Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KAJIAN EPIDEMIOLOGI

Gambaran Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) berbasis kunjungan rumah


oleh kader di Desa Talagajaya, Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut

Disusun Oleh:
JONI HENDRI

BADAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN


LOKA LITBANGKES PANGANDARAN
2022
LEMBAR PERSETUJUAN ATASAN YANG BERWENANG

Laporan Kajian Epidemiologi:

Gambaran Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) berbasis kunjungan rumah oleh kader
di Desa Talagajaya, Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut

Pangandaran, 16 Desember 2022

Penyusun

Joni Hendri
NIP.198004202005011004

Mengetahui,
Kepala Loka Litbangkes Pangandaran

Rosiana Kali Kulla


NIP. 196512291989032001
A. PENDAHULUAN
Transformasi layanan primer merupakan salah satu pilar penting yang dilaksanakan
melalui edukasi penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas dan kapabilitas layanan primer. Didalam konsep transformasi layanan primer,
terdapat perubahan paradigma dalam pelayanan kesehatan. Pelayanan tidak lagi hanya
berbasis pada penyakit/program, tetapi berdasarkan siklus hidup yang terbagi melalui klaster
yang diintervensi oleh semua program, sehingga pelayanan kesehatan akan lebih terintegrasi
dan komprehensif.
Dalam konteks transformasi layanan primer, pada level kecamatan, sistem layanan
kesehatan primer menjadi tanggung jawab Puskesmas, sedangkan pada level desa, sistem
layanan kesehatan akan diselenggarakan di Posyandu Prima (sebagai bentuk pemberdayaan
masyarakat sekaligus jejaring Puskesmas) (Kemenkes, 2022). Posyandu Prima sebagai
wadah pelayanan kesehatan juga masih berfungsi sebagai wadah pemberdayaan yang
didukung oleh Posyandu Dusun yang selama ini sudah beroprasi. Unsur partisipasi
masyarakat dalam transformasi ini dapat dilihat dari peran aktif kader dalam menjalankan
tugasnya di dusun/RT/RW. (Kemenkes, 2022).
Integrasi data adalah salah satu tujuan yang ingin tercapai pada transformasi layanan
primer. Oleh karena itu, data akan terhubung dan dioleh secara otomatis dengan sistem
elektronik yang terpadu di setiap level pelayanan baik di dalam maupun luar gedung,
sehingga menghasilkan data Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) untuk seluruh masalah
kesehatan. Selain itu, konsep tersebut juga memungkinkan adanya notifikasi di dashboard
PWS mulai dari Puskesmas, Posyandu Prima dan Posyandu Dusun/RW dan berlaku pula
sebaiknya, menjadi warning di setiap level untuk menginterpretasi notifikasi tersebut dan
melakukan tindak lanjut. Suatu kasus yang terdeteksi dan telah ditindaklanjuti, akan dapat
dengan mudah dan cepat diketahui di setiap level, baik di Puskesmas, Posyandu Prima,
maupun Posyandu Dusun/RW, sehingga mekanisme PWS berjalan komprehensif dan
terintegrasi.
Pada level posyandu dusun, kunjungan rumah oleh kader merupakan input PWS yang
sangat berguna dan sangat penting. Hal ini karena kader merupakan ujung tombak terdekat
dengan masyarakat sehingga tentunya lebih memahami kondisi kesehatan lingkungannya.
Adanya kunjungan rutin dari kader ke masyarakat akan memberikan informasi yang akurat,
cepat dan berkesinambunagn terkait status kesehatan di wilayah tersebut. Saat ini program
transformasi layanan primer sudah berjalan di Desa Talagajaya, Kecamatan Banjarwangi,
Kabupaten Garut. Bagaimana gambaran hasil PWS berbasis kunjungan rumah di Posyandu
dusun merupakan hal yang menarik untuk dikaji.

B. TUJUAN
Adapun tujuan dari kajian ini adalah mendapatkan gambaran hasil PWS berbasis
kunjungan rumah selama program transformasi layanan primer. Secara khusus tujuan dari
kajian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui realisasi kegiatan kunjungan rumah dibandingkan dengan sasaran masing
masing kader.
2. Mengetahui distribusi penyakit berdasarkan wilayah sebagai dasar PWS.

C. MANFAAT
Kegiatan ini diharapkan membawa manfaat tidak hanya bagi wilayah yang menjadi
lokasi kegiatan tetapi juga untuk wilayah lainnya sebagai referensi, berupa gambaran
kegiatan PWS berbasis kunjungan rumah sebagai perwujudan pelayanan kesehatan
masyarakat yang terintegrasi.

