Anda di halaman 1dari 20

APPEL (ALAT PEMBERIAN PAKAN LELE)

DIAJUKAN UNTUK
PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI 2019

DISUSUN OLEH :
IHSAN ALZA
16064039
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


PADANG
2019
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Karya Tulis Ilmiah : APPEL ( Alat Pemberi Pakan lEle)


2. Biodata Penulis
a. Nama : Ihsan Alza
b. NIM : 16064039
c. Jurusan : Teknik Elektro
d. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Padang
e. Alamat rumah : Jl. Cendrawash, Gang pari No. 30, Air tawar
Barat, Kec. Padang Utara, Kota Padang, Provinsi
Sumatera Barat.
f. Email : stefanvoll88@gmail.com
3. Dosen Pembimbing
a. Nama : Dr. Dedy Irfan, S.Pd, M.Kom
b. NIDN : 000804760

Menyetujui, Padang, 25 Ferbuari 2019


Dosen Pembimbing Penulis,

Dr. Dedy Irfan, S.Pd, M.Kom Ihsan alza


NIDN. 000804760 NIM. 16064039

Menyetujui,
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan
Universitas Negeri Padang

Prof. Dr. Ardipal, M.Pd


NIP. 196602031992031005

i
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ihsan Alza


Tempat/Tanggal lahir : Padang, 15 Januari 1998
Program Studi : Teknik Elektro
Fakultas : Fakultas Teknik
Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Padang
Judul Karya Tulis : APPEL (Alat Pemberi Pakan lEle)

Dengan ini menyatakan bahwa Karya tulis yang saya sampaikan pada kegiatan
pilmapres ini adalah benar karya saya sendiri tanpa tindakan plagiatisme dan belum
pernah diikutsertakan dalam lomba karya tulis.

Apabila kemudian hari ternyata pernyataan saya tersebut tidak benar, saya bersedia
menerima sanksi dalam bentuk pembatalan predikan Mahasiswa Berprestasi.

Menyetujui, Padang, 25 Ferbuari 2019


Dosen Pembimbing Yang menyatakan,

Dr. Dedy Irfan, S.Pd, M.Kom Ihsan alza


NIDN. 000804760 NIM. 16064039

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT dan Baginda Rasulullah SAW
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya tulis yang diikutkan dalam ‘Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Tingkat Nasional
2019’.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan, dan keberhasilan dalam penyusunan karya tulis ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini,
Penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :
1. Orang Tua dan orang-orang yang selalu mendoakan disetiap langkah ini.
2. Bapak Dr. Dedy Irfan, S.Pd, M.Kom selaku pembimbing dalam karya tulis ilmiah
ini.
3. Bapak Drs. Hambali, M.Kes selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro FT Universitas
Negeri Padang.
4. Bapak Drs. Nelvi Erizon,M.Pd. selaku Wakil Dekan III Fakultas Teknik
Universitas Negeri Padang.
5. Bapak Dr. Fahmi Rizal, M.Pd, M.T. selaku Dekan FT Universitas Negeri Padang.
6. Bapak Prof. Dr. Ardipal, M.Pd selaku Wakil Rektor III FT Universitas Negeri
Padang.
7. Bapak Prof. Ganefri, Ph.D selaku Raktor Universitas Negeri Padang.
8. Teman-teman di Universitas Negeri Padang yang telah membantu dalam
menyelesaikan karya tulis ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga segala kebaikan dan pertolongan dari semua pihak mendapatkan berkah
dari Allah SWT. Akhir kata penulis mohon maaf apabila masih banyak kekurangan
dalam penulisan karya ilmiah ini, dan semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak. Aamin.
Padang, 24 Februari 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGHANTAR ................................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah......................................................................................... 3
1.3. Kegunaan ........................................................................................................ 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penanganan Lele Pra Panen ............................................................................ 4
2.2. Nilai Pengontrol Pakan Lele ........................................................................... 5
2.3. Pengontrol Pakan Lele .................................................................................... 7
BAB 3 ANALISIS SINTETIS
3.1. Analisis permasalahan .................................................................................... 8
3.2. Kelemahan Cara Pemberian Pakan ................................................................. 9
3.3. Sintesis ........................................................................................................... 9
BAB 4 SIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1. Simpulan .......................................................................................................... 11
4.2. Rekomendasi .................................................................................................... 11
4.2.1 Tinjauan Peternak ................................................................................... 11
4.2.2 Rekomendasi Peternak ............................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 12

