Anda di halaman 1dari 14

BAB I

A. Pendahuluan
Kalender hijriah adalah sistem penanggalan yang dibuat oleh islam pada
abad ke 7. Sisitem kalender dalam islam ini di perkasai oleh Umar bin
khattab, yang kemudian digunakan oleh umat islam dan negara-negara islam
yang mayoritasnya sedikit atau pun yang banyak, yakni 17 tahun setelah
Rasulullah Saw. Adapun penamaan bulan pada bulan hijriah yakni nama
yang di ambil dari hijrahnya Nabi Muhammad Saw dari Mekkah menuju ke
Madinah, pada 622 Masehi, yang kemudian ditetapkan sebagai bulan Hijriah.
Adapun pembentukan dari bulan hijriah berdasarkan permasalahan surat-
menyurat waktu itu yang di alami oleh pemerintahan islam era Khulafaur
Rasyidin, saat pemerintahan islam menkan kesulitan mengedentifikasi
dukemen yang tidak bertahun, bertanggal maupun berbulan, ditambah lagi
banyak wilayah kekuasaan islam yang memiliki penanggalan sendiri
sehingga pengarsipan menjadi semakin sulit oleh pemerintaha islam waktu
itu.

Kalender hijriah juga di sebut kalender Qomariyah kerena penaggalannya


berdasarkan peredaran bulan-bulan, adaupun 12 bulan yang ada dalam
kalender hijriah memiliki makna masing-masing. Dan perbedaan antara
kalender hijriah dan kalender masehi memiliki perbedaan hitungan yang
dimiliki.

Dalam kehidupan kita di dunia dalam sehari-hari kita pasti memiliki har
di mana kita akan menajalankan hari-hari kita dalam kehidupan begitu juga
dalam bulan atau tahuan kita pasti memiliki di man akit amengingat dalam
bulan tersebut ada hal-hal yang menarik dalam hidup kita misalnya dalam

1
bulan muharam adalah bulan yang kenal sebagian orang jawa yankni bulan
bubur Suro. Beguti juga kedudukan bulan Rajab, dalam bulan Rajab ia
sangat di muliankan oleh islam kenapa karna banyak Fadilah atau keutamaan
dalam bulan-bulan ini.

Dalam tradisi arab di bulan rajab ini termasuk bulan yang haram untuk
melakukan peperangan artinya haram untuk saling membunuh satu sama
yang lain adapun mencela orang juga termasuk perang dalam sodara.

Bulan ini memiliki kedudukan agung dalam hal kemuliaannya, diantara


faktor yang menyebabkan demikian adalah Karena ia tergolong bulan-bulan
suci dan bulan berdoa. Bahkan sejak zaman jahiliah sudah dikenal demikian
adanya. Masyarakat jahiliah mengenal dan menanti –nanti bulan ini untuk
keperluan hajat mereka, ini adalah bulan Amirul Mikminin. Seperti disebut
dalam sebagian riwayat: sebagai mana Syakban adalah bulannya Rasulullah
saw, dan Ramadhan adalah bulannya Allah.1

Mengenai keutamaan bulan syakban, cukuplah kenyataan bahwa ia


adalahbulan Rasulullah saw. beliau bersabda : “Syakban adalah bulanku,
semoga Allah mengasihi siapapun yang membantuku atas bulanku ini”,
barang siapa yang mengetahui arti penting ajakan agung ini, bahwa tidak
bisa di pungkiri bahwa kita harus masuk kedalam bulan tersebut agar
tercakup dan masuk ke dalamnya. Sedangkan keutamaan bulan Ramadhan
adalah kita di suruh untuk menahan hawa hafsu kita bukan hanya hawa nafsu
melainka menahan lapar dan haus sebagai mana nabi bersabda pula ,
“Buatlah dirimu lapar, buatlah telanjang tubuhmu, supaya dirimu dapat
melihat Allah Swt.2

1
Diriwayatkan dalam kitab Masarrr al syi’ah, hal.32.
2
Kitab Al-Mahajjah Al-Baidha, jil.5, hal.146-148.

2
Selain itu , malam pertama bulan ini adalah termasuk di antara empat
malam yang sangat ditekankan untuk dihidupkan dalam ibadah.3 Malam-
malam yang di hidupkan dengan ibadah, yang dimaksud empat malam
adalah malam pertama bulan Rajab, pertengahan bulan Syakban, dan dua
bulan hari raya dan sungguh para maksum sangat senang dengan melewati
bulan- bulan seperti ini apalagi dengan amalan sangat banyak sekali.

