Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH WAKTU PERSILANGAN TERHADAP KEBERHASILAN

PEMBENTUKAN CALON BIJI DAN KEMAMPUAN SILANG PADA


BUNGA UBI JALAR ( Ipomoea batatas L.)

The Effect of Crossing Time on the Success of Formation of Prospective


Seeds and Cross Ability in Sweet Potato Flowers (Ipomoea batatas L.)

Serli Agustina1), Sulistiono2), Mumum Nurmilawati2)


Pendidikan Biologi, FIKS, Universitas Nusantara PGRI Kediri
Serliagustina237@gmail.com

Abstract – This study was conducted to determine the effect of crossing time on the formation of
seed candidates and the crossability of sweet potato flowers. The research method used in this
study is an experimental research conducted in March-June 2021 in Sumberwindu village, Berbek
district, Nganjuk district. The material used in this study is a sweet potato plant which will then be
used for its flowers for crossbreeding research. In this study, four treatments were conducted to
determine the effect on crossability and seed formation. The method used in this study was a
Randomized Block Design (RAK), and cross-ability was classified using Wang's classification in
Haryanti 2004. The analysis technique was descriptive. From the results of the cross research that
has been carried out on sweet potato plants (Ipomoea batatas L.) which was carried out with a time
difference before and after anthesis, the most efficient and appropriate cross was the cross before
the antehsis phase
.

Keywords: Ipomoea batatas, , Athesis phase, cross inkompatible

Abstrak – Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh waktu persilangan terhadap
pembentukan calon biji dan kemampuan silang pada bunga ubi jalar. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen yang dilakukan pada bulan Maret-
Juni 2021 di desa Sumberwindu, Kecamatan Berbek, Kabupaten Nganjuk. Bahan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tanaman ubi jalar yang selanjutnya akan dimanfaatkan bunganya
untuk penelitian persilangan. Pada penelitian ini dilakukan perlakuan empat waktu untuk
mengetahui pengaruh terhadap kemampuan silang dan pembentukan calon biji. Metode yang
digunakan pada penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dan kemampuan
silang diklasifikasikan menggunakan klasifikasi Wang dalam Haryanti 2004. Teknik analisis
menggunakan Analisis Anova Satu Arah. Dari hasil penelitian persilangan yang telah dilakukan
pada tanaman ubi jalar (Ipomoea batatas L.) yang dilakukan dengan perbedaan waktu sebelum dan
setelah anthesis, waktu yang paling efisien dan tepat adalah persilangan sebelum fase anthesis.
Kata kunci: Ipomoea batatas, Fase anthesis, kemampuan silang, persilangan

