Anda di halaman 1dari 3

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

RINGKASAN
Jurnal 1 : Merombak Peran Guru dan Siswa dalam Lingkungan Pembelajaran
Mandiri: Kasus Konteks Saudi
Ruang kelas tradisional sangat berpusat pada guru. Pelajar EFL sebagian besar
didorong untuk berkomitmen pada lingkungan belajar komunikatif yang membantu mereka
meningkatkan kinerja bahasa mereka. Pembelajaran mandiri adalah salah satu pendekatan
yang terbukti sangat efektif dalam Pembelajaran Bahasa Asing (FLL). Guru EFL biasanya
didorong untuk mengadopsi praktik pembelajaran mandiri untuk meningkatkan kompetensi
dan kinerja linguistik siswa. Baru-baru ini, banyak universitas Saudi mengintegrasikan mode
pembelajaran mandiri ke dalam instruksi EFL. Namun, kinerja bahasa siswa, yang sangat
penting untuk mencari peluang kerja di pasar tenaga kerja, berada di bawah tingkat yang
diinginkan. Studi ini bertujuan untuk merombak peran guru dan siswa dalam kaitannya
dengan persepsi siswa tentang pembelajaran mandiri bahasa Inggris. Untuk mencapai tujuan
akhir ini, survei kuesioner dilakukan dan wawancara lanjutan semi-terstruktur diadakan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa laki-laki dan perempuan secara umum memiliki
sikap positif terhadap pembelajaran mandiri. Namun, banyak dari mereka memiliki masalah
nyata dalam memahami sifat pembelajaran mandiri dan bagaimana mereka harus
menggunakannya secara efektif. Oleh karena itu, baik institusi maupun guru dianjurkan untuk
meningkatkan pemahaman dan kesadaran siswa tentang mode belajar mandiri, dan
memikirkan kembali peran mereka. banyak dari mereka memiliki masalah nyata dalam
memahami sifat pembelajaran mandiri dan bagaimana mereka harus menggunakannya secara
efektif. Oleh karena itu, baik institusi maupun guru dianjurkan untuk meningkatkan
pemahaman dan kesadaran siswa tentang mode belajar mandiri, dan memikirkan kembali
peran mereka. banyak dari mereka memiliki masalah nyata dalam memahami sifat
pembelajaran mandiri dan bagaimana mereka harus menggunakannya secara efektif. Oleh
karena itu, baik institusi maupun guru dianjurkan untuk meningkatkan pemahaman dan
kesadaran siswa tentang mode belajar mandiri, dan memikirkan kembali peran mereka.
Dalam lingkungan pendidikan, guru secara prototipikal dipandang sebagai pusat proses
pendidikan, sedangkan siswa selalu menjadi penerima. Pembelajaran mandiri didasarkan
pada "baik karakteristik eksternal dari proses pembelajaran dan karakteristik internal
pembelajar, di mana individu menganggap tanggung jawab utama untuk pengalaman belajar"
(Brockett & Hiemstra, 1991, hal. 24). Reynolds dan Miller (2013) menyatakan bahwa
“Hubungan antara guru dan anak-anak telah menjadi fokus perhatian para pendidik selama
beberapa dekade, meskipun perhatian ini telah mengambil bentuk yang berbeda dan telah
diekspresikan menggunakan berbagai konstruksi dan paradigma” (p. 199) . Dalam suasana
yang berpusat pada pembelajar, siswa termotivasi untuk mempelajari hal-hal baru secara
efisien dan mandiri. Untuk menjadi pembelajar mandiri yang efektif,
Perhatian utamanya adalah mensurvei tantangan dan masalah yang mereka hadapi, terutama
yang berkaitan dengan sikap mereka terhadap mode pembelajaran mandiri dan konsep peran
guru mereka. Untuk menyelidiki bagaimana siswa EFL memandang pembelajaran mandiri,
kuesioner dilakukan untuk mengukur sejauh mana siswa mengambil tanggung jawab atas
pembelajaran mereka, menetapkan tujuan dan sasaran pembelajaran, dan menyadari kekuatan
dan kelemahan mereka. Hasil menunjukkan dengan jelas bahwa terlepas dari minat siswa dan
sikap positif terhadap pembelajaran mandiri, banyak siswa laki-laki dan perempuan memiliki
masalah nyata dalam memahami sifat pembelajaran mandiri dan bagaimana mereka harus
menggunakannya secara efektif. Departemen bahasa Inggris di lembaga pendidikan Tinggi
Saudi direkomendasikan untuk mengembangkan alat untuk pengelolaan pembelajaran bahasa
melalui mode pembelajaran mandiri. Hasil menekankan perlunya merombak peran guru dan
siswa dalam lingkungan belajar aktif. Di pihak guru, mereka perlu mengajarkan strategi
belajar mandiri yang memungkinkan mereka belajar secara mandiri dan efektif. Para guru
juga disarankan untuk memanfaatkan sebaik-baiknya sistem Blackboard yang tersedia di
sebagian besar universitas di Saudi untuk memberikan siswa materi untuk belajar sendiri, tip
dan pedoman untuk belajar mandiri. mereka perlu mengajarkan siswa mereka strategi
pembelajaran mandiri yang memungkinkan mereka untuk belajar secara mandiri dan efektif.
Para guru juga disarankan untuk memanfaatkan sebaik-baiknya sistem Blackboard yang
tersedia di sebagian besar universitas di Saudi untuk memberikan siswa materi untuk belajar
sendiri, tip dan pedoman untuk belajar mandiri. mereka perlu mengajarkan siswa mereka
strategi pembelajaran mandiri yang memungkinkan mereka untuk belajar secara mandiri dan
efektif. Para guru juga disarankan untuk memanfaatkan sebaik-baiknya sistem Blackboard
yang tersedia di sebagian besar universitas di Saudi untuk memberikan siswa materi untuk
belajar sendiri, tip dan pedoman untuk belajar mandiri.

