Anda di halaman 1dari 48

MATERI PRAKTIKUM

KIM1345
PRAKTIKUM KIMIA FISIK

PERIODE MINGGU KE-8 S.D 14


SEMESTER GENAP
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

DIVISI KIMIA FISIK


DEPARTEMEN KIMIA-FMIPA IPB
MARET 2022

@HPS-2020
MATERI PRAKTIKUM
KIM1345 PKF Rabu-Kamis

PERCOBAAN JUDUL PERCOBAAN

VI Kinetika Saponifikasi Ester

VII Penentuan ΔGo dan Konstanta Kesetimbangan Secara


Potensiometri

VIII VIII.A Aplikasi Partikel dalam Kotak 1D : Penentuan


Panjang Senyawa Poliena

VIII.B Penentuan Kelarutan Garam Secara Konduktometri

IX Penentuan Entalpi dan Entropi Peleburan

X Penentuan Digram Fase dari Campuran

@HPS-2022
PERCOBAAN VI
KINETIKA SAPONIFIKASI ESTER

TUJUAN PERCOBAAN
1. Mempelajari kinetika saponifikasi ester
2. Menentukan orde reaksi saponifikasi ester
3. Menentukan besar konduktivitas ionnya

PRINSIP PERCOBAAN
Aplikasi konduktometri untuk menentukan kecepatan
saponifikasi

@HPS-2020
TEORI DASAR
´ REAKSI HIDROLISIS BASA (SAPONIFIKASI) ESTER:

´ ORDE REAKSI:
Orde 1:

´ à

Orde 2:

@HPS-2020
´ Metode Konduktansi

Orde 1: Orde 2:

(T) = (25⁰C) x (1+α(T-25)); ( 25⁰C) = 198.6 S cm2 mol-1


(T) = (25⁰C) x (1+α(T-25)); (25⁰C) = 50.1 S cm2 mol-1

@HPS-2020
• Plot Grafik
Orde 1:

(sb. y) vs t (sb. x); slope = -k1

Orde 2: Orde reaksi:


R2 ≈ 1
(sb. y) vs t (sb. x); slope = k2a
@HPS-2020
ALAT DAN BAHAN

Alat Bahan

• Erlenmeyer tutup asah 125 • Metil asetat 0.02 M


ml • NaOH 0.02 M
• Gelas piala 100 ml • KCl 0.1 M
• Pipet volumetrik 25 ml
• Waterbath
• Konduktometer
• Termometer
• Stopwatch

@HPS-2020
PROSEDUR PERCOBAAN

1. Pembuatan Larutan Metil Asetat 0.02 M


Diencerkan
dan ditera
Larutan Stock
Metil Ester

2. Pembuatan Larutan NaOH 0.02 M ditera


g

n
n

ka
ba

t
ru
tim

la
di

di

@HPS-2020
PROSEDUR PERCOBAAN

3. Standarisasi Larutan NaOH 0.02 M

Asam Oksalat

@HPS-2020
PROSEDUR PERCOBAAN

4. Penentuan Konstanta Sel

KCl 0.1 M

Konduktometer

@HPS-2020
PROSEDUR PERCOBAAN

5. Penentuan Kinetika Reaksi

25 mL CH3Ac 0.02 M 25 mL NaOH 0.02 M

Tanpa Pemanasan Pemanasan

Konduktometer @HPS-2020
PERCOBAAN VII
Penentuan ΔGo dan Konstanta
Kesetimbangan Secara Potensiometri

TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan perubahan energi bebas Gibbs standar
(ΔGo)
2. Menentukan konstanta kesetimbangan

PRINSIP PERCOBAAN
Aplikasi potensiometri dalam menentukan ΔGo dan
Konstanta Kesetimbangan
TEORI DASAR
Cu + 2Ag+ à Cu2++ 2Ag
ALAT DAN BAHAN

Alat Bahan
• Peralatan Gelas
• Potensiometer • CuSO4 0,1 M, AgNO3 0,1
• Elektroda Cu dan Ag M
• Jembatan Garam

@HPS-2020
PROSEDUR PERCOBAAN
PROSEDUR PERCOBAAN
PROSEDUR PERCOBAAN
PERCOBAAN VIII.A
Aplikasi Partikel dalam Kotak 1D :
Penentuan Panjang Senyawa Poliena

TUJUAN PERCOBAAN
Menerapkan konsep partikel dalam kotak 1D untuk
menentukan panjang suatu senyawa poliena

PRINSIP PERCOBAAN
Aplikasi spektrofotometri dalam menentukan panjang
suatu senyawa
TEORI DASAR

Partikel dalam kotak adalah model mekanika kuantum paling sederhana yang secara tradisional
diperkenalkan dalam buku teks untuk menjelaskan konsep dasar kuantisasi. Dalam mekanika
kuantum kotak berarti sistem di mana energi potensial adalah nol dengan di daerah tertutup dan
tak terbatas di tempat lain. Particle-in-a-Box [PB] adalah konsep sederhana yang dapat
menggambarkan banyak konsep dasar fisika kuantum.

