Anda di halaman 1dari 19

Jurnal Manajemen Motivasi 18 (2022) 23-33

Pengaruh Pemahaman Teknologi Informasi dan Akuntansi Terhadap


Komitmen Organisasi Dimoderasi Kualitas Sumber Daya Manusia
a a, a
Nurliza Lubis , Ainul Yusna Harahap *, Syardiansah
a
Fakultas Ekonomi, Universitas Samudra, Indonesia

INFO ARTIKEL ABSTRAK

Kata Kunci:
Teknologi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemahaman teknologi informasi
Informasi; dan akuntansi terhadap komitmen organisasi dengan kualitas sumber daya manusia
Akuntansi;
Komitmen; sebagai variabel moderating. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 46 responden.
Organisasi; Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu uji kualitas data, uji
Kualitas SDM.
asumsi klasik, uji analisis regresi linier berganda, uji parsial, uji simultan, dan
moderated regression analysis dengan bantuan SPSS versi 23. Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa secara parsial teknologi informasi memberikan pengaruh
positif terhadap komitmen organisasi, sedangkan pemahaman akuntansi berpengaruh
negatif dan tidak berhasil memberikan pengaruh yang signifikan terhadap komitmen
organisasi. Serta hasil uji secara simultan teknologi informasi dan pemahaman
akuntansi secara bersama-sama berpengaruh terhadap komitmen organisasi.
Sedangkan setelah dimoderasi oleh kualitas SDM hanya variabel teknologi informasi
saja yang berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi. Hal ini karena variabel
moderasi berkontribusi sebagai pendukung pemahaman teknologi informasi,
semakin berkualitas SDM suatu instansi maka semakin mampu dalam memahami
perkembangan teknologi yang terus berkembang. Sedangkan pemahaman akuntansi
setelah dimoderasi oleh kualitas SDM, tidak berhasil memberikan pengaruh secara
positif terhadap komitmen organisasi. Hal ini karena sintesis dari moderasi kualitas
SDM masih belum sesuai dengan implementasi yang ada pada instansi, pemahaman
akuntansi akan terlaksana dengan baik seiring terpenuhinya kriteria SDM yang
sesuai dengan bidang tugas.

1. Pendahuluan

Komitmen organisasi dibangun atas dasar kepercayaan pekerja atas nilai-nilai organisasi, kerelaan pekerja membantu
mewujudkan tujuan organisasi dan loyalitas untuk tetap menjadi anggota organisasi. Oleh karena itu, komitmen organisasi akan
menimbulkan rasa ikut memiliki bagi pekerja terhadap organisasi. Jika pekerja merasa jiwanya terikat nilai-nilai organisasional
yang ada maka dia akan merasa senang dalam bekerja, sehingga mempunyai tanggung jawab dan kesadaran dalam menjalankan
organisasi dan termotivasi melaporkan semua aktivitas dengan melaksanakan akuntabilitas kepada publik secara sukarela
termasuk akuntabilitas keuangannya melalui laporan keuangan. Komitmen organisasi mengandung pengertian sebagai suatu hal
yang lebih dari sekedar kesetiaan yang pasif terhadap organisasi, dengan kata lain komitmen organisasi menyiratkan hubungan
karyawan dengan organisasi secara aktif karena karyawan yang menunjukkan komitmen tinggi memiliki keinginan untuk
memberikan tenaga dan tanggung jawab yang lebih dalam kesejahteraan dan keberhasilan organisasi tempatnya bekerja.

*Corresponding author.
E-mail addresses: ainulyusnaharahap (A.Y. Harahap)

1
https://doi.org/10.29406/jmm.v18i1.3770
2407-5310/Jurnal Manajemen Motivasi 2022

