Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BUANO SELATAN
Jln,Kesehatan
email : puskesmas.buanoselatan@gmail.com

KERANGKA ACUAN KERJA PELACAKAN TB MANGKIR PADA PROGRAM TB PARU


PUSKESMAS BUANO SELATAN

I. PENDAHULUAN
Tuberkulosis merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan
oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Adapun tanda dan gejala TB
adalah batuk berdahak lebih dari 2 minggu dengan atau tidak disertai
darah,sesak nafas,berta badan menurun.demam dan keringat dingin pada
waktu malam hari. Kasus TB bisa disembuhkan dengan pengobatan rutin
selama 6-9 bulan.
Pada awal tahun 1990-an WHO dan IUATLD telah mengembangkan
strategi penanggulangan TB yaitu strategi DOTS (Directly Observed Treatment-
Shortcourse) dan telah terbukti sebagai strategi yang secara ekonomis paling
efektif (cost-efective). Strategi DOTS adalah strategi penyembuhan TB-Paru
jangka pendek dengan pengawasan secara langsung. DOTS menekankan
pentingnya pengawasan terhadap penderita TB-Paru agar menelan obatnya
secara teratur sesuai ketentuan sampai dinyatakan sembuh sehingga dengan
strategi ini proses penyembuhan TB-Paru bisa lebih cepat. Fokus utama DOTS
adalah penemuan dan penyembuhan pasien, prioritas diberikan pada pasien
TBC yang menular (hasil pemeriksaan sputum BTA Positif). Strategi ini
diharapkan akan dapat memutus mata rantai penularan dan dengan demikian
akan menurunkan insidens TB di masyarakat.

II. LATAR BELAKANG


Keberhasilan Program Penanganan TB Paru dapat dinilai dari
keberhasilan pengobatan. Wilayah kerja Puskesmas Buano Selatan
merupakan wilayah dengan kondisi wilayah yang heterogen dan banyaknya
perpindahan penduduk, sehingga resiko terjadinya mangkir pengobatan TB
sangat besar.
Sedangkan kasus TB mangkir dapat meningkatkan resiko kekebalan
kuman TB terhadap pengobatan. Resiko terbesar adalah jika pasien jatuh
kedalam keadaan TB MDR. Oleh karena itu perlu bagi puskesmas untuk
melaksanakan kegiatan pelacakan TB mangkir, dalam rangka menurunkan
jumlah pasien TB yangmangkir pengobatan.
III. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Untuk Mencegah Kegagalan pengobatan TB dan mencegah
munculnya kasus TB MDR.
b. Tujuan Khusus
1) Melacak pasien TB yang berhenti mengambil obat.
2) Memberikan penyuluhan kepada pasien yang berhenti minum
obat tentang penyakit TB sehingga bersedia untuk berobat kembali.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan dalam pelacakan ke rumah pasien
pengobatan TB yang berhenti menelan obat.
Cara Pelaksanaan
1) Penanggung jawab program P2TB mendata pasien-pasien yang
berhenti ambil obat TB;
2) Menghubungi pelaksana TB (perawat atau bidan desa) agar melacak
ke rumah pasien yang berhenti ambil obat TB;
3) Pelaksana TB memberikan penyuluhan tentang TB dan resiko berhenti
minum obat TB kepada pasien TB yang berhenti ambil obat;
4) Pelaksana TB menganjurkan kepada pasien yang berhenti ambil obat
untukperiksa kembali ke puskesmas;
5) Pelaksana TB melaporkan kepada penanggung jawab pemegang Program
TB Paru Puskesmas Buano Selatan perihal hasil pelacakan;
6) Penanggung jawab Pemegang Program TB menindaklanjuti
dengan memantau apakah pasien yang telah dilacak, kembali berobat atau
tidak;

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


a. Pengorganisasian
Penanggung Jawab: Penanggung Jawab Program TB Paru Pelaksana:
Perawat

b. Peran Pihak-Pihak Terkait


1) Lintas Program

No Pihak Terkait Lintas Peran Ket


Program
1 Petugas Poli Paru 1. Menerima pasien
Puskesmas Buano Selatan rujukan penderita
TBC dari pelaksana
pelacakan TB
mangkir dan
melakukan prosedur
pemeriksaan pasca
mangkir
2. Memberikan
pengobatan pada
pasien TB pasca
mangkir

2 Petugas Laboratorium 1. Menerima


Puskesmas Buano Selatan permintaan
pemeriksaan BTA
ulangan pasien
Pasca TB
Mangkirdari Poli
JantungParu
2. Melakukan
pemeriksaan BTA
pada pasien TB
pasca mangkir

2) Lintas Sektor

No Pihak Terkait Lintas Peran Ket


Program
1 Pemerintah Kelurahan / 1. Membantu dalam
Desa memberikan
alamat penderita
TB Mangkir jika
petugas kesulitan
menemukan letak
tempat tinggal
Penderita TB
mangkir
3. Memberikan
bantuan konseling
apabila penderita
TB mangkir
menolak untuk
periksa kembali
ke Puskesmas
2 Kader Kesehatan 1. Membantu dalam
memberikan
alamat penderita
TB Mangkir jika
petugas kesulitan
menemukan letak
tempat tinggal
penderita TB
mangkir
2. Memberikan
bantuan konseling
apabila penderita
TB mangkir
menolak
untuk periksa
kembali ke
Puskesmas

VI. SASARAN
Kegiatan pelacakan TB mangkir mempunyai sasaran kegiatan
antara lain:
Menekan angka drop out pengobatan TB hingga 0 kasus dalam
kurun waktu 1 tahun.

VII. JADWAL PELAKSANAAN

JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


No KEGIATAN
Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov
1 Kegiatan
Pelacakan  √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
TB

Mangkir
VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi di lakukan oleh pemegang program TB Paru
Puskesmas Buano Selatan setelah melakukan kegiatan pemeriksaan
kontakserumah pasien TB Paru.

IX. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan setiap kegiatan program yang dilaksanakan dalam
bentuk laporan kegiatan program. Laporan kegiatan program dibuat
oleh masing masing petugas penanggungjawab program untuk
dilaporkan kepada dokter penanggung jawab program. Laporan kegiatan
program dari dokter penanggung jawab program kemudian diserahkan
kepada koordinator UKM untuk dilakukan verifikasi. Ketua UKM
melakukan laporan kepada Kepala Puskesmas terkait pelaksanaan
kegiatan dari program kesehatan Ibu yang telah dilaksanakan.
Evaluasi pelaksanaan kegiatan program akan dilakukan
untukmengetahui permasalahan yang timbul dan mencari solusinya.
1. Evaluasi dokter penanggung jawab program
2. Evaluasi bersama ketua pokja UKM
3. Laporan bulanan (LB3)
4. Laporan tahunan

X. ANGGARAN PEMBIAYAAN
Kegiatan pemeriksaan kontak serumah TB Paru pada
anggaran dari BOK.

Mengetahui
Kepala Puskesmas Penanggung Jawab Program

Ny.R.TUHUTERU.A.Md.Keb Maxmillian Metekohy,S.Kep.,Ns


NIP.19680817 199003 2 016 NIP.19810315 200604 1 014

Anda mungkin juga menyukai