PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kestabilan diperoleh dengan cara bergabung dengan unsur lain, lalu membentuk
suatu molekul atau senyawa yang stabil. Kemampuan bergabung tersebut terjadi
karena gaya tarik-menarik antar unsur (atom). Dengan demikian, setiap atom
atau unsur dapat membentuk senyawa yang khas dan berbeda, karena kekuatan
Daya tarik-menarik antar atom membentuk suatu senyawa kimia disebut ikatan
kimia. Ikatan kimia ditemukan pertama kali oleh ilmuwan asal Amerika Serikat
bernama Gilbert Newton Lewis pada tahun 1916, ikatan kimia terbagi menjadi
dua yaitu ikatan kuat dan ikatan lemah (Jamilah, 2018: 32).
Ikatan ion termasuk salah satu ikatan yang tergolong kuat. Ikatan ini
terjadi karena adanya gaya tarik-menarik elektrostatik antara ion positif dan ion
negatif. Ikatan ion terjadi antara atom-atom yang mempunyai energi ionisasi
yang rendah dengan atom-atom yang mempunyai afinitas elektron yang besar.
Oleh karena itu, ikatan ion dapat terjadi antara unsur-unsur logam dan non
Ikatan kovalen juga termasuk ikatan yang tergolong kuat. Ikatan ini
disebut ikatan kovalen. Pada umumnya, ikatan kovalen terjadi antara atom non-
logam dengan atom non-logam. Hal ini disebabkan atom-atom non logam
dilakukan percobaan yang bertujuan untuk mengetahui jenis ikatan ion dari
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Percobaan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ikatan Kimia
Ikatan kimia salah satu konsep dalam pembelajaran kimia. Ikatan kimia
merupakan gaya yang menyebabkan sekumpulan atom yang sama atau berbeda
menjadi satu kesatuan dengan perilaku yang sama Ikatan kimia merupakan gaya
yang mengikat dua atom atau lebih untuk membuat senyawa atau molekul
kimia. Ikatan itulah yang akan menjaga atom tetap bersama dalam suatu
senyawa yang dihasilkan. Dengan kata lain, ikatan kimia dari dua atau lebih
Ikatan terbagi menjadi dua jenis diantara, ikatan kuat seperti yang terjadi
pada ikatan logam, ikatan ion dan ikatan kovalen. Ada juga ikatan lemah yang
terjadi pada interaksi dipol-dipol, gaya dispersi London, dan ikatan hidrogen.
Semakin kuat ikatan kimia yang terjadi, maka akan semakin stabil senyawa yang
semakin tidak stabil senyawa yang dihasilkannya, dan dapat mengalami reaksi
Elektron yang mengelilingi inti atom bermuatan negatif dan proton yang
terdapat dalam inti atom bermuatan positif, mengingat muatan yang berlawanan
akan saling tarik menarik, maka dua atom yang berdekatan satu sama lainnya
akan membentuk ikatan. Dalam gambaran yang paling sederhana dari ikatan
non-polar atau ikatan kovalen, satu atau lebih elektron, biasanya berpasangan,
ditarik menuju sebuah wilayah di antara dua inti atom. Gaya ini dapat mengatasi
gaya tolak menolak antara dua inti atom yang positif, sehingga atraksi ini
menjaga kedua atom untuk tetap bersama, walaupun keduanya masih akan
B. Struktur Lewis
elektron yang lebih stabil. Lambang Lewis dilambangkan dengan gambar titik,
silang, dan lain-lain. Pada struktur Lewis terdapat pasangan elektron ikatan
perhatikan bahwa jumlah elektron valensi dalam setiap atom, kecuali helium,
sama dengan letak golongan dari unsur tersebut. Sebagai contoh, Li termasuk
dengan satu titik, Be unsur golongan IIA memiliki dua elektron valensi (dua
titik), dan seterusnya. Unsur-unsur dalam satu golongan yang sama mempunyai
konfigurasi elektron valensi terluar yang mirip sehingga memiliki lambang titik
Lewis yang mirip. Logam transisi, lantanida, dan aktinida mempunyai kulit
dalam yang tidak terisi penuh, sehingga secara umum lambang titik Lewis dari
unsur-unsur ini tidak dapat dituliskan secara sederhana (Jamilah, 2018: 36).
C. Ikatan Ionik
Ikatan ionik terjadi ketika adanya transfer elektron antara atom logam
dan atom nonlogam sehingga membentuk ion positif atau kation dan ion negatif
atau anion. Kedua ion saling tarik-menarik hingga menurunkan energi potensial
dan terbentuk ikatan (Tro, 2010: 3). Ikatan ion terjadi karena atom-atom yang
elektronnya dan membentuk ion positif. Elektron yang dilepas akan ditangkap
oleh atom yang mempunyai afinitas elektron besar (mudah menarik elektron)
untuk membentuk ion negatif. Ion positif dan ion negatif yang terbentuk akan
Jumlah ion negatif dan ion positif dalam senyawa yang terbentuk
netral. Dengan adanya gaya elektrostatis menyebabkan ion positif dan ion
Setiap ion positif akan terikat dengan ion negatif. Ion negatif akan terikat dengan
ion positif membentuk kristal ion (padat) yang kokoh. Sejumlah energi kisi
dibebaskan pada pembentukan kristal ini. Umumnya, ikatan ion terjadi antara
atom logam yang cenderung melepaskan elektron dengan atom nonlogam yang
cenderung menerima electron. Senyawa ion juga memiliki berbagai macam sifat
padat pada temperatur kamar, Kristal senyawa ion keras tetapi rapuh, apabila
senyawa ion dipukul, akan terjadi pergeseran posisi ion positif dan negatif, dari
yang semula berselang-seling menjadi berhadapan langsung. Hal ini
menyebabkan ion positif bertemu muka dengan ion positif dan terjadi gaya tolak
menolak dan menyebabkan senyawa ion rapuh, Senyawa ion larut dalam pelarut
polar (seperti air dan amonia), Senyawa ion dapat menghantarkan arus listrik
dikarenakan dalam bentuk cairan atau lelehan, ion-ionnya dapat bergerak bebas
tidak dapat bergerak bebas. Senyawa ion juga dapat menghantarkan listrik jika
dilarutkan dalam pelarut polar (seperti air) karena terionisasi, Senyawa ion
mempunyai titik lebur dan titik didih yang tinggi. Senyawa ion memiliki gaya
elektrostatis yang kuat antara ion positif dan ion negatif sehingga memiliki titik
D. Ikatan Kovalen
atom non logam lainnya dengan pasangan elektron yang digunakan bersama
antara dua atom untuk berikatan (Chang, 2010: 4). Pembentukan ikatan kovalen
pemakaian bersama satu pasang elektron oleh 2 atom yang berikatan. Ikatan
kovalen yang terbentuk dilambangkan dengan garis tunggal (—). Ikatan kovalen
dilambangkan dengan garis rangkap dua (=). Ikatan kovalen rangkap tiga
dilambangkan dengan garis rangkap tiga (≡). Sama dengan ikatan ion, ikatan
Senyawa kovalen dapat berwujud padat (SiO2), cair (H2O), dan gas (O2) pada
beberapa diantaranya dapat larut dalam pelarut polar dan Senyawa kovalen
umumnya dapat menjadi penghantar listrik dan panas yang kurang baik
E. Integrasi Ayat
Adapun ayat yang terkait dengan materi adalah QS. Yasin 36/36, yang
berbunyi:
ُسْبَٰح َن ٱَّلِذ ى َخ َلَق ٱَأْلْز َٰو َج ُك َّلَها ِمَّم ا ُتۢن ِبُت ٱَأْلْر ُض َوِم ْن َأنُفِس ِهْم َوِمَّم ا اَل َيْع َلُم وَن
Terjemahnya:
“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan
semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri
mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui”.
diketahui oleh dirinyamaupun yang tidak diketahui (dalam hal ini tidak terlihat
oleh mata). Sama seperti halnyaatom yang merupakan bagian terkecil dari suatu
partikel. Pada ilmu kimia, sifat terpentingyang dimiliki oleh hampir semua jenis
bentuk ikatan antar atom yang disebut ikatan kimia (Muslim, 2019: 34).
kedurhakaan orang kafir pada ayat 35. Ini mempertegas bahwa Allah Swt Maha
suci dan Dia adalah Tuhan yang menciptakan segala tumbuhan dan
masing. Dengan itu, Maka Allah Swt – Sang pencipta – Maha Suci dari segala
2. Reaksi
Aquadest (H2O)
c. H2O(l)+KI(s) → HI + KOH
N-Heksan (C6H14)
B. Pembahasan
ditemukan oleh J.J Thomson pada tahun 1897 dan observasi oleh G.N Lewis pada
tahun 1916 yang menemukan dua elektron saling berikatan membentuk ikatan
(Harrison, 1980:5). Menurut Joffl pada tahun 1951 ikatan kimia bertanggung
jawab atas terjadinya semikonduktivitas. Hal ini menunjukkan bahwa kita bisa
pada model pita. Kemudian pada tahun 1952 Welker berhasil menemukan
hubungan empiris antara karakter obligasi pada mobilitas pembawa muatan dan
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Jenis ikatan ion dari jenis perbandingan kelarutannya yaitu ikatan ion non-
polar
kovalen non-polar
B. Saran
Saran saya pada percobaan kali ini yaitu sebaiknya untuk sampel yang
akan digunakan telah dibagi untuk masing masing kelompok agar praktikan
SKEMA KERJA
sampel
Hasil
2. Aquadest (H2O) + Kalium Iodida (KI)
menggunakan spatula
sampel
Hasil
3. Aquadest (H2O) + Magnesium Sulfat (MgSO4)
Aquadest (H2O) +
Magnesium Sulfat (MgSO4)
sampel
Hasil
3. N-Heksan (C6H14) + Natrium Klorida (NaCl)
N-Heksan (C6H14) +
Natrium Klorida (NaCl)
sampel
N-Heksan (C6H14) +
Kalium Iodida (KI)
menggunakan spatula
sampel
Hasil
6. N-Heksan (C6H14) + Magnesium Sulfat (MgSO4)
N-Heksan (C6H14) +
Magnesium Sulfat (MgSO4)
sampel