Anda di halaman 1dari 2

Nama: Maria F.M.

K Tharob
Kelas : XI Mipa 4

Soal:
1. Mengapa Jepang mengizinkan pembentukan pasukan Hizbullah dalam jumlah besar?
2. Gambarlah peta wilayah Asia Tenggara kemudian buatlah masuknya Jepang mulai
daerah Filipina hingga Indonesia. Lengkapi peta anda dengan tanggal dan informasi –
informasi penting lainnya.

Jawab:
1. Jepang mengizinkan pembentukan Hizbullah dalam skala yang banyak karena pada saat
itu Jepang membutuhkan pasukan yang cukup banyak, dan juga untuk memberikan
dasar – dasar pendidikan militer kepada pemuda Islam yang ada di Indonesia. Hizbullah
dibentuk karena permintaan dari para kyai dan ulama untuk menghadapi Invasi dari
negara – negara besar ( seperti AS, Belanda, dan Inggris.

2. Tanggal 8 Desember 1941 : secara tiba-tiba Jepang menyerbu ke Asia Tenggara dan
membom Pearl Harbor, yaitu pangkalan terbesar Angkatan Laut Amerika di Pasifik.
Lima jam setelah penyerangan atas Pearl Harbor itu, Gubernur Jenderal Hindia
Belanda Tjarda van Starkenborgh Stachhouwer menyatakan perang terhadap Jepang.
3. Tanggal 11 Januari 1942 : tentara Jepang mendarat di Tarakan, Kalimantan Timur,
dan esok harinya (12 Januari 1942) Komandan Belanda di pulau itu menyerah.
4. Tanggal 24 Januari 1942 : Balikpapan yang merupakan sumber minyak ke-2 jatuh ke
tangan tentara Jepang
5. Tanggal 29 Januari 1942 : Pontianak berhasil diduduki oleh Jepang
6. Tanggal 3 Februari 1942 : Samarinda diduduki Jepang
7. Tanggal 5 Februari 1942 : sesampainya di Kotabangun, tentara Jepang melanjutkan
penyerbuannya ke lapangan terbang Samarinda II yang waktu itu masih dikuasai oleh
tentara Hindia Belanda (KNIL).
8. Tanggal 10 Februari 1942 : dengan berhasil direbutnya lapangan terbang itu, maka
dengan mudah pula Banjarmasin diduduki oleh tentara Jepang
9. Tanggal 14 Februari 1942 : diturunkan pasukan paying di Palembang. Dua hari
kemudian (16 Februari 1942) Palembang dan sekitarnya berhasil diduduki.
10. Dengan jatuhnya Palembang itu sebagai sumber minyak, maka terbukalah Pulau Jawa
bagi tentara Jepang. Di dalam menghadapi ofensif Jepang, pernah dibentuk suatu
komando gabungan oleh pihak Serikat, yakni yang disebut ABDACOM (American
British Dutch Australian Command) yang markas besarnya ada di Lembang, dekat
Bandung dengan panglimanya Jenderal H. Ter Poorten diangkat sebagai panglima
tentara Hindia Belanda (KNIL). Pada akhir Februari 1942 Gubernur Jenderal Hindia
Belanda, Tjarda van Starkenborgh telah mengungsi ke Bandung disertai oleh pejabat-
pejabat tinggi pemerintah. Pada masa itu Hotel Homman dan Preanger penuh dengan
pejabat-pejabat tinggi Hindia Belanda.
11. Tanggal 1 Maret 1942 : tentara ke-16 Jepang berhasil mendarat di 3 tempat
sekaligus yaitu di Teluk Banten, di Eretan Wetan (Jawa Barat), dan di Kragan (Jawa
Tengah).
12. Tanggal 1 Maret 1942 : Jepang telah mendaratkan satu detasemen yang dipimpin
oleh Kolonel Toshinori Shoji dengan kekuatan 5000 orang di Eretan, sebelah Barat
Cirebon. Pada hari yang sama, Kolonel Shoji telah berhasil menduduki Subang.
Momentum itu mereka manfaatkan dengan terus menerobos ke lapangan terbang
Kalijati, 40 Km dari Bandung. Setelah pertempuran singkat, pasukan-pasukan Jepang
merebut lapangan terbang tersebut.
13. Tanggal 2 Maret 1942 : tentara Hindia Belanda berusaha merebut Subang
kembali, tetapi ternyata mereka tidak berhasil. Serangan balasan kedua atas Subang
dicoba pada tanggal 3 Maret 1942 dan sekali lagi, tentara Hindia Belanda berhasil
dipukul mundur.
14. Tanggal 4 Maret 1942 : untuk terakhir kalinya tentara Hindia Belanda
mengadakan serangan dalam usaha merebut Kalijati dan mengalami kegagalan.
15. Tanggal 5 Maret 1942 : ibu kota Batavia (Jakarta) diumumkan sebagai ‘Kota
Terbuka’ yang berarti bahwa kota itu tidak akan dipertahankan oleh pihak Belanda.
Segera setelah jatuhnya kota Batavia ke tangan mereka, tentara ekspedisi Jepang
langsung bergerak ke selatan dan berhasil menduduki Buitenzorg (Bogor). Pada
tanggal yang sama, tentara Jepang bergerak dari Kalijati untuk menyerbu Bandung dari
arah utara. Mula-mula digempurnya pertahanan di Ciater, sehingga tentara Hindia
Belanda mundur ke Lembang dan menjadikan kota tersebut sebagai pertahanan
terakhir. Tetapi tempat ini pun tidak berhasil dipertahankan sehingga pada tanggal 7
Maret 1942 dikuasai oleh tentara Jepang.
16. Tak lama sesudah berhasil didudukinya posisi tentara KNIL di Lembang, maka pada
tanggal 7 Maret 1942, psukan-pasukan Belanda di sekitar Bandung meminta
penyerahan lokal dari pihak Belanda ini kepada Jenderal Imamura tetapi tuntutannya
adalah penyerahan total daripada semua pasukan Serikat di Jawa (dan bagian
Indonesia lainnya). Jika pihak Belanda tidak mengindahkan ultimatum Jepang, maka
Kota Bandung akan di bom dari udara Jenderal Imamura pun mengajukan tuntutan
lainnya agar Gubernur Jenderal Belanda turut dalam perundingan di Kalijati yang
diadakan selambat-lambatnya pada hari berikutnya. Jika tuntutan ini dilanggar,
pemboman atas Kota Bandung dari udara akan segera dilaksanakan. Akhirnya pihak
Belanda memenuhi tuntutan Jepang dan keesokan harinya, baik Gubernur Jenderal
Tjarda van Starkenborgh Stachouwer maupun Panglima Tentara Hindia Belanda serta
beebrapa pejabat tinggi militer dan seorang penerjemah pergi ke Kalijati. Di sana
mereka kemudian berhadapan dengan Letnan Jenderal Imamura yang dating dari
Batavia (Jakarta). Hasil pertemuan antara kedua belah pihak adalah kapitulasi tanpa
syarat Angkatan Perang Hindia Belanda kepada Jepang.
17. Dengan penyerahan tanpa syarat oleh Letnan Jenderal H. Terpoorten, Panglima
Angkatan Perang Hindia Belanda atas nama Angkutan Perang Serikat di Indonesia
kepada tentara ekspedisi Jepang di bawah Pimpinan Letnan Jenderal Hitoshi Imamura
pada tanggal 8 Maret 1942, berakhirlah peemrintahan Hindia Belanda di Indonesia dan
dengan resmi mulailah kekuatan pendudukan Jepang di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai