Anda di halaman 1dari 8

PROSIDING SEMINAR NASIONAL 20 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 25 NOVEMBER 2017

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER (PBK) UNTUK MELATIH


KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SEBAGAI WUJUD PENDIDIKAN KARAKTER

Meilani Safitri
Dosen Universitas Sjakhyakirti Palembang
e-mail: meilani_safitri@unisti.ac.id

Abstract- The purpose of this study was to determine the picture of student learning
independence by implementing computer-assisted learning. The subjects in this study were
students of class X SMK Mandiri Palembang which consist of 20 people. The data were
collected by questionnaire and interview. The results of data analysis showed that the level of
student learning independence by implementing computer-assisted learning is equal to 77.35%
and included in either category. PBK is an instrumental in the learning process, thus making
teachers and learners accustomed to communicate to share knowledge and experience. In the
learning process, learners also become more independent, capable, and creative when using
the CPE. Given that independence, skill, and creativity are part of values in character education,
it should be developed and used as a primary tool in learning to realize the values of character
education itself.

Keywords- Computer-Assisted Learning, Independence, Character Education


——————————  ——————————

PENDAHULUAN guru berubah berpusat pada siswa. Hal ini


sangat terasa dampaknya bagi siswa itu
Undang-undang
mengharapkan
Sistem Pendidikan Nasional
siswa mengutamakan
sendiri dimana siswa dituntut aktif maka siswa
harus berinisiatif untuk belajar mandiri tidak
pengembangan intelegensi dan
tergantung dengan guru sehingga perlu
kemandirian dalam belajar. Kemandirian
adanya kemandirian belajar yang harus
belajar siswa sangat diperlukan dalam proses
diterapkan dalam diri siswa. (Wijayanti, 2015).
pembelajaran di kelas. Hal ini dikarenakan
Menurut Moore dalam Rusman (2012:
guru tidak mungkin secara senantiasa
365) mengatakan bahwa kemandirian belajar
mendampingi siswa dalam proses
siswa adalah sejauh mana dalam proses
pembelajaran, sehingga ketika siswa tidak
pembelajaran itu siswa dapat ikut menentukan
didampingi guru siswa dapat belajar mandiri.
tujuan, bahan, dan pengalaman belajar serta
Siswa mandiri tidak berarti belajar sendiri
evaluasi pembelajarannya. Sehingga
sebaliknya siswa dibina untuk belajar
diharapkan terdapat arah dan tujuan yang
kelompok guna melatih siswa menjadi anggota
jelas bagi siswa jika memiliki kemandirian
masyarakat yang aktif dan mandiri. Tujuan
dalam belajar. Kurikulum 2013 menuntut siswa
pendidikan nasional tidak hanya menekankan
untuk aktif serta memiliki sikap kemandirian
pada pengembangan aspek intelektual siswa
dalam belajar sehingga tidak tertinggal dan
namun juga karakter dan kemampuan siswa.
mampu mengikuti proses pembelajaran di
Menurut Kristiawan (2015) the purpose of
kelas.
education is to be a man who is faithful and
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
devoted to God Almighty, noble, healthy,
merupakan sekolah yang bertujuan
knowledgeable, skilled, creative, independent,
menciptakan lulusan dengan kompetensi
and become citizens of a democratic and
sesuai program keahlian untuk memenuhi
accountable.
tuntutan dunia kerja. Proses pembelajaran di
Perubahan kurikulum dari KTSP ke
SMK mengharuskan siswa untuk aktif
kurikulum 2013 membuat proses
sehingga mendorong siswa untuk mandiri
pembelajaran yang awalnya berpusat pada
dalam proses pembelajaran. Namun pada

