Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH DINAS KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS BATUNYALA


Alamat : Jln. Raya Praya Mujur-Kec. Praya Tengah Kab. Lombok Tengah Kode pos: 83562, email:

KERANGKA ACUAN KEGIATAN KUNJUNGAN NIFAS


DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS BATUNYALA
A. PENDAHULUAN
Masa nifas merupakan masa yang dilalui oleh setiap wanita setelah melahirkan. Pada
masa tersebut dapat terjadi komplikasi persalinan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Masa nifas ini berlangsung sejak plasenta lahir sampai dengan 6 minggu setelah
kelahiran atau 42 hari setelah kelahiran. Kunjungan selama nifas sering dianggap tidak
penting oleh tenaga kesehatan karena sudah merasa baik dan selanjutnya berjalan dengan
lancar. Pada masa ini ibu membutuhkan petunjuk dan nasihat dari bidan sehingga proses
adaptasi setelah melahirkan berlangsung dengan baik.
Bidan memegang peranan penting dalam upaya pemerintah untuk meningkatkan
kesehatan dan pengertian masyarakat melalui konsep promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Dalam standar pelayanan kebidanan, bidan memberikan pelayanan bagi ibu
pada masa nifas melalui kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu kedua dan minggu
keenam setelah persalinan untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi
melaluipenanganan tali pusat yang benar, penemuan dini, penanganan atau rujukan
komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan tentang
kesehatan secara umum, personal hygiene, nutrisi, perawatan bayi baru lahir, pemberian
asi, imunisasi dan keluaga berencana.
B. LATAR BELAKAG
Dari tahun ke tahun, secara nasional, akses dan kualitas terhadap pelayanan
kesehatan ibu cenderung semakin membaik. Hal ini ditandai dengan meningkatnya
cakupan pelayanan kesehatan ibu dari hasil Riskesdas 2010 dan 2013. Cakupan
ibuhamil yang memperoleh pelayanan antenatal telah meningkat dari 92,7% pada tahun
2010 menjadi 95,2% pada tahun 2013. Cakupan persalinan yang ditolong tenaga
kesehatan juga meningkat dari 79,0% pada tahun 2010 menjadi 86,9% pada tahun
2013.
Walaupun demikian, Indonesia masih menghadapi tantangan besar, yaitu
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI). Hasil Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) Tahun 2012 menunjukkan AKI di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu
sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Apabila dibandingkan dengan kondisi pada
tahun 1990 sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup, maka terlihat AKI sudah berhasil
kita turunkan. Namun, target MDG tahun 2015 sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup
diperkirakan sulit tercapai tanpa kerja ekstra keras.
RAN PP AKI menekankan 3 (tiga) tantangan utama yang dihadapi Indonesia
dalam upaya mempercepat penurunan AKI, yaitu 1) Akses masyarakat ke fasilitas
pelayanan kesehatan sudah membaik, tetapi cakupan dan kualitas belum optimal, 2)
Terbatasnya ketersediaan sumber daya strategis untuk kesehatan ibu dan neonatal, dan
3) Pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu masih cukup rendah.
Lebih lanjut, RAN PP AKI merekomendasikan 7 (Tujuh) Program Utama yang
seyogianya menjadi prioritas dan dapat dipenuhi di seluruh Indonesia, yaitu: 1)
Penjaminan kompetensi bidan di desa sesuai standar, 2) Penjaminan ketersediaan
fasilitas kesehatan mampu pertolongan persalinan 24 jam/7 hari sesuai standar, 3)
Penjaminan seluruh Puskesmas PONED dan RS PONEK Kabupaten/Kota berfungsi 24
jam/7 hari sesuai standar, 4) Penjaminan terlaksananya Rujukan Efektif pada kasus
komplikasi, 5) Penjaminan Dukungan Pemerintah Daerah, 6) Peningkatan Kemitraan
dengan Lintas Sektor dan Swasta, serta 7) Peningkatan Pemahaman dan Pelaksanaan
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) di Masyarakat.
Kajian Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu yang dilakukan pada tahun 2012 oleh
Kementerian Kesehatan bersama HOGSI POGI, IBI, dan WHO menunjukkan bahwa
Indonesia masih menghadapi tantangan serius dalam hal kualitas pelayanan kesehatan
ibu. Sebagai determinan peningkatan status kesehatan ibu, kualitas pelayanan kesehatan
ibu di Indonesia masih di bawah harapan. Kepatuhan tenaga dan fasilitas pelayanan
kesehatan terhadap standar pelayanan, yang mencakup
sumber daya fisik, sistem, maupun sumber daya manusia di fasilitas kesehatan tersebut,
sangat perlu diperbaiki dan ditingkatkan.
Hal tersebut dapat dilihat dari persentase kepatuhan tenaga kesehatan di
Rumah Sakit dan Puskesmas serta Bidan Praktik Mandiri terhadap prosedur
pelayanan antenatal yang secara keseluruhan hanya berkisar 75% dari prosedur
standar. Jika dilihat secara lebih mendalam, pelaksanaan pemeriksaan laboratorium
dalam prosedur antenatal care terpadu menjadi yang terendah, yaitu 5 %. Padahal
pemeriksaan laboratorium selama kehamilan merupakan sarana untuk menegakkan
diagnose ibu hamil dan akan menentukan kualitas pelayanan pada kehamilan .
Lebih lanjut, kepatuhan terhadap prosedur antenatal care rata-rata hanya 75%.
Padahal pada antenatal inilah dapat mendeteksi resiko dan komplikasi pada ibu hamil,
yang bila tidak ditata laksana dengan baik dapat menjadi komplikasi pada masa
persalinan dan nifas yang merupakan kasus komplikasi kebidanan. Belum optimalnya
kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil juga tercermin dari kepatuhan dalam
pengisian pencatatan yang hanya 80%. Kartu ibu merupakan instrumen dasar dalam
pemantauan ketat proses kehamilan dan dapat membantu dalam pengambilan
keputusan dalam tata laksana rujukan.
Kajian Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu ini menghasilkan beberapa
rekomendasi, di antaranya: 1) Meningkatkan kepatuhan terhadap standar yang
ditetapkan melalui penguatan supervisi (continuous quality assurance),
2)Memperkuat pendidikan kepada petugas kesehatan utamanya bidan agar mampu
melakukan tindakan terkait antenatal yang sesuai standar, dan 3)Menyelenggarakan
pelatihan rutin keterampilan klinik dan manajemen terkait antenatal care.
Pelayanan k--epada ibu hamil, ibu bersalin dan ibu menyusui selama pandemi
agar patuh untuk mentaati protokol kesehatan ketika berkunjung ke posyandu, dan
jujur menyampaikan status kesehatannya.