PENDAHULUAN

Ipomoea batatas atau lebih dikenal convolvulaceae yang mengandung


dengan nama ubi jalar merupakan bermacam kandungan yang berbeda.
tanaman berbiji termasuk famili Warna ubi jalar beraneka ragam
seperti putih, ungu, merah, kuning lain tidak terbentuk embrio seksual
atau orange. (Heni, 2007). Umbi setelah penyerbukan (poespodarson
jalar yang berwarna kuning kaya 1986; Topan 2002). Sifat
akan beta karoten (Provitamin A) inkompatibel juga mengakibatkan
dan vitamin C. Umbi jalar berwarna ubi jalar tidak dapat melakukan
ungu juga sumber vitamin C dan beta penyerbukan sendiri sehingga harus
karoten. Namun demikian tanaman diperbantukan oleh manusia,
ubi jalar merupakan salah satu dari serangga, mmaupun angin.
hasil pertanian yang memiliki Selain itu, bunga ubi jalar
potensi cukup besar dalam memiliki waktu dan faktor faktor
pengembangan lahan lahan yang tertentu yang mempengaruhi bunga
kurang subur serta dalam ubi jalar dalam melakukan
pemanfaatan sebagai bahan olahan penyerbukan sehingga dapat terjadi
atau sebagai bahan industri. keberhasilan pembuahan (Balitkabi,
Tanaman ubi jalar merupakan 2015). Terdapat dua cara yang dapat
tanaman penyerbuk silang. Ubi jalar dilakukan dalam menyilangkan
memiliki sifat inkompatibilitas. Self bunga tanaman ubi jalar yaitu
incompatibility adalah mekanisme dengan persilangan bebas (Open
yang tersebar luas pada tumbuhan Pollination) dan persilangan
berbunga yang mencegah terkendali (Hand Pollination).
penyerbukan sendiri dan memacu Pada penelitian ini dilakukan
persilangan. Setiap tumbuhan persilangan terkendali (Hand
berbunga yang mengalami Pollination) secara teknis dimulai
inkompatibilitas sendiri, memiliki dengan memilih tetua, dilanjutkan
mekanisme yang unik untuk menolak dengan kastrasi, persiapan serbuk
polennya sendiri (Silva dan Goring, sari bunga tetua jantan, persilangan,
2001) dan pemeliharaan. Persilangan
Sifat inkompatibel sendiri terkendali akan berhasil bila
maupun inkompatibel silang pada memperhatikan fator faktor seperti
ubi jalar menjadi amsalah yang induk persilangan, metode serta
penting dalam perakitan varietas waktu penyerbukan.
unggul (Islam dan Hossain, 1992).
Sifat inkompatibel sendiri maupun METODE PENELITIAN
silang adalah ketidaksesuaian antara Penelitian ini merupakan
alat reproduksi jantan dan betina penelitian eksperimen. Dilakukan di
sehingga penyerbukan yang terjadi desa Sumberwindu, Kec. Berbek,
tidak dapat diikuti dengan proses Kab. Nganjuk dan di Laboratorium
pembuahan baik baik pada Universitas Nusantara PGRI Kediri.
penyerbukan sendiri maupun Penelitian ini dilakukan pada bulan
penyerbukan silang atau dengan kata februari 2021 - juni 2021.
Rancangan percobaan yang Jumlah calon buah terbentuk x 100%
digunakan adalah rancangan acak Jumlah penyerbukan
kelompok (RAK) yang dilakukan (Haryanti, 2004)
dengan empat perlakuan. P1= waktu Pengklasfikasian
persilangan pukul 07.00, P2= waktu inkompatibiliats dilakukan
persilangan pukul 08.00, P3= waktu berdasarkan klasifikasi Wang, yaitu :
persilangan pukul 10.00, P4= waktu 1. kompatibel, Bila persilangan
persilangan pukul 11.00. menghasilkan calon biji diatas 20%
Persilangan yang dilakukan 2. Inkompatibel sebagian, jika
sebanyak 24 pasang bunga. Total persilangan menghasilkan buah
keseluruhan bunga ubi jalar yang antara 10% - 20%
dibutuhkan adalah 48 bunga. 3. inkompatobel, jika persilangan
Persilangan dilakukan sebanyak tiga mengahasilkan buah dibawah 10%
kali pengulangan setiap perlakuan, (Haryanti, 2004)
pada tiap masing masing persilangan Penelitian ini menghasilkan
dilakukan dua bunga dalam satu data kuantitatif dan kualitatif. Data
karangan. kualitatif akan dianalisis secara
Sebelum persilangan deskriptif sedangkan data kuantitatif
dilakukan, pada sore hari dilakukan dianalisis menggunakan Rancangan
emaskulasi dan penyungkupan pada Acak Kelompok yang kemudian
bunga dengan tujuan agar tidak dilanjutkan dengan uji Anova satu
didahului diserbuki oleh benang sari arah dengan taraf 5%.
yang lain. Emaskulasi dan
penyungkupan dilakukan ketika HASIL DAN PEMBAHASAN
bunga masih dalam keadaan kuncup. Bunga Ipomoea batatas L.
Pengambilan serbuk sari berbentuk seperti lonceng dengan
dilakukan menggunakan pinset. panjang 3 - 5 cm dan lebar pada
Serbuk sari yang diambil merupakan bagian ujungnya antara 3-4 cm.
serbuk sari yang sudah masak. Mahkota bunga berwarna ungu
Selanjutnya dilakukan persilangan keputih putihan dan bagian dalam
antara bunga tetua jantan dan bunga mahota berwarna ungu muda. Kepala
tetua betina. Pengamatan putik melekat pada bagian ujung
pemeliharaan dan perubahan bunga tangkai putik, tangkai putik dan
yang sudah disilangkan untuk kepala putuk terletak diatas bakal
mengetahui tanda tanda terbentuknya buah. Bunga ubi jalar membentuk 3-
calon biji dilakuakan setiap hari. 7 karangan. Tangkai bunga tumbuh
Parameter pengamatan di ketiak daun. Letak putik bunga ubi
kemampuan silang dihitung jalar tepat di tengah tengah benang
presentase dengan rumus : sari, namun posisi kepala putik lebih
tinggi daripada benang sari. Hal ini
mengakibatan tanaman ubi jalar sebelum dilakukanya persilangan.
memerlukan bantuan dalam Pada saat penyungkupan bunga
penyerbukan, yaitu bisa masih dalam keadaan kuncup. Pada
hewan(serangga), manusia, dan penelitian ini persilangan dilakukaan
angin. Ashari (2002) menyebutkan dalam 4 perlakukan waktu untuk
istilah distly untuk perbedaan mengatahui waktu yang paling
ketinggian putik yaitu apabila putik efektif dilakukanya penyerbukan
lebih panjang daripada benang sari. pada bunga ubi jalar. Empat waktu
perlakuan yaitu pada pukul 07.00
WIB; 08.00 WIB; 10.00 WIB; 11.00
WIB. Tahapan penelitian dimulai
pada pemilihan tetua jantan dan
betina.
Penyungkupan dan
Gambar 1. Bunga ubi jalar Ipomoea batatas L.
emaskulasi dilakukan satu hari
1 2 3 sebelum dilakukan persilangan.
Keterangan :
1) Mahkota bunga Kastrasi/ Emaskulasi dengan
2) kepala putik
3) benang sari membuang benang sari pada tetua
betina dengan tujuan agar bunga
tidak melakukan penyerbukan
sendiri. Pada pagi hari dilakukan
penyerbukan sesuai perlakuan waktu
yang telah ditentukan.
Pemeliharaan setiap hari
dilakukan dengan diamati perubahan
pada bunga setelah dilakukanya
Gambar 2. Letak putik dan benangsari. (Source :
Balitkabi.2015) persilangan.
Kemampuan silang
Kondisi putik pada gambar merupakan indikator keberhasilan
diatas menyebabkan bunga ubi jalar persilangan. Apabila 3-4 hari setelah
tidak dapat melakukan penyerbukan persilangan kelopak bunga masih
sendiri sehingga harus dibantu segar dan bebeerapa hari kemudian
dengan persilangan. Bunga ubi jalar layu dan mengering maka
mekar sekitar matahari terbit yaitu persilangan dapat dikatakan berhasil.
pada pukul 06.00 WIB pada pagi Namun jika setelah persilangan
hari dan mekar penuh pada pukul kelopak bunga menjadi kuning yang
09.00. sehingga persilangan dapat selanjutnya gugur atau jatuh,
dilakukan pada waktu tersebut. persilangan dapat dikatakan tidak
Karena bunga ubi jalar mulai mekar berhasil atau tidak terbentuk calon
pada pagi hari, penyungkupan biji. Calon biji hasil persilangan
dilakukan pada sore hari sehari
dapat diamati setelah satu minggu persilangan.