240
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 20 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 25 NOVEMBER 2017

kenyataannya siswa SMK kurang aktif perlunya media pembelajaran berbantuan


sehingga kurang memiliki kemandirian dalam computer (Safitri, 2017).
mengikuti pembelajaran di kelas, siswa masih Komputer adalah sebuah media
mengandalkan transfer ilmu dari guru. Seperti interaktif yang memungkinkan siswa untuk
yang terjadi di kelas X Akuntansi SMK Mandiri berinteraksi dan memberi pengalaman belajar
Palembang, kegiatan pembelajaran masih mandiri bagi siswa. Ada beberapa program
berpusat pada guru karena harus ada komputer yang bisa digunakan sebagai
penjelasan materi dari guru baru siswa bisa alternative media pembelajaran berbantuan
memahami pelajaran. Hal ini tentu saja komputer diantaranya PowerPoint dan
bertentangan dengan upaya menciptakan MacromediaFlash. Dengan menngunakan
kemandirian belajar seperti yang dikehendaki media pembelajaran berbantuan komputer
kurikulum 2013. siswa diharapkan dapat semakin mudah
Berdasarkan observasi awal yang dalam memahami materi pelajaran dan
dilakukan peneliti selama proses menjadikan siswa mandiri dalam belajar
pembelajaran matematika di kelas X sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang
Akuntansi, terlihat siswa mengalami kesulitan dikehendaki kurikulum.
untuk berpartisipasi dalam pembelajaran. Wagiran (2008: 227) mengemukakan
Siswa masih kesulitan dalam menyusun ide bahwa kemandirian dalam belajar relative
dan menyampaikan pendapat. Penjelasan rendah. Jika diberikan tugas banyak yang
langsung dari guru menjadi sumber utama tidak mengerjakan, bahkan yang mengerjakan
bagi siswa. Sehingga tanpa penjelasan dari hanya menyalin punya temannya.
guru mereka tidak bisa apa-apa. Ketika Permasalahan lain adalah masih banyaknya
ditanya ternyata siswa merasa lebih senang miskonsepsi terhadap konsep-konsep
menerima penjelasan langsung dari guru sehingga prestasi akademik masih rendah.
dibanding mencoba mencari tahu sendiri Meningkatkan kualitas pembelajaran
melalui berbagai referensi. Sekali lagi hal ini menggunakan media berbantuan computer
mengaakibatkan siswa tidak memiliki merupakan salah satu alternative yang tepat.
kemandirian dalam belajar sehingga harapan Selain dapat menarik minat dan perhatian
kurikulum 2013 belum terwujud. siswa melalui media berbantuan computer
Pesatnya perkembangan IPTEKS di diharapkan mempercepat pemahaman dan
era globalisasi ini memberikan dukungan meningkatkan kemandirian belajar sehingga
kepada guru dalam proses pembelajaran prestasi akademik dapat lebih baik. Metode
khususnya dalam media pembelajaran. Salah pembelajaran mandiri dengan media
satu media pembelajaran yang tengah popular berbantuan computer diharapkan dapat
digunakan adalah media pembelajaran mewujudkan pembelajaran individual dan
berbantuan computer. Adapun tujuannya konstruktivis yang berpusat pada siswa.
adalah untuk membantu guru menyampaikan Computer merupakan media
materi pembelajaran agar kegiatan pembelajaran yang ideal, dengannya dapat
pembelajaran dapat berlangsung efektif dan dibangun sebuah media pembelajaran yang
mencapai tujuan yang diharapkan (Sari dan baik mengingat computer memiliki kelebihan
Tarigan, 2014). dari media lain, diantaranya efektif dan
Dalam kerangka kompetensi abad 21 berkualitas, memotivasi belajar, mendukung
siswa diharapkan melek informasi, melek pembelajaran mandiri, melatih keterampilan,
media, dan melek Teknologi Informasi dan dan menarik perhatian. Perkembangan
Komunikasi (TIK). Kurikulum 2013 yang teknologi dewasa ini telah membuat
berpijak pada paradigma pembelajaran abad pembelajaran berbasis computer semakin
21, dalam rancangannya menyebutkan bahwa diharuskan untuk diterapkan khususnya
dalam struktur kurikulum sekolah menengah ditingkat sekolah menengah (Elida, 2003).
computer akan menjadi sarana pada semua Gagne dan Briggs dalam (Arsyad,
mata pelajaran. Hal ini menjadi landasan 2009: 4-5) menyatakan bahwa media
pembelajaran yang digunakan dapat berupa