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Rancangan Alat .............................................................................................. 10

v
RINGKASAN (SUMMARY)

The Sustainable Development Goals (SDGs) are global frameworks where


one of these objectives is industrial innovation and partnerships to achieve goals.
Literally, Indonesia still has many challenges to achieve this global target because
Indonesia is struggling with various problems such as the problems of state-owned
industries, home industries and partnership issues. But Indonesia continues to strive
to realize the goals of the SDGs. Therefore, to succeed in achieving the 17 goals of
SDGs launched by countries in the world. Indonesia shows a high commitment,
namely the signing of the presidential regulation NO. 59 of 2017 concerning the
implementation of the achievement of sustainable development goals on 4 July 2017
by President Joko Widodo.
The Ministry of Maritime Affairs and Fisheries (KKP) noted that in 2017 the
performance of the aquaculture sub-sector showed positive results. The positive
performance record of the aquaculture sub-sector can be seen from the activity
indicators that have contributed to bringing positive changes to national
development performance. The Central Statistics Agency (BPS) recorded a 2017
GDP growth in the fisheries sector of 6.75% or an increase of 31 percent of 2016.
The GDP figure is the most progressive and is above the national GDP growth rate
of only 5.03 percent.
Although the Central Bureau of Statistics (BPS) data recorded the national
GDP growth in the fisheries sector showed positive results, based on a survey the
authors conducted in Nagari Aie Tajun, Lubuk Alung Sub-District, Padang Pariaman
Regency, West Sumatra. There are still many authors who encounter problems in
feeding catfish. To overcome this problem, it is necessary to provide catfish feed
automatically by developing a tool that is able to help farmers to be able to improve
the quality of the results of catfish cultivation.

vi
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah meluncurkan program baru bernama
Sustainable Development Goals (SDGs) menggantikan Millenium Development
Goals (MDGs) yang selesai akhir tahun 2015. SDGs akan otomatis berlaku pada
negara-negara maju dan berkembang untuk 15 tahun kedepannya. Secara umum,
SDGs memiliki 17 tujuan dan sasaran. Pada 17 tujuan tersebut, salah satunya adalah
Industri, inovasi industri dan kemitraan untuk mencapai tujuan, yaitu menjamin untuk
menuatkan sarana pelaksanaan dan merevitalisasti kemitraan global maupun lokal,
membangun infrastruktur yang tangguh untuk industri, meningkatkan industri inklusif
dan berkelanjutan. Hal ini sangat berhubungan dengan progam Indonesia dalam
meningkatkan industri kelas menengah dan rumahan. Secara makro ekonomi, data
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan PDB Nasional sektor perikanan
tahun 2017 sebesar 6,75 % atau naik sebesar 31 persen dari tahun 2016. Angka PDB
tersebut tercacat paling progresif dan berada diatas rata-rata pertumbuhan PDB
Nasional yang hanya 5,03 persen. Dengan adanya SDGs, negara dapat mendorong
perubahan ekonomi industrinya, khususnya di Indonesia dapat diminimalisir bahkan
mengentaskan keseluruhan masalah-masalah pada dunia industri dan kemitraan.
Pemberian pakan lele sangat potensial dan prospek pengembangannya sangat
bermanfaat untuk meningkatkan protein yang dibutuhkan masyarakat. Dalam
pemberian pakan lele, perlu dilakukan secara intensif dan profesional baik mulai dari
pemilihan bibit, pembesaran hingga ikan siap dipasarkan. Beternak ikan lele
merupakan salah satu jenis usaha budidaya perikanan yang semakin berkembang.
Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan teknologi budidaya yang relatif mudah
dikuasai oleh masyarakat, pemasarannya relatif mudah dan modal usaha yang
dibutuhkan relatif rendah serta dapat dibudidayakan dilahan sempit dengan tingkat
kepadatan yang tinggi (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2007).
Pemberian pakan lele yang berkualitas merupakan upaya sangat strategis dalam
rangka pendukung peningkatan produksi lele. Dalam pemberian pakan lele, salah satu
2

