Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENGONTROLAN DAN PELAKSANAAN INDEPENDENT LEARNING DI


RUMAH

MIA TRI ARDENE

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS MATARAM
i

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa,
yang karena kesempurnaan-Nya makalah dengan judul “Pengontrolan dan
Pelaksanaan Independent Learning di Rumah” dapat terselesaikan. Penulisan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu media pembelajaran dalam
rangka pelaksanaan kuliah Belajar dan Pembelajaran di Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar (PGSD) FKIP Universitas Mataram.
Adanya berbagai permasalahan yang muncul dan sering kali terjadi kepada
peserta didik usia Sekolah Dasar mengenai belajar mandiri (Independent Learning)
di luar jam sekolah mereka. Seperti kurangnya pengontrolan dan pelaksanaan yang
maksimal terkait : (1) Mengulang pelajaran atau materi yang diterima di sekolah,
dan (2) Mengerjakan tugas secara mandiri tanpa harus diskusi kelompok, yang
menyebabkan hasil belajar peserta didik kurang maksimal dan kurang dilatih.
Berdasarkan permasalahan yang tertera, makalah ini akan membahas mengenai 2
hal, yaitu (1) Pentingnya pelaksanaan Independent Learning, dan (2) Menampilkan
prinsip, karakteristik dan proses kemandirian belajar, dan (3) Pengontrolan yang
dilaksanakan pihak orang tua sebagai bentuk usaha dalam mengarahkan anak
dalam kemandirian belajar.
Penulisan makalah ini dapat terselesaikan karena bantuan dari pihak lain.
Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat Bapak
Muhammad Syazali, M.Pd atas masukannya selama proses penyusunan dan
pembuatan makalah.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat khususnya kepada penulis
sendiri, dan pembaca secara umum. Kekurangan dari berbagai aspek sudah pasti
ada. Oleh karenanya, penulis akan menerima kritik dan saran dari para pembaca
guna untuk penyempurnaan pada penulisan makalah ke depannya.

Mataram, November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Karakteristik Model Pembelajaran Independent Learning..................................4


Tabel 3.2 Peran orang tua terhadap kemandirian belajar anak.............................................6

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Prosedur penelitian studi literatur.....................................................3


Gambar 3.1 Indikator Kemandirian Belajar..................................................................................5
Gambar 3.2 Contoh bentuk kemandirian belajar siswa saat di rumah

v
ABSTRAK

Independent Learning atau belajar mandiri merupakan suatu pendekatan dalam


metode pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, dimana proses dan
pengalaman belajar diatur dan dikontrol oleh peserta didik sendiri dalam hal
konseptualisasi, perancangan, pelaksanaan, dan evaluasi belajar serta penetapan
cara-cara pemanfaatan sumber belajar guna proses belajar lebih lanjut. Independent
Learning ini bertujuan tidak hanya menerima pengetahuan saja, tetapi juga untuk
mencari tantangan baru, membangun pengetahuan dan mengubah persepsi mereka
sendiri. Kemandirian belajar bukan bermakna bahwa peserta didik tidak
membutuhkan pengontrolan dan bantuan orang lain, tetapi peserta didik juga
membutuhkan berbagai bentuk motivasi dan penguatan dari pihak lain, terutama
orang tua sebagai pemegang kendali utama peserta didik saat melakukan
pembelajaran di rumah. Pelaksanaan kemandirian belajar ini pada nyatanya masih
rendah, hal ini menyebabkan hasil belajar peserta didik kurang maksimal. Selain itu,
kurangnya pengontrolan orang tua di rumah, motiasi siswa, serta komunikasi yang
terjalin antara orang tua dan guru yang rendah menyebabkan keterhambatan
proses belajar mandiri siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor
sebagai bentuk peran orang tua dan peserta didik sendiri dalam pengontrolan serta
pelaksanaan Independent Learning yang dilakukan di rumah, khususnya anak usia
sekolah. Penelitian yang dilakukan dengan metode review study atau literature
review melalui artikel dan jurnal sebagai sumber yang mutakhir dan relevan.
Pendapatan informasi dilakukan dengan menggali informasi-informasi yang valid
mengenai Independent Learning melalui artikel-artikel dan jurnal yang telah diteliti.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kemandirian belajar peserta didik dapat
ditunjang melalui berbagai faktor, salah satunya peran orang tua. Peran orang tua di
rumah untuk memberi penguatan dan pengontrolan kepada peserta didik di rumah
merti ditingkatkan melalui berbagai bentuk dukungan, baik secara fisik maupun
mental anak, agar mereka melaksanakan proses pembelajaran dengan nyaman di
rumah, termasuk memberi mereka semangat, pujian, serta hadiah untuk
meningkatkan motivasi mereka. Hubungan antara guru dan orang tua perlu dijalin
dengan baik agar terus bisa memantau perkembangan hasil belajar anak serta
memberi masukan mengenai peningkatan dalam proses kemandirian belajar
peserta didik di rumah.
Kata kunci: Independent Learning, Pengontrolan dan Pelaksanaan, Peran Orang Tua
dan Guru.

