Anda di halaman 1dari 18

Sistem Pengendalian Internal, Jurnal

Khusus, dan Akuntansi Kas


Moh. Luthfi Mahrus
Pokok Bahasan
1 Internal Control (Pengendalian Internal)

2 Buku Besar dan Buku Besar Pembantu

3 Jurnal Khusus

4 Pengendalian Penerimaan dan Pengeluaran Kas

5 Rekening Bank

6 Rekonsiliasi Bank

7 Petty Cash (Kas Kecil)

8 Penyajian Kas di Neraca


1. Internal Control (Pengendalian Internal)
Tujuan Internal Control
1. Menjamin keamanan Assets perusahaan dan penggunaannya dalam kegiatan perusahaan
2. Menyediakan informasi akuntansi yang akurat
3. Menjamin ditaatinya peraturan dan kebijakan perusahaan oleh para karyawannya.

Elemen Internal Control 1 Control Environment Warning Signs of Internal Control Problems
1. Filosofi dan Gaya Kepemimpinan Manajemen
1. Control environment/Lingkungan Pengendalian
2. Risk assessment/Penilaian Risiko 2. Struktur Organisasi Perusahaan
3. Control procedures/Prosedur Pengendalian 3. Kebijakan SDM
4.
5.
Monitoring/Pengawasan
Information and communication 2 Risk Assessment
1. Identifikasi Risiko
2. Analisis Risiko
3. Evaluasi Risiko
3 Control Procedures
1. Personel yang kompeten, rotasi tugas, &
liburan wajib
2. Pemisahan tanggung jawab untuk operasi
terkait
3. Pemisahan bagian operasi, penyimpanan aset,
& akuntansi
4. Bukti dan tindakan pengamanan
4 Monitoring
Monitoring digunakan untuk menemukan kelemahan dan meningkatkan kontrol.

Keterbatasan Internal Control 5 Information & Communication


Informasi tentang lingkungan pengendalian, penilaian risiko, prosedur pengendalian,
1. Elemen kontrol manusia dan pemantauan adalah digunakan oleh manajemen untuk memandu operasi dan
2. Pertimbangan biaya-manfaat memastikan kepatuhan terhadap pelaporan, persyaratan hukum, dan peraturan
2. Buku Besar dan Buku Besar Pembantu
Buku Besar Buku Besar Pembantu
3. Jurnal Khusus

o Jurnal khusus: jurnal yang digunakan untuk


mencatat setiap transaksi yang sejenis dan
terjadi berulang kali, khususnya perusahaan
dagang.
o Jurnal khusus dibuat untuk mengefisienkan
pencatatan di jurnal umum dan
mengefisienkan posting di buku besar.
o Terdapat beberapa jenis jurnal khusus, yaitu:
1. jurnal khusus penjualan (sales journal)
2. jurnal khusus penerimaan kas (cash
receipts journal)
3. Jurnal khusus pembelian (purchases
journal), dan
4. jurnal khusus pengeluaran kas (cash
payments journal)
3. Jurnal Khusus
Jurnal Khusus Penjualan (Sales Journal)
o Jurnal khusus penjualan: buku harian yang hanya digunakan untuk mencatat transaksi penjualan produk perusahaan secara kredit.
o Jurnal ini digunakan ketika frekuensi terjadinya penjualan kredit sedang tinggi.
o Transaksi penjualan kredit melibatkan akun piutang usaha (Accounts Receivable) di sebelah debit dan akun penjualan (Sales) di sisi
kredit.
o Jurnal ini juga mencatat transaksi berdasarkan kronologis kejadian.

Nama-nama pelanggan yang


membeli barang secara kredit
3. Jurnal Khusus
Jurnal Khusus Penerimaan Kas (Cash Receipts Journal)
o Jurnal khusus penerimaan kas: jurnal khusus yang
digunakan hanya untuk mencatat aktivitas penerimaan
kas dari berbagai sumber penerimaan perusahaan.
o Kolomnya dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kolom
debet dan kredit.
o Di bawah kolom debet, akan ada akun kas dan akun
potongan penjualan. Kemudian, di bawah kolom kredit,
akan terdapat akun penjualan, piutang, dan lain-lain
3. Jurnal Khusus
Jurnal Khusus Pembelian (Purchases Journal)
o Jurnal khusus pembelian: jurnal khusus yang digunakan hanya untuk mencatat transaksi pembelian barang
dagangan secara kredit.
o Jurnal ini berfungsi untuk menyederhanakan pencatatan dan memudahkan pembukuan transaksi yang volumenya
tinggi ke dalam buku besar.
o Ketika terjadi transaksi pembelian secara kredit, masukkan nilai transaksi di bawah kolom Hutang Usaha.
3. Jurnal Khusus
Jurnal Khusus Pengeluaran Kas (Purchases Journal)