C. TUJUAN
1. Tujuan umum

Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar di


Puskesmas

2. Tujuan Khusus:

a. Disosialisasikannya kebijakan Kementerian Kesehatan dalam upaya


percepatan penurunan Angka Kematian Ibu dan Kebijakan Daerah di
Kabupaten Lombok Tengah

b. Dipahaminya proses penanganan kehamilan oleh tenaga kesehatan di


Puskesmas Batunyala

c. Dipahaminya prosedur standar pelayanan Antenatal care oleh tenaga


kesehatan di Puskesmas
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
1. Kegiatan Pokok
 Kondisi ibu secara umum
 Pemeriksaan fisik
 Pemberian pelayanan sesuai dengan kebutuhan
 Berikan KIE
 Pelayanan Tindak dan Lanjut dan rujukan jika diperlukan
 Pencatatan pelaporan dan dokumentasi semua kegiatan
2. Rincian Kegiatan
Jadwal kunjungan rumah pada masa nifas sesuai dengan
program pemerintahmeliputi:
b. Kunjungan I (6 jam-3 hari postpartum)
c. Kunjungan II ( 4- 28 hari postpartum)
d. Kunjungan III ( 29-42 hari postpartum)
CEKLIS MONITORING SELF ASSESMENT

NO KEGIATAN PELAKSANAAN KETERANGAN


YA TIDAK
1 Apakah petugas sudah melakukan
pengecekan pasien secara umum
2 Apakah petugas sudah melakukan
pemeriksaan fisik
3 Apakah petugas sudah memberikan
pelayanan sesuai dengan kebutuhan
4 Apakah petugas sudah memberikan KIE

5 Apakah petugas sudah Pelayanan Tindak


dan Lanjut dan rujukan jika diperlukan
6 Apakah petugas sudah melakukan
Pencatatan, pelaporan dan dokumentasi
semua kegiatan

E. SASARAN
Ibu hamil yang sudah melahirkan dari 2 hari sampai 42 hari pasca melahirkan.
F. JADWAL PELAKSANAAN
NO DESA KEGIATAN BULAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Batunyala Kunjungan v v v v v v v v v v v v
nifas
2 Lajut Kunjungan v v v v v v v v v v v v
nifas
3 Sasake Kunjungan v v v v v v v v v v v v
nifas
4 Pejanggik Kunjungan v v v v v v v v v v v v
nifas
5 Kelebuh Kunjungan v v v v v v v v v v v v
nifas

G. SUMBER DANA
Menunjang pelaksanaan kegiatan di fasilitas UKM ( Posyandu ) didukung oleh
dana yang bersumber dari BOK tahun 2023

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setelah melakukan kegiatan program
pelaksanaan pelaporan kegiatan program dilaporkan Setiap akhir bulan oleh bidan Desa
selaku pelaksana program didesa dan bertanggungjawab melaporkan hasil kegiatan
programnya kepada PJ UKM kesga dan kepala Puskesmas
I. PENCATATAN DAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
1. Pencatatan dibuat dalam bentuk laporan tertulis menggunakan Buku Register
posyandu, kartu ibu dan kohor ibu baik dalam bentuk manual ataupun
elektronik
2. Pelaporan diserahkan setiap akhir bulan

Kepala UPTD Puskesmas Batunyala Koordinator UKM Kesga

Sumarni, S.Kep., Ners Hj.Baiq Rusmiati,SST


NIP. 19810309200501 2 013 NIP. 196512311986552

Anda mungkin juga menyukai