permasalahan yang sering dihadapi peternak adalah masih kurangnya kesadaran dan
pemahaman peternak terhadap pemberian pola serta takaran pakan yang sesuai
sehingga mengakibatkan masih tingginya kehilangan hasil dan rendahnya mutu lele.
Survei yang dilakukan lakukan di Nagari Aie Tajun Kecamatan Lubuk Alung
Kabupaten Padang Pariaman Sumatera Barat. Masih banyak penulis temui
permasalahan dalam pemberian pakan budidaya ikan lele. Untuk mengatasi masalah
ini maka perlu dilakukan pemberian pakan lele secara otomatis dengan
mengembangkan alat yang mampu membantu peternak untuk dapat menekan
kehilangan hasil serta meningkatkan kualitas hasil budidaya lele.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuandan teknologi saat ini, maka dapat
diterapkanlah suatu teknologi yang dapat digunakan oleh masyarakat khususnya
peternak ikan dan lele. Tujuan utama dalam menerapkan inovasi teknologi ini adalah
untuk mengganti peran manusia dalam menerapkan suatu alat dengan teknologi yang
sedang berkembang saat ini, agar proses pemberian pakan yang dilakukan dapat lebih
efektif, efisien dan berkualitas dengan menggunakan alat pemberi pakan lele otomatis
berbasis mikrokontroler (APPEL), sehingga mampu menghasilkan lele yang
memenuhi persyaratan mutu dan kebutuhan pangan.
Dari hasil survei, salah satu masalah yang ditemui adalah pemberian pakan lele
yang tidak teratur dan tidak sesuai dengan kebutuhkan nutrisi lele untuk menjadi lele
yang berkualiatas tinggi. Untuk mengatasi kondisi demikian diperlukan sentuhan
teknologi untuk menggantikan pemberian pakan yang selama ini dilakukan secara
manual yang nantinya dapat mengontrol takaran, waktu, pengecekan dalam hal proses
pemberian pakan dengan efektif dan efisien secara otomatis. Untuk kondisi ini selain
memerlukan waktu dan tenaga yang banyak, produksi lele yang dihasilkan
juga tidak maksimal. Berdasarkan kondisi di atas, maka penulis dari, FTUNP
Padang mencoba mengajukan usulan untuk merancang APPEL yaitu sebuah alat
pemberian pakan lele otomatis. Harapan penulis dengan adanya alat pengontrol ini
nantinya dapat meningkatkan produktivitas lele di Indonesia.
Sebagai dasar perbandingan menggunakan tenaga manusia (manual) dalam proses
pemberian pakan, hanya sekitar 30%-50% dari jumlah lele yang memperoleh nutrisi.
3

Menggunakan alat pengontrol yang akan diterapkan ini dapat memberikan nutrisi lele
secara merata. Jika nilai jual peternak rata-rata per kilogram adalah Rp.13.000,- maka
peternak dapat menjual lelenya per kilogram seharga Rp.17.000,- dengan kualitas
yang lebih baik. Kondisi ini tentu sangat membantu peternak dengan jumlah hasil
panen yang meningkat sehingga memberikan nilai tambah dan membuka lapangan
pekerjaan kepada masyarakat sekitar mulai dari peternak hingga penjual lele. Dari
pertimbangan diatas maka diharapkan dengan adanya alat pemberi pakan lele otomatis
ini betul-betul dapat membantu peternak lele. Maka pada kegiatan pilmapres ini
direncanakan “Rancangan Alat Pemberian Pakan Lele Otomatis“ Untuk
Meningkatkan Mutu Lele PraPanen ”.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dirumuskan beberapa
masalah sebagai berikut :
1) Bagaimana meningkatkan mutu lele dengan bantuan APPEL?
2) Bagaimana membuat alat pemberi pakan lele otomatis yang mampu
meningkatkan kuantitas dan kualitas lele pra panen ?

Diharapkan dengan adanya alat ini akan lebih meningkatkan mutu dan
produktivitas pemanfaatan ikan/lele menjadi makanan pelengkap maupun makanan
olahan seperti pepes, kerupuk dan sebagainya.

1.3 Kegunaan
APPEL (Alat Pemberi Pakan Lele) ini memiliki kegunaan yang rinciannya dapat di
tuliskan sebagai berikut :
1) Membantu peternak memberi pakan lele agar bekerja lebih mudah, cepat dan
praktis sehingga meningkatkan produktivitas budidaya Lele.
2) Memberikan notifikasi aktual melalui monitoring kepada peternak sehingga
dapat mengetahui informasi saat pemberian pakan, dan persediaan akan habis.
3) Meningkatkan kualitas lele dengan pola pemberian pakan yang teratur.
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penanganan Lele Pra Panen


Pola pemberian pakan mempengaruhi hasil panen yang dilaksanakan secara
bertahap dan teratur. Proses pemberian pakan merupakan tahapan kegiatan yang
dimulai dari menyediakan bahan pakan hingga pemberian pakan. Dalam sistem
pemberian pakan tersebut secara garis besar dipengaruhi oleh mekanisme pakan itu
sendiri dan proses pemberian pakan. Menurut salah satu peternak lele, terdapat tiga
proses pemberian pakan yang berkembang dimasyarakat yaitu pemberian pakan pada
proses pembibitan, pemberian pakan pada proses pendederan dan pemberian pakan
pada proses pembesaran. Proses pemberian pakan berbeda-beda atau bervariasi.
Proses pemberian pakan tersebut sangat terkait dengan factor ekonomi dan kebiasaan
peternak serta kurangnya pemahaman peternak dalam pemberian pakan sehingga
menurunnya kualitas ikan yang mempengaruhi harga jual lele di pasaran. Oleh sebab
itu permasalahan tersebut bisa penulis bantu dengan teknologi APPEL (Alat Pemberi
Pakan Lele) yang penulis rancang sehingga tidak perlu memberikan pakan secara
manual serta dapat meningkatkan hasil panen lele yang berkualitas dan memenuhi
kebutuhan pangan masyarakat, dengan bantuan teknologi yang di rancang di
harapkan akan meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat.
Pada proses pembibitan, pemberian pakan dengan jumlah yang banyak serta
jadwal yang teratur pada pagi hari, siang hingga pada malam hari, jumlah pakan
yang di berikan akan merata dan lebih efektif sehingga tidak menyebabkan banyak
pakan yang terbuang sia-sia. Pemberian pakan pada proses pendederan hampir sama
dengan proses pembibitan namun bedanya pada jumlah pakan yang di berikan lebih
banyak. Pemberian pakan pada proses pembesaran berbeda dangan proses
pembibitan dan pendederan, pada proses ini jumlah pakan yang di berikan lebih
banyak dari pembibitan dan pendederan dengan jadwal hanya dua kali sehari pada
pagi hari dan malam hari. Pada proses pemberian pakan dilakukan dengan kapasitas
yang banyak dan jadwal yang teratur dan merata. Peternak ikut dalam proses
5

pemberian pakan dan merawat pemeliharaan tanpa membeda bedakan proses


pertumbuhan lele. Jumlah pakan yang diberikan cukup banyak sehingga peternak
kewalahan dalam menaburkan pakan dan lele pun berebut dalam memperoleh
makanan. Akibatnya banyak pakan yang terbuang dengan siasia.
Pada pemberian pakan dalam proses pembibitan, pendederan dan pembesaran
dengan jumlah banyak harus bekerja secara bersama-sama, pembagian tugas harus
jelas dalam pemberian pakan secara manual. Berdasarkan pola pemberian pakan
tersebut dapat mempengaruhi tingkat kehilangan hasil pada saat pemanenan lele
sampai dengan pemasaran serta akibat dari keterlambatan pemberian pakan tersebut
dalam waktu 2-3 kali sehari. Dari teknologi yang digunakan akan memudahkan
peternak untuk memberi pakan lele sesuai dengan jadwal yang di tentukan, sehingga
menghindari keterlambatan pemberian pakan dan tidak perlu lagi setiap hari ke
peternakan untuk memberi pakan lele, cukup dengan sekali seminggu saat persedian
pakan sudah hampir habis peternak mengunjungi peternakan. Pengontrolan segala
sesuatu yang terjadi pada masalah pemberian pakan bisa di monitoring dari jarak
jauh menggunakan sistem android.

2.2 Nilai Pengontrol Pakan Lele


Pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam beternak ikan lele. Apapun
pilihan pakan lele pilihlah pakan yang jika di hitung FCR (Food Convertion Ratio)
lebih kecil dari satu. FCR adalah rasio jumlah pakan berbanding pertumbuhan
daging. Semakin kecil nilai FCR, semakin baik kualitas pakan. Pakan ikan lele harus
banyak mengandung protein hewani. Secara umum kandungan nutrisi yang
dibutuhkan ikan lele adalah: Protein untuk larva >40%, benih 35 sd 48%,
pembesaran 34-37%, indukan 3238%. Lemak untuk benih 5-20%, pembesaran 5-
20%, indukan 5-20%. Karbohidrat untuk benih 3-13%, pembesaran 3-13%, indukan
3-13%. Serat untuk benih 4-6%, pembesaran 4-8%, indukan 4-8% (Sumber: Seminar
Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2011).
Untuk mencapai hasil maksimal dengan biaya yang minimal, diterapkan
pemberian pakan utama dan pakan tambahan secara berimbang. Banyaknya kini
6

sektor pertanian dan peternakan yang di dukung dengan teknologiteknologi yang


canggih maka di terapkanlah APPEL dalam pemberian pakan lele secara otomatis.
Produk-produk serupa pernah di terapkan dalam teknologi eFishery menggabungkan
pemberian pakan otomatis dengan algoritma dan sensor untuk meningkatkan
efisiensi pakan dalam bisnis perikanan air tawar. Oleh sebab itu penerapan teknologi
sangat memungkinkan untuk meningkatkan hasil panen dengan jumlah yang
maksimal dan kualitas yang baik.
Sistem pengontrol yang pada APPEL dikendalikan oleh sebuah mikrokontroler.
Mikrokontroler merupakan sebuah sistem komputer lengkap di dalam satu serpih
(chip). Penerapan APPEL pada mitra kerja oleh peneliti memiliki kelebihan
tersendiri dari penelitian-penelitain sebelumnya, APPEL yang diletakkan diantara
dua buah kolam yang akan bekerja secara bersamaan, dan untuk pengontrolan sistem
waktu pemberian pakan dan persediaan pakan bisa dipantau atau dicek melalui
android, Tugino (2013) melakukan Rancang Bangun Perangkat Pemberi Pakan Ikan
Otomatis Pada Kolam Pembenihan Ikan Berbasis Arduino. Tugas akhir ini
membahas tentang perangkat pemberi pakan ikan otomatis pada pembenihan ikan
berbasis Arduino ini menggunakan motor servo sebagai sistem buka tutup pada saat
perangkat bekerja memberi pakan pada ikan yang di kontrol oleh Arduino. Sili
(2014) melakukan Alat Pemberi Makan Ikan Di Akuarium Otomatis Berbasis
Mikrokontroler Atmega16. Tugas akhir ini membahas tentang Alat Pemberi Makan
Ikan Di Akuarium Otomatis menggunakan sistem yang dirancang terdiri dari empat
bagian yaitu: catu daya, sistem minimum, rangkaian driver dan program.
Mekanisme sistem serta alat yang dipergunakan dalam proses pemberian pakan
sangat mempengaruhi tingkat kualitas lele. Penelitian di Lubuk Alung menunjukkan
bahwa pemberian pakan secara manual tidak efektif, kerugian yang di peroleh
berkisar antara 4,3-4,9%, sedangkan sistem pemberian pakan secara otomatis akan
mengurangi tingkat kerugian tersebut. Tingginya tingkat kerugian pemberian pakan
secara manual akan menyebabkan hilangnya kualitas lele saat panen, kondisi ini juga
dihubungkan dengan banyaknya fenomena ikan mati, fenomena alam dimana tingkat
ke matian ikan/lele tinggi saat lele akan siap di panen, hal itu di sebabkan oleh
7