o Jurnal khusus pengeluaran kas: jurnal yang digunakan secara


khusus untuk mencatat transaksi pengeluaran kas bagi berbagai
keperluan.
o Jurnal khusus pengeluaran kas dibagi menjadi dua kelompok
kolom.
o Di bawah kolom debet akan ada kolom akun utang, pembelian,
beban operasi, dan lain-lain.
o Kemudian, di bawah kolom kredit akan ada akun potongan
pembelian dan kas.
4. Pengendalian Penerimaan & Pengeluaran Kas
o Aset yang paling likuid o Diklasifikasikan sebagai aset lancar (current asset) Kas
o Alat pertukaran standar o Contoh cash: Koin, mata uang, dana yang tersedia pada deposito di bank, wesel (money orders),
o Dasar untuk pengukuran dan pencatatan bagi item lainnya cek bersertifikat (certified checks), cek kasir (cashier’s checks), cek pribadi (personal checks),
wesel bank (bank drafts) dan rekening tabungan (saving accounts).

Pengendalian Penerimaan Kas Pengendalian Pengeluaran Kas


o Untuk melindungi uang tunai dari pencurian dan penyalahgunaan, bisnis harus o Pengendalian atas pengeluaran kas harus memberikan keyakinan memadai
mengendalikan uang tunai sejak diterima sampai disimpan di bank. bahwa:
o Bisnis biasanya menerima uang tunai dari dua sumber utama: 1. Pembayaran hanya dilakukan untuk transaksi resmi.
1. Pelanggan yang membeli produk atau layanan 2. Kas digunakan secara efektif dan efisien. Misalnya, kontrol harus memastikan
2. Pelanggan melakukan pembayaran secara kredit bahwa semua diskon pembelian yang ada diambil oleh perusahaan
1. Kas yang Diterima dari Penjualan → Mesin Kasir (Cash Register) 1. Voucher System
Internal Control dengan Cash Register o Sistem voucher: seperangkat prosedur untuk mengotorisasi dan mencatat
kewajiban dan pembayaran tunai.
o Voucher: dokumen yang berfungsi sebagai bukti otoritas untuk membayar
tunai atau mengeluarkan transfer dana elektronik.
o Dalam sistem manual, voucher biasanya disiapkan setelah semua dukungan
yang diperlukan dokumen telah diterima. Setelah voucher siap, selanjutnya
diajukan untuk disetujui. Setelah disetujui, voucher dicatat dalam Akun dan
diajukan berdasarkan tanggal jatuh tempo. Setelah pembayaran, voucher
dicatat di tempat yang sama dengan cara sama dengan utang.
o Dalam sistem yang terkomputerisasi, data dari dokumen pendukung
(seperti pembelian pesanan, laporan penerimaan, dan faktur pemasok)
dimasukkan langsung ke dalam computer file. Pada tanggal jatuh tempo, cek
dibuat secara otomatis dan dikirimkan ke kreditur. Pada saat itu, voucher
2. Kas yang Diterima Melalui Pos (Cek/Wesel) → Pemisahan Tugas ditransfer secara elektronik ke file voucher berbayar.
antara Departemen Kas dan Departemen Akuntansi 2. Kas yang Dibayarkan Melalui Transfer Elektronik (Contoh
3. Kas yang Diterima Melalui Transfer Elektronik (EFT) → Lebih Pembayaran Gaji Pegawai)
mudah dikontrol
4. Pengendalian Penerimaan & Pengeluaran Kas
o Dalam penjualan tunai, Bagian Penjualan terkadang membuat kesalahan dalam memberikan pengembalian uang kepada pembel atau
melakukan kesalahan lainnya. Akibatnya, jumlah uang tunai yang dipegang/yang ada di tangan (cash on hand) dapat berbeda dengan
jumlah uang tunai yang tercatat di sistem aplikasi penjualan.
o Perbedaan atau selisih jumlah tersebut dicatat dalam akun “Cash Short and Over”.
o Jika jumlah kas yang tercatat dalam sistem penjualan > jumlah riil kas yang ada di tangan, maka selisihnya didebit pada akun Cash Short
and Over
o Jika jumlah kas yang tercatat dalam sistem penjualan < jumlah riil kas yang ada di tangan, maka selisihnya dikredit pada akun Cash Short
and Over
o Dalam laporan keuangan, akun Cash Short and Over masuk dalam laporan laba rugi pada pos Pendapatan dan Beban Lain-lain (Other
Income and Expense).

