Askep PD Ps DG Prolaktinoma - Ellyta Aizar Des 22
Askep PD Ps DG Prolaktinoma - Ellyta Aizar Des 22
Referensi:
1. Bebas, silakan gunakan Nanda, Nic, Noc maupun 4S ataupun referensi lainnya.
yang penting bisa saling melengkapi, terbaru dan sesuai dengan pembelajaran mahasiswa.
2. Definisi
Prolaktinoma adalah munculnya tumor jinak di dalam otak, tepatnya di kelenjar hipofisis,
kelenjar seukuran kacang di otak yang menghasilkan hormon prolaktin. Hormon ini memberi
sinyal pada payudara wanita untuk menghasilkan ASI selama kehamilan dan menyusui. Memiliki
terlalu banyak prolaktin dalam darah, suatu kondisi yang disebut hiperprolaktinemia, dapat
menyebabkan infertilitas dan masalah kesehatan lainnya. Prolaktinoma terjadi ketika sel-sel di
dalam kelenjar hipofisis tumbuh dan berkembang secara berlebihan sehingga membentuk
tumor. Tumbuhnya tumor ini mengakibatkan produksi hormon seksual (testosteron pada pria
dan estrogen pada wanita) berkurang. Berdasarkan ukurannya, prolaktinoma terbagi menjadi 3
(tiga), yaitu mikroprolactinoma (kurang dari 10 mm), macroprolactinoma (lebih dari 10 mm),
dan giant prolactinoma (lebih dari 4 cm). Pada beberapa kasus, prolaktinoma tidak memiliki
tanda atau gejala. Namun, prolaktin yang berlebihan dalam darah atau tekanan pada jaringan
yang disebabkan akibat pembesaran tumor dapat menimbulkan beberapa gejala. Karena
peningkatan prolaktin dapat mengganggu sistem reproduksi serta terdapat beberapa tanda dan
gejala prolaktinoma spesifik untuk wanita atau pria. Penyebab Prolaktinoma hingga kini
penyebab yang mendasarinya penyakit ini belum diketahui dengan pasti. Namun, dalam banyak
kasus, penyakit prolaktinoma adalah kondisi yang dapat diobati dengan bantuan obat-obatan.
3. Etiologi
4. Prolaktinoma adalah munculnya tumor jinak di dalam otak, tepatnya di kelenjar hipofisis,
kelenjar seukuran kacang di otak yang menghasilkan hormon prolaktin. Hormon ini memberi
sinyal pada payudara wanita untuk menghasilkan ASI selama kehamilan dan menyusui. Memiliki
terlalu banyak prolaktin dalam darah, suatu kondisi yang disebut hiperprolaktinemia, dapat
menyebabkan infertilitas dan masalah kesehatan lainnya. Prolaktinoma terjadi ketika sel-sel di
dalam kelenjar hipofisis tumbuh dan berkembang secara berlebihan sehingga membentuk
tumor. Tumbuhnya tumor ini mengakibatkan produksi hormon seksual (testosteron pada pria
dan estrogen pada wanita) berkurang. Berdasarkan ukurannya, prolaktinoma terbagi menjadi 3
(tiga), yaitu mikroprolactinoma (kurang dari 10 mm), macroprolactinoma (lebih dari 10 mm),
dan giant prolactinoma (lebih dari 4 cm). Pada beberapa kasus, prolaktinoma tidak memiliki
tanda atau gejala. Namun, prolaktin yang berlebihan dalam darah atau tekanan pada jaringan
yang disebabkan akibat pembesaran tumor dapat menimbulkan beberapa gejala. Karena
peningkatan prolaktin dapat mengganggu sistem reproduksi serta terdapat beberapa tanda dan
gejala prolaktinoma spesifik untuk wanita atau pria. Penyebab Prolaktinoma hingga kini
penyebab yang mendasarinya penyakit ini belum diketahui dengan pasti. Namun, dalam banyak
kasus, penyakit prolaktinoma adalah kondisi yang dapat diobati dengan bantuan obat-obatan.
