2302010004
Pendahuluan
Satu pasal lagi yang perlu disampaikan disini, yaitu pasal 20 yang berbunyi
bahwa perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan bencana pelaksanaan
yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode
pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Dengan demikian jelaslah
bahwa proses pembelajaran menjadi bagian penting dalam pelaksanaan program
pendidikan keaksaraan, khususnya yang menyangkut tentang metode pengajaran dan
sumber belajar sebagaimana juga dipaparkan pada Lampiran Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 86 Tahun 2014 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pendidikan Keaksaraan Dasar pada butir D tentang Proses
Pembelajaran pada butir 1 tentang komponen proses pembelajaran dan butir 2
tentang pelaksanaan proses pembelajaran yang menguraikan hal-hal penting yang
meliputi pembelajaran kontekstual, pembelajaran kooperatif dan kolaboratif,
pembelajaran andragogik, pembelajaran tematik, dan pembelajaran yang menekankan
pada pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Strategi Pembelajaran
Metode Pembelajaran
Metode Iqra
Metode iqra diadaptasi dari pembelajaran Bahasa Arab untuk
mempelajari Al-Qur’an. Digunakan dalam pembelajaran keaksaraan dasar
karena metode iqra dipandang efektif. Pembelajaran keaksaraan dasar
dengan menggunakan metode iqra didasarkan pada konsep utama belajar
secara sistematis dimulai dari yang sederhana meningkat setahap demi
setahap. Dari huruf menjadi suku kata, menjadi kata dan menjadi suku
kalimat. Dengan pembelajaran seperti ini warga belajar merasa lebih
ringan dalam mempelajarinya.
Metode Transliterasi
Metode pembelajaran pendidikan keaksaraan dasar yang ke tiga adalah
metode transliterasi dengan konsep utama dalam metode ini adalah
mengalihkan tulisan baik huruf/ aksara maupun angka dari satu bentuk
huruf/aksara dan angka kebentuk huruf/aksara dan angka lain. Secara
ringkas metode transliterasi ini dalam pembelajaran pendidikan
keaksaraan dari memidah huruf/aksara dan angka Arab ke huruf/aksara
dan angka Latin.
Dalam menggunakan metode transliterasi perlu di penuhi beberapa
persyaratan dasarnya yaitu:
1). Kedekatan pelafalan antara kedua aksara yang bersangkutan.
2). Asal kata Bahasa Arab yang di alihtuliskan.
Metode SAS
Metode struktur-analisis-sintesis (SAS) yang menekankan bahwa
belajar membaca dan menulis akan bermanfaat serta menarik minat warga
belajar jika menggunakan berbagai informasi yang dekat dan dikenal oleh
mereka.
Pembelajaran ini memiliki tiga tahapan kegiatan pembelajaran yaitu,
pertama, struktur, tutor menyusun struktur kalimat yang lengkap terdiri
dari subyek-predikat-obyek, dan keterangan. Kedua, analisis, warga
belajar memahami arti suatu kalimat kemudian diuraikan menjadi kata,
suku kata, sampai dengan huruf (dianalisis). Di samping itu, warga belajar
menghafal dan melafalkan huruf-huruf menjadi suku kata, kata, dan
kalimat semula (sintesis). Tahap ini bertujuan untuk memberikan
penguatan terhadap hafalan dan struktur dari hasil proses pada tahap
selanjutnya.
Sama halnya dengan metode yang lain, metode pembelajaran ini
memiliki juga kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya berupa
pembelajaran yang didasarkan pada penyusunan kalimat itu tidak berdiri
sendiri dan dibangun berdasarkan pikiran, ide, ucapan, dan tulisan yang
terdiri atas kata, suku kata, huruf, dan tanda baca. Kelemahannya berupa
kalimat yang ditulis bukan berasal dari warga belajar, kalimat tersebut
tidak memiliki makna bagi warga belajar atau kadang tidak fungsional,
pemenggalan/pengkombinasian suku kata sering kali tidak memiliki
makna fungsional bagi warga belajar, dan kalua digunakan secara terus
menerus akan membuat kebosanan pada warga belajar.
Kesimpulan