Contoh 1:
Berikut data penjualan tunai pada tanggal tanggal 3 Mei 2022: Tgl Account Debit Kredit
Total penjualan tunai menurut mesin kasir $35.690 3 Mei Cash $35.668
Total riil kas yang diterima dari penjualan tunai 35.668
Cash Short and Over 22
Selisih $ 22
Sales 35.690

Contoh 2:
Berikut data penjualan tunai pada tanggal tanggal 20 April 2022: Tgl Account Debit Kredit
Total penjualan tunai menurut mesin kasir $13.115 20 April Cash $13.129
Total riil kas yang diterima dari penjualan tunai 13.129
Cash Short and Over 14
Selisih $ 14
Sales 13.115
5. Rekening Bank
Alasan utama mengapa perusahaan Rekening Koran
menggunakan rekening bank adalah untuk
pengendalian internal. Beberapa dari o Rekening koran: ringkasan transaksi keuangan secara menyeluruh dari suatu rekening yang ada di bank.
keuntungan kontrol menggunakan rekening o Rekening koran adalah kontrol utama yang digunakan perusahaan atas uang tunai.
bank adalah sebagai berikut: o Perusahaan menggunakan rekening koran sebagai kontrol dengan membandingkan catatan kas perusahaan dengan
1. Rekening bank mengurangi jumlah uang catatan kas bank.
tunai.
2. Rekening bank menyediakan pencatatan
independen atas transaksi tunai.
Rekonsiliasi saldo akun kas dalam catatan
perusahaan dengan saldo kas menurut
bank merupakan pengendalian yang
penting.
3. Penggunaan rekening bank memfasilitasi
transfer dana menggunakan sistem EFT.