beberapa faktor baik itu faktor cuaca, faktor pemberian pakan yang tidak merata, lele
yang tidak memenuhi syarat di panen oleh peternak maupun tingkat kadar limbah
pada air. Kondisi ini semakin diperparah untuk lokasi yang masih ada hubungan
antara pemanen yang memberikan pakan dan fenomena alam. Kegiatan yang terjadi
dilokasi dengan system pemberi pakan yang masih manual ataupun menggunakan
APPEL. Dalam perkembangannya, kegiatan pemberian pakan secara manual
cenderung menimbulkan dampak negative terhadap kegiatan panen, tetapi dalam
kegiatan pemberian pakan secara otomatis cenderung akan menimbulakan dampak
positif terhadap kegiatan panen.

2.3 Pengontrol Pakan Lele


Pengontrol pakan lele merupakan tahap pemberian nutrisi pada lele secara
otomatis sekaligus penanganan prapanen setelah pembibitan dan pendederan. Pada
tahap pemberian pakan biasanya para peternakakan kehilangan hasil akibat
ketidaktepatan, ketidakmerataannya dalam melakukan pemberian pakan, dimana
hasil pemberian pakan yang kurang efektif dapat mencapai lebih dari 20%. Oleh
sebab itu cara pemberian pakan telah mengalami perkembangan dari zaman ke
zaman yang di dukung oleh teknologi yang canggih dan modern. Dalam
memudahkan dan memaksimalkan hasil pemberian pakan dengan menggunakan
APPEL otomatis, dapat memberikan suatu inovasi terbaru sehingga menekan proses
pemberian pakan yang tidak merata dan kehilangan hasil lele sebelum panen. Jadi
dengan APPEL yang di terapkan maka pola makan lele menjadi teratur dan efisien,
juga mendukung berat lele pas panen dengan keadaan bergizi dan cukup makan.
8

BAB III
ANALISIS SINTESIS

3.1. Analisis permasalahan


Secara makro ekonomi, data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat
pertumbuhan PDB Nasional sektor perikanan tahun 2017 sebesar 6,75 % atau naik
sebesar 31 persen dari tahun 2016. Angka PDB tersebut tercacat paling progresif dan
berada diatas rata-rata pertumbuhan PDB Nasional yang hanya 5,03 persen.
Neraca perdagangan sub sektor perikanan budidaya juga menunjukkan catatan
positif (surplus). Data BPS mencatat hingga September tahun 2017 nilai ekspor
produk perikanan budidaya Indonesia mencapai sebesar 1,29 milyar US$, atau naik
5% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara nilai impor perikanan
budidaya hingga September tahun 2017 mencapai 17,06 juta US$, atau menurun
sebesar 14% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Meskipun dari data Badan Pusat Statistik perkembangan budidaya ikan terus
meningkat, berdasarkan survei yang penulis lakukan di Nagari Aie Tajun Kecamatan
Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman Sumatera Barat. Masih banyak penulis
temui permasalahan dalam pemberian pakan budidaya ikan lele. Untuk mengatasi
masalah ini maka perlu dilakukan pemberian pakan lele secara otomatis dengan
mengembangkan alat yang mampu membantu peternak untuk dapat meningkatkan
kualitas hasil budi daya lele.
Dari hasil survei, masalah yang ditemui yaitu pemberian pakan lele yang
tidak teratur dan tidak sesuai dengan kebutuhkan nutrisi lele untuk menjadi lele yang
berkualiatas. Untuk mengatasi kondisi demikian diperlukan sentuhan teknologi
untuk menggantikan pemberian pakan yang selama ini dilakukan secara manual
yang nantinya dapat mengontrol takaran, waktu, pengecekan dalam hal proses
pemberian pakan dengan efektif dan efisien secara otomatis. Untuk kondisi ini selain
memerlukan waktu dan tenaga yang banyak, produksilele yang dihasilkan juga tidak
maksimal. Berdasarkan kondisi di atas, maka penulis dari, FTUNP Padang mencoba
mengajukan usulan untuk merancang APPEL yaitu sebuah alat pemberian pakan lele
9