Hari ke-27 bulan ini adalah hari diutusnya Nabi saw; sebuah hari bagi
munculnya rahmat Zat Yang Maha Penyayang, yang belum pernah terlihat
sebelumnya sejak pertama kali dunia (diciptakan) hingga hari ini. Itulah hari
yang paling mulia secara bathiniyah. Secara garis besar, keutamaan-
keutamaan bulan ini tak dapat terliputi oleh akal pikiran dalam manusia dan
setiap insan yang memahaminya.

3
Kitab Uddah Al-dáī

3
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja keutamaan bulan Rajab?
2. Imam siapakah yang lahir di bulan Rajab?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan masalah dari makalah ini antara lain :

 Untuk mengetahui bulan-bulan yan ada di islam.


 Untuk mengetahui ada apa manfaat dalam bulan rajab

4
BAB II

A. Pembahasan

1. Keutamaan bulan Rajab.


Ada banyak riwayat mengenai puasa pada hari-hari Rajab, yang
menyinggung ganjaran-ganjaran yang begitu banyak dan luhur bagi orang
yang berpuasa dalam sehari,4 dari sini saya pernah membaca rajab adalah
sebuah sungai di surga yang lebih putih dari susu, dan lebih manis drai
madu. Barang siapa yang berpuasa di bulan rajab maka Allah akan memberi
minuman dari suangai tersebut.

Adapun jika berpuasa dua hari,5 atau tiga hari6 dan seterusnya hingga
genap sebulan.7 Barang siapa yang mau bersungguh-sungguh, silakan
berpuasa sebulan penuh, agar memperoleh seluruh pahala yang disebutkan
dalam tiap-tiap hadis.

4
Syekh Shaduq, Tsawab al-A’mal, hal.78.
5
Shaduk, Tsawab. . . , hal. 79; Fadhail al-Ashar al-Tsalatsah, hal.25; dan al-Amali,
hal.430 dengan sanadnya dari Rasulullah Saw, “Barang siapa yang berpuasa 2 hari, maka
penduduk langit dan bumi tidak dapat menggambarkan kemuliaannya di sisi Allah;
Dituliskan untuknya pahala seperti pahalanya sepuluh orang yang senantiasa jujur di hari
kiamat akan mendapatkan syafaat, sebagaimana orang-orang yang mendapatkan syafaat, dan
digiring bersama dan di dalam barisan mereka hingga memasuki surga. Dan dia termasuk
teman-teman dekat mereka.”; dari kitab-kitab tersebut dinukil dalam Iqbal al-A’mal, jil.3,
hal.219-220; Bihar al-Anwar, juz 97, hal. 27.
6
Shaduq meriwayatkan juga dalam Tsawab al-A'mal, hal.78; Al-Amali, hal.430; dan
Fadhail al-Asyhar al-Tsalatsah, hal.25 dengan sanadnya dari Nabi saw,, "Barang siapa
berpuasa tiga hari di bulan Rajab, maka Allah akan menjadikan antara dia dengan neraka
benteng dan penghalang, yang panjangnya sejauh perjalanan 70 tahun. Dan Allah berfirman
ketika dia berbuka, "Sungguh hakmu wajib Kupenuhi, dan engkau berhak mendapat cinta
dan wilayah-Ku. Aku persaksikan atas kalian wahai para malaikat-Ku! Sungguh Aku telah
mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang." Dinukil dalam Iqbal al-
A'mal, jil.3, hal.220; Bihar al-Anwar, juz 97, hal.27.
7
Iqbal al-A’mal, jil.3, hal. 222-283.

5
Hanya saja, jika kebetulan bulan Rajab ini jatuh pada musim panas, yang
tidak sesuai dengan temperamen dan keadaan tubuh untuk berpuasa, atau ada
halangan lain yang dapat dibenarkan (uzur syar'i) seperti sedang dalam
perjalanan jauh.

mengganggu aktivitas puasa, atau yang lain, maka amalkan saja hal
berikut ini sebagai pengganti puasa, yakni apa yang diriwayatkan oleh Syekh
Shaduq dalam Tsawab al-A'mal dan al-Amali, dengan sanad dari Nabi saw,
beliau bersabda, "Dan barang siapa berpuasa Rajab selama 30 hari, maka
seseorang dari langit akan menyeru, 'Wahai hamba Allah! Adapun yang telah
lewat, sungguh telah diampuni.