241
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 20 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 25 NOVEMBER 2017

media cetak dan media elektronik seperti hasil yang tampak maupun yang tidak tampak.
buku, tape, kaset, video kamera, video Adapun proses belajar mandiri dimulai dari
recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, siswa menetapkan tujuan, membuat rencana,
televise dan computer. Pengembangan media mengikuti rencana dan mengukur kemajuan
pembelajaran juga sangat dipengaruhi oleh diri, selanjutnya siswa akan menunjukkan
tingkat penguasaan teknologi computer. Pada kecakapan sebagai hasil akhir.
kenyataannya banyak guru yang kurang Di dalam konteks kebutuhan dasar
menguasai teknologi, khususnya pembuatan psikologis manusia, menurut pendapat
media pembelajaran berbantuan computer. Sheldon, Elliot, Keem, dan Kassier (2001)
Masalah tersebut mengakibatkan banyak kemandirian disamakan dengan istilah
sekolah yang memiliki fasilitas computer yang otonomi (autonomy) dan secara konsepsual
lengkap tetapi tidak tersedia Sumber Daya didefinisikan sebagai: feeling like you are the
Manusia (SDM) yang mampu menggunakan cause of your own actions rather than feeling
secara optimal. Sehingga fasilitas computer that external forces or pressures are the cause
hanya dijadikan sebagai pajangan dan tidak of your action (perasaan menentukan sendiri
memberikan kontribusi yang berarti terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, bukan
pembelajaran (Firmantika dan Mukminan: karena paksaaan atau tekanan dari luar. Lebih
2014). lanjut mereka merinci bahwa kemandirian
Penggunaan computer dalam tersebut mencakup tiga kompon perilaku.
pembelajaran terbukti efektif membantu siswa Pertama, pilihan-pilihan yang dilakukan
dalam mempelajari materi matematika. Hal ini seseorang sesuai dengan minat dan nilai yang
sesuai dengan beberapa hasil penelitian yang dimiliki. Kedua, kebebasan melakukan
telah dilakukan. Penggunaan software Google sesuatu menurut cara-caranya sendiri. Ketiga,
SkechUp pada computer dapat meningkatkan pilihan-pilihannya mengekspresikan siapa dia
pemahaman siswa tentang konsep jarak pada sebenarnya.
dimensi tiga (Nasution, 2012). Pada peneliitian Menurut Smaldino, Lowther & Russel
lain menunjukkan bahwa pembelajaran (2008), istilah media merujuk pada apa saja
dengan program GeoGebra materi grafik yang membawa informasi antara sumber dan
fungsi kuadrat lebih efektif dibandingkan penerima. Sedangkan menurut Madya, (2011),
pembelajaran konvensional (Alviah, 2012). untuk menjaga agar pemanfaatan TIK tetap
Hasil penelitian selanjutnya mengemukakan memberikan kontribusi signifikan terhadap
bahwa media pembelajaran interaktif berbasis pengembangan peserta didik menjadi manusia
computer menggunakan MacromediaFlash berkarakter dan berkecerdasan intelektual
memiliki efek potensial terhadap hasil belajar hendaknya diterapkan prinsip-prinsip
siswa dengan pencapaian nilai akhir termasuk mempertimbangkan karakter siswa, dirancang
dalam kategori baik sekali (Safitri, 2013). untuk memperkuat minat dan motivasi siswa,
Menurut Ali dan Asrori (2005: 109- menumbuhkan kesadaran dan keyakinan
110), kemandirian berasal dari kata dasar diri pentingnya pembelajaran, mendorong siswa
yang mendapat awalan ke- dan akhian –an untuk aktif dan kreatif.
yang kemudian membentuk suatu kata Menurut Anderson (2010: 7)
keadaan atau kata benda. Karena penyebaran pengetahuan tercatat dalam
kemandirian berasal dari kata dasar diri, beberapa fase revolusi, yaitu:revolusi pertama
pembahasan mengenai kemandirian tidak ditandai dengan penemuan bahasa tertulis,
dapat dilepaskan dari pembahasan mengenai yang berarti bahwa untuk pertama kalinya
perkembangan diri itu sendiri. orang bisa menyimpan informasi dan
Johnson (2009: 171) mengemukakan mengambilnya tanpa perlu mengandalkan
bahwa pembelajaran mandiri adalah sebuah memori; revolusi ke dua yang terjadi di
proses sedangkan proses belajar amndiri pertengahan abad ke-15 ditandati dengan
adalah suatu metode yang melibatkan siswa penemuan mesin cetak, dimana dengan
dalam tindakan-tindakan yang meliputi revolusi ini informasi dalam buku-buku dan
beberapa langkah dan menghasilkan, baik pamflet bisa disebarluaskan lebih jauh dan

242
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 20 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 25 NOVEMBER 2017

lebih cepat; revolusi ketiga yang dibawa oleh Menurut Zainal Arifin (2012: 233)
TIK adalah mempercepat penyebaran wawancara merupakan teknik pengumpulan
informasi dan pengetahuan. data yang dilakukan melalui percakapan dan
Guru menggunakan TIK untuk tanya-jawab, baik langsung maupun tidak
membantu siswa menilai pembelajaran langsung dengan responden untuk mencapai
mereka sendiri dalam mencapai tujuan. Pada tujuan tertentu. Wawancara dilakukan dengan
saat yang sama, secara alamiah guru guru yang melaksanakan pembelajaran.
berkolaborasi dengan guru lain dalam wawancara merupakan teknik pengumpulan
memecahkan masalah umum dan berbagi data yang dilakukan melalui percakapan dan
pengalaman mengajar. (Fitriyadi, 2013). tanya-jawab, baik langsung maupun tidak
langsung dengan responden untuk mencapai
tujuan tertentu. Wawancara dilakukan dengan
METODE PENELITIAN guru yang melaksanakan pembelajaran.
Penelitian ini merupakan jenis Wawancara dalam penelitian ini dilakukan
penelitian deskriptif yang bertujuan untuk untuk mengetahui tanggapan guru terhadap
menggambarkan kemandirian belajar siswa pelaksanaan pembelajaran yang telah
kelas X Akuntansi SMK Mandiri Palembang dilaksanakan.
dengan mengimplementasikan pembelajaran Adapun langkah-langkah penyusunan
berbantuan computer. Teknik pengumpulan instrumen penelitian menyusun angket adalah
data dilakuan dengan angket dan wawancara sebagai berikut:
yang dilakukan setelah pembelajaran 1) Membuat kisi-kisi instrumen untuk
berlangsung. mengukur kemandirian belajar siswa.
Angket/Kuesioner adalah instrumen 2) Menyusun butir-butir pertanyaan, butir-butir
penelitian yang berisi serangkaian pertanyaan pertanyaan berbentuk pilihan dengan
atau pernyataan untuk menjaring data atau empat pilihan dan berupa pertanyaan
informasi yang harus dijawab responden positif dan negatif. Pertanyaan positif
secara bebas sesuai dengan pendapatnya. berupa pertanyaan yang mendukung
(Zainal Arifin, 2012: 233) gagasan yang ada dalam studi pustaka.
Angket pada penelitian ini digunakan Sedangkan pola pertanyaan negatif adalah
untuk mengumpulkan data kemandirian sebaliknya.
belajar siswa. Angket yang digunakan 3) Membuat scoring, pengukuran angket akan
berbentuk cek list, yang merupakan deretan mengunakan skala Likert yang dimodifikasi.
pertanyaan dimana responden yang diteliti “Skala Likert digunakan untuk mengukur
tinggal membubuhkan tanda centang (√) pada sikap, pendapat, dan persepsi seorang
tempat yang disediakan. atau kelompok orang tentang fenomena
Skala kemandirian yang disusun sosial” (Sugiyono, 2010: 134). Jawaban
tersebut akhirnya terdiri dari 46 item yang setiap item instrumen yang menggunakan
tergabung dalam tiga komponen perilaku skala Likert yang dimodifikasi mempunyai
yaitu: 1) mengambil inisiatif dan dua alternatif jawaban yaitu pernyataan
mengendalikan tindakan yang dilakukan, positif dan pernyataan negatif.
2) memberdayakan kemampuan yang dimiliki,
dan terakhir 3) menghargai hasil kerja (karya)
sendiri (Suharnan , 2012).
Tabel 1. Kisi-Kisi Kemandirian Belajar Siswa
Variabel Indikator
Kemandirian Belajar Siswa a. Siswa mandiri menetapkan tujuan
b. Siswa mandiri membuat rencana
c. Siswa mandiri mengikuti rencana dan mengukur kemajuan diri
d. Siswa mandiri membuatkan hasil akhir
e. Siswa mandiri menunjukkan kecakapan melalui penilaian autentik
Sumber: Elaine B.Johnson

