nasional Indonesia
Pusat. Sebelum menjadi Perdana Menteri, ia menjabat
sebagai menteri penerangan. Selama era demokrasi
terpimpin di Indonesia, ia terlibat dalam pertentangan
terhadap pemerintah yang semakin otoriter dan bergabung dengan Pemerintah Revolusioner
Republik Indonesia setelah meninggalkan Pulau Jawa. PRRI yang menuntut adanya otonomi
daerah yang lebih luas disalahtafsirkan oleh Soekarno sebagai pemberontakan. Akibatnya, ia
ditangkap dan dipenjarakan di Malang dari tahun 1962 sampai 1964, dan dibebaskan pada
masa Orde Baru pada tanggal 26 Juli 1966. Meskipun demikian Natsir memiliki peranan yang
sangat penting terutama pada masa demokraksi liberal di Indonesia. Satu peran penting dalam
upaya menyatukan bangsa Indonesia ialah pada saat beliau menjabat sebagai anggota KNIP
pasca perjanjian KMB adalah . . . . .
A. Mengajukan Mosi Integral dalam sidang pleno parlemen
B. Membentuk tim ekonomi guna menyelesaikan masalah perekonomian Indonesia
C. Menawarkan kerjasama antara Indonesia dengan negara-negara Islam timur tengah
D. Memberikan masukan kepada pemerintah untuk melaksanakan sistem demokrasi liberal
E. Menolak ajaran Komunis di Indonesia

28. Perhatikan informasi berikut ini!


Jenderal Sudirman dikenal sebagai salah satu pahlawan
Indonesia, jasa-jasanya sangat dikenang dalam
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Jenderal Besar
Soedirman merupakan salah satu orang yang memperoleh
pangkat bintang lima selain Soeharto dan A.H Nasution.
Kemampuannya dalam memimpin dan berorganisasi serta
ketaatan dalam Islam menjadikan ia dihormati oleh masyarakat. Jenderal Sudirman merupakan
salah satu tokoh besar di antara sedikit orang lainnya yang pernah dilahirkan oleh suatu
revolusi. Saat usianya masih 31 tahun ia sudah menjadi seorang jenderal. Sudirman
merupakan salah satu pejuang dan pemimpin teladan bangsa ini. Pribadinya teguh pada
prinsip dan keyakinan, selalu mengedepankan kepentingan masyarakat banyak dan bangsa di
atas kepentingan pribadinya. Ia selalu konsisten dan konsekuen dalam membela kepentingan
tanah air, bangsa, dan negara. Hal ini boleh dilihat ketika Agresi Militer II Belanda. Ia yang
dalam keadaan lemah karena sakit tetap bertekad ikut terjun bergerilya walaupun harus
ditandu. Dalam keadaan sakit, ia memimpin dan memberi semangat pada prajuritnya untuk
melakukan perlawanan terhadap Belanda.
Berdasarkan informasi tersebut, nilai penting yang dapat kita ambil dari perjuangan Jenderal
Besar Sudirman adalah . . . . .
A. Sebagai seorang pelajar kita harus melanjutkan perjuangan Jend. Sudirman dan ikut
membela tanah air dari ancaman penjajahan bangsa asing
B. Sebagai pelajar tentunya kita harus belajar lebih giat lagi agar bisa sukses seperti Jend.
Sudirman
C. Dalam menuntut ilmu kita harus punya komitmen untuk menyelesaikan pendidikan dengan
baik dan harus tetap bersemangat meskipun banyak kesulitan yang ditempuh selama
pendidikan
D. Menjadi tentara adalah satu-satunya cara agar kita bisa mengabdikan diri kepada nusa
dan bangsa
E. Kita tidak perlu malu, walau kita tidak pintar dikelas. Yang terpenting adalah kita mau
belajar dan terus berusaha agar kita menjadi orang yang berhasil
29. Perhatikan informasi berikut ini!
Setelah Soekarno memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia pada 17 Agustus 1945, Nasution bergabung
dengan militer Indonesia yang kemudian dikenal sebagai
Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Pada bulan Mei 1946, dia
diangkat menjadi Panglima Regional Divisi Siliwangi, yang
memelihara keamanan Jawa Barat. Dalam posisi ini,
Nasution mengembangkan teori perang teritorial yang akan
menjadi doktrin pertahanan Tentara Nasional Indonesia
(TNI) pada masa depan. Pada bulan Januari 1948,
Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Belanda
menandatangani Perjanjian Renville, membagi Jawa antara daerah yang dikuasai Belanda dan
Indonesia. Karena wilayah yang diduduki oleh Belanda termasuk Jawa Barat, Nasution dipaksa
untuk memimpin Divisi Siliwangi menyeberang ke Jawa Tengah. Dalam upaya
mempertahankan kemerdekaan Indonesia, Jend. A.H. Nasution memiliki peranan yang cukup
penting. Nasution sempat menduduki beberapa jabatan penting pada masa pemerintahan
Soekarno, diantaranya, pernah menjabat sebagai KASAD selama 2 periode, dan menjadi
kepala Staf ABRI. Diakhir masa jabatan presiden Soekarno, Nasution diangkat menjadi ketua
MPRS yang pada akhirnya membawa kejatuhan bagi Soekarno. Beberapa peran penting Jend.
A.H. Nasution dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia terutama dalam bidang
ketentaraan adalah . . . . .
A. Membendung pengaruh komunis di Indonesia dengan menggagalkan pembentukan
angkatan ke-V
B. Memimpin pasukan Indonesia dalam menghadapi serangan Agresi Milter Belanda I dan II
C. Menulis sebuah buku berjudul “Pokok-pokok Gerilya” yang banyak digunakan sebagai
acuan dalam mengorganisir pasukan pada masa perang gerilya
D. Mencetuskan program Dwi Fungsi ABRI yang menempatkan ABRI sebagai alat negara
sekaligus alat politik
E. Membentuk pasukan khusus dalam TNI yang dikenal dengan nama KOPASUS

30. Perhatikan informasi berikut ini!


Burhanuddin Harahap merupakan politikus Indonesia dari Partai
Masyumi yang menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia ke-9.
Ia memimpin kabinet yang memerintah antara 12 Agustus 1955
sampai 24 Maret 1956. Ia turut serta dalam Pemerintah
Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) antara 1958 sampai 1961.
etelah Indonesia merdeka, Burhanuddin menjadi anggota Masyumi
dan mulai aktif berpolitik. Sebagai ketua fraksi Masyumi di Dewan
Perwakilan Rakyat Sementara, Burhanuddin turut menjatuhkan Kabinet Wilopo karena
persoalan hubungan bilateral dengan Uni Soviet, dan ia pernah ditunjuk sebagai formatur
(pemegang tugas penyusunan pemerintah) meskipun gagal membentuk kabinet. Ia kembali
ditunjuk sebagai formatur pada 1955, dan berhasil membentuk kabinet hasil koalisi partai-
partai kecil dan Nahdlatul Ulama (NU) setelah jatuhnya Kabinet Ali Sastroamidjojo I. Selama
menjabat sebagai Perdana Menteri Burhanuddin berhasil menyelesaikan beberapa program
penting yang sangat menentukan arah demokrasi Indonesia yaitu . . . . .
A. Menjalin hubungan yang baik dengan angkatan perang yang sempat renggang pada
masa kabinet Ali I
B. Melakukan restrukturisasi birokrasi dan mengganti sejumlah pejabat dalam pemerintahan
C. Melaksanakan pemilu secara langsung yang LUBER JURDIL pada tahun 1955
D. Menerima investor dan modal asing karena alasan pragmatis, sehingga sejumlah
kebijakan ekonomi kabinet Ali dicabut
E. Menggalang dukungan internasional, khususnya Amerika Serikat dan Blok Barat, dalam
sengketa Irian Barat

31. Perhatikan informasi berikut ini!


1) Sebagai upaya untuk mengatasi pergolakan yang terjadi diberbagai daerah
2) Upaya bangsa Indonesia untuk menarik simpati Barat agar mau mendukung perjuangan
diplomatis bangsa Indonesia
3) Untuk meningkatkan partisipasi politik rakyat Indonesia dalam pemerintahan
4) Agar lebih mudah menyesuaikan dengan bentuk pemerintahan Barat yang berbentuk
liberal
5) Agar kekuasaan dalam pemerintahan tidak terfokus hanya pada satu kelompok tertentu
Berdasarkan informasi tersebut, yeng menjadi latarbelakang penerapan sistem demokrasi
liberal di Indonesia ditunjukkan oleh nomor . . . . .
A. 1, 2, 3
B. 1, 3, 5
C. 2, 3, 4
D. 2, 3, 5
E. 3, 4, 5