Maka mulailah dengan amal perbuatan baru untuk yang setelahnya.


Kemudian Allah memberinya surga-surga, seluruhnya. Dalam setiap surga
terdapat 40 juta kota dari emas: dalam setiap kota terdapat 40 juta istana;
dalam setiap istana terdapat 40 juta rumah; dalam setiap rumah terdapat 40
juta meja makan dari emas; dalam setiap meja makan terdapat 40 juta
mangkuk besar; dalam setiap mangkuk besar terdapat 40 juta aneka makanan
dan minuman, dan setiap makanan dan minuman tersebut memiliki rasa yang
berbeda-beda.8

Dalam setiap rumahnya terdapat 40 ribu tempat tidur dari emas, panjang
dan lebar masing-masing darinya seribu hasta; pada setiap tempat tidur itu
ada seorang bidadari, yang di atas (kepala)nya terdapat 300 ribu ikalan
rambut (kuncrit), yang masing-masing darinya dipegang oleh sejuta dayang,
sambil melumurinya dengan minyak wangi anbar dan kesturi, hingga ia
'diberikan kepada orang yang berpuasa Rajab itu. Ini untuk orang yang
berpuasa Rajab secara penuh."

8
H. Mirza Jawad Maliki Tabrizi, al-Muraqabat, Citra, 2016, hal.110.

6
Nabi bersabda, “Bertasbilah setiap hari, di hari-hari bulan rajab, sampai
genap 30 hari, yaitu dengan tasbih berikut ini sebanyak 100 kali,

‫ ُس ْبَح اَن َم ْن َلِبَس‬، ‫ ُسْبَح اَن اَأْلَع ِز اَأْلْك َر ِم‬،‫ ُسْبَح اَن َم ْن اَل َيْنَبِغ ُّي الَّتْس ِبْيُح ِإاَّل َلُه‬، ‫ُسْبَح اَن اِإل َلِه الَجِلْيِل‬
‫اْلِع َّز َو ُهَو َلُه َأْهُل‬

“Maha suci Tuhan Yang Maha agung, Maha suci Zat Yang tak layak
tasbih kecuali untuk-Nya, Maha suci Zat Yang paling luhur dan mulia, Maha
suci Zat Yang mengenakan keagungan, sedang Dia
memanglah pemiliknya.”9 Dan Nabi Saw selalu menyebut tasbih tersebut di
dalam bulan-bulan rajab banyak riwayat yang menukilnya seperti di kitab
Bihar al-Anwar, juz 97, hal.31 juga meneyebut tentang keutamaan tersebut

9
Tsamab al-A'mal, hal:83; Amali-nya Syekh Shaduq, hal,433, dari keduanya dinukil dalam
Iqbal al-A'mal, jil.3, hal 283-284.

7
B. Penghulu Para Wasih
Keagungan hari ke-13 Rajab dapat diketahui dari perspektif bahwa itu
adalah hari kelahiran pamungkas para wall, penghulu para wasi, saudara
Sang Rasul, suami al-Batul, dan pedang Allah yang maslul (terhunus), yaitu
Amirul Mukminin as. Dengan demikian, berdasarkan hukum akal, hari ini
memiliki kedudukan tertentu, yang tak dapat diurai dengan narasi dan kata-
kata, dan lidah dalam membicarakannya. Sebab, nilai waktu-waktu dan hari-
hari, dan kedudukan keduanya, hanya dapat diukur dengan ukuran karunia-
karunia Allah (althof) yang diturunkan di dalamnya. Sesungguhnya apa yang
muncul pada hari ini dan diturunkan di atas muka bumi, yakni cahaya
wilayahnya pemungkas para wali yang merupakan syarat dan fondasi iman,
bahkan roh dan jiwanya itu sendiri, dan yang merupakan bagian terakhir bagi
tujuan seutuhnya dari iman dan Islam adalah sebuah nikmat atau karunia
yang tidak dapat dinilai dengan akal, mengingat akal tidak dapat meliputi
apa-apa yang Allah siapkan bagi mereka yang memegang wilayah dan iman,
yakni cahaya dan kemuliaan, derajat-derajat kedekatan (dengan-Nya) di
akhirat, kegembiraan dan kelezatan bertemu dengan-Nya, kedekatan dengan
malaikat tertinggi, dan segenap kenikmatan lainnya di negeri kekekalan.
Semua itu adalah kelanjutan dari iman, yang merupakan rukun terbesarnya.