243
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 20 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 25 NOVEMBER 2017

Indikator dari aspek kemandirian kompetensi program akuntansi sementara


menurut (Nursa’ban, 2013) yaitu: (1) cara siswa masih belum bisa belajar mandiri.
memulai belajar; (2) mengatur waktu belajar; Materi pada pertemuan pertama
(3) menggunakan gaya belajar sendiri; (4) adalah persamaan linear sedangkan materi
mampu berfikir secara kritis, kreatif dan pada pertemuan kedua adalah
inovatif; (5) tidak mudah terpengaruh oleh pertidaksamaan linear. Pertemuan ketiga
pendapat orang lain; (6) tidak lari atau dilakukan tes yang juga menggunakan system
menghindari masalah; (7) memecahkan PBK. Sebelum melakukan penelitian terlebih
masalah dengan berfikir yang mendalam; (8) dahulu dikembangkan sebuah media
apabila menjumpai masalah dipecahkan pembelajaran berbantuan computer untuk
sendiri tanpa bantuan orang lain; (9) tidak digunakan pada saat pembelajaran dengan
merasa rendah diri apabila harus berbeda system PBK.
dengan orang lain; (10) berusaha bekerja Secara garis besar dalam
dengan penuh ketekunan dan kedisiplinan; mengembangkan media pembelajaran
dan (11) bertanggung jawab atas tindakannya terdapat tiga langkah penting yaitu
sendiri. perencanaan, produksi, dan penilaian. Proses
perencanaan diawali dengan memilig materi,
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN alat dan bahan yang akan digunakan dalam
Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga proses pengembangan media pembelajaran
kali tatap muka yang masing-masing tatap berbantuan computer. Dalam pengembangan
muka selama 2 jam pelajaran (2 x 45 menit). media pembelajaran sendiri terdapat
Pada pertemuan pertama peneliti beberapa model yang dapat menjadi acuan
menginformasikan terlebih dahulu kepada peneliti diantaranya Four-D-Model, model
siswa kelas X Akuntansi SMK Mandiri Plomp, Model ADDIE, dan model Allesi-Trolip.
Palembang bahwa pembelajaran akan Peneliti memilih menggunakan model Alessi-
menggunakan computer dan dilaksanakan di Trollip.
ruang multimedia SMK Mandiri Palembang. Model pengembangan Alessi-Trollip
Adapun materi yang diambil dalam penelitian adalah model pengembangan yang dilakukan
ini adalah persamaan dan pertidaksamaan oleh Stephen M. Alessi dan Stanley R. Trollip.
linear, alasan dipilihnya materi tersebut Model pengembangan ini terdiri dari tiga fase
adalah karena erat kaitannya dengan yaitu planning, design, dan development.
Tabel 2. Proses Pengembangan Model Alessi-Trollip (Alessi, 2001)
Tahap Pengembangan Aktivitas
Planning Mengidentifikasi bidang/ruang lingkup
Mengidentifikasi karakter siswa
Membuat dokumen perencanaan
Menentukan dan mengumpulkan sumber-sumber
Design Melakukan analisis konsep dan tugas yang berkaitan dengan materi
Menerjemahkan hasil analisis kebutuhan dan analisis materi untuk
menghasilkan rancangan yang dinilai mewakili seluruh kebutuhan
Membuat storyboard dan flowchart
Evaluasi dan revisi
Development Menyiapkan teks
Menggabungkan bagian-bagian
Menyiapkan materi pendukung
Membuat produk
Melakukan ujicoba dan Revisi

244
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 20 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 25 NOVEMBER 2017

