Anda di halaman 1dari 28

HIPERPROLAKTI

NEMIA

Dr.dr. H. Nasrudin A. Mappaware, SpOG


Divisi Fertilitas Endokrinologi Reproduksi
Bagian OBGIN FK - UNHAS
Prolaktin
 Sejak 50 tahun lamanya telah diketahui bahwa
prolaktin memain peran penting dalam reproduksi.
 Ia memberi efek terhadap banyak proses biokimiawi
pada berbagai jaringan dan organ.

Namun, peran sebenar hormon prolaktin adalah pada


wanita di mana ia berfungsi merangsang
perkembangan payudara dan laktasi setelah
kehamilan.
Hipotalamus

Prolactin Releasing Factors Prolactin Inhibiting Factors

Gonadotropin (GnRH)
Thyrotropin (TRH) Somatostatin / Dopamin
Growth-hormone (GHRH) Prolactin inhibiting factor (PIF)
Estrogen
Pregnancy
Breast suckling (VIP)
 Prolaktin disintesa dan
disekresi oleh sel
laktotrof/sel aci
 dofil di lobus anterior
kelenjar pituitari.

 Sekresi prolaktin berada di


bawah pengaruh dopamin
katekolamik (PIF) yang
dilepaskan ke dalam sistem
pendarahan portal hipofisis
dari neuron di hipotalamus.

 Kadar sekresi prolaktin di


dalam sirkulasi di kontrol
lewat mekanisme umpan
balik.
Hilangnya kontrol
hipotalamik menyebabkan
peningkatan pelepasan
prolaktin, berakibat
gangguan yang dikenal
sebagai
“prolactin-related disorders”

Efek patologis kadar


prolaktin yang meningkat :

- Inhibisi sekresi GnRH oleh


neuron hipotalamik.
- Inhibisi gonad FSH dan LH
- Stimulasi sekresi air susu yang
bukan fisiologis.
Plasenta dalam fase
persediaan untuk
proses laktasi
(perkembangan
payudara terjadi
kurang lebih tiga bulan)
; aktivitas sekretorik
dimulai pada bulan ke
empat dengan produksi
kolostrum yang lanjut
sehingga setelah
persalinan
Fase sekresi susu ;
prolaktin
menstimulasi
sekresi susu dengan
bekerja langsung
pada alveoli
kelenjar mammae,
yang fungsinya
diinhibisi oleh
estrogen dan
progesteron
sehingga lahirnya
bayi dan plasenta.
Fase ‘maintenance’
laktasi; dikontrol
oleh prolaktin, yang
menstimulasi dan
mengekalkan
aktivitas sekretorik,
dan oksitosin
(disekresi dari
pituitari posterior)
yang berperan
dalam ejeksi air
susu.
Refleks Prolaktin

Prolaktin dalam darah

Rangsang
sensorik dari
puting

Bayi menghisap
Let Down Reflex

Oksitosin dalam
Rangsang darah
sensorik dari
puting

Membuat rahim
Bayi menghisap berkontraksi
HIPERPROLAKTINEMIA
Etiologi
“3Ps”
Physiological
Pharmacological

Pathological
Etiologi
Penyebab fisiologis
 Kehamilan
 Menyusui
 Stimulasi puting payudara
 Stress
 Tidur
 Senam
Etiologi
Penyebab farmakologis
 Dopamine receptor antagonists
 Fenotiazin
 Butirofenon
 Risperidon
 Anti emetik
 Metoklopromid
 Domperidon
 Dopamine depleting agents
 Metildopa
 Resepin
 Anti depressan
 Anti depressan trisiklik
 Hormonal
 Estrogen
Etiologi
Penyebab patologis
 Penyakit pituitari
 Prolaktinoma
 Tumor pituitari non fungsional
 Hipotiroidisme
 Gagal ginjal kronis
 Sirosis hati
1.Prolactinoma
2a. Other tumors
2b. Traumatic events
3. Dopamine receptor block
4. Iatrogenik (drugs)

Major causes of hyperprolactinemia


Manifestasi klinis
Wanita usia reproduktif

 Peningkatan tinggi kadar prolaktin (> 100 μg/L [normal


< 25 μg/L]) biasanya terkait dengan hipogonadisme,
galaktorea dan amenorea

 Peningkatan sedang kadar prolaktin (51–75 μg/L) terkait


dengan oligomenorea

 Peningkatan ringan kadar prolaktin (31–50 μg/L) terkait


dengan fase luteal memendek, penurunan libido dan
infertilitas.
Manifestasi klinis
Laki-laki

 Manefestasi hiperprolaktinemia pada


penderita laki-laki adalah penurunan libido,
impotensi, penurunan produksi sperma,
infertilitas, ginekomastia, dan sangat jarang
dapat terjadi galaktorea
 Dengan fase lanjut dengan gejala akibat
perluasan tumor.

Efek massa tumor (makroadenoma)


Manifestasi klinis

 Pada kedua jenis


kelamin, dapat terjadi
osteoporosis sekunder.
 Osteopenia biasanya
terjadi pada penderita
dengan hipogondisme
 Derajat penurunan
densitas tulang terkait
dengan durasi dan
derajat
hipogonadisme.
Penanganan

Objektif terapi hiperprolaktinemia


 Mengembalikan dan memelihara fungsi gonad yang
normal
 Restorasi fertilitas

 Prevensi dari osteoporosis.

Jika terdapat tumor pituitari:


 Memperbaiki visus yang terganggu

 Reduksi atau mengangkat massa tumor

 Mempertahankan fungsi normal pituitari

 Prevensi dari progressi lebih lanjut penyakit hipotalo-


pituitari.
Pilihan Terapi

 Observasi  hiperprolaktinemia idiopatik


 Tidak ingin hamil

 Tidak ada hipogonadisme

 Densitas tulang tidak menurun

 Obat Dopamin agonis


 Bromokriptin

 Cabergoline
Terapi medikamentosa

 Dopamine agonists merupakan terapi pilihan


utama
 Dopamine agonists terbukti efektif menurunkan
kadar prolaktin, mengembalikan proses ovulasi
yang normal pada wanita premenopause dan
mengembalikan fungsi gonad pada penderita
laki-laki
 Bromocriptine telah lama dipakai sebagai obat
pilihan untuk terapi hiperprolaktinemia
Terapi medikamentosa

 Cabergoline mempunyai affinitas dan


selektifitas yang lebih tinggi terhadap reseptor
D2 dopamin di pituitari dan durasi kerjanya
lebih lama. Indikasi untuk penderita yang
resisten atau intoleren terhadap bromocriptine.
 Pembedahan
 Intoleransi atau resisten dopamin agonis

 Tumor yang menekan hipofise


Penanganan hiperprolaktinemia
Prognosis dan komplikasi
 Sepertiga penderita mengalami resolusi spontan
 80% mengalami rekurensi dan umumnya
penderita memerlukan terapi medis jangka
panjang
 Komplikasi tergantung dari ukuran tumor dan
efek fisiologisnya, termasuklah kebutaan,
osteoporosis dan infertilitas.
THANK YOU FOR YOUR ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai