PENDAHULUAN
1.3. Manfaat
Bagi Mahasiswa dari askep ini akan menyediakan informasi yang sangat berguna
untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai penyakit hiperprolaktinemia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. DEFINISI
Hiperprolaktinemia adalah meningkatnya kadar PRL darah, kadangkala disebabkan stres;
jika patogis, keadaan ini menyebabkan galaktorea,haid tidak teratur, dan subfertilitas. Pada pria,
dapat terjadi disfungsi ereksi,ginekomastia ( pembesaran payudara ), dan penurunan massa otot.
Penyakit ini dapat terjadi akibat pemberian antagonis dopamin (mis, metoklopramid),tumor
hipofisis besar yang sering nonfungsional, dan prolaktinoma.Prolaktinoma yakni tumor hipofisis
penghasil prolaktin yang dapat dibagi menurut ukurannya menjadi makroadenoma (>1 cm) atau
mikroadenoma(<1 cm). (Chris Brooker.,2008 ).
Hiperprolaktinemia adalah suatu fenomena yang dinamakan stalk effect,akibatnya,
kenaikan ringan PRL serum, bahkan pada pasien adenomahipofisis, tidak selalu menunjukan
adanya tumor pensekresi PRL. (Mitchell,Kumar, Abbas & Fausto.2008)
Hiperprolaktinemia adalah adalah peningkatan kadar PRL yang terjadi pada wanita yang
tidak hamil dan dapat menyebabkan amenorrhoea atau galactorroea atau keduanya. (Dr. M Fidel
Ganis Siregar, SpOG,2010).
2.2. ETIOLOGI
Banyak penyebab hiperprolaktinemia yang perlu dipertimbangkan sebelum mendiagnosa
hiperprolaktinemia sebagai suatu gangguan hipofisis. Penyebab tersering hiperprolaktinemia
adalah kehamilan, hipotiroidisme, pemakaian obat antagonis dopamin (termasuk fenotiazin dan
metoklopramid). Hiperprolaktinemia juga merupakan manifestasi utamadari sindrom ovarium
polikistik. Penyebab tersering hiperprolaktinemiayang berasal dari hipofisis adalah
mikroadenoma dan hiperprolaktinemia idiopatik.
Penyebab terjadinya hiperprolaktinemia yaitu :
a. Gangguan pada hypothalamus, misalnya hipotiroid primer, dan insufisiensiadrenal.
Mekanisme terjadinya hiperprolaktinemia dalam hal ini adalah oleh karena terjadinya
peningkatan thyrotropin releasing hormone (TRH) dihipotalamus dan penurunan
metabolismenya.Tiroksin mempunyai efek hambatan terhadap sekresiprolaktin.Kekurangan
hormone tiroid (hipotiroid), khususnya hipotiroid primer menyebabkan kadar TRH endogen dan
TSH meningkat. Hal ini disebabkan oleh bertambahnya kepekaan hipofisis pada keadaan
hipotiroid.TRH merangsang laktotrof untuk mensintesis prolaktin yang berlebihan,sedangkan
biosintesis Prolaktin Inhibiting Factor (PIF) menurun, sehingga wanita dengan hipotiroidakan
mengalami hiperprolaktinemia.
Meningkatnya kadar prolaktin plasma menyebabkan wanita denganhipotiroid akan
mengalami gangguan fertilitas yang berat. Hal ini akanmenyebabkan gangguan siklus haid, dari
oligomenore sampai amenore dananovulasi. Pada hipotiroidisme pula, jaringan payudara akan
menjadi lebih peka terhadap prolaktin, meski pada kadar yang normal sekalipun. Sehingga
hiperprolaktinemia pada keadaan hipotiroidisme hampir selalu menampilkan galaktore. Pada
keadaan ini sering dijumpai hingga sellatursika melebar. Selain itu pada keadaan-keadaan seperti
nyeri prahaid,galaktore atau kadar PRL yang tinggi harus dipikirkan adanya tiroid.Hubungan
tingginya kadar prolaktin dengan hipotiroid dapat dijelaskan sebagai berikut : akibat tidak
adanya reaksi umpan balik negative dari T3 dan T4 terhadap hipofisis anterior, maka hipofisis
tersebut akanmelepaskan hormone pelepas tiroid dalam jumlah yang banyak, dan ini akan
memicu T3 dan T4 dan juga sekresi prolaktin. Dengan demikian hipotiroidhampir selalu
menimbulkan hiperprolaktinemia, yang akhirnya akan mengganggu fungsi ovarium. Kadar
prolaktin yang tinggi akan menekanFSH dan LH sehingga menyebabkan gangguan pematangan
folikel. Disamping itu prolaktin yang tinggi juga menyebabkan peningkatan sekresiandrogen dari
kelenjar adrenal yaitu dehidroepiandrosteron sulfat (DHEAs).Kadar androgen yang tinggi ini
selanjutnya akan menghambat pematanganfolikel.