otomatis. Harapan penulis dengan adanya alat pengontrol ini nantinya dapat
meningkatkan produktivitas lele di Indonesia.

3.2. Kelemahan cara pemberian pakan


Pemberian pakan ikan adalah salah satu hal penting dalam pembudidayaan ikan.
Namun saat ini sistem pemberian pakan ikan umumnya masih sangat bergantung
pada sumber daya manusia untuk pemberiannya yang sifatnya masih manual.
Pemberi pakan secara sederhana dengan tangan menyebar pakan ikan langsung ke
dalam kolam. Penggunaan sistem tersebut memiliki beberapa kekurangan, yaitu
seringnya terjadi kesalahan pada penjadwalan pemberian makan ikan dan juga tidak
adanya pengontrolan takaran pada setiap pemberiannya. Hal ini akan membuat para
pengelola perikanan tidak dapat mengontrol penjadwalan dan mengalami kesulitan
saat pemberian pakannya, karena pakan ikan harus sesuai dengan takaran dan
banyaknya ikan. Selain itu, penjadwalan pemberiannya harus tepat agar ikan dapat
bertumbuh besar dengan cepat.

3.3 Sintesis
Hasil penelusuran menunjukkan terdapat beberapa jenis alat pemberi pakan ikan
otomatis yang dibuat sesuai waktu penjadwalan pemberian pakan ikan. Tetapi alat
pemberi pakan ikan otomatis tersebut masih memiliki kekurangan yaitu pengguna
tidak dapat mengatur waktu pemberian pakan sesuai dengan keinginan. Dengan
demikian alat tersebut menjadi kurang efisien. (Firdaus, 2006). Selain itu, ada pula
alat pemberi pakan ikan otomatis dengan tempat penampungan yang cukup besar.
Tetapi alat ini juga memiliki kekurangan, karena pada saat pakan ikan habis tidak
ada peringatan / pemberitahuan. (Prawiraharja, 2012). Berdasarkan uraian diatas,
maka pada kegiatan Pilmapres ini akan ditawarkan sebuah solusi alat yaitu berupa
sistem cerdas penampungan dan pemberian pakan ikan.
Dimana alat ini bukan hanya dapat memberi peringatan berupa alaram bahwa
pakan ikan pada tempat penampungan telah habis tetapi pengguna juga dapat
mengatur waktu pemberian serta takaran pakan ikan sesuai dengan keinginan. Alat
10

ini akan digunakan sebagai alternatif solusi untuk membantu mitra dalam
pemberiaan pakan ikan untuk dua kolam yang berdampingan sekaligus sehingga
mitra dapat melakukan pemberian pakan dengan tepat waktu dan sesuai dengan
takaran yang diinginkan oleh pengguna.

