Anda di halaman 1dari 4

Review Jurnal

Tugas Matakuliah Tata Kelola Bencana

Dosen Pengampu: Dr. Drs. Pitojo Budiono, M.Sc

Nama: Refina Amalia Taufiq

NPM: 2116021015

Kelas: Reg A

Jurnal 1

Judul TATA KELOLA DISTRIBUSI BANTUAN LOGISTIK KORBAN


BENCANA ALAM (Studi Empiris pada Bencana Banjir di Kabupaten
Bojonegoro)
Jurnal Jurnal Administrasi Publik (JAP), Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas
Brawijaya, Malang
Volume Volume 3, Nomor 5
Penulis Ischa Mabruris Sahilala, Sarwono, Imam Hanafi
Reviewer Refina Amalia Taufiq
Tujuan Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk memahami tetang administrasi
Penelitian publik, manajemen bencana dan manajemen logistik
Metode Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan
Penelitian kualitatif. Dengan harapan memperolah informasi yang lengkap dalam
memaparkan Tata Kelola Distribusi Bantuan Logistik Korban Bencana Alam di
Kabupaten Bojonegoro. Penelitian ini mengutamakan penelitian lapangan dan
wawancara kepada pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan
pendistribusian bantuan, guna memeproleh data primer. Fokus penelitian ini
yaitu: (1) Mengidentifikasi mekanisme pendistribusian bantuan logistik bagi
korban bencana alam di Kabupaten Bojonegoro. Dengan menggambarkan aktor
- aktor atau stakeholders yang terlibat dalam mekanisme pendistribusian
bantuan logistik, serta mekanisme pendistribusian bantuan (2) mengidentifikasi
penerapan mekanisme pendistribusian bantuan di Kabupaten Bojonegoro.
Dengan mengambarkan dan menganalisis penerapan Fungsi Manajemen
Logistik serta hambatan-hambatan dalam pendistribusian bantuan. (3) Desain
mekanisme yang lebih efektif dalam pendistribusian bantuan logistik.
Hasil 1. Mekanisme Pendistribusian Bantuan Logistik bagi Korban Bencana
Penelitian Alam di Kabupaten Bojonegoro.
BPBD Kabupaten Bojonegoro berkoordinasi dengan aparaturaparatur
Kecamatan Dander dan Desa Ngulanan untuk melancarkan mekanisme
pendistribusian serta mengambil langkah-langkah yang baik untuk
menangani bencana banjir yang terjadi, koordinasi antar stakeholders
tersebut dinilai memenuhi apa yang seharusnya dilakukan oleh instansi
Administrasi Publik.

2. Penerapan Mekanisme Pendistri-busian Bantuan di Kabupaten


Bojonegoro.
BPBD memberikan bantuan mulai dari pra bencana, saat terjadi
bencana, hingga paska bencana. Pada saat pra bencana bantuan yang
diberikan berupa beras, gula dan minyak goreng, pada saat terjadi
bencana barang yang diberikan berupa kebutuhan-kebutuhan dasar dari
masyarakat, baik pangan maupun non pangan, dan pada paska bencana
bantuan yang diberikan berupa berupa beras sebanyak 5 kg, minyak
goring sebanyak 2 lt, gula sebanyak 1 kg, mie instan sebanyak 5 bks,
kecap sebanyak 1 botol kecil dan sarden sebanyak 1 kaleng kecil.
Bantuan tersebut diberikan per KK (Kartu Keluarga yang berada di
wilayah Desa Ngulanan).

3. Desain Mekanisme yang Lebih Efektif dalam Pendistribusian Bantuan


Logistik.
Berdasarkan dari perkiraan dana maksimal, maka diadakanlah pencairan
dana guna persiapan dan pengadaan stok barang bantuan/santunan
sebelum terjadi bencana. Barang yang diadakan dapat berupa barang
konsumtif maupun barang non konsumtif. Untuk barang konsumtif
haruslah dikelola dengan baik sehingga tidak mengalami penimbunan
yang terlalu lama, sehingga tidak mengurangi kualitas dari barang
tersebut. pengelolaan barang konsumtif dapat dilakukan dengan cara
bekerjasama dengan toko-toko yang menjual barang-barang konsumtif
tersebut di wilayah Kabupaten Bojonegoro. Kerjasama juga dapat
dilakukan dengan koperasi di desa-desa yang terdampak banjir,
sehingga apabila bencana banjir tersebut datang, barang dapat
didistribusikan lebih cepat.

Kelemahan Dari penelitian ini ada beberapa kelemahan yaitu Kurangnya keragaman
Penelitian sumber data yang mengakibatkan, sulit untuk mengetahui data data yang akurat
dan penelitian ini mempunyai keterbatasan metedelogi atau pendekatan
penelitian yang kurang jelas.
Hal ini dapat membatasi untuk penyamarataan penemuan ke populasi yang
lebih besar atau menyimpulkan secara akurat.
Kelebihan Kekuatan penelitian ini ada pada potensi untuk peningkatan keselamatan pada
Penelitian bencana alam dan penelitian ini berkontribusi langsung dengan literatur ilmiah.
Kesimpulan Korban banjir luapan Sungai Bengawan Solo terpaksa meminta-minta kepada
para pengguna jalan raya jurusan Bojonegoro-Cepu karena belum mendapatkan
bantuan dari pemerintah, sedangkan persediaan barang bantuan untuk korban
bencana yang berada di BPBD Kabupaten Bojonegoro masih mencukupi. Hal
ini terjadi dikarenakan lemahnya tata kelola pendistribusian bantuan pada saat
kondisi darurat. Pentingnya tata kelola pendistribusian bantuan pada saat
kondisi darurat, menuntut adanya koordinasi dari berbagai aktor yang terlibat
dalam mekanisme pendistribusian bantuan. Selain adanya koordinasi dari
berbagai aktor tersebut, mekanisme pendistribusian bantuan juga harus
memenuhi Standar Operasional Prosedur (SOP), dimana penyampaian dan
penyaluran bantuan dapat terlaksana paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah
mendapat laporan. Penerapan mekanisme pendistribusian bantuan tersebut
telah sesuai dengan SOP yang berlaku dan fungsi-fungsi manajemen logistik,
namun juga terdapat kendala yang dapat menghambat mekanisme
pendistribusian bantuan logistik.

Jurnal 2

Judul TATA KELOLA DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR


DARURAT PASCA BENCANA TSUNAMI DI LAMPUNG SELATAN
Jurnal Jurnal Administrasi Negara FISIP Universitas Lampung
Penulis Simon Sumanjoyo Hutagalung, Nana Mulyana dan Eko Budi Sulistio
Reviewer Refina Amalia Taufiq
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana tata kelola
Penelitian multistakeholder dalam pembangunan infrastruktur pasca bencana tsunami di
Lampung Selatan dan Apa saja tantangan yang muncul dalam tata kelola
pembangunan infrastruktur pasca bencana tsunami di Lampung Selatan
Metode Penelitian ini dilakukan secara kualitatif deskriptif yang menganalisa aspek
Penelitian regulatif, teknis dan implementatif yang terjadi pada fokus bahasan penelitian.
Data dikumpulkan dari Pemerintah Daerah, DPRD dan pimpinan organisasi
masyarakat serta swasta yang terkait penelitian ini. Pengumpulan data
dilakukan melalui tiga cara, yaitu studi pustaka, wawancara, observasi dan
dokumentasi lapangan.

Hasil Hasil penelitian ini mengidentifikasi keterlibatan kelompok pemerintahan


Penelitian dalam pembangunan Hunian sementara yaitu: pemerintah daerah dan Tentara
Nasional Indonesia, kelompok organisasi masyarakat yaitu Muhammadiyah dan
Nahdlatul Ulama, dan kelompok swasta yaitu Icon + dan PT.KIM. Kolaborasi
ketiga pihak ini memberikan dampak positif bagi para pengungsi, sementara
pada tahap pembangunan hunian tetap, peran pemerintah Kabupaten dan
Pemerintah Provinsi menjadi ujung tombak, dimana kewenangan terkait
pertanahan dan pembangunan infrastruktur memang berada dibawah kedua
pemerintahan tersebut, sementara pihak swasta dan lembaga masyarakat mulai
berkurang perannya.
Kelemahan Keterbatasan metedelogi dan kurangnya solusi praktis
Penelitian
Kelebihan Kekuatan penelitian ini ada pada data yang dicantumkan cukup banyak dan
Penelitian akurat, Penelitian ini memberikan bantuan mulai dari pra bencana, saat terjadi
bencana dan pasca bencana.
Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka terdapat beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada tahap pembangunan hunian sementara teridentifikasi keterlibatan
kelompok pemerintahan dalam pembangunan Huntara yaitu: pemerintah daerah
dan Tentara Nasional Indonesia, kelompok organisasi masyarakat yaitu
Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama, dan kelompok swasta yaitu Icon + dan
PT.KIM. Kolaborasi ketiga pihak ini memberikan dampak positif bagi para
pengungsi, sehingga ketersediaan hunian sementara ini dapat mencegah
terjadinya dampak sosial, ekonomi dan kesehatan yang lebih jauh. Dalam
kolaborasi ini peran pemerintah daerah Lampung Selatan sebagai pembuat
kebijakan dan kordinator yang mengarahkan kelompok organisasi masyarakat
dan kelompok swasta agar dapat berkontribusi dan turut serta dalam menangani
para pengungsi.
2. Pada tahap pembangunan hunian tetap, peran pemerintah Kabupaten dan
Pemerintah Provinsi menjadi ujung tombak, dimana kewenangan terkait
pertanahan dan pembangunan infrastruktur memang berada dibawah kedua
pemerintahan tersebut, sementara pihak swasta dan lembaga masyarakat mulai
berkurang perannya. Hal ini dapat dipahami bahwa fase ini merupakan tahap
yang bersifat jangka panjang dan melibatkan infrastruktur yang lengkap.

Anda mungkin juga menyukai