2
N. Lubis, A.Y. Harahap, S. Jurnal Manajemen Motivasi 18 (2022)
Seperti yang diungkapkan oleh Wahyudi (2020) bahwa komitmen organisasi merupakan suatu hal yang membahas soal
integritas kita, soal kompetensi kita, soal loyalitas, soal totalitas, dan soal bagaimana kita berkontrubsi terhadap tujuan
organisasi. Komitmen organisasi terkait juga dengan kualitas penyusuan pendapatan dan belanja daerah (PAD) serta kinerja
karyawan, dimana semakin baik komitmen yang dimiliki maka kualitas penyusunan PAD dan kinerja akan semakin baik
(Harahap, 2021; Syardiansah, 2020; Latief, 2019).
Belakangan ini mahalnya nilai informasi disebabkan arus cepatnya informasi tersebut di dapat, sehingga diperlukan
teknologi muktahir untuk mendapatkan, mengolah dan mengirimkannya. Teknologi informasi merupakan suatu sistem yang
memberikan kemudahan dan fleksibilitas dalam menjalankan sebuah tugas, karena dengan adanya teknologi informasi dalam
memproses sebuah tugas akan lebih efektif dan efisien. Seperti penyampaian laporan keuangan dapat tepat waktu dan informasi
laporan keuangan juga dapat mencapai titik akuntabilitas yang diinginkan. Salah satu faktor yang dapat menjadi pendukung
utama berjalannya teknologi informasi dalam sebuah instansi adalah sumber daya manusia yang berkualitas. Apabila sumber
daya manusia memiliki kemampuan dan skill yang baik dalam mengoperasikan teknologi informasi, tentunya peranan teknologi
informasi tersebut juga akan semakin terasa fungsinya dan efektivitasnya dalam suatu instansi. Seperti penelitian yang
dilakukan oleh Galih (2018), dimana hasil penelitiannya menyatakan bahwa teknologi informasi memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap komitmen organisasi.
Penggunaan sistem informasi pada instansi pemerintahan pada khususnya juga mempunyai peran yang cukup penting
untuk dapat menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas demi terciptanya akuntabilitas. Seperti penelitian yang dilakukan
oleh Riska (2017) yang menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja
instanssi pemerintah. Hal ini berarti bahwa aparatur pemerintah yang menggunakan teknologi informasi dapat mengahasilkan
kualitas dalam akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Akuntabilitas menjadi karakteristik kualitatif laporan keuangan
pemerintah yang merupakan prasyarat normatif diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang
dikehendaki, untuk itu diperlukan sistem yang dapat memberikan kemudahan, tidak hanya dalam menyusun laporan secara
terkomputerisasi namun juga dalam penatausahannya harus ada sistem yang relevan yang dapat mengkonsolidasikan antara
entitas akuntansi dan entitas pelaporan. Dengan adanya sistem tersebut diharapkan laporan keuangan dapat disajikan tepat
waktu karena dengan kompleksitas kode rekening dan berbagai jenis laporan yang harus diselesaikan untuk penatausahaan dan
pelaporan tidak mungkin dilakukan secara manual. PP Nomor 65 tahun 2010 untuk memanfaatkan teknologi informasi melalui
penerapan Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA), sebagian Kota dan Kabupaten di Sumatera Utara secara perlahan
telah menerapkan SIMDA, salah satunya adalah Pemerintah Kabupaten Deli Serdang yang telah berhasil menerapkan SIMDA
Keuangan secara keseluruhan. Tujuan dari penerapkan SIMDA Keuangan ini adalah untuk menghasilkan laporan keuangan dan
informasi keuangan secara tepat waktu, lengkap, akurat, dan dapat diandalkan sesuai ketentuan yang berlaku serta mendorong
terwujudnya kepemerintahan yang baik pada umumnya dan penyelenggaraan pengelolaan keuangan daerah dengan
menyediakan sistem pengelolaan keuangan daerah berbasis teknologi informasi pada khususnya.
Pemahaman akuntansi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas laporan keuangan. Dalam menghasilkan
laporan keuangan yang berkualitas maka kualitas orang-orang yang melaksanakan tugas dalam menyusun laporan keuangan
harus menjadi perhatian utama yaitu para pegawai yang terlibat dalam aktivitas tersebut harus mengerti dan memahami proses
dan pelaksanaan akuntansi itu dijalankan dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku. Jika pegawai yang terlibat dalam
penyusunan laporan keuangan paham dan mengerti proses dan unsur-unsur dalam laporan keuangan maka kualitas laporan
keuangan akan baik. Sehingga diperlukan kriteria tertentu seperti latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang tugas,
memiliki kemampuan dalam melakukan proses akuntansi, dan kriteria lainnya. Dimana kriteria tersebut dapat menjadi acuan
bahwa sumber daya manusia tersebut berkualitas dan sesuai dengan bidang tugas keuangan yang ditugaskan. Sehingga jika
kriteria tersebut terpenuhi, tentu diharapkan komitmen organisasi juga akan semakin baik. Seperti yang diungkapkan oleh
Windy (2012) kinerja karyawan bagian akuntansi sangat penting bagi perusahaan, jika mereka telah melaksanakan tugas-
tugasnya dengan baik dan benar maka hal tersebut akan berpengaruh terhadap kinerja dari organisasi tersebut. Kinerja yang
lebih tinggi mengandung arti terjadinya peningkatan efisiensi, efektivitas, atau kualitas yang lebih tinggi dari penyelesaian
serangkaian tugas yang dibebankan kepada seorang karyawan dalam suatu organisasi.
Pemahaman teknologi informasi dan akuntansi yang baik yang dimiliki oleh pegawai akan memunculkan semangat dan
kepercayaan diri sehingga pegawai mampu menujukkan komitmen yang tinggi terhadap organisasinya dengan menyelesaikan
sepenuhnya tanggung jawab pekerjaannya yang pada akhirnya akan mencapai tujuan dari organisasi tersebut. Untuk dapat
memahami dan memanfaatkan teknologi informasi secara lebih efektif dan memahami proses akuntansi secara lebih baik maka
dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berkompeten, karena sumber daya manusia yang berkualitas dan
berkompeten akan dapat meningkatkan komitmen pegawai terhadap organisasinya. Dengan adanya sumber daya manusia yang
berkualitas maka sumber daya manusia tersebut akan lebih mudah beradaptasi terhadap perkembangan teknologi informasi
yang semakin berkembang dan lebih mudah dalam memahami proses akuntansi sehingga sumber daya manusia tersebut dapat
mengetahui dan memahami apa saja yang akan dikerjakan dengan baik sehingga pada akhirnya akan meningkatkan komitmen
terhadap organisasinya.
Proses sintesis yang dapat dikembangkan dari variabel pemahaman teknologi informasi dan pemahaman akuntansi
terhadap komitmen organisasi, memunculkan variabel moderasi kualitas sumber daya manusia. Dimana pemahaman teknologi
informasi dan pemahaman akuntansi bersumber dari sumber daya manusia yang sesuai dengan kriteria, kualifikasi khusus, dan
kualitas. Apabila sumber daya manusia memenuhi kriteria yang berkualitas, maka pemahaman-pemahaman baru yang akan
terus mengalami perkembangan, akan semakin mudah untuk di aplikasikan pada instansi. Sehingga variabel moderasi sangat
diperlukan dalam menganalisis sejauh mana, Kualitas SDM penting untuk meningkatkan pemahaman setiap bidang ilmu
maupun perkembangan dalam pekerjaan yang akan terus mengalami kemajuan, sehingga akan terciptanya komitmen organisasi
yang sejalan dengan tingkat kemampuan SDM yang semakin bertambah, kenyamanan dalam melakukan pekerjaan, dan faktor
pendukung lainnya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Risal (2021) dimana sumber daya manusia dan
pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah, hal ini
2
N. Lubis, A.Y. Harahap, S. Jurnal Manajemen Motivasi 18 (2022)
dikarenakan