Hubungan catatan kas bank dan


catatan kas perusahaan
6. Rekonsiliasi Bank
o Rekonsiliasi bank merupakan proses mencocokkan saldo dalam catatan Langkah-Langkah Rekonsiliasi Bank
akuntansi kas perusahaan dengan informasi yang sesuai pada laporan bank Bagian Rekonsiliasi Bank
(rekening koran). 1. Langkah 1: Masukkan Saldo Kas Akhir menurut rekening koran bank.
o Jika ditemukan perbedaan, perusahaan akan melakukan jurnal penyesuaian 2. Langkah 2: Tambahkan deposit/setoran perusahaan yang belum dicatat oleh bank.
dengan menggunakan bukti yang dianggap sah dan juga valid. Identifikasi setoran yang belum dicatat oleh bank dengan membandingkan semua
o Beberapa penyebab perbedaan adalah: setoran yang tercatat di rekening koran dengan setoran yang tidak tercatat yang
✓ setoran dalam perjalanan (deposits in transit) muncul di rekonsiliasi periode sebelumnya dan dengan setoran periode berjalan.
✓ cek beredar (outstanding checks) Contoh: Setoran dalam perjalanan (deposit in transit) pada akhir periode.
✓ bank debits, seperti pembebanan biaya jasa perbankan 3. Langkah 3: Kurangi dengan cek beredar (outstanding) yang belum dibayar oleh bank.
✓ bank credits, seperti adanya penagihan wesel oleh bank untuk depositor Identifikasi cek beredar dengan membandingkan cek yang dibayar dengan cek keluar
✓ akibat kesalahan mencatat baik oleh perusahaan maupun bank. standing checks yang muncul pada rekonsiliasi periode sebelumnya dan dengan cek
o Rekonsiliasi bank biasanya dibagi menjadi dua bagian sebagai berikut. tercatat.
1. Bagian bank dimulai dengan saldo kas menurut rekening koran dan Contoh: Cek beredar (Outstanding Checks) pada akhir periode.
diakhiri dengan saldo yang telah disesuaikan (adjusted balance). 4. Langkah 4: Tentukan Saldo Disesuaikan dengan menjumlahkan Langkah 2 dan
2. Bagian perusahaan dimulai dengan saldo kas menurut perusahaan dan mengurangkan Langkah 3.
diakhiri dengan saldo yang telah disesuaikan (adjusted balance)
o Jumlah saldo kas yang telah disesuaikan (adjusted balance) antara catatan Bagian Rekonsiliasi Perusahaan
bank dengan catatan perusahaan harus sama. 5. Langkah 5: Masukkan saldo kas akhir menurut buku besar perusahaan
6. Langkah 6: Tambahkan memo kredit yang belum tercatat.
Format Rekonsiliasi Bank Identifikasi memo kredit bank yang belum dicatat oleh perusahaan dengan membandingkan
memo kredit di rekening koran dengan catatan jurnal perusahaan.
Contoh: Wesel tagih dan bunga yang telah ditagih bank, tapi belum dicatat perusahaan.
7. Langkah 7: Kurangi dengan memo debit yang belum dicatat perusahaan.
Identifikasi memo debit bank yang belum dicatat oleh perusahaan dengan membandingkan
memo debit di rekening koran dengan catatan jurnal perusahaan
Contoh: Not Sufficient Funds (NSF), biaya administrasi bank.
NSF: cek yang tidak diterima oleh bank karena dana di dalam rekening perusahaan tidak
mencukupi.
8. Langkah 8: Tentukan Saldo Disesuaikan dengan menjumlahkan Langkah 6 dan mengurangkan
Langkah 7.
9. Langkah 9. Verifikasi bahwa saldo Disesuaikan yang ditentukan pada Langkah 4 dan 8 adalah
sama.
6. Rekonsiliasi Bank
Contoh 1 Rekonsiliasi Bank
o Per 31 Juli 2009, saldo kas PT Power Networking
menurut rekening koran $3,359.78, sedangkan saldo kas
menurut catatan perusahaan $2,549.99.
o Berikut beberapa informasi terkait rekonsiliasi bank.
1. Setoran tanggal 31 Juli $816.20 belum dicatat oleh
bank.
2. Data cek beredar (outstanding checks):
Check No. 812 $1,061.00
Check No. 878 435.39
Check No. 883 48.60
Total $1,544.99
3. Wesel tagih $400 dan bunga $8 telah ditagih/dicatat
bank, tetapi belum dicatat perusahaan. Jurnal Penyesuaian yang Dibuat Perusahaan
4. Cek dari pelanggan (Thomas) $300 dikembalikan oleh
bank karena tidak cukup dana. Tgl Account Debit Kredit
5. Biaya jasa bank $18 belum dicatat oleh perusahaan. 31 July Cash $408
6. Terdapat salah catat $9 yang terjadi karena
Notes Receivable 400
perusahaan salah mencatat check No. 879 kepada
Taylor Co. yang seharusnya $732.26 dicatat $723.26. Interest Revenue 8
31 July Accounts Receivable-Thomas $300
Dari data di atas kemudian dibuatkan rekonsiliasi bank Office Expense (Bank Charges) 18
sebagai barikut.
Accounts Payable-Taylor Co 9
Sumber: Warren et al. (2009)
Cash 327
6. Rekonsiliasi Bank
Contoh 2 Rekonsiliasi Bank
o Per 30 November 2015, saldo kas Nugget Mining Co menurut
rekening koran $22,190, sedangkan saldo kas menurut catatan
perusahaan $20,502.
o Berikut beberapa informasi terkait rekonsiliasi bank.
1. Setoran tanggal 30 November $3,680 belum dicatat oleh bank.
2. Data cek beredar (outstanding checks):
Check #7327 $ 150
Check #7348 4,820
Check #7349 31
Total $ 5,001
3. Perusahaan belum mencatat bunga $600 yang sudah disetor ke
bank.
4. Biaya jasa bank $18 belum dicatat oleh perusahaan. Jurnal Penyesuaian yang Dibuat Perusahaan
5. Cek dari pelanggan $220 dikembalikan oleh bank karena tidak
cukup dana (NSF).
Tgl Account Debit Kredit
6. Perusahaan salah mencatat check #7322 untuk bayar utang yang
seharusnya $131 dicatat $311. 30 Nov Cash $600
7. Bank salah mencatat pendebitan cek sebesar $175, yang
Interest Revenue 600
seharusnya mengurangi rekening Nugent Oil Co, tapi malah
mengurangi rekening perusahaan (Nugget Mining Co). 30 Nov Cash $180
Accounts Payable 180
Dari data di atas kemudian dibuatkan rekonsiliasi bank 30 Nov Office Expense (Bank Charges) 18
sebagai barikut. Cash 18
30 Nov Accounts Receivable 220
Sumber: Kieso et al. (2014) Cash 220
7. Petty Cash (Kas Kecil)
o Petty cash: dana/kas dalam jumlah kecil yang memang dikhususkan perusahaan
untuk dipakai membayar pengeluaran kecil, seperti membeli kebutuhan ATK.
o Pada saat pembuatan Petty cash, perusahaan akan mendebit akun Petty Cash
dan mengkredit akun Cash.
o Petty cash ada yang bersifat tetap (imprest fund system) dan ada yang bersifat
fluktuatif (fluctuation fund system), tergantung kebijakan perusahaan.
o Dalam praktiknya, perusahaan menggunakan Imprest Fund System.
o Petty cash biasanya diisi kembali secara berkala, yaitu pada saat saldo dana habis
atau mencapai jumlah saldo minimum.
o Pada saat petty cash diisi kembali, perusahaan akan mendebit seluruh beban-
beban atau aset yang telah dibayar menggunakan Petty Cash dan mengkredit
akun Cash.
o Dalam Imprest System, akun Petty Cash didebit pada saat pembuatan Petty Cash
dan peningkatan saldo (pagu) Petty Cash. Adapun akun Petty Cash dikredit pada
saat pengurangan saldo (pagu) Petty Cash.
o Jika ada perbedaan antara Petty cash yang dikeluarkan dengan bukti-bukti
Sumber: Biswan dan Mahrus (2020)
pengeluaran yang ada, selisih tersebut dicatat pada akun Cash Short and Over.

