Jelaskan tentang karakteristik reseptor glutamat (sifat, penggolongan sub
reseptor, jalur sintesis dan degradasi glutamat, peran reseptor NMDA, contoh obat yang bekerja pada reseptor NMDA mekanisme kerja dan penggunaan klinisnya? Jawaban: Glutamat adalah asam amino nonesensial yang berfungsi sebagai neurotransmiter pemicu (excitatory) utama di otak. Mereka tidak dapat menembus sawar darah otak dan tidak disuplay dari sistem sirkulasi. Karena dia disintesis dari prekursornya yaitu glutamin dengan bantuan glutaminase atau aspartat dengan bantuan transminase. Setelah dilepaskan ke celah sinaptik, glutamin diambil kembali ke dalam presinaptik dengan bantuan suatu transporter glutamat atau diamnil oleh sel glia kemudian dipompa keluar menuju saraf presinaptik untuk disintesis kembali menjadi glutamat.
Reseptor glutamat terdiri dua famili besar yaitu reseptor glutamat
metabotropik dan ionotropik. Berdasarkan kemiripan sekuens, farmakologi, maupun mekanisme signaling intraselnya, reseptor glutamat metabotropik terbagi lagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok 1, 2,3. Kelompk 1 (terdiri atas reseptor mGlul dan mGlu5) terkait dengan Gc, sedangkan kelompok 2 (mGlu2 dan mGlu3) dan kelompok 3 (mGlu4, mGlu6, mGlu7, dan mGlu8) tergantung dengan protein Gi. Reseptor glutamat ionotropik juga terbagi lagi menjadi 3 kelompok berdasarkan sekuens submit reseptor dan farmakologinya. Tiga kelompok itu adalah : 1. Reseptor N-methyl D-aspartat (NMDA) 2. Reseptor α-amino-3-hydroxy-5-methyl-4-isoxazile propionic acid (AMPA) 3. Reseptor Kainate Peran reseptor NMDA, reseptor ini merupakan reseptor pascasinaptik bagi glutamat yang juga dapat diaktivasi oleh senyawa NMDA. Aktivasinya menyebabkan pembukaan kanal ion dan memungkinkan masuknya ion Na + dan Ca kedalam sel. Reseptor NMDA yang terletak di medulla spinalis terlibat dalam penghantaran transmisi signal nyeri. Karenanya, antagonisnya yaitu ketamin cukup banyak digunakan secara klinis sebagai obat analgesik. Selain itu, resptor NMDA juga terlibat dalam patofisiologi beberapa penyakit. Terutama yang menifestasinya berupa degradasi sel saraf, seperti demensia pada AIDS. Reseptor NMDA ini banyak ditemukan di otak bagian cortex cerebral dan. Reseptor NMDA ini adalah dia ter-blok oleh ion Mg2+ (mengeblok kanal Na dan Ca) ketika dalam keadaan inaktif, sehingga membutuhkan reseptor non-NMDA untuk mengaktivasinya. Mekanismenya yaitu Glutamat lepas dari saraf presinaptik --> berinteraksi dengan reseptor non-NMDA --> afinitas reseptor NMDA dengan Mg2+ berkurang --> Mg2+ lepas --> glutamat mengaktivasi NMDA --> membukan kanal Na dan Ca --> Na dan Ca masuk --> menghasilkan efek seluler (memicu signaling dalam learning dan memory).
aktivasi berlebihan dari reseptor NMDA ini berbahaya. Kalo aktivasinya
berlebihan, ion Ca yang masuk dalam sel saraf berlebihan, dapat menyebabkan efek yang dinamakan eksositosis, yaitu kematian sel saraf akibat kelebihan glutamat (apoptosis sel saraf). Fenomena ini banyak dijumpai pada penyakit degeneratif, misalnya Alzheimer, stroke, demensia. Oleh karena itu, reseptor ini menjadi salah satu target obat alzheimer, dengan aktivitas sebagai antagonis NMDA. Contoh obatnya taxoprodil, merupakan antagonis kuat NMDA, sehingga memblok sama sekali kanal Ca. Namun ternyata terjadi banyak efek samping karena benar-benar tidak ada aliran Ca masuk ke sel, sehingga dikembangan obat lain. Sekarang yang menjadi pilihan adalah memantin, yang tidak memblok aliran Ca, tetapi memodulasi aliran Ca sehingga tidak berlebihan. Fungsi fisiologis dari Ca akhirnya tetap terjaga, dan tidak terjadi eksositosis.