b. Gangguan pada hipofisis, misalnya tumor pada hipofisis baik berupa mikroataupun makro
prolaktinoma, infiltrasi penyakit lain terhadap hipofisissepertituberculosis, dan
sarcoidosis,hypothalamic stalk Interruption Hal ini dapat terjadi karena adanyagangguan atau
hambatan dari transport dopamine dihypothalamus dan atauterjadinya sekresi growth hormone
dan prolaktin. Suplai pendarahanabnormal pada tumor hipofisis atau tangkainya, dapat
mengganggu sirkulasihipotalamus ke tangkai hipofisis dan ke sel laktotrof.
c. Obat-obatan.Misalnya Dopamine-receptor antagonists
(phenothiazines,butyrophenones,thioxanthenes, risperidone, metoclopramide,
sulpiride,pimozide), Dopamine-depleting agents (methyldopa, reserpine),Anti histamin2(AH2)
seperti cimetidine, anti hypertensi (verapamil), dananti depresan golongantrisiklik, estrogen dan
opiate. Estrogen dapat menyebabkan hiperprolaktinemia oleh karena estrogen memiliki sifat
positif terhadap laktotrof. Dan obat-obatopiate menyebabkan hiperprolaktinemia karena dapat
menstimulasi reseptoropiod pada hipotalamus.
d. Neurogenik, seperti adanya luka pada dinding dada misalnya luka operasi,lukabakar, dan
herpes zoster. hal ini adalah akibat refleks abnormal dari stimulasi cedera tersebut sehingga
terjadi peningkatan prolaktin. Refleks tersebut berawal pada saraf intercostalis yang menjalar ke
spinal cord lalu menuju mesensefalon hingga sampai pada hipotalamus yang pada akhirnya
mengurangi pelepaskan dopamine.
e. Penurunan eliminasi prolaktin dalam tubuh. Misalnya pada gagal ginjal,daninsufisiensi hepar.
Hal ini disebabkan oleh rendahnya bersihan prolaktindalam sirkulasi sistemik tubuh dan
stimulasi prolaktin langsung pada pusat.
f. Molekul abnormal, misalnya makroprolaktinemia. Molekul abnormal ini merupakan bentuk
polimerik prolaktin yang berikatan dengan IgG sehingga prolaktin tidak dapat berikatan dengan
reseptornya dan tidak dapatdieliminasi
g. Idiopatik Sekresi dan pelepasan prolaktin dimediasi oleh dopamin, dan semua proses yang
mengganggu sekresi dopamin atau mengganggu transpordopamin ke pembuluh darah portal
dapat menyebabkan hiperprolaktinemia.Terdapat 10 kali lipat peningkatan prolaktin selama
kehamilan, setelah senam, makan, dan pada stimulasi dinding dada. Stress fisik dan
psikologik juga dapat meningkatkan kadar prolaktin Metoklopramid, fenotiazin, danantagonis
butirofenon dapat menyebabkan peningkatan prolaktin sampai melebihi 100 µg/L. Begitu juga
dengan risperidon,inhibitor oksidasemonoamine dan anti depresan trisiklik dapat meningkatkan
kadar prolaktinmelalui efeknya terhadap transpor dopamin ke pembuluh portal. Obat-obatan
lainnya yang dapat meningkatkan kadar prolaktin adalah verapamil, estrogen, serotonin-reuptake
inhibitor, reserpin dan metildopa, walaupun peningkatannya tidak signifikan (antara 25-100
µg/L).Akromegali merupakan suatu kondisi yang dapat menyebabkan hiperprolaktinemia. Pada
penderita akromegali, hormon prolaktin juga disekresi bersama dengan hormon pertumbuhan.
Tumor hipofisis nonfungsional juga dapat menekan tangkai hipofisis sehingga terjadi
peningkatan prolaktin dalam kadar antara25-100 µg/L. Beberapa pasien hipotiroidisme primer
dapat menderita hiperprolaktinemia ringan akibatmeningkatnya sintesa TRH ( thyrotropin-
releasing hormone ). Sedang pada penderita gagal ginjal kronik, prolaktin meningkat karena
terjadi penurunan klirens hormon tersebut. Bila tidak ditemukan penyebab yang spesifik, mak
aditegakkan diagnosis hiperprolaktinemia idiopatik.