2
N. Lubis, A.Y. Harahap, S. Jurnal Manajemen Motivasi 18 (2022)
efektivitas sumber daya manusia yang berkualitas sangat penting kontribusinya terhadap pelaksanaan pekerjaan yang berkaitan
dengan teknologi informasi. Begitu juga dengan kualitas sumber daya manusia terhadap pemahaman akuntansi juga sangat
diperlukan, sejalan dengan riset yang dilakukan Wiwin (2017) yang menyatakan kualitas sumber daya manusia bagian
akuntansi berpengaruh signifikan terhadap kualitas informasi laporan keuangan, hal ini harus di dukung dengan jumlah sumber
daya akuntansi yang memadai dan kemampuan dalam ilmu akuntansi yang juga harus berkualitas. Dikarenakan ilmu akuntansi
merupakan ilmu khusus yang perlu dipelajari secara signifikan, maka sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang juga
memahami secara maksimal tentang ilmu akuntansi tersebut. Hal ini juga berlaku dalam membentuk komitmen organisasi pada
diri karyawan, dimana kualitas sumber daya manusia yang dapat dinilai dari kemampuan dan pemahaman dalam melaksanakan
tugas akan memunculkan minat dan rasa nyaman dalam melakukan pekerjaan, dimana hal ini dapat membangun komitmen
pada diri karyawan terhadap instansinya, sejalan dengan penelitian Amirul (2017) dimana komitmen dapat terbentuk dari
kemampuan karyawan dalam melakukan pekerjaan, karena karyawan yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap
perusahaan cenderung akan menunjukkan kualitas yang baik, lebih totalitas dalam bekerja dan tingkat turnover terhadap
perusahaan pun rendah. Sejalan dengan hal tersebut diatas, maka kualitas SDM menjadi variabel moderasi dalam penelitian ini
untuk menilai implementasi setiap variabel dan hubungan dari masing-masing variabel tersebut.
Penelitian ini juga berbeda dengan penelitian terdahulu, dimana Yusrianti (2021) menggunakan variabel komitmen
organisasi sebagai variabel moderasi, sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nurul (2020) dimana ia meneliti pengaruh
penerapan sistem pengendalian internal pemerintah, pemanfaatan teknologi informasi, dan kompetensi sumber daya manusia
terhadap kualitas laporan keuangan dengan komitmen organisasi sebagai variabel moderating yang dilakukan pada Pemerintah
Kabupaten Rokan Hilir, hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan peneliti dimana peneliti menggunakan variabel
kualitas SDM sebagai variabel moderasi dalam penelitian ini, sedangkan variabel lainnya juga terdapat perbedaan baik variabel
independen maupun variabel dependen. Selain itu novelty dalam penelitian ini yakni berupa sejauh mana moderasi kualitas
SDM mempengaruhi variabel lainnya, karena secara teoritis SDM yang berkualitas termasuk pada pemahaman, kemampuan,
dan kualifikasi yang mumpuni, dapat menjadi faktor pendukung terbentuknya sebuah komitmen organisasi. Dimana instansi
dapat berjalan dengan baik, karena adanya roda penggerak berupa SDM yang berkualitas.
Penelitian ini dilakukan pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang yang merupakan salah satu kabupaten yang berada di
Sumatera Utara yang memiliki 30 OPD (Organisasi Perangkat Daerah) yang terdiri dari 9 badan, 17 dinas, 1 kantor, 1 rumah
sakit, 1 UPT dan 1 Satpol PP. Dalam tiga tahun terakhir Pemerintah kabupatan Deli Serdang berturut-turut mendapatkan opini
Wajar Tanpa Pengecualian dari Badan Pemeriksa Keuangan perwakilan Sumatera Utara, namun nilai capaian belanja daerah
dan pendapatan asli daerah pada TA. 2020 belum mencapai target yang di tentukan. Nilai capaian belanja daerah yang
ditargetkan adalah sebesar Rp3.190.043.526.723,12 dengan realisasi sebesar Rp 2.770.409.994.709,19. Sedangkan PAD yang
ditargetkan sebesar Rp 2.200.498.262.974,00 dengan realisasi sebesar Rp 809.719.829.264,82. Belum tercapainya capaian
belanja dan PAD sesuai dengan target, hal ini mengindikasikan masih belum optimalnya komitmen dari seluruh komponen
organisasi, ataupun faktor lainnya seperti kemampuan dan pemahaman dalam bidang tugas, kualitas dan kriteria SDM yang
mumpuni, atau kondisi lapangan seperti pandemi covid 19 juga dapat mempengaruhi pencapaian target yang telah di tetapkan
pemerintah Kabupaten Deli Serdang.
Dalam rangka untuk mendukung pembangunan dan pemberdayaan masyarakat yang ditujukan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat desa, maka diperlukan komitmen organisasi yang tinggi, serta faktor pendukung seperti kemampuan
dan kualitas instansi dalam mencapai tujuan dari organisasi perangkat daerah, dalam hal ini adalah pemerintah daerah
Kabupaten Deli Serdang. Sehingga diperlukan pemahaman terkait teknologi informasi maupun pemahaman akuntansi agar
dalam penggunaan belanja daerah dapat terarah, efektif dan efisien serta berpedoman pada pedoman teknis yang ditetapkan.
Hal ini juga dapat didukung dari kualitas sumber daya manusia yang menjalankan teknologi informasi maupun pelaksanaan
proses akuntansi dalam perangkat daerah tersebut. Pada akhirnya jika kualitas sumber daya manusia memenuhi kriteria yang
dibutuhkan, teknologi informasi juga berjalan dengan baik dan memberikan efisiensi dalam pelaksanaan tugas, dan pemahaman
akuntansi juga dilaksanakan oleh karyawan yang berkompeten dalam bidang tersebut, tentunya diharapkan komitmen
organisasi juga akan tercipta dan terbentuk dengan baik pula. Berdasarkan hal ini, penelitian ini dilakukan untuk menilai
bagaimana pengaruh pemahaman teknologi informasi dan akuntansi terhadap komitmen organisasi yang dimoderasi kualitas
sumber daya manusia.

2. Tinjauan Pustaka

2.1 Komitmen Organisasi


Komitmen organisasi sebagai: the relative strength of an individual’s indentification with and involvement in a
particular organization. Defenisi tersebut menujukkan bahwa komitmen organisasi memiliki arti lebih dari sekedar loyalitas
yang pasif, tetapi melibatkan hubungan aktif dan keinginan karyawan untuk memberikan kontribusi dengan menunjukkan
komitmen tinggi dalam memberikan tenaga dan tanggung jawab yang lebih dalam kesejahteraan dan keberhasilan organisasi
tempatnya bekerja. Terdapat tiga faktor Karakteristik komitmen organisasi yaitu 1) percaya dan menerima tujuan-tujuan dan
nilai-nilai organisasi; 2) kesediaan untuk memfokuskan upaya pada membantu organisasi mencapai tujuan, dan 3) keinginan
untuk mempertahankan keanggotaan organisasi. Komitmen organisasi dibangun atas dasar kepercayaan pekerja atas nilai-nilai
organisasi. Komitmen organisasi juga dapat diartikan sebagai sikap loyalitas karyawan terhadap organisasi, dengan cara tetap
bertahan dalam organisasi, membantu mencapai tujuan organisasi dan tidak memiliki keinginan untuk meninggalkan organisasi
dengan alasan apapun.
Ria dan Darman (2018) menyatakan komitmen adalah salah satu keadaan dengan mana seorang individu menjadi terikat
olehnya melalui tindakan dengan keyakinan sehingga ia bertahan untuk beraktifitas dan terlibat didalamnya. Tiga fitur dari
perilaku yang penting dalam mengikat individu untuk tindakan mereka yaitu: visibilitas tindakan, sampai sejauh mana hasil
2
N. Lubis, A.Y. Harahap, S. Jurnal Manajemen Motivasi 18 (2022)
yang tidak dapat dibatalkan, dan sejauh mana orang tersebut melakukan tindakan secara sukarela. Komitmen dapat ditingkatkan
dan dimanfaatkan untuk mendapatkan dukungan dengan tujuan dan kepentingan organisasi melalui cara-cara seperti partisipasi
dalam

2
N. Lubis, A.Y. Harahap, S. Jurnal Manajemen Motivasi 18 (2022)
pengambilan keputusan.
Oleh karena itu, komitmen organisasi akan menimbulkan rasa ikut memiliki bagi pekerja terhadap organisasi. Jika
pekerja merasa dirinya terikat dengan nilai-nilai organisasional yang ada maka dia akan merasa senang dalam bekerja sehingga
mempunyai tanggung jawab dan kesadaran dalam menjalakan organisasi dan termotivasi untuk terus menambah wawasan
terkait pemanfaatan teknologi informasi dan pemahaman akuntansi yang akan membantu pekerja dalam menyelesaikan
tanggung jawab pekerjaannya yang pada akhirnya akan membantu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2.2 Teknologi Informasi


Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses manipulasi data dan pengelolaan informasi.
Teknologi informasi memiliki banyak fungsi dan peranan dalam suatu instansi maupun perusahaan. Fungsi dari teknologi
informasi itu sendiri adalah menangkap, mengolah, menghasilkan, menyimpan, dan mencari kembali data. Serta peranan dari
teknologi informasi adalah fungsi operasional, fungsi monitoring and control, fungsi planning and decision dan fungsi
communication.
Peranan teknologi informasi pada aktivitas manusia pada saat ini memang begitu besar. Kadir dan Triwahyuni (2013)
mengemukakan bahwa teknologi informasi secara garis besar mempunyai peranan sebagai berikut: 1) Teknologi informasi
menggantikan peran manusia. Dalam hal ini, teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses; 2)
Teknologi informasi memperkuat peran manusia, yakni dengan menyajikan informasi terhadap suatu tugas atau proses; 3)
Teknologi informasi berperan dalam restrukrisasi terhadap peran manusia. Jadi teknologi informasi pada dasarnya berperan
dalam melakukan perubahan-perubahan terhadap sekumpulan tugas atau proses.
Sistem informasi sangat dibutuhkan dalam suatu instansi, termasuk sistem informasi yang diolah dengan perangkat
komputer. Berdasarkan yang disampaikan oleh Juhriansyah (2020) Computer Base Information System (CBIS) atau singkatan
dari sistem informasi berbasis komputer merupakan suatu sistem yang beroperasi dengan menggunakan perangkat computer,
yang bertujuan untuk mengolah sebuah informasi atau data yang dapat dipergunakan dalam membantu proses pengambilan
keputusan. Trisaputa (2013) menyatakan teknologi informasi berperan dalam menyediakan informasi yang bermanfaat bagi
para pengambil keputusan di dalam organisasi termasuk dalam hal pelaporan sehingga mendukung proses pengambilan
keputusan dengan lebih efektif. Teknologi informasi selain berfungsi sebagai teknologi komputer untuk pemrosesan dan
penyimpanan informasi, juga memiliki fungsi sebagai teknologi komunikasi untuk penyampaian dan penyebaran informasi.
Kewajiban pemanfaatan teknologi informasi oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 65 Tahun 2010 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah. Dengan adanya teknologi informasi diharapkan dapat
membantu dalam proses pelaporan keuangan sehingga dapat menghasilkan laporan keuangan yang handal dan tepat waktu.
Pemerintah Daerah berkewajiban untuk mengembangkan dan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk
meningkatkan kemampuan mengelola keuangan daerah, dan menyalurkan Informasi Keuangan Daerah kepada pelayanan
publik.
Boynton et al dalam trisaputra (2013) menjelaskan manfaat dari penerapan sistem teknologi informasi yaitu dapat
memberikan pengolahan data yang konsisten dibandingkan dengan sistem manual karena terdapat keanekaragaman pengolahan
transaksi dengan sistem pengendalian yang sama dan pelaporan akuntansi yang menggunakan komputer dapat meningkatkan
efektivitas manajemen perusahaan dalam menganalisis, mensupervisi, dan mereview kegiatan operasional perusahaan.

2.3 Pemahaman Akuntansi


Pemahaman berasal dari kata paham yang mempunyai arti mengerti benar, sedangkan pemahaman merupakan proses
pembuatan cara memahami atau memahamkan. Paham menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwadaminta, 2007)
mempunyai pengertian pandai dan mengerti benar, sedangkan pemahaman adalah proses, cara, perbuatan memahami atau
memahamkan.
Menurut ASOBAT (A Statement OF Basic Accounting Theory) dalam Faiz (2016) mengartikan bahwa akuntansi sebagai
proses mengidentifikasi, mengukur, dan mengkomunikasikan economic information untuk memungkinkan dibuatnya
judgement dan keputusan berdasarkan informasi oleh penggunan (user) informasi tersebut. Wildana (2019) menyatakan bahwa
akuntansi saat ini sudah menjadi bagian dari kehidupan bisnis, organisasi, serta pemerintahan. Perkembangan pengetahuan
tentang akuntansi berkembang secara pesat dikarenakan meningkatnya kebutuhan akan pengelolaan dan pertanggungjawaban
keuangan dalam perusahaan. Dapat diartikan bahwa akuntansi adalah perangkat pengetahuan yang menjadi bagian penting dari
kehidupan bisnis.
Pemahaman akuntansi sendiri merupakan sejauh mana kemampuan seseorang untuk memahami akuntansi baik sebagai
seperangkat pengetahuan (body of knowledge) maupun sebagai proses atau praktik. Seseorang yang memiliki pemahaman
akuntansi adalah orang yang mampu dan mengerti benar tentang akuntansi. Sehingga dapat dengan mudah dalam menjalankan
praktik maupun proses akuntansi tersebut. Seseorang dikatakan paham terhadap akuntansi adalah mengerti dan pandai
bagaimana proses akuntansi itu dilakukan sampai menjadi suatu laporan keuangan dengan berpedoman pada prinsip dan
standar penyusunan laporan keuangan yang diterapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan. Menurut Aniftahuddin (2016) mengukur pemahaman seseorang dapat dilihat dari beberapa
aspek yaitu: pertama, pendidikan, pendidikan adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran sedemikian rupa supaya peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya; kedua, pelatihan,
pelatihan merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam dunia kerja. Karyawan, baik
yang baru ataupun yang sudah bekerja perlu mengikuti pelatihan karena adanya tuntutan pekerjaan yang dapat berubah akibat
perubahan lingkungan kerja, strategi, dan lain sebagainya dan ketiga, tingkat pengalaman, pengalaman merupakan
kemampuan seseorang yang didapat pada masa lalu
sehingga menjadi keterampilan dalam mengerjakan tugasnya tanpa merasa ragu dan canggung.

2
N. Lubis, A.Y. Harahap, S. Jurnal Manajemen Motivasi 18 (2022)
2.4 Kualitas Sumberdaya Manusia
Sri (2018) menyatakan sumber daya manusia adalah faktor sentral dalam suatu organisasi, apapun bentuk serta tujuannya,

2
N. Lubis, A.Y. Harahap, S. Jurnal Manajemen Motivasi 18 (2022)
organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi, misi, dan tujuan untuk kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan misinya
dikelola dan diurus oleh manusia, jadi manusia merupakan faktor strategis dalam semua kegiatan institusi atau organisasi.
Selain itu sumber daya manusia juga dapat diartikan sebagai alat untuk mencapai tujuan atau kemampuan memperoleh
keuntungan dari kesempatan-kesempatan yang ada. Kemampuan pegawai sebagai sumber daya manusia dalam suatu organisasi
merupakan unsur yang penting karena yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuan adalah
sumber daya manusia itu sendiri.
Menurut Ndraha (1997:12) dalam Ferdy (2018) mengatakan bahwa pengertian kualitas sumber daya manusia, yaitu:
Sumber Daya Manusia yang berkualitas adalah sumber daya manusia yang mampu menciptakan bukan saja nilai komparatif,
tetapi juga nilai kompetitifmengatakan bahwa pengertian kualitas sumber daya manusia, yaitu: Sumber Daya Manusia yang
berkualitas adalah sumber daya manusia yang mampu menciptakan bukan saja nilai komparatif, tetapi juga nilai kompetitif,
generative, inovatif dengan menggunakan energi tertinggi seperti intelligence, creativity, dan imagination, tidak lagi semata-
mata menggunakan energi kasar seperti bahan mentah, lahan, air, energi otot, dan sebagainya.
Karakteristik Kualitas Sumber Daya Manusia menurut Ruky (2006:16) dalam buku “SDM berkualitas mengubah visi
menjadi realitas” mengatakan bahwa karakteristik atau ciri-ciri sumber daya manusia berkualitas ialah: 1. Memiliki
pengetahuan penuh tentang tugas, tanggung jawab dan wewenangnya; 2. Memiliki pengetahuan (knowledges) yang diperlukan,
terkait dengan pelaksanaan tugasnya secara penuh; 3. Mampu melaksanakan tugas-tugas yang harus dilakukannya karena
mempunyai keahlian/keterampilan (skills) yang diperlukan; 4. Bersikap produktif, inovatif, kreatif, mau bekerja sama dengan
orang lain, dapat dipercaya, loyal, dan sebagainya. Menurut Ruky (2003:57) kualitas sumber daya manusia adalah tingkat
pengetahuan, kemampuan dan kemauan yang dapat ditunjukkan oleh sumber daya manusia. Tingkat tersebut dibandingkan
dengan tingkat kebutuhan dari waktu ke waktu oleh organisasi sumber daya manusia tersebut.