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Independent Learning (kemandirian belajar) atau Self-Directed Learning (SDL)


merupakan kemandirian belajar peserta didik untuk meningkatkan tanggung jawab
dan kemandirian dalam proses pembelajarannya (Hanik, 2020). Kemandirian
belajar harus dimiliki oleh setiap peserta didik, hal ini merupakan hasil dari proses
pembiasaan dalam lingkungan yang mengkolaborasikan antara kemauan dan
kemampuan saat peserta didik tidak dikontrol oleh orang lain. Kemandirian belajar
memiliki peran penting dalam manajemen diri, meluaskan wawasan akademik,
meningkatkan keaktifan, serta menjadi bahan evaluasi diri peserta didik (Lestari &
Hastuti, 2022). Dalam proses pembelajaran, siswa dituntut untuk memilki sikap
mandiri, artinya siswa perlu memiliki kesadaran, kemauan, dan motivasi diri untuk
meingkatkan hasil belajarnya dengan penuh tanggung jawab, bukan karena tuntutan
dari orang tua maupun guru (Yanti & Kasyadi2020).
Anak seolah-olah hidup di dalam dua dunia. Atas dasar ini hendaknya para
professional (guru dan orang tua) memahami kedua dunia anak tersebut, dimana
guru akan menggantikan peran orang tua di sekolah, begitu pun sebaliknya orang
tua akan menggantikan peran guru di rumah (Nainggolan, 2020). Pada masa
sekarang ini, kemandirian belajar peserta didik masih rendah, sehingga perlu
strategi dan media yang kreatif dan disenangi peserta didik yang mampu
meningkatkan kemandirian belajarnya (Alperi, 2019). Kemandirian belajar dalam
hal ini bukan tanpa keikutsertaan guru dan orang tua, tetapi lebih menekankan
peserta didik untuk mengatur dirinya dalam proses pembelajaran saat berada di
luar lingkungan sekolah. Saat pembelajaran di sekolah telah usai dan guru
memberikan tugas untuk peserta didik untuk dikerjakan di rumah. Kemudian
peserta didik hanya mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru di rumah, tentu
saja hal ini perlu dikontrol agar proses belajarnya di rumah menjadi efektif dan
efisien. Jika pada pembelajaran tatap muka peserta didik berada dalam pengawasan
guru, maka dalam pembelajaran mandiri di rumah tentu guru tidak akan mengawasi
secara langsung. Tentu kondisi ini akan membuat siswa leluasa melakukan hal apa
saja saat proses belajarnya di rumah, terlebih lagi jika orang tua tidak terlalu intens
dalam mengawasi anaknya (Yusri, Dausat, Adnin & Sahrul2020). Hal ini
mengakibatkan peserta didik hilang kontrol dan pengawasan dalam pelaksanaan
belajar mandiri di rumah.
Kerja sama antara guru dan orang tua sangatlah diperlukan dalam mendidik
anak pada era ini, apabila tidak ada hubungan dan komunikasi yang baik, maka
proses pembelajaran yang dilakukan siswa di rumah tidaklah mendapatkan hasil
yang baik dan peserta didik akan merasa tidak nyaman dalam belajar. Jika peserta
didik merasa tidak nyaman dalam proses belajarnya, maka ilmu yang akan