Gambar 1. Rancangan alat

Dari gambar 1 dapat kita lihat ada dua tabung berwarna biru yang berfungsi
untung penampung pakan ikan. Pakan yang disimpan pada tabung akan disalurkan
ke pelontar yang berwarna ungu secara otomatis kemudian motor pelontar yang
berwarna hijau akan aktif dan menggerakan kedua pelontar sehingga pakan yang
disalurkan dapat terlontar ke dua kolam.
11

BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

4.1 Simpulan
Karya tulis ilmiah ini telah berhasil mendemonstrasikan bagaimana
meningkatnya pembudidayaan ikan di Indonesia dan masalah masalah yang
muncul daalam proses budidaya ikan. Karya tulis ilmiah ini juga telah
mengajukan solusi yang memungkinkan untuk diterapkan dan bagaimana
solusi ini dapat menyelesaikan permasalahan yang timbul dalam proses
budidaya ikan . hal tersebut diterapkan pada aspek yang dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan budidaya ikan. Aspek yang
berfokus pada cara pemberian pakan ikan otomatis yang dapat
memaksimalkan proses budi daya ikan.
4.2 Rekomendasi
Rekomendasi yang dapat direalisasikan dari gagasan yang ditawarkan oleh
karya tulis ilmiah ini dijabarkan sebaagai berikut:
4.2.1 Peternak ikan perlu melakukan peninjauan kembali mengenai masalah-
maslah ataupun tantangan yang timbul dalam proses budidaya iikan.
4.2.2 Peternak ikan perlu menimbang kembali, bagaimana gagasan kreatif
yang ditawarkan dalam karya tulis ilmiah ini yang dapat diterapkan pada
proses budidaya ikan. Karya tulis ilmiah ini menimbang bahwa penetapan
jadwal pemberian pakan ikan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan
untuk memaksimalkan hasil dari proses budidaya ikan. Sehingga karya tulis
ilmiah ini memberikan solusi dengan cara membuat alat yang dapat
memberikan pakan ikan secara otomatis pada waktu yang sudah diatur.
12

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kelautan dan Perikanan, 2007.

Direktorat Jendral Perikanan Budidaya. 2018. Capaian Kinerja Subsektor Perikanan


Budidaya Dan Outlook Tahun 2018. (Online). Diakses 20 Februari 2019
(https://kkp.go.id/djpb/artikel/3042-capaian-kinerja-subsektor-perikanan-
budidaya-dan-outlook-tahun-2018)

Andrianto, Heri. 2008. Pemrograman Mikrokontroler AVR ATMega16 Menggunakan


Bahasa C (CodeVisionAVR). Bandung: Informatika.

Sili. Y.S., 2014. Rancang Bangun Alat Pemberian Pakan Ikan Koki Otomatis Pada
Aquarium Berbasis Mikrokontroler AT89S52. Jurusan Teknik Informatika
Universitas Kanjuruhan, Malang.

Tugino., 2013. Pemberian Pakan Ikan Otomatis Dengan Tenanga Matahari. Jurusan
Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta, Sleman.

Negara I. K. W., Marsoedi dan Edi S. 2015. Strategi pengembangan budidaya lele dumbo
Clariassp. melalui Program pengembangan usaha mina pedesaan perikanan
budidaya Di kabupaten buleleng. J. Manusia dan lingkungan. 22 (3): 365-371 hlm.

Dinata, Y.M., 2015. Arduino itu mudah. Penerbit, PT Elex Media Komputindo. Jakarta

Gunawan, S., 2016. Panduan Komplet Budi Daya Ikan Lele di Lahan Sempit. Penerbit,
Agromedia Pustaka, Jakarta.

Suyanto. R., 2007. Budidaya Ikan Lele. Penerbit, Penebar Swadaya, Jakarta.

Universitas Islam Indonesia, 2011. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi.


Penerbit, Jurusan Teknik Informatika, Yogyakarta.

Firdaus, Muhammad. 2006. Alat Pemberi Makan Ikan Otomatis Berbasis


Mikrokontroleller AT89S51. Konvergensi Volume 2, Nomor 2, Juli 2006.

Sahwan, Firdaus. 2008. Arti Penting Pakan Bagi Ikan.


http://informasibudidaya.blogspot.com/2008/09/arti-penting-pakan-bagi-ikan.html.
Diakses 24 Oktober 2012
13

Prawiraharja, Gumilar. 2012. Alarm Kolam dan Pemberi Makan Ikan Otomatis
http://www.scribd.com/doc/89435347/ Pemberi-Makan-Ikan-Otomatis

Anda mungkin juga menyukai