2.5 Kerangka Konseptual

Pemahama
n
Teknologi
Pemahama Komitme
n Gambar 1. Kerangka Konseptual n
Organisa

3. Metode Penelitian Kualitas


Sumber Daya
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pemerintah Kabupaten Deli Serdang yang memiliki 30 OPD
(Organisasi Perangkat Daerah). Dimana sampel dalam penelitian ini terdiri dari 9 badan, 17 dinas, 1 kantor, 1 rumah sakit, 1
UPT dan 1 Satpol PP.

3.2 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui penyebaran kuisioner pada 46 orang
responden di lingkungan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, dan kuisioner ini diberikan bobot penilaian setiap pertanyaan
berdasarkan Skala Likert. Menurut Sugiyono (2018: 93) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item instrumen yang dapat berupa
pernyataan atau pertanyaan.

3.3 Metode Analisis Data


Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini, pertama dengan melakukan uji kualitas data yaitu dengan uji
validitas dan reliabilitas, dimana dengan melakukan uji ini dapat diketahui butir-butir yang valid dan butir-butir yang gugur,
sehingga hasil yang di dapat juga akan valid dan reliabel. Kemudian melakukan uji asumsi klasik, dimana uji ini dilakukan
untuk memperoleh model regresi yang menunjukkan hubungan signifikan dan representatif dalam arti secara statistik, serta data
yang dihasilkan sudah memenuhi asumsi valid, reliabel, normalitas, multikolinearitas, autokorelasi dan heterokedastisitas.
Kemudian dilakukan uji analisis regresi linier berganda, uji ini bermaksud untuk meramalkan bagaimana keadaan variabel
dependen bila

3
N. Lubis, A.Y. Harahap, S. Jurnal Manajemen Motivasi 18 (2022)
dihubungkan dengan dua atau lebih variabel independent. Terakhir dengan melakukan uji moderated regression analysis
(MRA) untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel moderasi terhadap variabel lainnya. Analisis data dalam penelitian ini
diuji dengan bantuan SPSS versi 23.
Model hubungan variabel dalam penelitian ini adalah:
Y = a + b1x1 + b2x2 + e
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x1x2+ e

4. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil uji validitas, dapat dilihat bahwa variabel teknologi informasi dengan 7 pertanyaan, pemahaman
akuntansi dengan 10 pertanyaan, komitmen organisasi 13 pertanyaan, dan kualitas sumber daya manusia sebagai variabel
moderating dengan 9 pertanyaan, jika dibandingkan dengan r tabel yaitu 0,297, maka masing-masing pertanyaan lebih besar dari
nilai rtabel berarti memenuhi syarat valid.
Berdasarkan hasil uji reliabilitas, dapat dilihat bahwa variabel teknologi informasi, pemahaman akuntansi, komitmen
organisasi, dan kualitas sumber daya manusia sebagai variabel moderating, sudah memiliki nilai koefisien alpa diatas 0,60
berarti variabel yang digunakan sudah konsisten dan dapat dipercaya.
Berdasarkan hasil uji normalitas dibawah menunjukkan bahwa titik-titik menyebar berhimpit telah mendekati garis
diagonalnya dan hal ini menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal.

Gambar 2. Normal P-Plot


Sumber: Data primer diolah
(2021)

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2012). Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastis pada suatu model dapat
dilihat dari pola gambar scatterplot model tersebut. Berdasarkan gambar dibawah dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar
secara acak serta tersebar di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa pada model
regresi tidak terjadi heterokedastisitas atau H0 diterima.

Gambar 3. Hasil Uji Heterokedastisitas


3
N. Lubis, A.Y. Harahap, S. Jurnal Manajemen Motivasi 18 (2022)
Sumber: Data primer diolah (2021)

3
N. Lubis, A.Y. Harahap, S. Jurnal Manajemen Motivasi 18 (2022)

Tabel 1. Hasil Uji Multikolinearitas


Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF9
1 Teknologi Informasi ,748 1,337
Akuntansi ,990 1,010
Kualitas SDM ,743 1,345
Sumber: Data primer diolah (2021)

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji korelasi antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi antara variabel independen (Ghozali, 2012). Berdasarkan hasil uji tersebut dapat dilihat bahwa nilai VIF
dari variabel Teknologi Informasi sebesar 1,337, Akuntansi sebesar 1,010, dan Kualitas Sumber Daya Manusia sebesar 1,345
dimana masing-masing memilliki nilai VIF < 10. Pada nilai tolerance dari variabel Teknologi Informasi sebesar 0,748,
Akuntansi sebesar 0,990, dan Kualitas Sumber Daya Manusia sebesar 0,743 dimana masing-masing nilai tolerancenya diatas
0,1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas diantara variabel-variabel yang diteliti.

Tabel 2. Hasil Uji Autokorelasi


Model R Durbin-Watson
1 ,263 a
1,908
Sumber: Data primer diolah (2021)

Dari hasil uji Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul
karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya (Ghozali, 2012). Pengujian autokorelasi
diakukan dengan uji Durbin Watson dengan membandingkan nilai Durbin Watson (dW) dengan nilai durbin watson tabel, yaitu
batas atas (dU) dan batas bawah (dL). Dari hal uji tersebut dihasilkan nilai DW adalah 1,908, berdasarkan sampel (n) sebanyak
46 dan variabel
(k) sebanyak 3, maka pada tabel Durbin-Watson mengarahkan nilai DU sebesar 1,667 dan nilai DL sebesar 1,391. Maka dapat
disimpulkan hasil uji autokorelasi tersebut adalah DW > DU yakni 1,908 > 1,667 sehingga tidak ada masalah autokorelasi
dalam penelitian ini.