1
didapatkan tidaklah menjadi ilmu yang baik baginya. Siswa butuh kenyamanan dan
motivasi dalam proses pembelajarannya, baik dari dirinya maupun orang tua dan
gurunya (Anggara, 2020).
Siswa cenderung masih bergantung pada orang tuanya di rumah pada saat
mengerjakan tugas di rumahnya, dan mereka cenderung meminta bantuan orang
lain untuk mengerjakan tugas yang telah diberikan guru di sekolah (Anggara, 2020).
Berdasarkan fakta-fakta tersebut, saya melakukan study review untuk
mendapatkan data terkait pelaksaan dan pengontrolan Independent Learning
sebagai bentuk pengendalian proses pembelajaran siswa secara mandiri di rumah
untuk meningkatkan bentuk kemandirian siswa, informasi ini kemudian akan
dianalisis probablitasnya untuk diintegrasikan dengan proses pembelajaran peserta
didik. Manfaat dari hasil review study ini diantaranya (1) memberikan informasi
tentang tujuan dan pentingnya Independent Learning bagi peserta didik, (2)
memberikan informasi mengenai bentuk pengontrolan serta pelaksanaan
Independent Learning di rumah, (3) memberi informasi mengenai peran orang tua
dalam pengontrolan Independent Learning anak di rumah, dan (4) pendidik seperti
guru sekolah atau dosen pendidikan Belajar dan Pembelajaran di PGSD dapat
menjadikan informasi ini sebagai sumber atau bahan ajar.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk pengontrolan
dan potensi pelaksanaan Independent Learning di rumah?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis bentuk pengontrolan dan potensi
pelaksanaan Independent Learning di rumah.
1.4 Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menambah khasanah pengetahuan terkait pengontrolan serta pelaksanaan
Independent Learning di rumah.
2. Memberikan informasi tambahan mengenai pengontrolan serta pelaksaan
Independent Learning di rumah.
3. Dapat menjadi referensi tambahan untuk penelitian selanjutnya, terutama
penelitian mengenai Independent Learning.
4. Data dasar untuk peningkatan partisipasi peserta didik dan orang tua.
5. Menambah bahan ajar belajar siswa.

2
BAB II
METODE PENELITIAN

2. 1 Jenis dan Prosedur Penelitian


Jenis penelitian ini adalah penelitian Review Study atau studi literatur dengan
menelaah 14 artikel yang mutakhir yang di ambil dari 10 tahun terakhir yang
berkaitan dengan Independent Learning. Penelitian yang pengkajiannya dilakukan
secara objektif atau hasilnya berdasarkan observasi langsung di lapangan dan data-
datanya diambil dari jurnal penelitian yang lazimnya digunakan dalam penelitian
yang dimana pengumpulan datanya melalui kajian kepustakaan. Hasil dari berbagai
telaah literatur ini diteliti melalui Google Scholar yang akan digunakan untuk
menganalisis pengontrolan dan pelaksanaan Independent Learning di rumah.
Adapun pendekatan dalam penulisan ini, menggunakan pendekatan kualitatif
dengan teknis analisis isi, yaitu data yang diperoleh akan dikompulasi, dianalisis,
dan disimpulkan sehingga mendapatkan kesimpulan mengenai studi literatur yang
berkaitan pengontrolan dan pelaksanaan Independent Learning di rumah.
Berikut akan ditampilkan bagan atau skema mengenai prosedur penelitian studi
literatur yang digunakan dalam mencari data-data yang mutakhir dan relevan
mengenai Independent Learning:

Gambar 2.1 Prosedur penelitian sudi literatur

Menganalisis masalah
penelitian

Menemukan referensi Menentukan keyword


sebagai bahan rujukan (kata kunci)

Memilah hasil pencarian Memilih literatur acuan

Memilih istilah yang sesuai


Melakukan pencarian dengan bidang kajian

Kata kunci : Studi Literatur, Objektif, Kepustakaan, Prosedur, Kualitatif.

