Implementasi Pembelajaran Berbantuan Komputer (PBK) Untuk Melatih Kemandirian Belajar Siswa Sebagai Wujud Pendidikan Karakter Meilani Safitri
Implementasi Pembelajaran Berbantuan Komputer (PBK) Untuk Melatih Kemandirian Belajar Siswa Sebagai Wujud Pendidikan Karakter Meilani Safitri
Meilani Safitri
Dosen Universitas Sjakhyakirti Palembang
e-mail: meilani_safitri@unisti.ac.id
Abstract- The purpose of this study was to determine the picture of student learning
independence by implementing computer-assisted learning. The subjects in this study were
students of class X SMK Mandiri Palembang which consist of 20 people. The data were
collected by questionnaire and interview. The results of data analysis showed that the level of
student learning independence by implementing computer-assisted learning is equal to 77.35%
and included in either category. PBK is an instrumental in the learning process, thus making
teachers and learners accustomed to communicate to share knowledge and experience. In the
learning process, learners also become more independent, capable, and creative when using
the CPE. Given that independence, skill, and creativity are part of values in character education,
it should be developed and used as a primary tool in learning to realize the values of character
education itself.
240
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 20 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 25 NOVEMBER 2017
241
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 20 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 25 NOVEMBER 2017
media cetak dan media elektronik seperti hasil yang tampak maupun yang tidak tampak.
buku, tape, kaset, video kamera, video Adapun proses belajar mandiri dimulai dari
recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, siswa menetapkan tujuan, membuat rencana,
televise dan computer. Pengembangan media mengikuti rencana dan mengukur kemajuan
pembelajaran juga sangat dipengaruhi oleh diri, selanjutnya siswa akan menunjukkan
tingkat penguasaan teknologi computer. Pada kecakapan sebagai hasil akhir.
kenyataannya banyak guru yang kurang Di dalam konteks kebutuhan dasar
menguasai teknologi, khususnya pembuatan psikologis manusia, menurut pendapat
media pembelajaran berbantuan computer. Sheldon, Elliot, Keem, dan Kassier (2001)
Masalah tersebut mengakibatkan banyak kemandirian disamakan dengan istilah
sekolah yang memiliki fasilitas computer yang otonomi (autonomy) dan secara konsepsual
lengkap tetapi tidak tersedia Sumber Daya didefinisikan sebagai: feeling like you are the
Manusia (SDM) yang mampu menggunakan cause of your own actions rather than feeling
secara optimal. Sehingga fasilitas computer that external forces or pressures are the cause
hanya dijadikan sebagai pajangan dan tidak of your action (perasaan menentukan sendiri
memberikan kontribusi yang berarti terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, bukan
pembelajaran (Firmantika dan Mukminan: karena paksaaan atau tekanan dari luar. Lebih
2014). lanjut mereka merinci bahwa kemandirian
Penggunaan computer dalam tersebut mencakup tiga kompon perilaku.
pembelajaran terbukti efektif membantu siswa Pertama, pilihan-pilihan yang dilakukan
dalam mempelajari materi matematika. Hal ini seseorang sesuai dengan minat dan nilai yang
sesuai dengan beberapa hasil penelitian yang dimiliki. Kedua, kebebasan melakukan
telah dilakukan. Penggunaan software Google sesuatu menurut cara-caranya sendiri. Ketiga,
SkechUp pada computer dapat meningkatkan pilihan-pilihannya mengekspresikan siapa dia
pemahaman siswa tentang konsep jarak pada sebenarnya.
dimensi tiga (Nasution, 2012). Pada peneliitian Menurut Smaldino, Lowther & Russel
lain menunjukkan bahwa pembelajaran (2008), istilah media merujuk pada apa saja
dengan program GeoGebra materi grafik yang membawa informasi antara sumber dan
fungsi kuadrat lebih efektif dibandingkan penerima. Sedangkan menurut Madya, (2011),
pembelajaran konvensional (Alviah, 2012). untuk menjaga agar pemanfaatan TIK tetap
Hasil penelitian selanjutnya mengemukakan memberikan kontribusi signifikan terhadap
bahwa media pembelajaran interaktif berbasis pengembangan peserta didik menjadi manusia
computer menggunakan MacromediaFlash berkarakter dan berkecerdasan intelektual
memiliki efek potensial terhadap hasil belajar hendaknya diterapkan prinsip-prinsip
siswa dengan pencapaian nilai akhir termasuk mempertimbangkan karakter siswa, dirancang
dalam kategori baik sekali (Safitri, 2013). untuk memperkuat minat dan motivasi siswa,
Menurut Ali dan Asrori (2005: 109- menumbuhkan kesadaran dan keyakinan
110), kemandirian berasal dari kata dasar diri pentingnya pembelajaran, mendorong siswa
yang mendapat awalan ke- dan akhian –an untuk aktif dan kreatif.
yang kemudian membentuk suatu kata Menurut Anderson (2010: 7)
keadaan atau kata benda. Karena penyebaran pengetahuan tercatat dalam
kemandirian berasal dari kata dasar diri, beberapa fase revolusi, yaitu:revolusi pertama
pembahasan mengenai kemandirian tidak ditandai dengan penemuan bahasa tertulis,
dapat dilepaskan dari pembahasan mengenai yang berarti bahwa untuk pertama kalinya
perkembangan diri itu sendiri. orang bisa menyimpan informasi dan
Johnson (2009: 171) mengemukakan mengambilnya tanpa perlu mengandalkan
bahwa pembelajaran mandiri adalah sebuah memori; revolusi ke dua yang terjadi di
proses sedangkan proses belajar amndiri pertengahan abad ke-15 ditandati dengan
adalah suatu metode yang melibatkan siswa penemuan mesin cetak, dimana dengan
dalam tindakan-tindakan yang meliputi revolusi ini informasi dalam buku-buku dan
beberapa langkah dan menghasilkan, baik pamflet bisa disebarluaskan lebih jauh dan
242
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 20 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 25 NOVEMBER 2017
lebih cepat; revolusi ketiga yang dibawa oleh Menurut Zainal Arifin (2012: 233)
TIK adalah mempercepat penyebaran wawancara merupakan teknik pengumpulan
informasi dan pengetahuan. data yang dilakukan melalui percakapan dan
Guru menggunakan TIK untuk tanya-jawab, baik langsung maupun tidak
membantu siswa menilai pembelajaran langsung dengan responden untuk mencapai
mereka sendiri dalam mencapai tujuan. Pada tujuan tertentu. Wawancara dilakukan dengan
saat yang sama, secara alamiah guru guru yang melaksanakan pembelajaran.
berkolaborasi dengan guru lain dalam wawancara merupakan teknik pengumpulan
memecahkan masalah umum dan berbagi data yang dilakukan melalui percakapan dan
pengalaman mengajar. (Fitriyadi, 2013). tanya-jawab, baik langsung maupun tidak
langsung dengan responden untuk mencapai
tujuan tertentu. Wawancara dilakukan dengan
METODE PENELITIAN guru yang melaksanakan pembelajaran.
Penelitian ini merupakan jenis Wawancara dalam penelitian ini dilakukan
penelitian deskriptif yang bertujuan untuk untuk mengetahui tanggapan guru terhadap
menggambarkan kemandirian belajar siswa pelaksanaan pembelajaran yang telah
kelas X Akuntansi SMK Mandiri Palembang dilaksanakan.
dengan mengimplementasikan pembelajaran Adapun langkah-langkah penyusunan
berbantuan computer. Teknik pengumpulan instrumen penelitian menyusun angket adalah
data dilakuan dengan angket dan wawancara sebagai berikut:
yang dilakukan setelah pembelajaran 1) Membuat kisi-kisi instrumen untuk
berlangsung. mengukur kemandirian belajar siswa.
Angket/Kuesioner adalah instrumen 2) Menyusun butir-butir pertanyaan, butir-butir
penelitian yang berisi serangkaian pertanyaan pertanyaan berbentuk pilihan dengan
atau pernyataan untuk menjaring data atau empat pilihan dan berupa pertanyaan
informasi yang harus dijawab responden positif dan negatif. Pertanyaan positif
secara bebas sesuai dengan pendapatnya. berupa pertanyaan yang mendukung
(Zainal Arifin, 2012: 233) gagasan yang ada dalam studi pustaka.
Angket pada penelitian ini digunakan Sedangkan pola pertanyaan negatif adalah
untuk mengumpulkan data kemandirian sebaliknya.
belajar siswa. Angket yang digunakan 3) Membuat scoring, pengukuran angket akan
berbentuk cek list, yang merupakan deretan mengunakan skala Likert yang dimodifikasi.
pertanyaan dimana responden yang diteliti “Skala Likert digunakan untuk mengukur
tinggal membubuhkan tanda centang (√) pada sikap, pendapat, dan persepsi seorang
tempat yang disediakan. atau kelompok orang tentang fenomena
Skala kemandirian yang disusun sosial” (Sugiyono, 2010: 134). Jawaban
tersebut akhirnya terdiri dari 46 item yang setiap item instrumen yang menggunakan
tergabung dalam tiga komponen perilaku skala Likert yang dimodifikasi mempunyai
yaitu: 1) mengambil inisiatif dan dua alternatif jawaban yaitu pernyataan
mengendalikan tindakan yang dilakukan, positif dan pernyataan negatif.
2) memberdayakan kemampuan yang dimiliki,
dan terakhir 3) menghargai hasil kerja (karya)
sendiri (Suharnan , 2012).