Dari tabel dibawah dapat dibuat persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Y = 3,962 + 0,170X1 + 0,121X2 + e

Tabel 3. Hasil Uji Regresi Linear Berganda


Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 3,962 ,978 4,051 ,000
Teknologi Informasi ,170 ,123 ,205 1,377 ,176
Akuntansi -,121 ,185 -,097 -,653 ,517
Sumber: Data primer diolah (2021)

Dari persamaan regresi linier tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai sebesar 3,962 merupakan nilai konstanta komitmen
organisasi. Artinya komitmen organisasi akan konstan sebesar 3,962 jika teknologi informasi dan akuntansi sama dengan nol
atau konstan.
Teknologi informasi untuk uji koefisien regresi sebesar 0,170. Koefisien bertanda positif berarti setiap peningkatan
variabel Teknologi Informasi sebesar 1%, maka mengakibatkan peningkatan Komitmen Organisasi sebesar 17%. Koefisien
bernilai positif artinya terjadi hubungan yang baik antara pemahaman teknologi informasi dengan komitmen organisasi. Nilai
signifikansi untuk Teknologi informasi sebesar 0,176 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial (Uji t) teknologi
informasi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap komitmen organisasi.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi memiliki peranan yang dapat mempengaruhi komitmen organisasi,
meskipun tidak secara signifikan. Tetapi dengan hasil positif tersebut, menunjukkan bahwa teknologi informasi memiliki
peranan penting dalam perkembangan suatu instansi. Dimana dengan adanya teknologi akan mempermudah suatu proses dan

3
N. Lubis, A.Y. Harahap, S. Jurnal Manajemen Motivasi 18 (2022)
pengelolaan informasi, sehingga akan memberikan kemudahan dan efisiensi dalam melakukan tugas. Tentunya efektifitas
tersebut, akan

3
N. Lubis, A.Y. Harahap, S. Jurnal Manajemen Motivasi 18 (2022)
berdampak positif bagi instansi dan akan meningkatkan loyalitas dan integritas karyawan, dimana hal ini akan mempengaruhi
komitmen mereka terhadap organisasi. Dengan kata lain, apabila teknologi informasi berjalan dengan baik, maka komitmen
organisasi akan tercipta, dan akuntabilitas informasi juga akan dapat tersampaikan dengan baik pula.
Pemahaman akuntansi untuk uji koefisien regresi sebesar 0,121. Koefisien bertanda negatif berarti setiap peningkatan
variabel Pemahaman akuntansi sebesar 1%, maka mengakibatkan penurunan komitmen organisasi sebesar 12,1%. Nilai
signifikansi untuk Pemahaman akuntansi sebesar 0,517 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial (Uji t)
Pemahaman akuntansi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap komitmen organisasi.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa pemahaman akuntansi tidak menjadi salah satu faktor untuk meningkatkan komitmen
organisasi. Dikarenakan pemahaman akuntansi merupakan suatu ilmu, yang menitikberatkan kemampuan seseorang untuk
memahami akuntansi dengan baik, baik itu dalam menjalankan proses maupun praktiknya. Sehingga idealnya pemahaman
akuntansi hanya dapat diterapkan, pada karyawan yang mampu dan mengerti benar tentang akuntansi. Akan tetapi pada
kenyataannya, masih banyak instansi yang menempatkan karyawan yang bukan berlatar belakang ekonomi khususnya
akuntansi pada pekerjaan bidang keuangan. Sehingga hal ini, dapat menjadi penyebab lemahnya komitmen organisasi,
dikarenakan ketidak sesuaian latar belakang pendidikan membuat karyawan menjadi tidak nyaman dalam menjalankan
tugasnya dan kurang menguasai bidang ilmu yang sesuai dengan pekerjaannya.
Uji Statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Uji F digunakan untuk menguji H1 secara simultan guna
melihat pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Hasil uji F yakni:

Tabel 4. Hasil Uji F Simultan


Model F Sig.
1 Regression 1,220 ,000
Sumber: Data primer diolah (2021)

Berdasarkan hasil pengujian di atas, diperoleh F hitung sebesar 1,220 dengan signifikansi 0,000 berarti H 1 diterima dan
Ho ditolak, karena F hitung 1,220 lebih besar dari F tabel 3,21, atau sig 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05. Hal ini dapat diartikan
bahwa variabel independen yakni teknologi informasi dan pemahaman akuntansi berpengaruh terhadap komitmen organisasi.
Jika diuji secara bersama atau simultan kedua variabel independen akan berpengaruh terhadap variabel dependen, dikarenakan
apabila keduanya dilaksanakan dan diterapkan secara bersamaan, dengan menjalankan kriteria yang sesuai dengan yang
disyaratkan, tentunya hal ini akan memberi dampak yang baik bagi komitmen organisasi. Apabila teknologi informasi berjalan
secara efektif dan pemahaman akuntansi juga di terapkan pada karyawan yang memiliki latar belakang yang tepat, maka
keinginan untuk menciptakan komitmen organisasi akan dengan mudah dicapai.

Tabel 5. Hasil Regresi Linear Berganda Moderasi


Unstandardiz
ed Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) 4,378 ,455 9,617 ,000
TIxSDM ,036 ,023 ,301 1,565 ,125
AKxSDM -,048 ,032 -,285 -1,480 ,146
Sumber: Data primer diolah (2021)

Berdasarkan tabel di atas dapat dibuat persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Y = 4,378 + 0.036X1X3 - 0,048X2X3 + e

Dari persamaan regresi linier tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai sebesar 4,378 merupakan nilai konstanta komitmen
organisasi. Artinya komitmen organisasi akan konstan sebesar 4,378 jika teknologi informasi dan akuntansi telah dimoderasi
oleh kualitas SDM maka sama dengan nol atau konstan.
Teknologi informasi setelah dimoderasi kualitas SDM menghasilkan uji koefisien regresi sebesar 0,036. Koefisien
bertanda positif berarti setiap peningkatan 1% variabel teknologi informasi yang telah dimoderasi oleh kualitas SDM, maka
mengakibatkan peningkatan komitmen organisasi sebesar 3,6%. Nilai signifikansi untuk teknologi informasi yang dimoderasi
oleh kualitas SDM sebesar 0,125 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial (uji t) teknologi informasi yang
dimoderasi oleh kualitas SDM berpengaruh positif tidak signifikan terhadap komitmen organisasi.
Hal ini dapat diartikan, bahwa setelah di moderasi kualitas SDM terhadap variabel teknologi informasi, hasil yang di
dapat juga memberikan nilai positif terhadap komitmen organisasi. Hal ini di karenakan pentingnya teknologi informasi itu
sendiri, di tambah dengan adanya kualitas SDM yang memiliki kredibilitas yang baik tentu untuk mencapai terciptanya
komitmen organisasi pada instansi juga akan mudah. Karena apabila kualitas SDM terus ditingkatkan, khususnya melalui
peningkatan pengetahuan teknologi informasi, seperti memberikan pelatihan ataupun peningkatan skill melalui seminar. Maka
akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga dalam menjalankan tugasnya yang berhubungan dengan
teknologi informasi akan semakin efektif dan efisien, karena kemampuan karyawan tersebut dalam menguasai bidang

3
N. Lubis, A.Y. Harahap, S. Jurnal Manajemen Motivasi 18 (2022)
pekerjaannya dan kemudahan yang

3
N. Lubis, A.Y. Harahap, S. Jurnal Manajemen Motivasi 18 (2022)
diberikan dari teknologi tersebut. Terutama di zaman yang semakin canggih seperti saat ini, pemahaman teknologi informasi
dan kualitas SDM yang baik tentu sangat penting, yang nantinya akan berdampak positif terhadap komitmen organisasi maupun
instansi itu sendiri.
Pemahaman akuntansi yang dimoderasi oleh Kualitas SDM menghasilkan koefisien regresi sebesar 0,048. Koefisien
bertanda negatif berarti setiap peningkatan pemahaman akuntansi yang dimoderasi kualitas SDM sebesar 1%, maka
mengakibatkan penurunan komitmen organisasi sebesar 4,8%. Nilai signifikansi untuk pemahaman akuntansi sebesar 0,146 >
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial pemahaman akuntansi yang telah dimoderasi kualitas SDM berpengaruh
negatif tidak signifikan terhadap komitmen organisasi.
Hal ini dapat diartikan bahwa setelah dimoderasi oleh kualitas SDM, pemahaman akuntansi tetap berpengaruh negatif dan
tidak signifikan. Hal ini dikarenakan oleh masalah latar belakang pendidikan yang tidak sesuai dengan bidang tugas. Sehingga
setelah dimoderasi, hasil yang didapat tetap negatif dan tidak memberi pengaruh banyak terhadap komitmen organisasi. Karena
kualitas SDM sebagai variabel moderasi dalam penelitian ini tidak dapat memoderasi atau memperkuat perannya meningkatkan
komitmen organisasi melalui variabel pemahaman akuntansi, meskipun telah dilakukan peningkatan skill, seperti pelatihan dan
seminar. Namun karena masalah latar belakang pendidikan tersebut, membuat seseorang yang sebelumnya tidak memiliki ilmu
dalam bidang tugas keuangan, lalu ditempatkan dalam bidang tugas tersebut, tentu tidak akan merasa nyaman dan perlu
penyesuaian yang lebih lama dalam menyesuaikan ritme kerja maupun pemahaman dalam bidang akuntansi tersebut. Karena
faktor tersebut, sehingga tidak signifikan memberikan pengaruh dalam peningkatan komitmen organisasi.

5. Penutup

5.1. Kesimpulan
1. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa secara parsial teknologi informasi memberikan pengaruh positif terhadap
komitmen organisasi, sedangkan pemahaman akuntansi berpengaruh negatif dan tidak berhasil memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap komitmen organisasi.
2. Hasil uji secara simultan teknologi informasi dan pemahaman akuntansi secara bersama-sama berpengaruh terhadap
komitmen organisasi.
3. Setelah dimoderasi oleh kualitas SDM hanya variabel teknologi informasi saja yang berpengaruh positif terhadap
komitmen organisasi. Sedangkan pemahaman akuntansi setelah dimoderasi oleh kualitas SDM, tidak berhasil memberikan
pengaruh secara positif terhadap komitmen organisasi.

5.2. Saran
1. Pengaruh positif teknologi informasi terhadap komitmen organisasi, dapat terus ditingkatkan dengan melakukan upgrade
skill maupun upgrade perangkat, baik itu secara hardware maupun software untuk memberikan kemudahan dan
fleksibilitas terhadap penggunaaan teknologi informasi itu sendiri. Sehingga karena teknologi informasi yang mendukung,
akan menciptakan efisiensi dan efektifitas yang akan meningkatkan semangat dan membentuk komitmen organisasi yang
baik didalam instansi.
Pemahaman Akuntansi yang mendapatkan hasil negatif terhadap komitmen organisasi, dikarenakan faktor latar belakang
pendidikan dan faktor lainnya. Dapat diperbaiki melalui penyesuaian kembali posisi tugas pegawai sesuai dengan latar
belakang pendidikannya, serta terus memberikan pelatihan dan peningkatan skill agar pemahaman akuntansi akan semakin
meningkat dan tentunya diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap komitmen organisasi.
2. Apabila teknologi informasi dan pemahaman akuntansi berkembang dan berfungsi sejalan dan beriringan akan
memberikan dampak positif dalam peningkatan komitmen organisasi, hal ini tentu intansi perlu memberikan perhatian
lebih lagi terhadap kedua variabel tersebut. Baik itu secara perkembangannya, maupun terus mengevaluasi keduanya untuk
perbaikan dan peningkatan kedua variabel tersebut.
3. Setelah dimoderasi oleh kualitas SDM, teknologi informasi semakin memberikan dampak positif terhadap perkembangan
komitmen organisasi. Hal ini dikarenakan dengan adanya kualitas SDM yang mumpuni, akan terus meningkatkan
perkembangan teknologi informasi. Sehingga diperlukan peningkatan skill secara berkelanjutan bagi para karyawan,
melalui seminar maupun pelatihan-pelatihan. Sehingga pencapaian komitmen organisasi juga akan dapat dicapai,
dikarenakan semakin paham dan berkualitasnya SDM maupun teknologi informasinya, maka semakin memberikan
kemudahan dan efektifitas bagi karyawan dalam menjalankan tugasnya, sehingga peningkatan komitmen organisasi dalam
diri masing- masing karyawan juga akan tercapai dengan baik.
Setelah dimoderasi dengan kualitas SDM, pemahaman akuntansi tetap menunjukkan hasil negatif terhadap komitmen
organisasi. Hal ini didasari karena latar belakang yang dijelaskan diatas. Dikarenakan kualitas SDM yang dimiliki belum
memenuhi kriteria yang sesuai dengan tugas unit kerja keuangan. Sehingga kedepannya instansi perlu memberikan kriteria
khusus, seperti menerima pegawai sesuai dengan bidang ilmu akuntansi atau ekonomi yang akan mempermudah tugas
keuangan. Serta memberikan pelatihan yang terus menerus, maupun memfasilitasi pendidikan gratis bagi karyawan,
sehingga skill kemampuan akuntansi mereka juga akan semakin berkembang dan akan memberikan pengaruh baik
kedepannya terhadap komitmen organisasi.

5.3 Keterbatasan Penelitian


1. Penelitian ini dilakukan pada Kabupaten, yang memiliki Organisasi Perangkat Daerah yang lebih sedikit, jika dibandingkan
dengan Organisasi Perangkat Daerah di Kota Besar.
2. Jumlah 46 responden, belum dapat menjadi pengukur menyeluruh untuk suatu keadaan yang sama.

3
F.R. Putri; Y.N. Jurnal Manajemen Motivasi 18 (2022)
3. Dalam proses pengambian data, informasi yang diberikan responden juga belum seutuhnya terhindar dari bias, yang
diakibatkan berbagai macam faktor, seperti perbedaan pemikiran, anggapan, pemahaman, maupun faktor kepentingan, dan
banyak faktor lainnya yang mungkin dapat mempengaruhi jawaban responden.