D. METODE KAJIAN
Kajian ini bersifat deskriptif dengan melakukan analisis data skunder. Data diperoleh
dari hasil pendampingan kegiatan pilot project Integrasi Layanan Primer di Desa Talagajaya
Kecamatan Banjarwangi Kabupaten Garut pada 20 Juli – 17 Oktober 2022. Data hasil
kegiatan akan dianalisis secara deskriptif berdasarkan cakupan kegiatan dan masalah
kesehatan yang ditemukan untuk masingmasing wilayah. Kegiatan kunjungan rumah telah
dilakukan oleh kader selama 11 minggu, dengan kesepakatan minggu 1-5 mengunjungi
keseluruhan rumah tangga dan 6-11 merupakan kunjungan ulang. Cakupan 95% merupakan
target untuk minggu 1-5 sementara untuk minggu 6-11 tidak memiliki target.
E. HASIL DAN PEMBAHASAN
Cakupan Kunjungan Rumah
Berdasarkan data awal jumlah sasaran rumah tangga yang harus dikunjungi adalah
1048 Kepala Keluarga (KK). Jumlah ini merupakan jumlah KK hasil verifikasi yang
dilakukan langsung oleh kader dari data yang diperoleh dari Desa. Pada awal kegiatan
masing-masing posyandu yang terdiri dari masing-masing 5 kader, ditugaskan untuk
menyelesaikan kunjungan pada minggu ke 4 atau ke 5. Selanjutnya kader akan melakukan
kunjungan ulang sampai dengan minggu ke 11 atau ke 12. Perbedaannya dalam kunjungan
ulang tidak diharuskan menemui kembali seluruh Ruta namun difokuskan pada ruta yang
memiliki masalah kesehatan sesuai dengan yang ada di dashboard PWS atau tanda
peringatan yang ada di aplikasi.

Tabel 1. Distribusi cakupan kunjungan rumah minggu 1-5 untuk masing-masing Posyandu

Posyandu Minggu KK Sasaran KK Kunjungan Persentase

KAMBOJA 1 1-5 245 245 100,0


KAMBOJA 2 1-5 169 167 98,8
KAMBOJA 3 1-5 265 265 100,0
KAMBOJA 4 1-5 142 142 100,0
KAMBOJA 5 1-5 106 106 100,0
KAMBOJA 6 1-5 121 121 100,0
TALAGAJAYA 1-5 1048 1046 99,8

Tabel 1. Distribusi cakupan kunjungan rumah minggu 6-11 untuk masing-masing Posyandu

Posyandu Minggu KK Sasaran KK Kunjungan Persentase


KAMBOJA 1 6-9 245 53 21,6
KAMBOJA 2 6-9 169 38 22,5
KAMBOJA 3 6-9 265 44 16,6
KAMBOJA 4 6-9 142 38 26,8
KAMBOJA 5 6-9 106 46 43,4
KAMBOJA 6 6-9 121 34 28,1
TALAGAJAYA 6-9 1048 253 24,1
Berdasarkan hasil pada tabel 1 diketahui bahwa bahwa di Desa Talagajaya kader
sudah berhasil melakukan kunjungan hingga 99,8% dari KK sasaran. Angka ini cukup baik
dan sudah sesuai kesepakatan mengingat hasilnya di atas target. Adapun masalah yang
ditemukan untuk Kamboja 2 yaitu KK sudah pindah dan masih di luar kota sehingga tidak
bisa ditemui sampai dengan minggu ke 5. Selanjutnya, Tabel 2 memperlihatkan cakupan
kunjungan rumah yang mencapai 24,1% dari jumlah sasaran. Hal ini tidak menjadi
permasalahan karena pada kunjungan minggu 6-11 merupakan kunjungan ulang yang tidak
memiliki target.

Distribusi masalah kesehatan yang ditemukan


Dalam kegiatan ini, masalah kesehatan yang perlu di catat pada form masih terbatas
diantaranya adalah tidak akses pelayanan, tanda bahaya pada ibu bayi dan balita, memiliki
gejala TB dan tidak teratur minum obat hipertensi maupun diabetes. Masalah kesehatan ini
yang nantinya menjadikan input bagi PWS baik di puskesmas maupun posyandu prima
sehingga nakes dapat melakukan tindak lanjut. Selain itu, kader juga melakukan pencatatan
untuk setiap penyakit yang diderita oleh anggota rumah tangga yang ditemui sehingga bisa
dilakukan distribusi berdasarkan lokasi.