Tabel 1. Kisi-Kisi Kemandirian Belajar Siswa
Variabel Indikator
Kemandirian Belajar Siswa a. Siswa mandiri menetapkan tujuan
b. Siswa mandiri membuat rencana
c. Siswa mandiri mengikuti rencana dan mengukur kemajuan diri
d. Siswa mandiri membuatkan hasil akhir
e. Siswa mandiri menunjukkan kecakapan melalui penilaian autentik
Sumber: Elaine B.Johnson
243
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 20 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 25 NOVEMBER 2017
244
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 20 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 25 NOVEMBER 2017
245
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 20 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 25 NOVEMBER 2017
SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Prosiding Jarak pada Dimensi Tiga Kelas X di SMA
Seminar Nasional Matematika dan Negeri 1 Turen. Tesis.
Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 2012. 14. Nursa’ban, Muhammad. (2013).
3. Anderson, J, (2010). ict transforming Peningkatan Sikap Tanggung Jawab Dan
education: a regional guide UNESCO Kemandirian Belajar Mahasiswa Melalui
Bangkok. Metode Tutorial Di Jurusan Pendidikan
4. Arsyad, Azhar, (2003). Media Geografi. Jurnal Cakrawala Pendidikan
Pembelajaran. J akarta: PT Raja Grafindo Th. XXXII, No. 3: Universitas Negeri
Persada. Jogjakarta
5. Elida (2003) Pengembangan Computer 15. Rusman. (2012). Model - Model
Assisted Instruction pada Praktikum Mata Pembelajaran: Mengembangkan
Kuliah Jaringan Komputer. Makalah Profesionalisme Guru. Jakarta: PT
Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran Rajagrafindo Persada.
di Hotel Inna Garuda Yogyakarta tanggal 16. Safitri, Meilani. (2013). Pengembangan
22 – 23 Agustus 2003. media pembelajaran matematika pokok
6. Firmantika dan Mukminan. (2014). bahasan segitiga menggunakan
Pengembangan Media Pembelajaran macromedia flash untuk siswa kelas vii
Berbantuan Komputer Untuk Menanamkan smp. Jurnal pendidikan vol 14 no 2 hal
Kesadaran Lingkungan Bagi Siswa SMP. 62-72
Jurnal Harmoni Sosial, Volume 1 Nomor 2, 17. Safitri, Meilani. (2017). Pengembangan
2014, JOGJA. media pembelajaran matematika
7. Fitriyadi. (2013). Integrasi Teknologi menggunakan macromedia flash.
Informasi Komunikasi Dalam Pendidikan: Jogjakarta: Samudera biru
Potensi Manfaat, Masyarakat Berbasis 18. Sari dan Tarigan. (2014). Pengaruh
Pengetahuan, Pendidikan Nilai, Strategi Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Implementasi Dan Pengembangan Berbantuan Komputer Terhadap Hasil
Profesional. Jurnal Pendidikan Teknologi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Cahaya
dan Kejuruan, Volume 21, Nomor 3. Kelas VIII SMP Negeri 11 Medan. Jurnal
8. Johnson. (2009). Contextual Teaching & Inpafi Vol. 2, No. 3, HAL:63-72
Learning Menjadikan Kegiatan Belajar- 19. Sheldon, K.M., Elliot A.J., Keem, Y., and
Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Kasser, T. (2001) What is satisfaying
Bandung: MLC. about satisfying event? Testing 10
9. Kristiawan, M. (2015). A Model of candidate psychological needs. Journal of
Educational Character in High School Al- Personali-ty and Social Pschology,80,
Istiqamah Simpang Empat, West 325-339.
Pasaman, West Sumatera. Research 20. Smaldino, Sharon., Lowther, Deborah &
Journal of Education, 1(2), 15-20. Russell, James. (2008). Instructional
10. Lipton, Laura. (2005). Technology & Media for Learning
Menumbuhkembangkan belajar mandiri. (terjemahan). Jakarta: Kencana Prenada
Bandung: Nuansa. Media.
11. Madya, Suwarsih. (2011). Optimalisasi 21. Sugiyono. (2010). Statistika untuk
Pemanfaatan TIK untuk Meningkatkan Penelitian. Bandung: Alfabeta
Mutu Hakiki Pendidikan. Makalah, 22. Suharnan. (2012). Pengembangan Skala
Seminar Nasional, Milad UAD XXX. Kemandirian. Persona, Jurnal Psikologi
12. Mohammad Ali dan Mohammad Asrori. Indonesia Vol. 1, No. 2, hal 66-76
(2005). Psikologi Remaja Perkembangan 23. Wagiran (2002) Pembelajaran
Peserta Didik. Jakarta: PT Bumi Aksara. Konstruktivisme, Alternatif Pembelajaran
13. Nasution, Syaiful Hamzah. 2012. Menuju Penerapan Kurikulum Berbasis
Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe kompetensi, (refleksi hasil penelitian),
STAF Berbantuan media Google Jurnal PTK Vol 10, Nomor 19 Oktober
SketchUp 8 untuk Memahamkan Konsep 2002.
246
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 20 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 25 NOVEMBER 2017
247