Jurnal 2 : Peran Guru dalam Menerapkan Sistem Pembelajaran Mandiri Bagi Siswa
Kelas Bawah
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan siswa di rumah termasuk dalam kelompok
belajar mandiri (Rusdawati & Eliza, 2022; Wijayanti & Fauziah, 2021). Belajar dapat
dikatakan sebagai perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang disebabkan oleh situasi
rangsangan berupa latihan atau pengalaman yang berulang-ulang. Sedangkan kemandirian
adalah kondisi seseorang yang memiliki daya saing untuk terus maju dan berkembang demi
dirinya sendiri serta memiliki inisiatif untuk memecahkan suatu masalah. dan memiliki
kepercayaan diri serta dapat bertanggung jawab (Darmayasa et al., 2018; Febriansyah, 2020).
Belajar mandiri merupakan perubahan perilaku pada diri seseorang yang memiliki daya saing
untuk terus maju dan berkembang serta memiliki inisiatif dalam memecahkan suatu masalah
dan bertanggung jawab atas situasi tertentu (Febriansyah, 2020; Tasaik & Tuasikal, 2018).
Jadi dapat dikatakan bahwa belajar mandiri adalah suatu sistem belajar yang dilakukan oleh
siswa untuk mendapatkan informasinya melalui bahan cetak, program siaran, dan bahan
rekaman yang telah disiapkan tanpa bantuan orang lain, menerapkan strategi belajar dan
mengevaluasi pembelajarannya (Garnjost & Brown , 2018; Inah et al., 2017). Kegiatan
belajar mandiri dapat dimulai dengan pencerahan akan pentingnya belajar. Dengan adanya
kesadaran tersebut maka dalam diri individu akan timbul minat atau minat dan motivasi
untuk belajar, baik dalam konteks pembelajaran di kelas maupun belajar mandiri atau tanpa
bantuan orang lain (Febriansyah, 2020; Schweder & Raufelder, 2021). Dalam proses belajar
mandiri yang terpenting adalah meningkatkan kemampuan dan keterampilan siswa dalam
proses belajar tanpa bantuan orang lain. Akibatnya, mereka tidak selalu bergantung pada tutor
atau teman. Tugas tutor dalam belajar mandiri adalah menjadi fasilitator. Tutor dapat
membantu kapan saja siswa membutuhkannya dan ketika siswa ingin menentukan tujuan
pembelajaran, memilih media atau memecahkan masalah yang tidak dapat diselesaikan
sendiri oleh siswa (Putra et al., 2017).
Peran guru dalam menerapkan sistem belajar mandiri bagi siswa kelas rendah dapat
dilihat dari bagaimana guru memotivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. Indikator
Motivasi Belajar yang diterapkan guru pada siswa kelas rendah. Pertama, adanya dorongan
dan penghargaan dalam belajar. Dorongan dan kebutuhan untuk belajar adalah salah satu cara
seorang guru memotivasi siswanya. Berdasarkan observasi diketahui bahwa guru melakukan
beberapa kegiatan untuk mendorong semangat belajar bagi siswa kelas bawah di SDN 010
Kuantan Sako. Guru memotivasi siswa dalam bentuk penghargaan berupa pujian atau dengan
memberikan hadiah (misalnya permen). Pada akhir semester biasanya guru memberikan
piagam dan piala kepada siswa berprestasi untuk mendorong siswa agar lebih semangat
belajar. Apresiasi ini diberikan agar siswa lebih semangat dan mendorong mereka untuk
berinisiatif belajar mandiri dan lebih aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Kedua,
ada harapan dan aspirasi untuk masa depan. Kegiatan belajar akan sungguh-sungguh
membantu siswa mencapai tujuannya dan menjadi bekal ilmu dalam kehidupan sehari-hari
Peran guru dalam melaksanakan sistem belajar mandiri bagi siswa kelas rendah di SDN 010
Kuantan Sako Kabupaten Kuantan Singingi sudah dilaksanakan dengan baik. Dalam
penelitian ini peran guru lebih diarahkan sebagai motivator bagi siswa kelas bawah untuk
belajar mandiri dengan memberikan beberapa aspek untuk meningkatkan motivasi siswa,
mendorong dan memberi penghargaan kepada siswa, menggunakan metode pembelajaran
yang menarik, dan lingkungan belajar yang kondusif. dan nyaman. Selain itu, untuk mencapai
tujuan yang diharapkan, pihak sekolah baik itu kepala sekolah, guru kelas, maupun staf
lainnya selalu berkoordinasi dengan orang tua siswa agar dapat melihat perkembangan
belajar siswa setiap semester.

Anda mungkin juga menyukai