Dan juga, andai bukan karena pedang Amirul Mukminin-dan Allah telah
memenangkan Islam dengan sebab pedangnya tentulah orang-orang kafir
membantai kaum muslim dan fondasi Islam tak akan tegak. Ingatlah apa
yang beliau lakukan pada Perang Hunain. renungkan apa yang Rasul
ucapkan pada Perang Khandaq, "Islam. seluruhnya, telah mengalahkan
kekafiran, seluruhnya."10 Secara garis besar, keutamaan keutamaan Amirul
Mukminin telah disembunyikan oleh wali (Imam) karena toqiyah, dan

10
Iqbal al-A’mal, jil.3, hal.231.

8
disamarkan oleh musuh karens kedengkian. Walau begitu, tetap saja
keutamaan-keutamaan beliau tersebar memadati Barat dan Timur.

 Beliaulah Berita yang Besar, Jalan yang Lurus dan al-Quran yang
Mulia.
 Beliaulah Imamul Muslimin (imamnya kaum muslim); Amirul
Mukminin (pemimpin kaum beriman); wasi (penerima wasiat)-nya
Rasul utusan Tuhan semesta alam; pemimpin orang-orang yang
cemerlang nan berkilau (al-ghurr al muhajjalin); cahaya Allah yang
nyata: pintu hiththahnya (pengampunan dosa) tubuh Allah (janbullah)
di (antara) makhluk-Nya dan 'wajahnya di antara kekasih-kekasih-
Nya, seluruhnya.
 Beliaulah sosok yang benar-benar alim; lautan yang meluap- luap:
penghancur berhala-berhala; pemecah kepala-kepala dan cahaya
Allah yang sempurna. Beliaulah pemusnah kaum kafir, penghancur
kaum pendosa; tambang rahasia- rahasia; cahaya dari cahaya-cahaya;
dan yang terlahir di dalam Ka'bah yang bertirai.
 Beliaulah pangkal yang kadim cabang yang mulia dan Imam yang
murah hati.
 Beliaulah tali Allah yang kokoh sisinya yang teguh; dan pilar agama.
 Beliaulah pemilik tanda-tanda, ayat-ayat yang cemerlang, dan
mukjizat-mukjizat yang digdaya dan kemilau; beliaulah penyelamat
dari kehancuran-kehancuran, yang Allah singgung dalam ayat-Nya
yang muhkam, Dan sesungguhnya al-Quran itu dalam Induk Kitab
(Lauhul Mahfuz) di sisi Kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya)
dan amat banyak mengandung hikmah (QS. al-Zukhruf [43]: 4).
 Beliau adalah saudara Rasulullah suami Fathimah al-Batul dan
pedang Allah yang terhunus.

9
 Beliau adalah mata Allah yang mengawasi tangannya yang
membentang: dan telinganya yang selalu sadar.
 Beliau maksum (terjaga) dari kesalahan-kesalahan termurnikan dari
kekurangan-kekurangan: tersucikan dari aib: dan terjaga dari
keraguan. Beliau adalah saudara Nabi saw dan wasinya, yang tidur di
kasurnya yang selalu menemani; dan yang menghilangkan
kegundahan- kegundahan dari wajah Nabi.
 Allah menjadikannya pedang bagi kenabiannya mukjizat bagi
kerasulannya saksi atas umatnya pengibar panjinya pelindung
jiwanya penahan bahaya terhadapnya: mahkota bagi kepalanya pintu
rahasianya dan kunci keberuntungannya.
 Beliaulah Ismullah A'zham (nama Allah yang agung) Quran yang
termulia Baitullahil Haram Shafa dan Zamzam dan pemilik tongkat
dan stempel.
 Beliau adalah lokus, 'tempat, keajaiban-keajaiban lokus. hal-hal
mencengangkan bintang yang menyala-nyala penembus batalion-
batalion dan titik sirkuit harapan- harapan.

 Beliau adalah ayah para Imam penghidup sunah; penghilang


kegundahan penghulu umat dan pemilik tekad luhur.

 Beliaulah yang terpilih yang teristimewakan dengan persaudaraan


yang kelima dari Ashabul Kisa pengibar panji dan titik di bawah Ba;
dan sahabat para nabi.

 Beliau adalah gurunya Jibril pemimpinnya Mikail dan


hakimnya Izrail.

10
 Beliaulah tempat berlindung orang-orang yang mencari perlindungan
penolong orang-orang yang terdesak hakim di Hari Kiamat; kekasih
Tuhan semesta alam hujah Allah atas orang-orang terdahulu dan
kemudian; kehidupan alam semesta; cahaya alam; dan pemimpin
kaum beriman.

 Beliau adalah sirr al-asrar (rahasia segala rahasia) nur al- anwar
(cahaya segala cahaya) Imamnya orang-orang suci, kekasihnya al-
Jabbar (Yang Mahakuasa) beliau adalah karunia dari Allah bagi
orang-orang baik, dan kesengsaraan darinya untuk orang-orang
pendosa.

 Beliau adalah tubuh' Allah (janbullah) yang tinggi “wajahnya yang


menerangi dan jiwanya” yang penuh beliaulah Imam Abul Hasan Ali.

Ketahuilah, bahwa ketika manusia melepaskan akalnya dari hukum,


sehingga tak ada lagi hukum, prioritas, dan kewajiban, maka segenap tindak-
tanduknya adalah seperti binatang; makan, berhubungan seksual, berak dan
kencing, sampai dia mati. Namun, jika dia menjadikan akal sebagai hakim
dalam segenap gerak dan diamnya, maka ia memiliki-diukur dari segala yang
ada dalam wujud hukum aktual (hukm fi'li) ataupun yang bersifat dugaan
(taqdiri), tanpa ada kesewenangan, tendensi, dan pengabaian dalam hukum
tersebut, sekecil apa pun. Dalam apa pun yang dapat dipahaminya, pasti ada
hukum; dan dalam apa pun yang tak diketahuinya, juga ada hukum dari
perspektif ini.

Jika orang berakal telah menggunakan akalnya dan tahu bahwa seorang
penghulu para wali Allah telah menjadi faktor penyebab keselamatan dirinya

11
dari azab dan siksa tertentu, maka ada hukum (ketetapan) yang
mewajibkannya mensyukurinya sesuai kadar manfaat tersebut. Tetapi banyak
sekali orang-orang yang tidak mengetahui bahwa Amirul Mukminin adalah
bapak dari pada Imam dan bapak dari pada wali, akan tetapi orang hanya
mengetahui bahwa Ali bin Abi Thalib hanya sekedar menantu Rasulullah,
dan anak dari paman beliau, padahal di balik itu semua tersimpan banyak
rahasia-rahasia yang kebanyakan umat islam tidak mengetahuinya karna
persaingan politik atau kedudukan pada waktu itu.

12
BAB III
Penutup

Kesimpulan
Penanggalan hijriah adalah penanggalan yang di buat pad abad ke 7.
Dan system islam ini di kuasai oleh khalifah pertama yakni khalifah Umar
bin Khattab, yang mana setelah di buat lalu digunakan oleh umat islam dan
negara-negara islam yakni bertepatan 17 tahun setelah Rasulullah Saw.
Adapun penamaan bulan pada bulan hijriah yakni nama yang di ambil dari
hijrahnya Nabi Muhammad Saw dari Mekkah menuju ke Madinah, pada 622
Masehi, yang kemudian ditetapkan sebagai bulan Hijriah.

Disini kita ketahui bahwa kekhalifahan pertama memiliki peran besar


dalam sejarah islam salah satunya adalah pembentukan kalender hijriah,
yang pada saat itu sebelum adanya kalender hijriah, dan banyak sekali yang
salah dalam memberi tanda/tanggal pada itu sendiri.

Daftar Pustaka

Diriwayatkan dalam kitab Masarrr al syi’ah, hal.32.


H. Mirza Jawad Maliki Tabrizi, al-Muraqabat, Citra, 2016, hal.110.
Iqbal al-A’mal, jil.3, hal. 222-283.
Kitab Al-Mahajjah Al-Baidha, jil.5, hal.146-148.
Kitab Uddah Al-dáī
Shaduk, Tsawab. . . , hal. 79; Fadhail al-Ashar al-Tsalatsah, hal.25; dan al-Amali,
hal.430.

13
Syekh Shaduq, Tsawab al-A’mal, hal.78.
Tsamab al-A'mal, hal:83; Amali-nya Syekh Shaduq, hal,433, dari keduanya dinukil
dalam Iqbal al-A'mal, jil.3, hal 283-284, Bihar al-Anwar, juz 97, hal.31
(dalam tambahan hadis ke-1).

14

Anda mungkin juga menyukai