200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
Tdk Akses Tanda Bahaya Tdk akses2 Bergejala Tdk Berobat Edukasi Lapor Nakes
TBC Teratur
MASALAH KESEHATAN TINDAK LANJUT KADER

Grafik 1. Distribusi masalah kesehatan dan tindak lajutnya


Berdasarkan data pada grafik 1. Diketahui bahwa di Desa Talagajaya masalah
kesehatan yang ditemukan umumnya kategori tidak akses diikuti oleh tidak berobat teratur
dan tanda bahaya. Hal ini mengindikasikan bahwa masih banyak anggota rumah tangga
yang bermasalah kesehatan namun tidak mengakses ke pelayanan kesehatan. Berdasarkan
tindak lanjut yang dilakukan kader terlihat bahwa kader sudah melakukan edukasi terhadap
anggota rumah tangga yang memiliki maslah kesehatan sesuai kapasitasnya misalkan PHBS
atau mengajak untuk mengunjungi layanan kesehatan terdekat saat ini yaitu Posyandu
Prima. Beberapa hal tentu langsung dilaporkan ke nakes secara langsung saat itu terutama
untuk tanda bahaya, atau saat evaluasi akhir minggu.

Sirnagalih

Sindang Sari

Lembur Sawah

Lemah Duhur

Kubang

Ciwida

Citalaga

Cisayati DM dan Gejala DM


Hipertensi dan Gejala Hipertensi
Cisadap
TB dan Suspect TB
Ciparay
Tanda Bahaya
Cimuncang Penyakit lainnya
Cilangari

Cijerah

Cihantap

Cidatar

Cibangkong

Baruan

Babakan

Grafik 1. Distribusi masalah kesehatan berdasarkan wilayah di Desa Talagajaya


Grafik 2 menunjukkan bahwa penyakit hipertensi termasuk yang baru gejala, banyak
tersebar hampir di semua dusun di Desa Talagajaya. Penyakit tersebut juga cukup tinggi
prevalensinya di wilayah Ciparay, Kubang dan Lemah Duhur. Dusun Ciparay juga memiliki
jumlah kasus TB paling tinggi. Sementara untuk penyakit Diabetes Melitus banyak
terindikasi di Dusun Citalaga. Garfik tersebut juga menunjukkan bahwa untuk kondisi
“Tanda bahaya” tertinggi terdapat di Cidatar disusl Cijerah, Cilangari dan Cisadap. Hasil
distribusi ini tentunya bisa dijadikan sebagai dasar dalam memilih skala prioritas untuk
pengobatan maupun edukasi kesehatan tiap-tiap dusun. Nakes juga diharapkan untuk tidak
mengesampingkan penyakit lainnya yang cukup banyak terlaporkan seperti Stroke, Jantung,
ODGJ, Lambung, Atsma, Demam, Gatal gatal, Tumor dan penyakit lainnya.

F. KESIMPULAN DAN SARAN


Dari hasil kajian yang telah dilakukan, kami menyimpulkan bahwa kegiatan
kunjungan rumah yang dilakukan kader berjalan dengan baik dan dapat dimanfaatkan
sebagai input bagi PWS di wilayah kegiatan. Secara substansi, penyakit yang banyak
ditemukan hampir merata di seluruh wilayah/dusun adalah hipertensi. Dari kajian ini, saran
yang kami kemukakan adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan kunjungan rumah hendaknya terus dilakukan oleh kader, tidak terbatas pada
kegiatan pilot project semata. Namaun tentunya perlu didukung oleh finansial yang
memadai pula. Kepala Desa sebagai pemegang kebijakan pemberdayaan juga diharuskan
memberikan dukungan secara maksimal dan berkelanjutan
2. Puskesmas dan Posyandu prima yang merupakan layanan kesehatan yang memiliki
tanggungjawab terhadap Desa Talagajaya, hendaknya merespon dan melakukan
tindakanjut dari hasil PWS yang dilakukan atau yang dilaporkan langsung oleh kader
dusun, sehingga masyarakat yang dikunjungi menjadi terperhatikan.

G. REFERENSI
Kemenkes. (2022). Petunjuk Teknis Integrasi Layanan Primer. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta
Kementerian Kesehatan RI (2011). Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Sekretariat Jenderal
Kementerian Kesehatan RI. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai