Anda di halaman 1dari 8

JURNAL RECHTEN: RISET HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

Analisis Terhadap Presidential Threshold Dalam Kepentingan Oligarki

Abdul Munawarman1, Anggun Novita2

1
Universitas Surya Kencana, Cianjur - abdul.m13@gmail.com,
2
Universitas Surya Kencana, Cianjur - anggi.novita@gmail.com.

Abstrak

Presidential threshold adalah ambang batas perolehan suara yang harus diperoleh partai politik dalam
suatu pemilu untuk dapat mengajukan calon presiden. Artinya, presidential threshold menjadi syarat bagi
seseorang untuk dapat mencalonkan diri sebagai presiden atau wakil presiden di pemilihan umum,
penerapan Presidential Threshold dengan dalih sebagai penguatan sistem presidensial dianggap memiliki
dalil yang lemah. Sebagai contoh apabila presiden terpilih dari partai kecil, maka otomatis akan mencari
parpol lain untuk menjadi teman koalisi memperkuat kedudukan presiden, sehingga ketiadaan Presidential
Threshold tetap bisa menjamin berjalannya pemerintahan secara efektif, persyaratan ambang batas
pencalonan presiden yang didasarkan pada perolehan suara atau kursi parpol di DPR pada dasarnya
merupakan praktik anomali dalam sistem presidensial. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
kepustakaan (library research), yaitu serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan
data pustaka, data informasi dengan menempatkan fasilitas yang ada di perpus, seperti buku, majalah,
dokumen, internet. Hasil dari penelitian ini yaitu dengan adanya Presidential Threshold yang ditetapkan
oleh MK menimbulkan situasi yang bertentangan dengan yang diharapkan. Sebab tujuan ingin
memperkuat sistem presidensial justru malah memperlemah. Terutama dalam proses pemilu serentak yang
menggunakan sistem presidensial harus terikat dengan hasil legislatif. Presidential Threshold yang
mengatur soal syarat minimal pengajuan calon presiden dan wakil presiden, yakni harus 20 persen suara
parpol atau gabungan partai politik, aturan itu memicu ongkos politik mahal dan mendorong oligarki
politik dalam mensponsori figur untuk menjadi presiden, Setelah sosok pemimpin yang dibiayainya itu
terpilih, maka kepentingan para oligarki tentu harus harus diakomodir sehingga tersandera kepentingan
pihak lain yang mendorong terjadinya praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).

Kata Kunci: Presidential Threshold, Pemilu.

A. PENDAHULUAN sah, jadi negara merupakan alat untuk mencapai


Negara merupakan suatu organisasi tujuan. Berbeda dengan padangan seorang filsuf
kekuasaan yang timbul karena kehendak dari Yunani Kuno, menurut Aristoteles dalam
suatu golongan atau bangsanya. Negara menurut bukunya Politicia yang dimasksudkan Negara
pandangan Miriam Budiarjo adalah suatu daerah adalah persekutuan dari keluarga dan desa guna
teritorial yang rakyatnya di perintah oleh memperoleh hidup yang sebaik baiknya. Artinya
sejumlah pejabat dan berhasil menuntun dari yang dimaksudkan disini adalah negara hukum
warga negaranya keataatan pada peraturan yang didalamnya terdapat sejumlah warga
perundang-undangan melalui penguasaan negara yang ikut serta dalam permusyawaratan
(kontrol) monopolistik terhadap kekuasaan yang negara. Negara hukum adalah negara yang

1 | Vol. 3| No. 2|
JURNAL RECHTEN: RISET HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

berdiri atas hukum yang menjamin keadilan


kepada warga negaranya. digariskan oleh konstitusi.1 Penyelenggaraan
Keadilan merupakan syarat bagi Pemilihan Umum Serentak pada tahun 2019
tercapainya kebahagian hidup warga negaranya, mendatangkan pekerjaan rumah yang
dan menjadi dasar dari pada keadilan itu perlu berkelanjutan mengenai polemik jumlah
diajarkan rasa susila kepada setiap manusia agar ambang batas pencalonan Presiden dan Wakil
ia menjadi warga negara yang baik. Demikian Presiden (Presidential threshold). Kebijakan
juga peraturan hukum yang sebenarnya ada jika hukum terbuka pembuatan undang-undang yang
peraturan itu mencerminkan keadilan bagi mematok ambang batas paling sedikit 20% dari
pergaulan hidup antar warga negaranya. Dapat jumlah kursi DPR atau memperoleh 25% dari
dikatakan bahwa semua negara yang ada di suara sah secara nasional pada pemilu DPR
dunia ini merupakan negara hukum, yang yang sebelumnya. Presidential threshold
artinya dapat dikatakan bahwa segala hal dari umumnya diberlakukan sebagai ambang batas
segala aspek penyelenggaraan negara, baik yang minimum bagi keterpilihan Presiden.
dilakukan oleh warga negara maupun oleh Keberlakuannya bukan untuk membatasi
pejabat negara tak terkecuali haruslah tunduk pencalonan Presiden atau Wakil Presiden
dan taat pada aturan hukum yang berlaku. melainkan hanya untuk menentukan persentase
Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas suara minimum untuk keterpilihan
hukum (Rechtsstaat), bukan negara yang Presiden/Wakil Presiden. Hal inilah yang
kekuasaan belaka (Machtstaat). menimbulkan perdebatan dalam masyarakat
Ahli-ahli hukum Eropa Barat Kontinental maupun di kalangan parlemen akan adanya
seperti Immanuel Kant, dan Friedrich Julius pemilihan umum serentak di tahun 2009.
Stahl memakai istilah Rechtsstaat, sedangkan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat mempunyai
ahli Anglo Saxon seperti A. V. Dicey memakai argumentasi dan pendapat yang berbeda-beda.
Istilah Rule of Law, oleh Stahl disebutkan unsur- Ada anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang
unsur dalam Rechtsstaat dalam arti klasik yang menginginkan ambang batas bagi partai politik
meliputi : hak hak manusia, pemisahan atau untuk dapat mencalonkan pasangan Presiden
pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak dan Wakil Presiden dengan alasan agar tidak
itu, pemerintahan berdasarkan undang-undang terlalu banyak pasangan calon Presiden dan
dan adanya sistem peradilan administrasi dalam Wakil Presiden yang maju dalam pemilihan
perselisihan. Kemudian kemukakan pula tentang umum. Disisi lain ada anggota Dewan
syarat syarat dasar untuk terselenggaranya Perwakilan Rakyat yang menginginkan tidak
pemerintahan yang demokratis di bawah Rule of ada ambang batas (0%), sehingga setiap partai
Law ialah yang salah satunya tentang adanya politik berhak mencalonkan pasangan Presiden
pemilihan umum yang bebas dan kebebasan dan Wakil Presiden2
berserikat/ berorganisasi dan beroposisi.
Dalam negara demokrasi pemilu
merupakan alat yang digunakan untuk
mempertahankan dan mengembangkan nilai-
nilai demokrasi, mencapai masyarakat yang adil B. METODE PENELITIAN
dan makmur. Menurut Dahlan Thaib dalam
masyarakat yang demokratis , pemilu yang 1
Dahlan Thaib, Ketatanegaraan Indonesia Perspektif
dilakukan merupakan suatu proses pergantian Konstitusional, Yogyakarta, Total Media, 2009, hal. 98
kekuasaan secara damai yang dilakukan secara 2
Widayati, Problematika Presidential Threshold Dalam
berkala sesuai dengan prinsip prinsip yang Penyelenggaraan Pemilu Serentak Yang Berkeadilan,
Semarang, Fakultas Hukum Unissula, 2017, hal. 2-3

2 | Vol. 3| No. 2|
JURNAL RECHTEN: RISET HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

Dalam penelitian ini, penulis


menggunakan jenis penelitian kepustakaan atau gabungan partai politik peserta pemilu
(library research), yaitu serangkaian kegiatan sebelum pelaksanaan pemilu” Gotfridus Goris
yang berkenaan dengan metode pengumpulan Seran dalam bukunya "Kamus Pemilu Populer:
data pustaka, data informasi dengan Kosa Kata Umum, Pengalaman Indonesia dan
menempatkan fasilitas yang ada di perpustakaan Negara Lain", menyebutkan, presidential
seperti buku, majalah, dokumen, internet. threshold adalah ambang batas perolehan suara
Penelitian kepustakaan murni yang terkait yang harus diperoleh partai politik dalam suatu
dengan objek penelitian ataupun dalam pemilu untuk dapat mengajukan calon presiden.
kaitannya dengan hal ini. Penjabaran tersebut Artinya, presidential threshold menjadi syarat
akan berisi mengenai: Pertama, bagaimanakah bagi seseorang untuk dapat mencalonkan diri
konsep Presidential Threshold dalam pemilu di sebagai presiden atau wakil presiden di
Indonesia?; kedua, bagaimana dampak yang pemilihan umum (pemilu).3 Aturan tentang
ditimbulkan dari presidential threshold terhadap Presidential Threshold sendiri tercantum dalam
kepentingan oligarki? dan ketiga, bagaimana Bab VI Pasal 222 Undang-Undang Nomor 7
hak warga negara untuk menjadi pemimpin tahun 2017 tentang Pemilu hasil revisi UU
bangsa dalam konstitusi di Indonesia? Pemilu tahun 2008. Artinya, partai politik dapat
mengajukan calon presiden dan wakilnya jika
C. PEMBAHASAN memperoleh 20 persen kursi di DPR
berdasarkan hasil pemilihan umum 2014 atau
A. Konsep Presidential Threshold dalam dengan memperoleh 25 persen suara nasional.
Pemilu di Indonesia Aturan diatas mengalami perubahan dari yang
Hasil amandemen UUD 1945 jelas asalnya pada tahun 2004 hanya sebesar 15
mengamanatkan pemilihan Presiden dan Wakil persen menjadi 20 persen.
Presiden dilakukan secara langsung oleh rakyat. Presidential threshold sendiri versi
Akan tetapi yang kemudian menjadi perdebatan pertama diartikan sebagai pengaturan tingkat
adalah persoalan mekanisme dan persyaratan ambang batas dukungan dari DPR, baik dalam
calon Presiden dan Wakil Presiden terutama bentuk jumlah perolehan suara (ballot) atau
persyaratan presidential threshold yang diatur jumlah perolehan kursi (seat) yang harus
dalam Undang Undang Pilpres, yaitu Undang diperoleh partai politik peserta pemilu agar
Undang No. 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan dapat mencalonkan presiden dari partai politik
Umum Presiden dan Wakil Presiden. Pengertian tersebut atau dengan gabungan partai politik.
presidential threshold adalah pengaturan tingkat Sedangkan dalam buku Democracies in
ambang batas dukungan dari DPR, baik dalam Development: Politics and Reform in Latin
bentuk jumlah perolehan suara (ballot) atau America yang dimaknai sebagai syarat seorang
jumlah perolehan kursi (seat) yang harus calon presiden untuk terpilih menjadi presiden.
diperoleh partai politik peserta pemilu agar Dari kedua versi pemaknaan Presidential
dapat mencalonkan Presiden dari partai politik Threshold yang ada versi pertama lebih pada
tersebut atau dengan gabungan partai politik. konteks yang terjadi di Indonesia. Merujuk dari
Presidential threshold merupakan putusan Mahkamah Konstitusi mengenai
ketentuan tambahan mengenai pengaturan Presidential Threshold melalui putusan Nomor
tentang syarat pencalonan Presiden dan Wakil 3/PUU-VII/2009 merupakan kebijakan yang
Presiden dalam Pasal 6A ayat (2) yang lebih demokratis karena tidak mengancam
menyatakan bahwa “pasangan calon presiden eksistensi partai politik dalam mengajukan
dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden.

3 | Vol. 3| No. 2|
JURNAL RECHTEN: RISET HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

Presidential Threshold dianggap tidak


bertentangan dengan UUD RI Tahun 1945 sistem ambang batas ini. Argumen yang
karena tidak menegasikan prinsip kedaulatan menganggap Presidential Threshold sebagai
rakyat, serta tidak bersifat diskriminatif karena penguat presidensial otomatis terbantahkan,
berlaku untuk semua partai politik3. Sedangkan apabila dalam perjalanan parpol yang dianggap
menurut putusan Mahkamah Konstitusi Nomor sebagai teman koalisi dalam mengusung dan
14/PUU-XI/2013 ketentuan mengenai mendukung capres/cawapres terpilih berubah
Presidential Threshold merupakan kebijakan haluan menjadi oposisi pemerintah, sedangkan
hukum terbuka (open legal policy) dari parpol yang awalnya berposisi sebagai oposisi
pembentuk Undang-Undang. Istilah kebijakan bisa menjadi partai yang mendukung pemerintah.
hukum terbuka dapat dimaknai sebagai suatu Hal ini perlu digaris bawahi dalam politik yang
kebebasan bagi pembentuk UndangUndang begitu dinamis sangat sulit memastikan presiden
untuk mengambil kebijakan hukum. dapat mengatur partai koalisi dalam
pemerintahan. Apalagi praktik di Indonesia
B. Dampak yang ditimbulkan dari partai-partai menjalin koalisi tidak berlandas
Presidential Threshold terhadap pada basis ideologi atau platform politik yang
Kepentingan Oligarki sama, yang memiliki misi jangka panjang tetapi
Hakikatnya dalam sistem presidensial lebih pada kepentingan jangka pendek yang
permasalahan ambang batas sudah tidak relevan berkutat pada kursi menteri, pos birokrasi dan
lagi digunakan bila dijadikan patokan untuk jabatan publik. Penerapan Presidential
syarat capres /cawapres bisa mencalonkan diri Threshold dengan dalih sebagai penguatan
atau alat pembatasan pencalonan. Sebab pada sistem presidensial dianggap memiliki dalil
umumnya ambang batas hanya digunakan untuk yang lemah. Sebagai contoh apabila presiden
syarat minimum capres/cawapres bisa terpilih. terpilih dari partai kecil, maka otomatis akan
Sedangkan di Indonesia syarat persentase mencari parpol lain untuk menjadi teman koalisi
terpilihnya capres-cawapres sudah diatur dalam memperkuat kedudukan presiden, sehingga
Pasal 6A ayat (3) UUD 1945 hasil amandemen ketiadaan Presidential Threshold tetap bisa
menyebutkan, “Pasangan calon Presiden dan menjamin berjalannya pemerintahan secara
Wakil Presiden yang mendapatkan suara lebih efektif. Poin penting dalam argumen ini yakni
dari lima puluh persen dari jumlah suara dalam penggunaan Presidential Threshold maupun
pemilihan umum dengan sedikitnya dua puluh tidak tetap membuka peluang partai untuk
persen suara di setiap provinsi yang tersebar di melakukan politik transaksional dalam
lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia, berkoalisi.
dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden” Dari sini dapat mengambil satu titik
Penerapan adanya ambang batas berarti temu bahwasanya ketidakefektifan dalam
memaksa memadukan dua desain kelembagaan, pemerintahan presidensial bukan hanya karena
sebab capres/cawapres yang harapan awalnya faktor sistem kepartaian multipartai semata,
bisa mandiri tanpa terikat oleh banyak partai tetapi menyangkut juga dari perilaku dan
politik akhirnya harus bergantung pada koalisi karakter individu dari seorang presiden dan
partai yang mengusungnya. Ujung Ujungnya anggota DPR. Dengan adanya tambahan aturan
muncul politik transaksional dari penerapan ambang batas (presidential threshold) yang
ditetapkan oleh MK tentu menjadi ironi
3
Wijaya, I Dewa Made Putra. Mengukur Derajat tersendiri, sebab tujuan ingin memperkuat
Demokrasi Undang Undang Nomor 42 Tahun 2008
sistem presidensial malah memperlemah.
tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden.
Jurnal IUS, Vol. II Nomor 6 Desember 2014, hlm. 564. Terutama dalam proses pemilu serentak yang
menggunakan sistem presidensial harus terikat

4 | Vol. 3| No. 2|
JURNAL RECHTEN: RISET HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

dengan hasil legislatif. Kondisi ini menandakan


adanya praktik presidensial dengan rasa Dampak dari Presidential Threshold
parlementer. Amar putusan MK nomor 14/PUU- yang mengatur soal syarat minimal pengajuan
XI/2013 sendiri berisi tentang pelaksanaan calon presiden dan wakil presiden, yakni harus
pemilu yang dilakukan setelah pemilihan 20 persen suara parpol atau gabungan partai
legislatif adalah inkonstitusional dengan istilah politik, aturan itu memicu ongkos politik mahal
lain mulai diberlakukannya pemilu serentak. dan mendorong oligarki politik dalam
Putusan ini berarti menandakan tidak mensponsori figur untuk menjadi presiden,
memungkinkannya implementasi Presidential Setelah sosok pemimpin yang dibiayainya itu
Threshold karena perolehan suara pemilu terpilih, maka kepentingan para oligarki tentu
legislatif belum diketahui hasilnya lebih dahulu. harus diakomodir sehingga tersandera
Maka ketika pencalonan presiden tidak berpatok kepentingan pihak lain yang mendorong
pada hasil legislatif, seharusnya tidak ada lagi terjadinya praktik korupsi, kolusi dan nepotisme
syarat yang mengatur jumlah minimum calon (KKN). Logika ambang batas sebagai langkah
presiden dan wakil presiden untuk bisa menjadi untuk menyeleksi partai dalam mekanisme
peserta pilpres. Setidaknya ada 4 implikasi yang penyederhanaan sistem kepartaian sebenarnya
ditimbulkan dari Presidential Threshold yaitu: juga tidak relevan, hal ini dikarenakan
1. Bagaimana pemilihan presiden (Pilpres) mekanisme penyederhanaan sistem kepartaian
hanya akan memunculkan dua pasangan sudah dilakukan fungsinya oleh KPU melalui
calon yang head to head, meskipun diatas verifikasi partai politik peserta pemilu, melalui
kertas didalilkan bisa memunculkan tiga verifikasi KPU ini menghasilkan partai politik
hingga empat pasangan calon, tetapi tidak yang telah terseleksi. Kemudian partai politik ini
begitu dalam praktiknya. akan mengusung calon presiden dan wakil
2. Presidential Threshold menghambat putra presiden pada pemilihan presiden yang digelar,
putri terbaik bangsa yang hendak maju di disini jelas peran KPU menjadi lembaga yang
pilpres, tanpa naungan partai politik, karena menentukan partai mana yang telah memenuhi
sejatinya negri ini tidak kekurangan calon syarat sebagai peserta pemilu dan partai mana
pemimpin kompeten, tetapi, kemunculannya yang belum. Penghapusan Presidential
digembos aturan main yang sekaligus Threshold sebagai ambang batas pencalonan
mengurangi pilihan rakyat untuk presiden dan wakil presiden tidaklah melanggar
menemukan pemimpin terbaiknya, semakin konstitusi, maka bukan menjadi alasan untuk
sedikit kandidat yang bertarung, akan takut menghilangkan aturan tersebut, sehingga
semakin mengecilkan peluang munculnya aspek ini perlu menjadi pertimbangan untuk
pemimpin terbaik. merevisi UU pemilu untuk perhelatan pemilu di
3. Presidential Threshold berpotensi tahun 2024 mendatang.
memundurkan kesadaran dan partisipasi
politik rakyat, pembatasan calon berarti C. Hak Warga Negara Untuk Menjadi
membatasi saluran politik pemilih. Pemimpin Bangsa dalam Konstitusi di
4. Tidak berdaya nya partai kecil dihadapan Indonesia
partai besar mengenai pasangan calon yang Di Indonesia penetapan ambang batas
akan diusung bersama, padahal, partai pencalonan khususnya bagi presiden yang
politik seharusnya partai politik didirikan dikenal dengan Presidential Threshold sebesar
untuk mengusung kadernya agar bisa tampil 20%. Hal ini mengakibatkan pro-kontra terkait
menjadi pemimpin nasional. efektif atau tidaknya Presidential Threshold
menghadirkan penguatan sistem presidensial di
Indonesia. Awalnya, tujuan ditetapkannya

5 | Vol. 3| No. 2|
JURNAL RECHTEN: RISET HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