32. Perhatikan pernyataan berikut ini!


1) UUDS 1950 ditetapkan sebagai dasar konstitusi sementara sampai terbentuknya dewan
Konstituante hasil pemilihan umum
2) Terjadinya konflik antara partai politik dalam pemerintahan yang menyebabkan kondisi
politik menjadi tidak stabil
3) Terjadinya pergantian kabinet yang terlalu sering menyebabkan tidak tercapainya program-
program kerja sehingga makin memperparah kondisi ekonomi bangsa Indonesia
4) Konflik kepentingan antara pemerintah pusat dan daerah menyebabkan hubungan antara
pemerintah pusat dan daerah menjadi renggang
5) Kuatnya pengaruh asing sehingga Indonesia terpecah menjadi 2 kubu yang berbeda
Keadaan politik dalam negeri pada masa demokrasi liberal dapat tergambar dari pernyataan
nomor . . . . .
A. 1, 2, 3
B. 1, 3, 5
C. 2, 3, 4
D. 2, 4, 5
E. 3, 4, 5

33. Perhatikan informasi berikut ini!


1) Dalam urusan politik luar negeri, Indonesia menjalin hubungan kerjasama dengan negara-
negara dikawasan Asia Afrika guna membangun kekuatan baru yang bersifat netral
2) Indonesia menjadi negara pelopor menentang penjajahan di Asia Afrika
3) Indonesia berhasil menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika di Bandung sebagai bentuk
upaya bangsa Indonesia menciptakan perdamaian dunia
4) Indonesia aktif memberikan dukungannya terhadap negara-negara di dunia yang tengah
memperjuangkan kemerdekaannya
5) Indonesia menjadi pelopor bendirinya Gerakan Non Blok yang beranggotakan negara-
negara baru merdeka di kawasan Asia Afrika dan Eropa
Informasi yang menunjukkan peranan Indonesia dalam pelaksanaan politik luar negeri bebas
aktif adalah pada nomor . . . . .
A. 1, 2, 3
B. 1, 3, 5
C. 2, 3, 4
D. 2, 3, 5
E. 3, 4, 5

34. Perhatikan informasi berikut ini!


Pada tahun 1952, dalam rangka menerapkan politik luar negeri bebas dan aktif pemerintah
Indonesia berusaha menjalin hubungan kerjasama dengan negara-negara baik yang berasal
dari blok barat maupun blok timur. Pada Januari 1952, Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia
kala itu, Mr. Ahmad Subardjo dari Partai Masyumi secara diam-diam menandatangani
persetujuan Mutual Security Act (MSA). Mutual security act diartikan sebagai bentuk peraturan
hukum yang disahkan pada 10 Oktober 1951, untuk membentuk dewan administrasi
keamanan bersama, tujuannya untuk memberi bantuan militer dan ekonomi. Dilansir dari situs
US House of Representatives, Harry S. Truman, Presiden Amerika Serikat kala itu,
menandatangani Mutual Security Act, yang diikuti dengan pencairan dana sebesar 7,5 miliar
dollar AS. Dana tersebut digunakan untuk memberi bantuan militer, ekonomi, serta bantuan
teknis lainnya kepada sekutu Amerika Serikat, untuk membendung dan melawan komunisme
secara global. Mr. Ahmad Subardjo yang saat itu menandatangani MSA secara diam-diam,
telah membuat Indonesia terikat dengan pertahanan dunia bebas. Hal ini menimbulkan
berbagai pertentangan di berbagai pihak. Dua surat kabar ternama di Indonesia, yakni
Pedoman dan Indonesia Raya, menentang dengan keras keputusan penandatanganan MSA
tersebut. Aksi protes muncul dan menyebabkan kabinet Sukiman dibubarkan pada 1952.
Adapun alasan yang menyebabkan kebijakan tersebut dianggap sebagai penyimpangan politik
luar negeri bebas aktif karena . . . . .
A. Menjadikan Indonesia sebagai bagian dari Blok Barat secara tidak langsung
B. Indonesia harus terikat dengan salah satu pakta pertahanan dunia bebas
C. Menyalahi UUDS 1950 dan UUD 1945
D. Program MSA menimbulkan keterikatan bagi Indonesia yang bisa menyebabkan posisi
Indonesia menjadi tidak netral dalam tatanan politik dunia
E. Indonesia menjadi terlihat lemah bergantung pada Amerika

35. Perhatikan Informasi berikut ini!


1) Mayoritas penduduk Indonesia hidup dalam kemiskinan akibat terlalu lama di jajah oleh
Belanda
2) Terbatasnya sumber daya yang bisa di kelola oleh bangsa Indonesia
3) Terjadinya inflasi akibat hutang yang ditinggalkan oleh pemerintah kolonial Belanda
4) Belum terbentuknya struktur ekonomi yang kokoh karena terbatasnya infrastruktur
5) Sistem ekonomi Indonesia masih dikendalikan oleh para pengusaha asing terutama dari
pengusaha Cina, India dan Arab
Dari informasi tersebut, yang menjadi latarbelakang permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh
bangsa Indonesia pada awal masa demokrasi liberal ditunjukkan oleh nomor . . . . .
A. 1, 2, 3
B. 1, 3, 5
C. 2, 3, 4
D. 2, 4, 5
E. 3, 4, 5

