Anda di halaman 1dari 3

4.

Jelaskan tentang karakteristik reseptor glutamat (sifat, penggolongan sub


reseptor, jalur sintesis dan degradasi glutamat, peran reseptor NMDA, contoh
obat yang bekerja pada reseptor NMDA mekanisme kerja dan penggunaan
klinisnya?
Jawaban:
Glutamat adalah asam amino nonesensial yang berfungsi sebagai
neurotransmiter pemicu (excitatory) utama di otak. Mereka tidak dapat
menembus sawar darah otak dan tidak disuplay dari sistem sirkulasi. Karena dia
disintesis dari prekursornya yaitu glutamin dengan bantuan glutaminase atau
aspartat dengan bantuan transminase. Setelah dilepaskan ke celah sinaptik,
glutamin diambil kembali ke dalam presinaptik dengan bantuan suatu transporter
glutamat atau diamnil oleh sel glia kemudian dipompa keluar menuju saraf
presinaptik untuk disintesis kembali menjadi glutamat.

Reseptor glutamat terdiri dua famili besar yaitu reseptor glutamat


metabotropik dan ionotropik. Berdasarkan kemiripan sekuens, farmakologi,
maupun mekanisme signaling intraselnya, reseptor glutamat metabotropik
terbagi lagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok 1, 2,3. Kelompk 1 (terdiri atas
reseptor mGlul dan mGlu5) terkait dengan Gc, sedangkan kelompok 2 (mGlu2
dan mGlu3) dan kelompok 3 (mGlu4, mGlu6, mGlu7, dan mGlu8) tergantung
dengan protein Gi.
Reseptor glutamat ionotropik juga terbagi lagi menjadi 3 kelompok
berdasarkan sekuens submit reseptor dan farmakologinya. Tiga kelompok itu
adalah :
1. Reseptor N-methyl D-aspartat (NMDA)
2. Reseptor α-amino-3-hydroxy-5-methyl-4-isoxazile propionic acid (AMPA)
3. Reseptor Kainate
Peran reseptor NMDA, reseptor ini merupakan reseptor pascasinaptik bagi
glutamat yang juga dapat diaktivasi oleh senyawa NMDA. Aktivasinya
menyebabkan pembukaan kanal ion dan memungkinkan masuknya ion Na + dan
Ca kedalam sel.
Reseptor NMDA yang terletak di medulla spinalis terlibat dalam penghantaran
transmisi signal nyeri. Karenanya, antagonisnya yaitu ketamin cukup banyak
digunakan secara klinis sebagai obat analgesik. Selain itu, resptor NMDA juga
terlibat dalam patofisiologi beberapa penyakit. Terutama yang menifestasinya
berupa degradasi sel saraf, seperti demensia pada AIDS.
Reseptor NMDA ini banyak ditemukan di otak bagian cortex cerebral dan.
Reseptor NMDA ini adalah dia ter-blok oleh ion Mg2+ (mengeblok kanal Na dan
Ca) ketika dalam keadaan inaktif, sehingga membutuhkan reseptor non-NMDA
untuk mengaktivasinya.
Mekanismenya yaitu Glutamat lepas dari saraf presinaptik --> berinteraksi
dengan reseptor non-NMDA --> afinitas reseptor NMDA dengan Mg2+
berkurang --> Mg2+ lepas --> glutamat mengaktivasi NMDA --> membukan
kanal Na dan Ca --> Na dan Ca masuk --> menghasilkan efek seluler (memicu
signaling dalam learning dan memory).

aktivasi berlebihan dari reseptor NMDA ini berbahaya. Kalo aktivasinya


berlebihan, ion Ca yang masuk dalam sel saraf berlebihan, dapat menyebabkan
efek yang dinamakan eksositosis, yaitu kematian sel saraf akibat kelebihan
glutamat (apoptosis sel saraf). Fenomena ini banyak dijumpai pada penyakit
degeneratif, misalnya Alzheimer, stroke, demensia. Oleh karena itu, reseptor ini
menjadi salah satu target obat alzheimer, dengan aktivitas sebagai antagonis
NMDA. Contoh obatnya taxoprodil, merupakan antagonis kuat NMDA, sehingga
memblok sama sekali kanal Ca. Namun ternyata terjadi banyak efek samping
karena benar-benar tidak ada aliran Ca masuk ke sel, sehingga dikembangan
obat lain. Sekarang yang menjadi pilihan adalah memantin, yang tidak memblok
aliran Ca, tetapi memodulasi aliran Ca sehingga tidak berlebihan. Fungsi
fisiologis dari Ca akhirnya tetap terjaga, dan tidak terjadi eksositosis.

Anda mungkin juga menyukai