3
BAB III
HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil analisis terhadap kajian teori yang sudah dijelaskan,


dapat diketahui bahwa pelaksanaan Independent Learning atau kemandirian belajar
yang dilakukan oleh peserta didik di rumah masih rendah. Siswa masih bergantung
pada orang lain, terutama bergantung pada orang tuanya saat mereka berada di
rumah, sehingga mereka belum bisa membangun kemandirian dan tanggung jawab
mereka terhadap proses pembelajaran mereka sendiri. Pernyataan ini didukung
oleh hasil penelitian yang menyebutkan bahwa kemampuan belajar mandiri masih
rendah, sehingga perlu cara atau strategi yang mampu meningkatkan kemandirian
belajarnya(Alperi, 2019).
Hasil penelitian (Anggara, 2020) menyatakan bahwa peserta didik masih
bergantung pada orang tuanya saat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru di
sekolah, mereka cenderung lebih membutuhkan bantuan orang lain untuk
menyelesaikan tugas-tugas yang sudah diberikan. Komunikasi antara guru dan
orang tua di rumah sangat dibutuhkan untuk bisa saling menukar informasi
mengenai tingkat perkembangan siswa saat belajar di rumah dan tingkat
perkembangan hasil belajar siswa yang diakumulasikan oleh guru di sekolah.
Berikut akan ditampilkan mengenai indikator kemandirian belajar yang
harus dipenuhi siswa dalam kemandirian belajar (Isnawati & Samian, 2015):

Gambar 3.1 Indikator kemandirian belajar

Tanggung
Disiplin Jawab
Dalam Dalam
Aktif Belajar Belajar
Dalam
Belajar
Percaya
Diri

Selain itu, pelaksanaan Independent Learning oleh peserta didik memiliki


karakteristik-karakteristik tertentu dalam model pembelajarannya (Hanik, 2020),
yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1 Karakteristik model pembelajaran Independent Learning

N Karakteristik Model Pembelajaran


O
1 Peserta didik secara mandiri dengan usaha yang keras dan bertanggung jawab
terkait keputusan dalam proses pembelajarannya

4
2 Peserta didik memiliki kewenangan dalam melibatkan pemikiran mereka,
terkait tindakan atau mengelola aktivitas mereka secara mandiri
3 Makna pembelajaran mandiri tidak selalu belajar secara individu atau sendiri,
tetapi juga dapat melibatkan orang lain
4 Mengharuskan peserta didik untuk memonitor sendiri proses pembelajaran
mereka sndiri
5 Kontrol aktivitas belajar secara bertahap bergeser dari
6 Adanya peran penting motivasi dan kemauan peserta didik

Gambar 3.2 Contoh bentuk kemandirian belajar siswa saat di rumah

Sebagai bentuk partisipasi aktif orang tua dalam mengontrol anaknya dalam
kemandirian belajar, orang tua memiliki peran di rumah yang paling utama di
rumah. Berikut juga akan dipaparkan peran orang tua dalam mengontrol
kemandirian belajar peserta didik di rumah (Yusri, Dausat, Adnin dan Sahrul2020):