5.4 Tindak Lanjut Penelitian


1. Tindak lanjut dari peneltian ini adalah instansi terkait dapat mengembangkan lagi kualitas SDM instansi, agar dapat
menciptakan komitmen organisasi pada seluruh komponen instansi. Melalui peningkatan pemahaman teknologi informasi
dengan melakukan seminar dan pelatihan terhadap karyawan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, dan mengevaluasi setiap
proses peningkatan. Serta memberikan pelatihan dan pengajaran terhadap karyawan bidang Akuntansi untuk meningkatkan
skill yang akan terus upgrade, dan memonitoring penerimaan karyawan pada bidang akuntansi agar sesuai dengan bidang
tugas yang dibutuhkan, dan tidak menerima karyawan yang bukan berlatar belakang akuntansi. Sehingga kualitas SDM
akan tercapai dan komitmen organisasi akan terbentuk pada Pemerintah Kabupaten Deli Serdang.
2. Penerapan Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) juga merupakan salah satu pendukung peningkatan pemahaman
tekonologi informasi dan pemahaman akuntansi pada instansi Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, agar menghasilkan
laporan keuangan dan informasi keuangan secara tepat waktu, lengkap, dan akurat. Hal ini juga merupakan salah satu upaya
untuk meningkatkan kualitas SDM, sehingga membangun komitmen organisasi pada instansi. Serta mendorong
terwujudnya pemerintahan yang baik dengan penyelenggaraan pengelolaan keuangan daerah yang lebih efektif dan efisien.
3. Tindak lanjut penelitian ini juga dapat dilakukan oleh peneliti lainnya, yakni dapat menjadi referensi dalam melakukan dan
mengembangkan penelitian selanjutnya dan menghasilkan hasil uji yang lebih baik. Baik dengan mengembangkan variabel
lainnya untuk diteliti, menambahkan responden yang lebih banyak dan mencakup ruang lingkup yang lebih luas, maupun
meneliti pada instansi pemerintahan yang berbeda agar Organisasi Perangkat Daerah yang akan diteliti juga semakin
banyak.

Daftar Pustaka

1) Akbar, A., Musadieq, M. A., & Mukzam, M. (2017). Pengaruh komitmen organisasional terhadap kinerja (Studi pada
karyawan PT Pelindo Surabaya). Brawijaya University.
2) Aniftahuddin. (2016). Pengaruh Pemahaman Akuntansi, Sistem Akuntasi Keuangan Pemerintah Daerah dan teknologi
Informasi terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Jom Fekon.Vol. 3.No. 1 Februari 2016.
3) Faiz Z, Nabella. (2016). Akuntansi: Pengantar I. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
4) Ferdy L. (2018). Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia, Disiplin Kerja, dan Pengembangan Karir Tehadap Prestasi
Kerja Pegawai Dinas Perhubungan Provinsi Maluku. Jurnal SOSOQ. Vol.6. No.1 Februari 2018. Universitas Pattimura.
5) Galih. (2018). Analisis Pengaruh Teknologi Informasi Pada Iklim Organisasi dan Dampaknya Terhadap Komitmen
Organisasi Perguruan Tinggi Swasta. Skripsi. Universitas Garut.
6) Ghozali. (2013). Moderated Regression Analysis (MRA). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
7) Harahap, A. Y. Syardiansah (2021). Pengaruh Komitmen Organisasi dan Transparansi Terhadap Kualitas Penyusunan
Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah. Jurnal Sains Sosio Humaniora. 5(2):1161-1168.
8) Janner Simarmata, dkk. (2020). Teknologi Informasi dan Sistem Informasi Manajemen. Medan: Yayasan Kita Menulis.
9) Juhriansyah Dalle, dkk (2020). Pengantar Teknologi Informasi. Depok: Rajawali Pers.
10) Latief, A. Syardiansah. Safwan, M. (2019). Pengaruh Komitmen Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Badan Penyelenggara Janiman Sosial Kesehatan. Jurnal Administrasi Publik : Public Administration Journal.
9(1):41-51.
11) Nurul Fathia, A.R. Tanjung, N. Indrawati (2020). Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah,
Pemanfaatan Teknologi Informasi, Dan Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Dengan
Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus Organisasi Pemerintah Daerah Pada Kabupaten Rokan
Hilir). Pekbis Jurnal, Vol.12, No.1.
12) Poerwadaminta. (2007). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Edisi
Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
13) Razi, R. F., Savitri, E., & Al Azhar, A. (2017). Pengaruh Ketaatan terhadap Peraturan Perundangan, Pemanfaatan
Teknologi Informasi, Pengendalian Akuntansi dan Kompetensi Aparatur Pemerintah Daerah terhadap Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah). Pekanbaru: Universitas Riau.
14) Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis
Akrual.
15) Ria M. Yusuf, Darman S. (2018). Komitmen Organisasi: Definisi, Dipengaruhi, Mempengaruhi. Makassar: Nas Media
Pustaka.
16) Risal, Adrianus Hendra (2021). Pemahaman Sumber Daya Manusia dan Teknologi Informasi terhadap Kualitas Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Sanggau. Jurnal Akuntansi, Auditing & Investasi (JAADI) Vol 1 No 1.
Pontianak: Universitas Panca Bhakti.
17) Ruky, Ahmad S. (2003). Sumber Daya Manusia Berkualitas (Mengubah Visi Menjadi Realitas). Jakarta: Gramedia Pustaka
Umum.
18) Ruky. (2006). Sistem Manajemen Kinerja. Jakarta: Bumi Aksara.
19) Silviana. (2012). Hubungan Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah, Proceedings of seminarnasionnal akuntansi dan bisnis, Bandung: 27 Maret 2012. Hal. 862-868.
20) Santoso S. (2012). Analisis SPSS pada Statistik Parametrik.. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
3
F.R. Putri; Y.N. Jurnal Manajemen Motivasi 18 (2022)
21) Sri L. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: CV. Budi Utama.

3
F.R. Putri; Y.N. Jurnal Manajemen Motivasi 18 (2022)
22) Sudarmanto R. G. (2005). Analisis Regresi Linier Ganda dengan SPSS Edisi 1. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.
23) Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
24) Syardiansah. Mora, Z. Safriani. (2020). Pengaruh Kepuasan Kerja, Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi Terhadap
Kinerja Karyawan. Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial. 12(2):438-44.
25) Trisaputra, Andry. (2013). Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi Dan Pengawasan Keuangan Daerah Terhadap
Ketepatwaktuan Pelaporan Pemerintah Daerah Pada Provinsi Sumatera Barat. Skripsi. Universitas Negeri Padang.
26) Wahyudi, Rendi S. (2020). Komitmen Organisasi: Manajemen Sumber Daya Manusia. Banten: UNPAM Press.
27) Wildana N. Ardhianto. (2019). Buku Sakti Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: Anak Hebat Indonesia.
28) Windy. (2012). Pengaruh Kompensasi, Motivasi Dan Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja Karyawan Bagian
Akuntansi. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya.
29) Wiwin Sukiati, Yuli Surya (2017). Analisis Kualitas Sumber Daya Manusia Bagian Akuntansi dalam Pemahaman
Terhadap Laporan Keuangan Pada BUMD Kota Bandung. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan, 5 (1), 2017, 1369-
1376. Bandung: Universitas Sangga Buana.
30) Yusrianti, dkk (2020). Pengaruh Penerapan SAP Berbasis Akrual, Kompetensi Sumber Daya Manusia, dan
Pengendalian Intern terhadap Kualitas Laporan Keuangan dengan Komitmen Organisasi sebagai Moderasi pada
Pemerintah Kabupaten Jayapura. Papua: Universitas Yapis Papua.

Anda mungkin juga menyukai