2.9. PROGNOSIS
ü Sebanyak 90-95 % pasien dengan mikroadenoma mengalami penurunan sekresi prolaktin secara
gradual, jika konsisten dengan pengobatan minimal selama 7 tahun.
ü Sepertiga pasien dengan hiperprolaktinemia dapat mengalami resolusi tanpa pengobatan.
ü Angka rekurensi hiperprolaktinemia adalah 80%, dan bila terjadi maka pasien memerlukan terapi
medis jangka panjang
BAB III
TINJAUAN ASKEP
I. PENGKAJIAN
1. Riwayat penyakit; manifestasi klinis tumor hipofisis bervariasi tergantung pada hormone mana
yang disekresi berlebihan. Tanyakan manifestasi klinis dari peningkatan prolaktin , GH, dan
ACTH mulai dirasakan.
2. Kaji usia, jenis kelamin dan riwayat penyakit yang sama dalam keluarga.
3. Keluhan utama mencakup:
Perubahan tingkat energi, kelelahan dan latargi
Nyeri pada punggung dan perasaan tidak nyaman
Dispane uria dan pada pria disertai dengan imptensia
Nyeri kepala, kaji PQRST
Gangguan penglihatan seperti menurunnya ketajaman penglihatan, penglihatan ganda
Kesulitan dalam hubungan seksual
Perubahan siklus menstruasi (pada klien wanita) mencakup keteraturan, kesulitan hamil
Libido seksual menurun
Impotensia
4. Pemeriksaan Fisik mencakup:
Pemeriksaan ketajaman penglihatan akibat kompresi saraf optikus, akan dijumpai penurunan
fisik
Periksa adakah pembesaran yang abnormal pada payudara
Inspeksi adakah tanda-tanda infeksi terutama di daerah genitalia
Perkusi dada dengar adakah suara abnormal dari pembesaran jantung
5. Pemeriksaan diagnostic mencakup:
Kadar prolaktin serum; ACTH, GH
Foto tengkorak
CT Scan otak
Tes supresi dengan Dexamethason
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Nyeri kepala berhubungan dengan penekanan jaringan oleh tumor
2) Disfungsi seksual berhubungan dengan penurunan libido; infertilasi
3) Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap perubahan status kesehatan
4) Perubahan sensoris-perseptual (penglihatan) berhubungan dengan gangguan transmisi impuls
akibat tumor
5) Perubahan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan fisik
A. Kesimpulan
Hiperprolaktinemia adalah meningkatnya kadar PRL darah, kadangkala disebabkan stres;
jika patogis, keadaan ini menyebabkan galaktorea,haid tidak teratur, dan subfertilitas. Pada pria,
dapat terjadi disfungsi ereksi,ginekomastia ( pembesaran payudara ), dan penurunan massa otot.
Penyakit ini dapat terjadi akibat pemberian antagonis dopamin (mis, metoklopramid),tumor
hipofisis besar yang sering nonfungsional, dan prolaktinoma.Prolaktinoma yakni tumor hipofisis
penghasil prolaktin yang dapat dibagimenurut ukurannya menjadi makroadenoma (>1 cm) atau
mikroadenoma (<1 cm). Penyebab tersering terjadinya amenore sekunder adalah
hiperprolaktinemia yakni sekitar 18,8 %. Hiperprolaktinemia merupakan keadaan dimana
prolaktin meningkat secara abnormal (kadar normalprolaktin adalah 10-28 µg/L). Sekitar 0,4-10
% hiperprolaktinemia terjadi pada orang normal, 9-15 % menyebabkan oligominore dan
amenoresekunder, galaktore 25%, dan sekitar 43-70% mengalami amenore dangalaktore.
Berbagai keadaan dapat menyebabkan peningkatan ringan konsentrasi prolakatin serum, seperti
stress, dan stimulasi payudara. (Amanda Sullivan,dkk.2008)
B. Saran
Semoga Askep yang kami buat dapat bermanfaat bagi semua orang yang membacanya.
Dengan adanya Askep ini diharapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran khususnya
dalam mata kuliah Endokrin. Selain itu, diperlukan lebih banyak referensi dan penyusunan
Askep yang lebih baik lagi.