Tabel 3.2 Peran orang tua terhadap kemandirian belajar anak


N Peran Orang Tua Terhadap Kemandirian Belajar Anak
O
1 Orang tua bertanggung jawab untuk mendampingi, memberi masukan dan
mengawasi anak saat melaksanakan proses belajar secara mandiri di rumah
2 Orang tua perlu membuka komunikasi yang baik dan membangun
keterbukaan agar anak dapat menyeimbangkan belajar mandiri dan refreshing
3 Orang tua perlu mendorong anak untuk bertanggung jawab atas gawai untuk
hal-hal yang produktif

5
BAB IV
PEMBAHASAN

Kemandirian belajar (Independent Learning) peserta didik di rumah akan


dikontrol oleh orang tua di rumah. Membagi waktu untuk belajar di rumah
merupakan salah satu contoh sikap bentuk pengontrolan diri peserta didik saat
berada di rumah. Dengan berbagai kegiatan siswa di luar sekolah tentu perlu adanya
pembagian waktu yang baik. Sedangkan guru tidak dapat mengontrol kegiatan
belajar siswanya di rumah. Sehingga adanya pengontrolan mandiri siswa di rumah,
siswa dengan kemandiriannya masih dapat belajar dengan baik (Alkat, 2021).
Berdasarkan kondisi orang tua, khususnya ibu yang berbeda-beda dalam menangani
anak usia sekolah dasar. Guru dan orang tua harus dapat mambangun partnership
atau hubungan kerja sama antara orang tua dan guru di sekolah (Nainggolan, 2020).
Kemandirian belajar dan hasil belajar sama-sama dapat dipengaruhi oleh
faktor ekternal yaitu keluarga. Keluarga memiliki peranan penting dalam
membentuk kemandirian peserta didik. Melalui peraturan-peraturan di rumah yang
diterapkan, serta tingkat ekonomi keluar dapat menjadi pengaruh dalam
kemandirian peserta didik (Wati, Halidjah & Ghasya2020) . Orang tua sangat
berperan dalam menunjang hasil belajar anak-anaknya. Dalam hal ini, peran orang
tua sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran anak, karena keluarga
merpakan lingkungan yang paling utama bagi setiap anak (Ayu., Yusmansyah &
Utaminingsih2017). Peran orang tua dalam membantu meningkatkan hasil belajar
anak-anaknya dapat berupa memberi waktu belajar mereka, memenuhi
kebutuhannya, memberi mereka motivasi dalam proses belajar mandirinya di
rumah (Elha, 2021). Mengingat bahwa dalam menuju tujuan kemandirian belajar,
peserta didik akan senantiasa berusaha melepaskan ketergantungannya terhadap

6
orang tua. Untuk itu, meskipun orang tua yang bertanggung jawab dalam mengawasi
proses belajar anaknya, orang tua juga hendaknya memberikan kebebasan kepada
anaknya untuk leluasa menumbuh kembangkan kemampuan mandiri dan
bertanggung jawab anak terhadap proses belajarnya (Ayu, Yusmansyah &
Utaminingsih2017). Di samping itu, guru tidak dapat mencegah atau menghentikan
keikutsertaan orang tua dalam pengerjaan tugas peserta didik (Wati, Halidjah &
Ghasya2020) . Selain peran orang tua, potensi pelaksanaan Independent Learning
juga mempunyai faktor-faktor yang mempengaruhi, yaitu mengembangkan proses
belajar mengajar yang demokratis dan memberi kebebasan kepada peserta didik
untuk mengeksplorasi lingkungan sekitarnya (Ramdhani, 2013). Kondisi empiris
yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa peserta lebih sering mengerjakan
tugas yang diberikan guru dengan cara berkelompok di rumah, kondisi ini
menjadikan kemandirian belajar lebih sulit untuk diwujudkan dikarenakan mereka
tidak akan menguasai semua materi, melainkan mereka akan saling melengkapi
(Matsani & Rafsanjani2021).
Minimnya pelaksanaan Independent Learning di rumah oleh speserta didik
masih rendah, hal ini dapat dibuktikan dengan tidak adanya keinginan peserta didik
untuk belajar mandiri, tidak bersungguh-sungguh dalam belajar, dan tidak disiplin.
Berbeda halnya dengan peserta didik yang secara mandiri melakukan belajarnya, ia
akan mampu mempertanggung jawabkan hasil kerja belajarnya, disiplin, dan
keingintahuan siswa dalam pengetahuan terus tumbuh dan maju seiring dengan
jenjang sekolah yang ia tempuh di dalam dunia pendidikan yang ia tempuh (Saputra,
Kosilah & Wedyawati2020).
Selain itu, indikasi lain yang mendukung bahwa kemandirian belajar tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap meningkatkan prestasi atau kemampuan
peserta didik yaitu ditunjukkan oleh indikator menerima tanggung jawab terhadap
kegiatan belajarnya sendiri (Matsani & Rafsanji2021). Bentuk penilaian dalam
melakukan pengontrolan diri menunjukkan bahwa peserta didik meyakini bahwa
hasil belajarnya akan berdampak pada dirinya sendiri. Perolehan tersebut juga
menandai bahwa sebagian besar peserta didik telah melakukan evaluasi terhadap
dirinya mengenai peningkatan dan menurunan hasil belajar yang dilaksanakan
(Nurhidayanti, Nofianti, dkk2022). Tujuan Independent Learning yang tercapai atau
tidak, ditentukan oleh peserta didik itu sendiri, berikut merupakan gambar proses
kemandirian belajar (Hanik, 2020):
Belajar mandiri dikembangkan untuk meningkatkan tanggung jawab peserta
didik. Dengan rasa tanggung jawab yang dimiliki peserta didik, akan menumbuhkan
motivasi intrinsik pada diri mereka. Sehingga mereka akan terus melakukan proses
kemandirian belajar dan mengevaluasi belajar mereka sendiri sampai mewujudkan
tujuan belajar yang maksimal (Hanik, 2020). Dengan demikian, orang tua juga harus
segera mengambil peran dalam proses pembelajaran anaknya, agar pembelajaran
mereka di rumah akan terasa nyaman, efektif dan efisien.
Sesuai dengan karakteristik psikologi anak usia sekolah dasar, bahwa belajar
mandiri yang sebenarnya bukan benar-benar terlepas dari orang lain atau tanpa

7
adanya pengawasan. Akan tetapi dalam hal ini peserta didik dan orang tua masih
menjalankan tugas scaffolding, atau mediated learning, pemberi dukungan tahap
demi tahap dalam proses pembelajaran peserta didik, sebagai pengontrol dan
evaluator yang berperan memberikan penguatan atau feedback bahwa
pembelajaran yang dilaksanakan sudah tercapai dengan baik atau masih ada
kekurangan (Hanik, 2020).
Dalam penelitian kali ini, ditemukan persamaan pembahasan mengenai
bentuk pelaksanaan dan pengontrolan kemandirian belajar di rumah yang
dilaksanakan oleh peserta didik di rumah dan orang tua sebagai pemegang peranan
utama dalam proses pembelajaran anak di rumah. Hal ini dapat dilihat melalui
berbagai penelitian yang telah dilakukan. Pelaksanaan Independent Learning yang
dilakukan oleh peserta didik di rumah memiliki faktor-faktor penghambat yang
menyebabkan rendahnya tingkat partisipasi peserta didik dalam pelaksanaan
kemandirian belajarnya di rumah. Sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar
peserta didik.

8
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Penelitian ini berhasil mengungkap bahwa pelaksanaan Independent Learning
di rumah oleh peserta didik masih rendah. Ketergantungan mereka kepada orang
lain terutama orang tua di rumah menyebabkan rendahnya sikap kemandirian dan
tanggung jawab mereka terhadap hasil belajarnya, sehingga otomatis hal ini akan
berpengaruh juga terhadap hasil belajarnya di sekolah. Topik yang sudah memenuhi
tujuan makalah adalah (1) pentingnya pelaksanaan Independent Learning di rumah,
(2) pelaksanaan dan pengontrolan Independent Learning di rumah, dan (3) peran
orang tua dalam proses kemandirian belajar anak di rumah.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk hasil penelitian ini adalah: (1) penelitian
selanjutnya adalah mengkaji bentuk strategi kemandirian belajar di rumah dengan
cara yang kreatif agar mampu memberikan suasana yang belajar menyenangkan
bagi siswa saat belajar di rumah, dan (2) pendidik dapat menggunakan hasil
penelitian ini untuk proses belajar pembelajaran bagi peserta didik terutama anak
usia SD untuk mengetahui bentuk pelaksaan Independent Learning yang dilakukan
di rumah.

9
DAFTAR PUSTAKA

Dairina Yusri, J. D. (2020). Analisis kemandirian belajar siswa selama pembelajaran


daring. Jurnal Bilqolam Pendidikan Islam, 1(2), 1-18.
Dani, D. E. (2021). Peran orang tua dalam membimbing anak belajar di rumah di
tengah pandemi covid19. Doctoral Dissertation, IAIN BENGKULU, 5-111.
Eka Rahma Ayu 1*, Y. 2. (2017). Hubungan antara pola asuh orang tua dengan
kemandirian belajar siswa. ALIBKIN (jurnal bimbingan konseling), 5(6) 41-
54.
Hanik, E. U. (2020). Self directed learning berbasis literasi digital pada masa
pandemi covid-19 di Madrasah Ibtidaiyah. Volume 8 Nomor 1 Januari - Juni
2020, 8, 183-208.
Kasyadi, N. R. (2020). Minat dan kemandirian belajar terhadap prestasi belajar ilmu
pengetahuan sosial. Herodotus: Jurnal Pendidikan IPS, 30-41.
Nainggolan, V. (2020). Peran bimbingan orang tua dalam kemandirian belajar anak
di sekolah dasar. Prosiding Seminar dan Diskusi Nasional Pendidikan Dasar
2022.
Nurul Matsani*1, M. A. (2021). Peran kemandirian belajar dalam memediasi
pengaruh motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar mahasiswa selama
pembelajaran daring. Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha, 13(1) 9-21.
Ramadhani, R. (2013). Pengaruh sarana pembelajaran dan motivasi belajar terhadap
kemandirian belajar mahasiswa. International Migration Review, 47(2) 330-
373.
Riza Faishol1, I. M. (2021). Pendampingan belajar siswa melalui pembelajaran
multimodal untuk meningkatkan kemampuan siswa di masa pandemi covid-
19. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Curup Bengkulu, 10(1) 60-70.
Samian, N. I. (2015). Kemandirian belajar ditinjau dari kreativitas belajar dan
motivasi belajar siswa. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 25(1) 128-144.
Urip Tisngati, N. I. (2014). Pengaruh kepercayaan diri dan pola asuh orang tua pada
mata kuliah teori bilangan terhadap prestasi belajar. Jurnal Derivat Volume 1
No. 2 Desember 2014, 8-18.
WATI, M. (2020). Korelasi kemandirian belajar dengan hasil belajar tematik siswa
kelas v sekolah dasar. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Khatulistiwa,.9(12) 1-8.
Windi Fitriani1, H. S. (2020). Motivasi berprestasi dan kemandirian belajar
mahasiswa saat pembelajaran daring. Teori, Penelitian, dan Pengembangan,
5(6) 828-834.
Wiryosutomo, M. M. (2021). Studi kemandirian belajar mahasiswa dalam
pembelajaran daring di era pandemi covid-19. 727-741.
Yanwar, A. (2021). Pengaruh pendekatan saintifik pada pembelajaran matematika
ditinjau dari kemandirian belajarterhadap kemampuan berpikir kritis
matematis peserta didik. Doctoral Dissertation, UIN Sunan Ampel Surabaya,
2-87.

10
11

Anda mungkin juga menyukai