Partikel dalam kotak dapat digunakan untuk kuantisasi energi dan momentum, konsep
degenerasi, pengangkatan degenerasi, aturan seleksi dan emisi radiasi, penyerapan optik molekul
poliena (seperti karoten), perkiraan perkiraan ukuran proton dan neutron dan perkiraan
penentuan jari-jari bintang yang mengalami degenerasi. Model partikel dalam kotak juga banyak
digunakan dalam :

(a) pemahaman mendasar tentang resonansi pada poliena


(b) penjelasan teori orbital molekul
TEORI DASAR

Percobaan laboratorium tentang partikel dalam kotak 1 D menjadi bahan ajar pokok di
laboratorium kimia fisik. Bahan kimia seperti pewarna sianin, poliena, dan poliin telah digunakan
untuk memodelkan sistem kotak 1 D. Semua sistem terkonjugasi yang panjang dan dapat didekati
dalam bentuk linier dapat menjadi model dalam kotak 1 D. Senyawa poliena yang sering
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari adalah beta-karoten dan lutein yang terdapat pada
wortel dan bayam.

Gambar 1. Beta karoten

Gambar 2. Lutein
TEORI DASAR

Selanjutnya panjang gelombang (λ) yang diperoleh dari masing-masing


spektrum untuk menghitung panjang kotak satu dimensi. Rumus energi
partikel dalam kotak satu dimensi adalah:

di mana L adalah panjang kotak, m adalah massa elektron, h adalah konstanta


Planck, dan n adalah tingkat kuantum awal dan akhir untuk transisi. Transisi energi
terendah adalah antara orbital molekul terisi tertinggi (HOMO) dan orbital molekul
kosong terendah (LUMO). Setiap orbital molekul menampung dua elektron. Jika N
adalah jumlah elektron dalam sistem terkonjugasi, maka jumlah orbital molekul
yang ditempati adalah N/2. Selisih energinya adalah:
TEORI DASAR

Jika panjang gelombang yang terkait dengan transisi energi terendah diukur,
panjang kotak dapat dihitung sebagai berikut:

Persamaan (2) dan (3) digunakan untuk menentukan panjang senyawa dengan
rumus
ALAT DAN BAHAN

Alat Bahan
• Peralatan Gelas
• Spektrofotometer UV-Vis • B-karoten, Lutein, bayam,
wortel
• Etanol

@HPS-2020
PROSEDUR PERCOBAAN

A. Pengukuran larutan standar β-karoten dan lutein


- β-karoten dan lutein ditimbang sehingga memiliki absorbansi maksimal 1 AU
- Larutkan dalam 5 mL etanol
- Ukur larutan dengan spektrofotometer pada Panjang gelombang 400 nm – 700
nm
- Tentukan Panjang gelombang maksimal dari kedua senyawa tersebut

B. Pengukuran ektrak wortel dan bayam


- Ditimbnag secukupnya untuk wortel dan bayam yang telah dibersihkan
- Esktrak dengan etanol sampai timbul warna dan pisahkan ekstrak dengan
penyaringan menggunakan kertas saring
- Ukur larutan dengan spektrofotometer pada Panjang gelombang 400 nm – 700
nm
- Lakukan pengenceran jika absorbansi maksimum melebihi 1 AU
- Tentukan Panjang gelombang maksimal dari kedua senyawa tersebut
PROSEDUR PERCOBAAN

C. Penentuan panjang senyawa


- Panjang maksimal yang diperoleh digunakan untuk menentukan
Panjang senyawa menggunakan rumus:
PERCOBAAN VIII.B
PENENTUAN KELARUTAN GARAM SECARA
KONDUKTOMETRI

TUJUAN PERCOBAAN
Menerapkan konsep daya hantar larutan untuk
menentukan kelarutan garam-garam yang sulit larut pada
suatu suhu tertentu

