Anda di halaman 1dari 2

Lalove merupakan alat musik suku Kaili.

Alat music ini umumnya digunakan untuk mengiringi semua


ritula Balia yang dilaksanakan oleh orang kaili. Upacara Balia adalah sebuah ritual untuk pengobatan
masyarakat dengan memanggil roh-roh sesuai dengan jenis kobi yang dimainkan, namun sekarang
ini, alat tersebut telah banyak dipakai untuk mengiringi tarian tradisional yang dikreasikan. Di era
sekarang, para peneliti kesehatan modern mendapati musik tak hanya dapat meningkatkan suasana
hati, namun juga bisa dijadikan terapi untuk kesehatan. Jauh sebelum itu, orang Kaili sudah
menjadikan musik sebagai bagian dari pengobatan masyarakat.

Cara memainkan lalove yaitu dengan cara ditiup. Walaupun bentuk dari lalove hamper mirip dengan
suling, tetapi bunyi yang dihasilkan alat music ini berbeda dari suling karena memiliki ciri khas dari
bunyinya dan memainkan lalove dibutuhkan nafas yang Panjang. Ukuran lalove pun lebih Panjang
dari ukuran suling.

Lalove terbuat dari bambu atau rotan pilihan yang tumbuh di puncak gunung paling tinggi. Sebelum
menebang atau mengambil buluh tersebut, terlebih dahulu dibuatkan upacara untuk minta izin
kepada penghuni/ penguasa di bukit tersebut. Upacara ini menyuguhkan sesajen berupa ayam putih
yang diambil darahnya sedikit lalu dilepas. Disamping itu adapula makanan, sambil membacakan
mantera-mentera. Selesai upacara, lalu memilih buluh yang paling tinggi, lurus dan sudah tua, dan
ditebang sambil mengucapkan tebe (permisi). Lalu tiga bambu yang dipilih dibawa ke sungai. Setelah
dikeluarkan ranting-rantingnya, ketiga bambu itu dilempar ke air. Buluh bambu yang lebih dahulu
hanyut itulah yang dipilih menjadi Lalove.

Cara membentuk menjadi alat musik Lalove juga tidak sembarang. Buluh pilihan dipotong seruas-
ruas, lalu dianginkan sampai kering. Salah satu ruas buku tidak dikeluarkan. Pada bagian buku ini
disayat sedikit, kemudian dililit dengan rotan yang telah diraut, sehingga antara sayatan dan lilitan
rotan ada lubang untuk masuknya udara dari dalam mulut. Pada bagian yang bertolak belakang
dengan bagian yang disayat tadi dibuat enam lubang dengan jarak yang sama tiap tiga lubang dan
antara tiap tiga lubang.

Untuk memperbesar suara Lalove tadi pada ujungnya ditambah dengan buluh yang lebih besar,
sehingga ujung Lalove dapat masuk dalam buluh tadi. Buluh untuk menambah besar suara Lalove
disebut solonga. Dahulu, Lalove ini tidak boleh sembarangan ditiup. Sebab bagi orang-orang yang
biasa kerasukan roh, jika mendengar suara Lalove maka dengan spontan orang tersebut akan
kerasukan.

Lalove berasal dari kata Love bahasa kaili yang dulunya kirakira berarti suara yang mengalun, sayup
sayup atau menerawang dari kejauhan. Informan menyepadankanlove “love” dengan kata nggose
yang kirakira berarti siulan, bunyi mendesah yang menarik perhatian atau memanggil.

Love diberi semacam awalan la menjadi lalove dan dalam penulisan diartikan sebagai bunyi yang
memanggil. Pengertian ini diperkuat dengan kenyataan bahwa dalam pelaksanaan Balia, fungsinya
adalah memainkan kobi-kobi (istilah melodi lagu pada permainan lalove) tertentu untuk
memamnggil roh-roh sesuai dengan jenis kobi yang dimainkan.
Pertama , lalove itu ada, hasil dari kebudayaan setempat yang lingkungan tempat tinggalnya banyak
ditumbuhi bamboo. Sehingga bukan hal yang aneh bila mereka membuat sebuah alat music dari
bamboo. Artiny dapat diduga bahwa lalove adalah peniruan dari bunyi dihasilkan dari pepehonan
bamboo yang kebetulan berlubang dan ditiup oleh angin.

Lalove fungsinya adalah memainkan kobi-kobi tertentu untuk memanggil roh-roh sesuai dengan
jenis kobi yang dimainkan dalam sebuah Upacara Adat yaitu Balia. Dalam garapan sebuah karya seni,
Lalove berfungsi menghadirkan suasana mistik yang kadang membuat penikmat yang cepat
mengalami transisi akan kerasukan jika suara Lalove yang dimainkan itu merupakan sebuah kobi
yang biasa dimainkan dalam sebuah upacara. Sehingga fungsi lalove dalam sebuah upacara dan
kemasan karya seni lain sangat berperan penting dan menjadi kekhasan sebuah garapan dan
lancarnya sebuah upacara adat tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Portal Informasi Indonesia. 2019. Lalove, Alat Musik Penyembuh Suku Kaili. (Indonesia.go.id)

Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan. 2019. Lalove, Berasal
Dari Kata Love Bahasa Kaili

Anda mungkin juga menyukai