ambang batas sebagai alat untuk menyeleksi


bakal calon presiden yang akan berkompetisi berkaca pada praktik yang telah dilakukan di
dalam pemilihan presiden. Akan tetapi sekarang berbagai negara. Sedangkan penerapan
aturan tersebut dianggap sebagai pengkerdilan Presidential Threshold yang dimaksudkan untuk
asas kesetaraan dalam demokrasi. Pengkerdilan ambang batas pencalonan presiden melalui suara
asas kesetaraan yang dimaksud adalah membuka pemilu legislatif atau perolehan kursi parlemen
peluang munculnya transaksional tertutup yang dengan jumlah tertentu sebagaimana
dilakukan oleh elit parpol tanpa melibatkan dipraktikkan di Indonesia sebagai sebuah
masyarakat luas. Sehingga kedaulatan rakyat kesalahan. Sebab semestinya Presidential
untuk bisa berpartisipasi tidak sepenuhnya Threshold dalam konteks Indonesia dijadikan
diberikan bahkan cenderung mengebiri hak untuk menentukan pasangan calon presiden dan
berpolitik untuk bisa mencalonkan atau memilih wakil presiden terpilih melalui ambang batas 50
calon presiden secara bebas. persen plus 1 sebagai presiden dan wakil
Dampak lain yang ditimbulkan presiden yang akan dilantik. Ambang batas
penerapan Presidential Threshold sendiri adalah syarat pencalonan presiden dan wakil presiden
hanya akan memunculkan calon presiden “kamu sudah tentu tidak ada batasan minimal.
lagi, kamu lagi” tanpa bisa memunculkan calon Ketentuan ini dimaksud untuk membuka
alternatif. Padahal UU Pemilu sejatinya harus peluang pemenuhan atas hak-hak masyarakat
memfasilitasi munculnya calon pemimpin sebagai warga negara yang berhak dipilih dan
alternatif supaya persaingan elektoral semakin memilih tanpa ada syarat yang berat (lepas dari
meningkat. Termasuk meningkatkan partisipasi proses oligarki). Disisi lain sebagai upaya
dan kualitas pemimpinnya Hak untuk menghadirkan banyak calon presiden untuk
mencalonkan diri (the right to be candidate) memperoleh pemimpin yang berkualitas. Selain
telah dibatasi melalui peraturan Presidential itu juga merujuk pada basis teoritis yang ada,
Threshold yang mencederai makna kebebasan legitimasi presiden dalam skema presidensial
warga negara untuk membangun masyarakat tidak ditentukan oleh formasi politik di
dan negara yang dijamin konstitusi. Memang parlemen hasil pemilihan legislatif. Sebab hal
dalam pelaksanaan pemilu prinsip demokrasi ini sangat berbeda dengan skema sistem
tentu terdapat batasan-batasannya. Akan tetapi parlementer. Sehingga dalam presidensial dua
batasan tersebut tidak dibenarkan institusi presiden selaku eksekutif dan parlemen
menghilangkan atau mengebiri makna selaku legislatif memiliki legitimasi yang
demokrasi yang memberikan hak dan kebebasan berbeda, terpisah dan tidak bisa saling
bagi warga negara. Di antara hak konstitusional mengintervensi. Oleh karenanya, persyaratan
antara lain yaitu meliputi hak memilih (the right ambang batas pencalonan presiden yang
to vote), hak untuk mencalonkan diri (the right didasarkan pada perolehan suara atau kursi
to be candidate), dan hak mengajukan calon (the parpol di DPR pada dasarnya merupakan praktik
right to propose candidate) (UUD 1945). anomali dalam sistem presidensial. Apalagi
Apabila inti dari menjalankan Presidential konstitusi kita sudah menjamin, DPR di satu
Threshold sebagai proses untuk penguatan pihak dan Presiden di lain pihak, tidak bisa
sistem pemerintahan presidensial maka saling menjatuhkan di antara mereka. Mengutip
sebenarnya pemilu serentak juga sudah menjadi pendapat Peters bahwa untuk menjadi presiden
satu langkah menuju misi tersebut. tidak tergantung dari dukungan politik lembaga
Menjalankan pemilu serentak menjadi legislatif.
salah satu sarana afektif untuk
menyederhanakan partai politik saat ini, dengan D. PENUTUP

6 | Vol. 3| No. 2|
JURNAL RECHTEN: RISET HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

Presidential Threshold Secara sederhana,


ambang batas atau threshold dipahami sebagai dan Hasan, Pengurus Pusat Pemuda
batas minimal dukungan atau suara yang mesti Muhammadiyah dan PERLUDEM.
dimiliki untuk memperoleh hak tertentu dalam Menghapus ambang batas pencalonan
pemilu. Dari segi fungsi dan kegunaannya, presiden atau presidential threshold karna selain
penerapan threshold adalah untuk mengurangi melanggar norma Pasal 6A Ayat (2) UUD 1945,
jumlah peserta pemilu, jumlah partai politik juga tidak relevan dengan sistem pemilihan
yang duduk di lembaga perwakilan, dan jumlah umum serentak. Pemilihan Umum yang sesuai
partai politik atau kelompok partai politik dalam dengan demokrasi dan konstitusi, maka dari itu
pencalonan presiden dan wakil presiden. penulis menyarankan kepada pihak yang
Dampak dari Presidential Threshold yang berwenang seperti pemerintah saat ini. Para
mengatur soal syarat minimal pengajuan calon ketua umum partai politik, Dewan Perwakilan
presiden dan wakil presiden, yakni harus 20 Rakyat untuk menjaga demokrasi indonesia
persen suara partai politik atau gabungan partai kedepan menjadi lebih baik, mau
politik, aturan itu memicu ongkos politik mahal mengesampingkan ego politik masing masing
dan memicu oligarki politik dalam mensponsori maupun golongan yaitu dengan menghapuskan
figur untuk menjadi presiden. Setelah sosok aturan mengenai ambang batas pencalonan
pemimpin yang dibiayainya itu terpilih, maka presiden dan kembali ke peraturan yang
kepentingan para oligarki tentu harus ditetapkan oleh pasal 6A Undang Undang Dasar
diakomodir sehingga tersandera kepentingan 1945.
pihak lain yang mendorong terjadinya praktik
korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Makna DAFTAR PUSTAKA
dari negara demokrasi yang memberikan hak Jimly Asshiddiqie. 2010. Pengantar Ilmu
dan kebebasan bagi warga negara, di antara hak Hukum Tata Negara. Jakarta: PT Raja
konstitusional antara lain yaitu meliputi hak Grafindo Utama
memilih (the right to vote), hak untuk Republik Indonesia, putusan MK Nomor
mencalonkan diri (the right to be candidate), 71/PUU-XI/2017 tentang perkara
dan hak mengajukan calon (the right to propose Pengujian Undang Undang Nomor 7
candidate) (UUD 1945). tahun 2017 tentang Pemilihan Umum
Jika tetap masih memberlakukan terhadap UUD NRI Tahun 1945. Ria
ambang batas pencalonan presiden (presidential Casmi, Arrsa, Pemilu Serentak dan
threshold) maka harus dibuatkan aturan untuk Masa Depan Konsolidasi Demokrasi,
calon perseorangan atau independen dalam Jakarta, Jurnal Konstitusi MK RI Vol
pemilihan umum presiden dan wakil presiden. 11 No 3, September 2014, 529.
Meskipun harus dengan cara melakukan Robert Dahl, Terjemah A Rahman Zainuddin,
perubahan UUD 1945 atau amandemen UUD 2001, Perihal Demokrasi: Menjelajahi
1945 terlebih dahulu. Mahkamah Konstitusi Teori dan Praktek Secara Singkat,
harus mempertimbangkan permohonan Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
pengujian Pasal 222 Undang-Undang Nomor 7 Sodikin, Vol. 3 No. 1, April 2014, “Pemilu
Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, yang Serentak (Pemilu Legislatif dengan
dimohonkan oleh Prof. Denny Indrayana, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden)
Muhammad Busyro Muqoddas, Muhammad dan Penguatan Sistem Presidensial”,
Chatis Basri, Faisal Batubara, Hadar Nafis Jurnal Rechtsvinding. Siswapedia, asas-
Gumay, Bambang Widjojamto, Rocy Gerung, asas dalam pemilihan umum. A.
Robertus Robet, Angga Dwimas, Feri Amsari Mukthie Fadjar, “Pemilu Yang Demokratis dan
Berkualitas:Penyelesaian Hukum

7 | Vol. 3| No. 2|
JURNAL RECHTEN: RISET HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

Pelanggaran Pemilu dan PHPU”, Jurnal


Konstitusi, Vol. 6 No. 1, April 2009
I Dewa Made Putra Wijaya, “Mengukur Derajat
Demokrasi Undang Undang Nomor 42
Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum
Presiden dan Wakil Presiden”, Jurnal
IUS, Vol. II Nomor 6 Desember 2014
Janpatar Simamora, “Menyongsong Rezim
Pemilu Serentak”, Jurnal Rechtsvinding,
Vol. 3 No. 1, April 2014
Mardian Wibowo, “Menakar Konstitusionalitas
sebuah Kebijakan Hukum Terbuka
dalam Pengujian Undang-Undang”,
Jurnal Konstitusi, Volume 12 Nomor 2,
Juni 2015
Didik Suprayitno, ”Threshold Dalam Wacana
Pemilu” www.rumahpemilu.org
(diakses tanggal 25 Januari 2021 pukul
20.00 WIB)
Redaksi Editorial, “Ini Arti Presidential
Threshold dan Parliamentary
Threshold”,
https://editorialindonesia.com/201
7/07/21/ini arti presidential threshold
dan parliamentary (diakses tanggal 24
Januari 2021 pukul 19.35 WIB)

8 | Vol. 3| No. 2|

Anda mungkin juga menyukai