Selanjutnya peneliti menentukan adalah dua jam pelajaran. Pada pertemuan


software yang akan digunakan dalam pertama siswa akan dihadapkan pada materi
pengembangan media pembelajaran persamaan linear. Masing-masing siswa
berbantuan computer. Ada beberapa software dibekali dengan satu set computer yang di
yang bias digunakan diantaranya GeoGebra, dalamnya telah terinstal media pembelajaran
AdobFlash, PowerPoint, dan Cabri. Peneliti berbasis computer yang telah dikembangkan.
memilih gabungan antara PowerPoint dengan Data kemandirian belajar siswa
beberapa Software sehingga menjadi didapat dari angket yang diisi oleh 20 siswa
multimedia interaktif. Media yang telah kelas X Akuntansi SMK Mandiri Palembang.
dikembangkan selanjutnya dinilai oleh para Angket tersebut terdiri dari 20 butir soal
pakar untuk diuji validitas dan efektifitasnya. dengan alternative jawaban sangat setuju,
Setelah dinyatakan valid oleh pakar setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
maka langkah selanjutnya peneliti Skor yang diberikan maksimal 4 dan minimal
menggunakan media yang telah 1. Berdasarkan hasil perhitungan didapat:
dikembangkan sebagai sarana utama dalam
pembelajaran. Pembelajaran dilakukan dalam
tiga kali tatap muka. Tiap-tiap tatap muka

Tabel 3. Tabel Distribusi Frekuensi Kemandirian Belajar Siswa


No Interval Jumlah siswa Persentase (%)
1 56-61 3 15
2 62-67 5 25
3 68-73 7 35
4 74-79 5 25
Jumlah 20 100

Berdasarkan tabel di atas dapat KESIMPULAN


disimpulkan bahwa Kemandirian Belajar Berdasarkan hasil penelitian dapat
Siswa dapat dikategorikan sangat baik dicapai disimpulkan bahwa implementasi
oleh 5 siswa (25%), baik dicapai oleh 7 siswa pembelajaran berbantuan computer untuk
(35%), cukup baik dicapai oleh 5 siswa (25%) melatih kemandirian belajar siswa dapat
dan kurang dicapai oleh 3 siswa (15%). Data dikategorikan baik sehingga proses
tersebut menunjukkan bahwa Kemandirian pembelajaran pendidikan karakter dapat
Belajar Siswa kelas X Akuntansi SMK Mandiri terwujud dengan baik sesuai dengan harapan
Palembang berada dalam kategori baik yang tercantum dalam kurikulum.
karena sebagian besar responden berada
pada kategori baik dan sangat baik. Hal DAFTAR PUSTAKA
tersebut dapat menunjukkan bahwa
1. Alessi, S.M., & Trollip, S.R. (2001).
Kemandirian Belajar Siswa dengan
Multimedia for Learning: Methods and
pembelajaran berbantuan computer di SMK Development. Bosto: Allyn and Bacon.
Mandiri Palembang termasuk dalam kategori 2. Alviah, Elisabeth Evi, dkk. 2012. Efektivitas
baik sehingga proses pembelajaran sesuai Pembelajaran dengan Program GeoGebra
dengan tujuannya. disbanding Pembelajaran Konvensional
pada Topik Grafik Fungsi Kuadrat Kelas X

245
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 20 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 25 NOVEMBER 2017

SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Prosiding Jarak pada Dimensi Tiga Kelas X di SMA
Seminar Nasional Matematika dan Negeri 1 Turen. Tesis.
Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 2012. 14. Nursa’ban, Muhammad. (2013).
3. Anderson, J, (2010). ict transforming Peningkatan Sikap Tanggung Jawab Dan
education: a regional guide UNESCO Kemandirian Belajar Mahasiswa Melalui
Bangkok. Metode Tutorial Di Jurusan Pendidikan
4. Arsyad, Azhar, (2003). Media Geografi. Jurnal Cakrawala Pendidikan
Pembelajaran. J akarta: PT Raja Grafindo Th. XXXII, No. 3: Universitas Negeri
Persada. Jogjakarta
5. Elida (2003) Pengembangan Computer 15. Rusman. (2012). Model - Model
Assisted Instruction pada Praktikum Mata Pembelajaran: Mengembangkan
Kuliah Jaringan Komputer. Makalah Profesionalisme Guru. Jakarta: PT
Seminar Nasional Teknologi Pembelajaran Rajagrafindo Persada.
di Hotel Inna Garuda Yogyakarta tanggal 16. Safitri, Meilani. (2013). Pengembangan
22 – 23 Agustus 2003. media pembelajaran matematika pokok
6. Firmantika dan Mukminan. (2014). bahasan segitiga menggunakan
Pengembangan Media Pembelajaran macromedia flash untuk siswa kelas vii
Berbantuan Komputer Untuk Menanamkan smp. Jurnal pendidikan vol 14 no 2 hal
Kesadaran Lingkungan Bagi Siswa SMP. 62-72
Jurnal Harmoni Sosial, Volume 1 Nomor 2, 17. Safitri, Meilani. (2017). Pengembangan
2014, JOGJA. media pembelajaran matematika
7. Fitriyadi. (2013). Integrasi Teknologi menggunakan macromedia flash.
Informasi Komunikasi Dalam Pendidikan: Jogjakarta: Samudera biru
Potensi Manfaat, Masyarakat Berbasis 18. Sari dan Tarigan. (2014). Pengaruh
Pengetahuan, Pendidikan Nilai, Strategi Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Implementasi Dan Pengembangan Berbantuan Komputer Terhadap Hasil
Profesional. Jurnal Pendidikan Teknologi Belajar Siswa Pada Materi Pokok Cahaya
dan Kejuruan, Volume 21, Nomor 3. Kelas VIII SMP Negeri 11 Medan. Jurnal
8. Johnson. (2009). Contextual Teaching & Inpafi Vol. 2, No. 3, HAL:63-72
Learning Menjadikan Kegiatan Belajar- 19. Sheldon, K.M., Elliot A.J., Keem, Y., and
Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Kasser, T. (2001) What is satisfaying
Bandung: MLC. about satisfying event? Testing 10
9. Kristiawan, M. (2015). A Model of candidate psychological needs. Journal of
Educational Character in High School Al- Personali-ty and Social Pschology,80,
Istiqamah Simpang Empat, West 325-339.
Pasaman, West Sumatera. Research 20. Smaldino, Sharon., Lowther, Deborah &
Journal of Education, 1(2), 15-20. Russell, James. (2008). Instructional
10. Lipton, Laura. (2005). Technology & Media for Learning
Menumbuhkembangkan belajar mandiri. (terjemahan). Jakarta: Kencana Prenada
Bandung: Nuansa. Media.
11. Madya, Suwarsih. (2011). Optimalisasi 21. Sugiyono. (2010). Statistika untuk
Pemanfaatan TIK untuk Meningkatkan Penelitian. Bandung: Alfabeta
Mutu Hakiki Pendidikan. Makalah, 22. Suharnan. (2012). Pengembangan Skala
Seminar Nasional, Milad UAD XXX. Kemandirian. Persona, Jurnal Psikologi
12. Mohammad Ali dan Mohammad Asrori. Indonesia Vol. 1, No. 2, hal 66-76
(2005). Psikologi Remaja Perkembangan 23. Wagiran (2002) Pembelajaran
Peserta Didik. Jakarta: PT Bumi Aksara. Konstruktivisme, Alternatif Pembelajaran
13. Nasution, Syaiful Hamzah. 2012. Menuju Penerapan Kurikulum Berbasis
Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe kompetensi, (refleksi hasil penelitian),
STAF Berbantuan media Google Jurnal PTK Vol 10, Nomor 19 Oktober
SketchUp 8 untuk Memahamkan Konsep 2002.

246
PROSIDING SEMINAR NASIONAL 20 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 25 NOVEMBER 2017

24. Wagiran. (2008). Pengembangan Media


Berbantuan Komputer Sebagai Upaya
Meningkatkan Kualitas Perkuliahan
Metrologi. Jurnal Kependidikan Volume
38, Nomor 2 November 2008, ISSN:
0125-992X, hal. 225-342 UNY
25. WIJAYANTI. (2015). Evaluasi
Kemandirian Belajar Siswa Pada Mata
Pelejaran AKuntansi Dalam Penerapan
Kurikulum 2013 Di SMK Negeri 1
Pengasih 2014/2015. Skripsi: UNY
26. Zainal Arifin. (2012). Penelitian
Penididikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakara.

247

Anda mungkin juga menyukai