Contoh 1 Jurnal Petty Cash → Imprest System Tgl Account Debit Kredit
1 Mei: Perusahaan membuat petty cash dengan mengalokasikan dana 1 Mei Petty Cash $500
sebesar $500
Cash 500

31 Mei: Perusahaan mengisi ulang Petty Cash dan mencatat pengeluaran dari Tgl Account Debit Kredit
petty cash sebagai berikut.
31 Mei Office supplies $402
✓ Office supplies $402
✓ Store supplies 35 Store supplies 35
✓ Miscellaneous Administrative Expense 30
Miscellaneous Admn. Expense 30
Dengan pengisian di atas, jumlah saldo Petty Cash kembali menjadi $500.
Cash 467
7. Petty Cash (Kas Kecil)
Contoh 2 Jurnal Petty Cash → Imprest System
Tgl Account Debit Kredit
o 1 Juni: Perusahaan membuat petty cash dengan mengalokasikan
1 Juni Petty Cash $500
dana sebesar $500
Cash 500
o 30 Juni: Saldo Petty Cash sebesar $38. Perusahaan mengisi ulang Petty
Cash dan mencatat pengeluaran dari petty cash (yang didukung bukti Tgl Account Debit Kredit
yang kuat) sebagai berikut. 30 Juni Store supplies $55
Merchandise Inventoy 120
2 Juni Store Supplies $55
Office supplies 117
10 Juni Biaya ekspres atas barang dagangan yang dibeli $80
(Merchandise Inventory) Miscellaneous Admn. Expense 162
14 Juni Office Supplies $35 Cash Short and Over 8
15 Juni Office Supplies $40 Cash 462
18 Juni Postage Stamps (Office Supplies) $42
Keterangan: Saldo tetap Petty Cash $500. Saldo Petty Cash yang ada di tangan pada
20 Juni Perbaikan mesin faks (Miscellaneous $100 akhir bulan $38 sehingga Petty Cash perlu diisi Cash sebesar $462. Sementara itu,
Administrative Expense) total pengeluaran yang didukung bukti kuat adalah $454. Dengan demikian, terdapat
21 Juni Perbaikan kunci pintu kantor (Miscellaneous $35 selisih pengeluaran sebesar $8 yang tidak didukung bukti kuat (tidak diketahui
Administrative Expense) buktinya). Selisih ini dicatat pada akun Cash Short and Over.
22 Juni Ongkos kirim surat khusus (Miscellaneous $27
Administrative Expense)
28 Juni Biaya ekspres atas barang dagangan yang dibeli $40
(Merchandise Inventory)
Tgl Account Debit Kredit
o 30 Juni: Meningkatkan Saldo (Pagu) Dana Petty Cash sebesar $125
30 Juni Petty Cash $125
Cash 125
8. Penyajian Kas di Neraca
o Di Neraca atau Laporan Posisi Keuangan,
Kas disajikan di bagian Aset Lancar
(Current Assets) bersama Setara Kas.
o Setara Kas atau Cash Equivalents adalah
Investasi jangka pendek dan sangat likuid
yang:
✓ siap dikonversi menjadi uang tunai
(cash), dan
✓ sangat dekat jatuh temponya
(kurang dari 3 bulan) sehingga risiko
perubahan nilainya tidak signifikan.
Contoh setara kas: commercial paper,
money market funds, certificates of
deposits (kurang 3 bulan)
o Berikut contoh penyajian kas suatu
perusahaan di neraca (laporan posisi
keuangan)

Anda mungkin juga menyukai