36. Perhatikan informasi berikut ini!


1) Memotong Nilai mata uang dengan cara menggunting mata uang kolonial menjadi dua
2) Memberikan bantuan modal kepada pengusaha pribumi agar menjadi pengusaha yang
mandiri
3) Melakukan penjualan obligasi dengan cara membeli potongan mata uang asing (Belanda)
4) Memberikan lisensi kepada para pengusaha Cina apabila mau mengajari pengusaha
pribumi dalam mengembangkan usahanya
5) Memberikan jaminan surat utang (obligasi) kepada masyarakat yang mau menukarkan
potongan mata uang asing uang dimilikinya
Dari informasi tersebut, yang termasuk bagian dari kebijakan ekonomi gunting syafruddin
ditunjukkan oleh nomor . . . . .
A. 1, 2, 3
B. 1, 3, 5
C. 2, 3, 4
D. 2, 4, 5
E. 3, 4, 5

37. Pada masa kabinet Ali I, pemerintah memberlakukan sebuah terobosan dalam bidang ekonomi
guna meningkatkan kemampuan para pengusaha pribumi dengan cara memberikan lisensi
dan modal kepada para pengusaha Cina yang mau bekerja sama dengan pengusaha pribumi.
Kebijakan ini dikenal dengan kebijakan ekonomi . . . . .
A. Finansial Ekonomi
B. Ali-Baba
C. Gunting Syafruddin
D. Gerakan Benteng
E. Musyawarah Pembangunan Nasional

38. Salah satu faktor penyebab kondisi ekonomi Indonesia pada masa awal demokrasi liberal
menjadi cukup sulit disebabkan karena faktor banyaknya kegiatan ekonomi yang dikuasai oleh
pengusaha Asing. Sistem ekonomi ini dikenal dengan sistem ekonomi kolonial. Untuk
mengatasi masalah tersebut, pemerintah berusaha merubah pola perekonomian dengan
menciptakan pengusaha-pengusaha pribumi yang mandiri dengan cara memberikan bantuan
pinjaman nasional. Kebijakan ini dikenal dengan kebijakan ekonomi . . . . .
A. Finansial Ekonomi
B. Ali-Baba
C. Gunting Syafruddin
D. Gerakan Benteng
E. Musyawarah Pembangunan Nasional

39. Untuk meningkatkan perekonomian Indonesia, pemerintah melakukan sebuah kebijakan


ekonomi dengan mengambil alih De Javasche Bank dan menjadikannya sebagai bank
Nasional Indonesia. Adapun tujuan ekonomi dari kebijakan Nasionalisasi De Javasche Bank
adalah . . . .
A. Mengurangi peredaran mata uang asing di Indonesia
B. Mengendalikan kurs mata uang asing agar nilai mata uang Indonesia bisa meningkat
C. Menekan laju inflasi dengan mengendalikan peredaran mata uang serta meningkatkan
aktivitas ekspor
D. Mengambil alih seluruh aset milik Belanda yang ada di Indonesia
E. Meningkatkan ekonomi pengusaha karena lebih mudah dalam pemberian modal

40. Perhatikan informasi berikut ini!


1) Presiden membentuk MRPS dan DPAS setelah membubarkan Konstituante
2) Membentuk politik poros dengan negara-negara yang beraliran komunis
3) Menjadikan Nasakom sebagai landasan pemersatu bangsa
4) Membentuk NEFO (New Emerging Forces) bersama dengan negara-negara anti kolonialis
5) Presiden mengangkat dirinya menjadi Presiden seumur hidup melalui ketetapan MPRS
Bentuk penyimpangan politik dalam negeri yang dilakukan pemerintah pada masa demokrasi
terpimpin ditunjukkan oleh nomor . . . . .
A. 1, 2, 3
B. 1, 3, 5
C. 2, 3, 5
D. 2, 4, 5
E. 3, 4, 5
41. Dalam upaya menyatukan wilayah NKRI secara utuh, Presiden Soekarno berusaha
memasukkan wilayah Papua menjadi bagian NKRI melalui operasi militer yang dikenal dengan
operasi . . . . .
A. Dwi Kora
B. Tri Kora
C. Mandala
D. Sapta Marga
E. Seroja