5. Patofisiologi
Prolaktinoma adalah munculnya tumor jinak di dalam otak, tepatnya di kelenjar hipofisis,
kelenjar seukuran kacang di otak yang menghasilkan hormon prolaktin. Hormon ini memberi
sinyal pada payudara wanita untuk menghasilkan ASI selama kehamilan dan menyusui. Memiliki
terlalu banyak prolaktin dalam darah, suatu kondisi yang disebut hiperprolaktinemia, dapat
menyebabkan infertilitas dan masalah kesehatan lainnya. Prolaktinoma terjadi ketika sel-sel di
dalam kelenjar hipofisis tumbuh dan berkembang secara berlebihan sehingga membentuk
tumor. Tumbuhnya tumor ini mengakibatkan produksi hormon seksual (testosteron pada pria
dan estrogen pada wanita) berkurang. Berdasarkan ukurannya, prolaktinoma terbagi menjadi 3
(tiga), yaitu mikroprolactinoma (kurang dari 10 mm), macroprolactinoma (lebih dari 10 mm),
dan giant prolactinoma (lebih dari 4 cm). Pada beberapa kasus, prolaktinoma tidak memiliki
tanda atau gejala. Namun, prolaktin yang berlebihan dalam darah atau tekanan pada jaringan
yang disebabkan akibat pembesaran tumor dapat menimbulkan beberapa gejala. Karena
peningkatan prolaktin dapat mengganggu sistem reproduksi serta terdapat beberapa tanda dan
gejala prolaktinoma spesifik untuk wanita atau pria. Penyebab Prolaktinoma hingga kini
penyebab yang mendasarinya penyakit ini belum diketahui dengan pasti. Namun, dalam banyak
kasus, penyakit prolaktinoma adalah kondisi yang dapat diobati dengan bantuan obat-obatan.
6. Manifestasi Klinis
7. Prolaktinoma adalah munculnya tumor jinak di dalam otak, tepatnya di kelenjar hipofisis,
kelenjar seukuran kacang di otak yang menghasilkan hormon prolaktin. Hormon ini memberi
sinyal pada payudara wanita untuk menghasilkan ASI selama kehamilan dan menyusui. Memiliki
terlalu banyak prolaktin dalam darah, suatu kondisi yang disebut hiperprolaktinemia, dapat
menyebabkan infertilitas dan masalah kesehatan lainnya. Prolaktinoma terjadi ketika sel-sel di
dalam kelenjar hipofisis tumbuh dan berkembang secara berlebihan sehingga membentuk
tumor. Tumbuhnya tumor ini mengakibatkan produksi hormon seksual (testosteron pada pria
dan estrogen pada wanita) berkurang. Berdasarkan ukurannya, prolaktinoma terbagi menjadi 3
(tiga), yaitu mikroprolactinoma (kurang dari 10 mm), macroprolactinoma (lebih dari 10 mm),
dan giant prolactinoma (lebih dari 4 cm). Pada beberapa kasus, prolaktinoma tidak memiliki
tanda atau gejala. Namun, prolaktin yang berlebihan dalam darah atau tekanan pada jaringan
yang disebabkan akibat pembesaran tumor dapat menimbulkan beberapa gejala. Karena
peningkatan prolaktin dapat mengganggu sistem reproduksi serta terdapat beberapa tanda dan
gejala prolaktinoma spesifik untuk wanita atau pria. Penyebab Prolaktinoma hingga kini
penyebab yang mendasarinya penyakit ini belum diketahui dengan pasti. Namun, dalam banyak
kasus, penyakit prolaktinoma adalah kondisi yang dapat diobati dengan bantuan obat-obatan.
8. Komplikasi
9. Pemeriksaan Penunjang
10. Penatalaksanaan
11. Pengkajian
12. Diagnosis
13. Intervensi
14. Implementasi
15. Evaluasi
16. Daftar Pustaka
17.