PRINSIP PERCOBAAN
Aplikasi konduktometri dalam menentukan kelarutan
garam

@HPS-2020
TEORI DASAR

@HPS-2020
TEORI DASAR

@HPS-2020
TEORI DASAR

@HPS-2020
TEORI DASAR

@HPS-2020
ALAT DAN BAHAN

Alat Bahan
• Konduktometer
• Gelas piala 100 mL • Larutan garam jenuh
• Termometer (PbSO4, Ca-oksalat dll)
• KCl 0.1 N

@HPS-2020
PROSEDUR PERCOBAAN

KCl 0.1 N

PENENTUAN DAYA HANTAR JENIS

H2O sbg
pelarut

Larutan
garam Konduktometer

@HPS-2020
PERCOBAAN IX
ENTALPI DAN ENTROPI LARUTAN

TUJUAN PERCOBAAN
1. Memperkenalkan perbedaan kurva pendinginan cairan
murni dan larutan
2. Memperlihatkan peristiwa penurunan titik beku yang
disebabkan penambahan zat terlarut
3. Menghitung entropi dan entalpi pembekuan suatu zat
dengan menggunakan persamaan van’t Hoff

PRINSIP PERCOBAAN
Aplikasi konsep termodinamika-sifat koligatif larutan
dalam menentukan entalpi dan entropi larutan

@HPS-2020
TEORI DASAR

@HPS-2020
TEORI DASAR

@HPS-2020
TEORI DASAR

@HPS-2020
TEORI DASAR

@HPS-2020
ALAT DAN BAHAN

Alat Bahan
• Tabung reaksi
• Termometer • Naftalena
• Gelas piala 400 mL • Difenilamina
• Erlenmeyer 250 mL • Kertas
• Stopwatch
• Neraca Analitik

@HPS-2020
PROSEDUR

Termometer

n
kas
na
pa
Di

DIFENILAMINA
NAFTALENA
@ 1.5 g (4x)
6 gram

Suhu 90 oC

@HPS-2020
PERCOBAAN X
DIAGRAM FASE TIGA KOMPONEN

TUJUAN PERCOBAAN
Mempelajari kelarutan tiga bahan (air-kloroform-asam
asetat) melalui diagram fase tiga komponen

PRINSIP PERCOBAAN
Aplikasi termodinamika kimia-diagram fase untuk
mempelajari kelarutan suatu bahan

@HPS-2020
TEORI DASAR

´ Pencampuran tiga komponen tersebut bergantung


pada aturan fase Gibbs untuk mencapai
kesetimbangan dan mencapai tie line. Tie line
merupakan garis yang terbuat dari titik-titik (hasil
titrasi) pada diagram fase yang bertujuan
menentukan derajat ionisasi dan fraksi mol.

Pencampuran ini dilakukan


TIE LINE
dengan komponen-komponen
yang berbeda kepolarannya
(air bersifat polar, asam asetat
bersifat semipolar, dan
kloroform bersifat nonpolar)

@HPS-2020
TEORI DASAR

´ Aturan Fase (phase rule) dan ungkit (lever rule)


´ Aturan fase Gibbs menunjukkan bahwa varian
(derajat kebebasan) pada kesetimbangan setara
dengan jumlah komponen c dikurangi jumlah fase (p)
ditambah 2, yang ditulis dengan persamaan: F=C-P+2.
Konstanta 2 menunjukkan parameter suhu, tekanan
dan konsentrasi mempengaruhi kesetimbangan.
´ Jika tekanan dapat dieliminasi pada saat
kesetimbangan maka, persamaan aturan fase
menjadi : F=C-P+1
´ Komponen merupakan konstituen (ion, atau molekul)
yang bebas secara kimia dalam sistem.

@HPS-2020
ALAT DAN BAHAN

Alat Bahan
• Erlenmeyer Asah • Asam asetat
• Termometer • Kloroform
• Buret 50 mL • Air
• Waterbath

@HPS-2020
PROSEDUR PERCOBAAN
SISTEM ASAM ASETAT-AIR
SUHU 25 oC

Kloroform
10% w/w AA 25% w/w AA 40% w/w AA 60% w/w AA
Asam Asetat

90% w/w Air 75% w/w Air 60% w/w Air 40% w/w Air
Kloroform

Air Labu tersebut


diletakkan di
dalam
waterbath
suhu 25 oC
AA+Air

Titik akhir ditentukan saat


Densitas tiga Contoh: larutan mulai keruh
komponen Cara mengubah 10% w/w AA ke volume AA (mL) atau terbentuk dua fase

ditentukan 1. 10/100 x 20 g = 2 g, 20 g itu total keseluruhan secara teori


seharusnya (nanti kalau sudah dapat data, tinggal diganti sesuai percobaan)
penentuannya 2. Densitas = massa (g)/volume (mL), lalu volume 10% AA = massa g/densitas (g/mL)
pakai piknometer, volume AA 10%= 2 g/ 1.05 (g/mL) = 1.90 mL
tetapi cari di Jadi volume AA 10% w/w yang dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 1 = 1.90 mL
literatur saja 3. Volume air juga dicari menggunakan cara no.1-2

@HPS-2020
PROSEDUR PERCOBAAN
SISTEM ASAM ASETAT-AIR
SUHU 35 oC

Kloroform
10% w/w AA 25% w/w AA 40% w/w AA 60% w/w AA
Asam Asetat

90% w/w Air 75% w/w Air 60% w/w Air 40% w/w Air
Kloroform

Air Labu tersebut


diletakkan di
dalam
waterbath
suhu 35 oC
AA+Air

Titik akhir ditentukan saat


Densitas tiga Contoh: larutan mulai keruh
komponen Cara mengubah 10% w/w AA ke volume AA (mL) atau terbentuk dua fase

ditentukan 1. 10/100 x 20 g = 2 g, 20 g itu total keseluruhan secara teori


seharusnya (nanti kalau sudah dapat data, tinggal diganti sesuai percobaan)
penentuannya 2. Densitas = massa (g)/volume (mL), lalu volume 10% AA = massa g/densitas (g/mL)
pakai piknometer, volume AA 10%= 2 g/ 1.05 (g/mL) = 1.90 mL
tetapi cari di Jadi volume AA 10% w/w yang dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 1 = 1.90 mL
literatur saja 3. Volume air juga dicari menggunakan cara no.1-2

@HPS-2020
PROSEDUR PERCOBAAN

SISTEM ASAM ASETAT-KLOROFORM


SUHU 25 oC

Air
10% w/w AA 25% w/w AA 40% w/w AA 60% w/w AA
Asam Asetat

90% w/w Ch 75% w/w Ch 60% w/w Ch 40% w/w Ch


Kloroform

Air Labu
tersebut
diletakkan di
dalam
waterbath
suhu 25 OC
AA+Ch

Contoh:
Titik akhir ditentukan saat
Densitas tiga Cara mengubah 10% w/w AA ke volume AA (mL) larutan mulai keruh
komponen 1. 10/100 x 20 g = 2 g, 20 g itu total keseluruhan secara teori atau terbentuk dua fase
ditentukan (nanti kalau sudah dapat data, tinggal diganti sesuai percobaan)
seharusnya 2. Densitas = massa (g)/volume (mL), lalu volume 10% AA = massa g/densitas (g/mL)
penentuannya volume AA 10%= 2 g/ 1.05 (g/mL) = 1.90 mL
pakai piknometer, Jadi volume AA 10% w/w yang dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 1 = 1.90 mL
tetapi cari di 3. Volume kloroform juga dicari menggunakan cara no.1-2
literatur saja

@HPS-2020
PROSEDUR PERCOBAAN
SISTEM ASAM ASETAT-KLOROFORM
SUHU 35 oC

Air
10% w/w AA 25% w/w AA 40% w/w AA 60% w/w AA
Asam Asetat

90% w/w Ch 75% w/w Ch 60% w/w Ch 40% w/w Ch


Kloroform

Air Labu
tersebut
diletakkan di
dalam
waterbath
suhu 35 OC
AA+Ch

Contoh:
Titik akhir ditentukan saat
Densitas tiga Cara mengubah 10% w/w AA ke volume AA (mL) larutan mulai keruh
komponen 1. 10/100 x 20 g = 2 g, 20 g itu total keseluruhan secara teori atau terbentuk dua fase
ditentukan (nanti kalau sudah dapat data, tinggal diganti sesuai percobaan)
seharusnya 2. Densitas = massa (g)/volume (mL), lalu volume 10% AA = massa g/densitas (g/mL)
penentuannya volume AA 10%= 2 g/ 1.05 (g/mL) = 1.90 mL
pakai piknometer, Jadi volume AA 10% w/w yang dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 1 = 1.90 mL
tetapi cari di 3. Volume kloroform juga dicari menggunakan cara no.1-2
literatur saja

@HPS-2020
TERIMA KASIH
KEEP SAFETY-KEEP HEALTHY

@HPS-2020

Anda mungkin juga menyukai