42. Perhatikan informasi berikut ini!


1) Pembentukan MRPS dan DPAS setelah pembubaran Konstituante
2) Melakukan konfrontasi dengan Malaysia melalui operasi Dwi Kora
3) Menjadikan Nasakom sebagai landasan pemersatu bangsa
4) Membentuk NEFO (New Emerging Forces) bersama dengan negara-negara anti kolonialis
5) Indonesia keluar dari keanggotaan PBB pada tahun 1965
Bentuk penyimpangan politik luar negeri bebas aktif yang terjadi pada masa pemerintahan
demokrasi terpimpin ditunjukkan oleh pernyataan pada nomor . . . . .
A. 1, 2, 3
B. 1, 3, 5
C. 2, 3, 4
D. 2, 4, 5
E. 3, 4, 5

43. Untuk mengurangi ketergantungan ekonomi terhadap negara-negara barat, Pemerintah


mencanangkan sebuah deklarasi ekonomi yang bertujuan agar bangsa Indonesia menjadi
negara yang mandiri. Deklarasi ekonomi ini dikenal dengan istilah . . . . .
A. Otonomi Daerah
B. Mandiri
C. Berdikari
D. Indonesia Raya
E. Indonesia Jaya
44. Proses peralihan kekuasaan dari Soekarno ke tangan Soeharto dimulai sejak keluarnya . . . .
A. Dekret Presiden
B. Surat Perintah 11 Maret 1966
C. TAP MPRS
D. TRITURA
E. Pernyataan Pengunduran diri Presiden Soekarno

45. Perhatikan pernyataan berikut ini!


1) Bubarkan PKI beserta dengan Ormas-ormasnya
2) Kibarkan Bendera Merah Putih di Tanah Papua
3) Perbaikan perekonomian
4) Perombakan kabinet Dwikora
5) Tangkap Aidit dengan kroni-kroninya
yang merupakan isi dari TRITURA adalah . . . . .
A. 1, 2 dan 3
B. 1, 2 dan 4
C. 1, 3 dan 4
D. 2, 3 dan 4
E. 2, 3 dan 5
46. Dalam penataan kehidupan politik dan ekonomi pasca berakhirnya masa pemerintahan
Soekarno, pemerintah Orde Baru mengeluarkan berbagai kebijakan salah satunya adalah
dengan memasyarakatkan P4. Adapun tujuan kebijakan tersebut adalah . . . . .
A. Agar masyarakat mengetahui isi Pancasila
B. Untuk mengcounter pengaruh paham komunisme di Indonesia
C. Agar semua kelompok masyarakat dapat mengamalkan dan mempraktikkan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
D. Agar generasi muda bisa memahami perjuangan Orde Baru dalam mempertahankan
Pancasila dan mencegah pengaruh asing merusak ideologi bangsa
E. Sebagai pengetahuan politik dan ideologi bagi rakyat awam

47. Untuk menciptakan kestabilan politik, pemerintahan Orde Baru melakukan penyederhanaan
parta-partai politik menjadi beberapa partai politik yaitu . . . . .
A. PDI-P, PPP dan GOLKAR
B. PNI, PDI dan GOLKAR
C. PKS, PKB dan GOLKAR
D. PDI, PPP dan GOLKAR
E. PNI, PPP dan GOLKAR

48. Pada masa pemerintahan Orde Baru, TNI memiliki peran strategis selain sebagai alat
pertahanan dan keamanan negara juga berperan sebagai . . . . .
A. Badan inteligen yang mengawasi pergerakan masyarakat
B. Alat politik untuk mengamankan kekuasaan Orde Baru
C. Kekuatan politik tunggal selain Soeharto
D. Simbol persatuan dan kesatuan nasional
E. Mesin partai untuk memenangkan pemilu

49. Di sektor pertanian, pemerintah Orde Baru juga melalukan perubahan untuk meningkatkan
perekonomian dari sektor pertanian. Salahsatu kebijakan yang dilaksanakan oleh Orde Baru
terkait dengan hal tersebut adalah . . . . .
A. Melaksanakan Transmigrasi
B. Membangun KUD
C. Melaksanakan Revolusi Hijau
D. Memberikan bantuan modal kepada para petani
E. Melaksanakan Program Swasembada Beras
50. Untuk mengurangi tingginya angka buta huruf, pemerintahan orde baru mengeluarkan 2
kebijakan yaitu . . . . .
A. Wajib Belajar dan Beasiswa Pendidikan
B. Wajib Belajar 9 Tahun dan GNOTA
C. Wajib Belajar 6 Tahun dan Kartu Indonesia Pintar
D. Beasiswa Pendidikan dan Subsidi Pendidikan
E. Wajib Belajar 9 Tahun dan Wajib Belajar 6 Tahun

Anda mungkin juga menyukai