Bahan Alat
Pengolahan data dalam praktikum ini dilakukan dengan bantuan komputer dan
perangkat lunak (software). Pengolahan data terdiri dari beberapa tahap. Secara garis besar,
langkah-langkah yang digunakan meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
1. Persiapan peta-peta dan data pendukungnya
2. Ekstraksi data spasial dari citra satelit, peta rupabumi, DEM dan data pendukung lainnya;
3. Penentuan parameter-parameter yang mempengaruhi tingkat risiko
4. Analisis Data
2. Ketinggian Daratan
Parameter ketinggian daratan yang digunakan berasal dari data Digital Elevation Model
Nasional (DEMNAS) yang diperoleh dari BIG dengan resolusi spasial 0,27-arcsecond. Data
ketinggian 0 meter didasarkan pada Mean Sea Level (MSL). Data elevasi diklasifikasikan
menjadi 4 kelas.
3. Kemiringan Lahan
Parameter kemiringan lahan yang digunakan berasal dari data Digital Elevation Model Nasional
(DEMNAS) yang diperoleh dari BIG dengan resolusi spasial 0,27-arcsecond. Data DEM
Ketinggian daratan kemudian diubah menjadi data slope/kemiringan lahan dengan
menggunakan tools slope di Arcgis. Kemudian di klasifikasikan menjadi 4 kelas.
5. Penggunaan Lahan
Parameter penggunaan lahan diperoleh dari peta RBI skala 1:50.000 yang dibuat oleh Badan
Informasi Geospasial. Data vektor penggunaan lahan yang didapatkan kemudian
diklasifikasikan kedalam 4 kelas.
Penilaian secara kuantitatif terhadap tingkat risiko bencana tsunami dilakukan melalui skoring
dari kelas setiap parameter pembentuk bencana tsunami. Parameter yang dominan
mempunyai faktor pembobot yang paling besar. Pemberian skor dilakukan berdasarkan tingkat
pengaruh parameter tersebut terhadap potensi terbentuknya tsunami.
2. Ketinggian Daratan
4. Penggunaan Lahan
Metode analisis yang dilakukan pada beberapa macam peta dikenal dengan metode
tumpang susun (overlay method). Tumpang susun atau overlay suatu data grafis adalah suatu
usaha untuk menggabungkan antara dua atau lebih data grafis untuk dapat diperoleh data
grafis baru. Dengan kata lain, metode tumpang susun merupakan penggabungan beberapa
peta tematik sehingga didapatkan peta tematik yang lain (peta tematik turunan) (Suyudi dan
Diyono, 1994).
dimana:
W
IRx = Indeks Risiko Bencana
Si = Nilai skor kelas ke-i
Wi = Bobot ke-i
Tugas Mahasiswa :
1. Menyiapkan peta tematik sesuai parameter penentuan risiko bencana
2. Melakukan analisis spasial penentuan risiko bencana tsunami
3. Membuat laporan praktikum
Kerangka laporan praktikum Mitigasi Bencana Pesisir dan Laut, terdiri dari :
- Cover depan (contoh terlampir)
- Daftar Isi
- BAB I Pendahuluan
- Berisi pendahuluan singkat perlunya penyusunan peta risiko bencana tsunami dan
pemiihan lokasi
- Tujuan praktikum
- BAB II Metodologi
- Alat dan Bahan
- Metode (berisi metodologi analisis data, parameter2 penentuan risiko bencana)
- Prosedur Kerja (berisi langkah2 pembuatan peta tematik)
LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH MITIGASI BENCANA PESISIR DAN LAUT
Dosen Pengampu :
Dr. Dony Apdillah, S.Pi., M.Si
Harish Wirayuhanto, S.T., M.T.
Esty Kurniawati, S.Pi., M.Si
Dhsh Jwoijoiwd
NIM : 1700010002