Anda di halaman 1dari 2

Bahan perdebatan kelompok pro tentang keputusan MK terkait

Batasan umur capres dan cawapres

Abisatya
Christine

hukum dan politik merupakan 2 hal yang saling berkaitan,secara teori hukum sendiri merupakan
produk pertarungan politik tidak ada yang bisa disalahkan karena itulah konsekuensi demokrasi dimana
kekuatan politik terbentuk berdasarkan asas mayoritas yang pada akhirnya berperan besar dalam
pembentukan hukum.berdasarkan hal tersebut putusan mk atas perkara nomor 90/puu-XXI/2023
adalah benar dari perspektif hukum maupun social politik.hal ini didasarkan atas bebrapa alasan sebagai
berikut

1. uud 1945 pasal 6 ayat 2 menyatakan bahwa syarat-syarat untuk menjadi presiden dan wakil
presiden diatur oleh undang-undang (uu) selanjutnya dalam pasal 6a persyaratan lainnya untuk
menjadi presiden dan wakil presiden adalah diusulkan oleh partai politik maupun gabungan
partai politik serta mendapatkan suara lebih dari 50%.selain itu pemilihan umum dipilih oleh
rakyat langsung.tidak ada 1 pun pasal dalam uud 1945 yang mengatur tentang Batasan usia
untuk menjadi capres dan cawapres. Dengan demikian pasal 6 uud 1945 mendelegasikan aturan
teknisnya kedalam undang-undang pemilu,nomor 7,tahun 2017.
2. pengaturan batas usia paling rendah 40 tahun jelas bertentangan dengan uud 1945 dan tidak
mempunyai kekuatan hukum mengikat,dengan demikian ketentuan tentang batas usia 40 ini
sangat layak untuk diajukan judicial review ke MK berdasarkan asas lex superior derogate legi
inferiori(peraturan yang tingkatannya lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan peraturan
yang lebih tinggi)
3. jabatan public termaksud didalamnya jabatan presiden dan wakil presiden harus didasarkan
pada hal yang paling substansial yaitu kehendak rakyat(the will of the people) dan kekuatan
rakyat (people power) yang dipilih secara demokratis.
4. pembatasan usia minimal 40 secara social politik akan menghambat dan menghalangi partisipasi
generasi muda dalam kontestasi pemilihan presiden dan wakil presiden sehingga tampilnya
figure generasi muda menjadi terhambat. Ini bertentangan dengan 2 asas pokok demokrasi yaitu
pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan(termaksud hak untuk memilih dan dipilih)
serta asas pengakuan hakikat serta martabat manusia(menjamin hak rakyatnya untuk
mendapatkan kesetaraan hak)
5. yang bertentangan dengan demokrasi adalah jika pembatasan usia itu justru menghambat
peluang generasi tertentu untuk memiliki hak untuk dipilih,sehingga secara logika social politik
perluasan Batasan minimal usia justru membuka kesempatan yang lebih besar,dan ini sangat
baik untuk demokrasi.
6. Hal yang patut diperhatikan dalam pertimbangan hukum seharusnya adalah pengalaman jabatan
dan bukan usia.
7. Sebagai pilihan pengganti idealnya dengan mempertimbangkan lebih kepada pengalaman
jabatan dibandingakan usia, maka frasa hukum yang lebih tepat adalah berusia paling rendah 40
tahun atau pernah/sedang menduduki jabatan yang dipilih melalui pemilihan umum termaksud
pemilihan kepala daerah.

Berdasarkan 7 dalil yang kami ajukan diatas baik dalam perspektif hukum maupun social politik,putusan
hakim makamah konstitusi adalah sah dan meyakinkan.

*catatan

 Dalam hal dugaan adanya interfensi presiden terhadap hakim mk harus dibuktikan lebih
lanjut,karena secara organisasi kedudukan mk adalah independent(berdiri sendiri) yang terlepas
dari kekuasaan
 Jika ada yang mempersoalkan tentang benturan kepentingan(conflict of intrest) dalam ini dugaan
hubungan kekerabatan antara Gibran dengan Anwar Usman (hakim MK) tidak termaksud dalam
ranah hukum dan politik,melainkan masuk dalam ranah kode etik yang pelaporannya ditujukan
pada komisi etik hakim.

Anda mungkin juga menyukai