Anda di halaman 1dari 4

REVIEW JURNAL INTERNASIONAL

“Penyerbukan oleh Tiga Spesies Lebah Tanpa Sengat (Hymenoptera:


Meliponini) Perbanyakan Bibit Sawi (Brassica rapa L.:
Brassicaceae)”

Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan tugas Ujian Tengah Semester mata kuliah
Metode dan Komunikasi Ilmiah pada Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Jember

Dosen Pengampu :
Ahmad Ilham Tanzil, S.P., M.P

Disusun Oleh :

Nirmala Rossalina Sujono


221510501105

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2023
• Permasalahan dan Tujuan Riset:

Aktivitas lebah tak bersengat memiliki peran penting dalam penyerbukan tanaman,
indikator tingginya aktivitas lebah dalam mencari makan ditinjau dari banyaknya polen yang
menempel pada tubuhnya. T. laeviceps mengumpulkan lebih banyak polen (8.125 butir polen) di
kandang, tanaman dibandingkan dengan tanaman tanpa sangkar (3.000 butir serbuk sari). Selama
mencari makan, kompetisi untuk sumber daya bunga sawi terjadi antara lebah sosial dan soliter.
Tiga spesies lebah tak bersengat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tetragonula laeviceps
L., Lepidotrigona terminata (Smith 1878), dan Heterotrigona itama. Sawi (Brassica rapa L.)
merupakan tanaman penting di Indonesia dan Asia, kebutuhan mustard penyerbukan yang cocok
dengan ukuran bunga, seperti lebah tanpa sengat untuk memaksimalkan pembentukan buah.
Namun dalam biologi lebah tanpa sengat sebagai penyerbuk belum diketahui sepenuhnya sehingga
penelitian ini bertujuan untuk mempelajari aktivitas berkunjung dan peran tiga lebah tak bersengat
dalam penyerbukan dan pembentukan buah sawi.

• Metode penelitian
Persiapan yang dilakukan sebelum memulai riset adalah memilih lokasi studi yang akan
dijadikan tempat penelitian yaitu Kebun Percobaan IPB University di Bogor, Jawa Barat,
Indonesia dan pengukuran beban polen serta analisis data dilakukkan di laboratorium
Biosistematika dan Ekologi Hewan, Departemen Biologi, IPB university pada Agustus hingga
Desember 2015.

Terdapat beberapa langkah dalam metode penelitian yang dilakukan oleh peneliti :

1. Penyiapan tanaman
Benih sawi disemai di atas nampan dengan media pupuk organik, setelah 14 hari masa
semai 250 tanaman ditanam di lahan dengan pola zig-zag dengan jarak 25x25 cm.
2. Pemilihan koloni lebah tanpa sengat
Koloni yang digunakan memiliki kriteria jumlah individu yang banyak, koloni yang sehat,
dan bentuk struktur sarang yang sempurna.
3. Penerapan Stingless Bees pada penyerbukan sawi
Sejumlah 250 tanaman ditanam dengan lima puluh tanaman dikandangkan dengan ukuran
(5m x 3m x 2m) menggunakan kasa serangga dan empat kandang dengan ukuran dan jumlah
yang sama. Sebelum berbunga, satu koloni lebah tanpa sengat dimasukkan dan lahan yang
tidak diberi koloni lebah sebagai kontrol. Peneliti juga menyiapkan 50 tanaman secara lahan
terbuka untuk mengamati efek penyerbukan alami dalam penyerbukan tanaman sawi.
4. Pengamatan aktivitas kunjungan Stingless Bees
Aktivitas kunjungan stingless bee pada bunga sawi diamati secara visual setiap jam dengan
menggunakan metode focal sampling, dimulai dari pukul 07.00 sampai dengan 16.00 pada
hari cerah selama sepuluh hari. Kegiatan kunjungan yang diamati meliputi laju mencari
makan, waktu penanganan bunga, dan total waktu kunjungan per tanaman.
5. Pengukuran beban serbuk sari
Beban serbuk sari pada tubuh masing-masing lebah tak bersengat diukur. Sampel
dimasukkan ke dalam microtube dengan beriis etanol 70% dan gliserol dengan komposisi 4:1
kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 300 rpm selama 5 menit. Setelah itu 0,1 ml pelet
yang mengandung serbuk sari ditumpahkan pada hemositometer dan diamati di bawah
mikroskop majemuk.
6. Pengukuran hasil mustard
Hasil tanaman sawi diukur dua bulan setelah tanam. Secara acak sepuluh tanaman dari
masing-masing perlakuan diukur tinggi tanaman, jumlah polong per tanaman, jumlah biji,
dan bobot per tanaman. Perkecambahan biji juga diukur dengan lima kali ulangan.
7. Analisis data
Tinggi tanaman, jumlah polong, jumlah dan berat biji, serta daya kecambah bji
dibandingkan dan dianalisis menggunakan analysis of variance (ANOVA) dilanjutkan dengan
uji Tukey (ÿ = 0,05).
• Hasil
Aktivitas kunjungan stingless bee dimulai oada pagi hingga sore hari, dan puncak aktivitas
terjadi sekitar tengah hari. Rata-rata kecepatan mencari makan tiga lebah tanpa sengat berkisar
antara 12,40 hingga 13,65 bunga/5 menit. Studi ini menunjukkan laju pencarian makan lebah tak
bersengat lebih rendah dibandingkan spesies lainnya. Pada sore hari, laju pencarian makan tiga
spesies lebah tak bersengat sedikit meningkat, yaitu 27,88 bunga/5 menit. Jumlah polen dalam
corbicula dari stingless bee menunjukkan spesies aktif mencari makan pada buah sawi. Studi ini
menunjukka muatan serbuk sari pada tiga lebah tak bersengat bervariasi. Beban polen H. itama
lebih tinggi berkaitan dengan ukuran tubuhnya (6,15 mm) dibanding dua lebah lainnya.
Ukuran tubuh stingless bee yang kecil menyebabkan lebih mudah mengunjungi bunga yang
lebih banyak, sedangkan banyaknya bunga yang dihinggapi dilihat dari banyaknya sari yang
menempel pada tubuhnya. Dalam sekali aktivitas, lebah cenderung menghinggapi bunga dengan
spesies yang sama secara berulang kali. Penelitian ini menunjukkan viabilitas benih sawi yang
diserbuki oleh lebah tanpa sengat meningkat 18-36% dibandingkan dengan tanaman kontrol
(tanpa lebah tak bersengat).
• Kesimpulan dan Saran
Hasil panen yang tinggi pada sawi menunjukkan pentingnya stingless bee sebagai
penyerbuk pada berbagai tanaman terutama tanaman dengan bunga berukuran kecil. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa lebah tanpa sengat secara signifikan meningkatkan kumpulan biji sesawi.
Untuk meningkatkan produktivitas tanaman budidaya, lebah tak bersengat dapat diaplikasikan oleh
petani untuk pengkayaan penyerbuk alami.

Anda mungkin juga menyukai