Tanda tanda keberhasilan Gambar 3. Calon biji terbentuk 2 1


persilangan yaitu ketika 3-5 hari
Keterangan:
bunga masih segar dan beberapa hari
kemudian layu serta di pangkal 1) calon biji
bunga membulat dan mengeras.
2) perhiasan bunga
Didalam pangkal bunga terlihat
calon biji berwarna merah muda.
Jika calon biji sudah menunjukkan Pada gambar terlihat tanda
tanda tanda demikian, maka calon tanda keberhasilan persilangan, yaitu
biji akan terus bertahan hidup dan terbentuknya calon biji berwarna
seiring berjalannya waktu akan
merah muda serta pangkal bunga
mengering sampai masa panen tiba.
membulat dan mengeras, selain itu
bagian perhiasan bunga tampak
kering. Jika calon biji sudah
menunjukkan tanda tanda demikian,
maka calon biji akan terus bertahan
hidup seiring dengan berjalannya
waktu akan mengering sampai panen
tiba.

Tabel 1. Jumlah calon biji yang terbentuk pada persilangan bunga ubi jalar
Perlakuan Ulangan Jumlah calon
biji terbentuk
I II III

07.00 1 0 1 2
08.00 0 1 0 1

10.00 0 0 0 0

11.00 0 0 0 0

Uji Anova 5%

Berdasarkan tabel 1. dari 24 08.00 WIB menghasilkan 1 calon biji


persilangan yang telah dilakukkan dari 6 persilangan, pada pukul 10.00
pada penelitian ini terdapat 3 bunga WIB tidak menghasilkan calon biji
hasil persilangan yang berhasil. terbentuk dari 6 persilagan atau
Persilangan dengan waktu pukul mengalami kegagalan, pukul 11.00
07.00 WIB menghasilkan calon biji WIB tidak menghasilkan calon biji
terbentuk paling banyak yaitu 2 yang terbentuk atau mengalami
calon biji dari 6 persilangan, pukul kegagalan.
Persilangan dalam satu bunga Hasil analisis ragam
menghasilkan satu calon biji. Masing menggunakan uji anova satu arah
masing persilangan dilakukan pada pada pembentukan calon biji
dua bunga dalam satu karangan menunjukkan hasil perlakuan
dengan pengulangan sebanyak tiga berpengaruh secara signifikan
kali. Berdasarkan tabel 1 diatas, sehingga perlu dilakukan uji
dalam persilangan yang dilakuakan lanjutan. Uji lanjutan yang dilakukan
dihasilkan calon biji pada dengan menggunakan analisis uji t.
penyerbukkan sebelum masa Hasil uji t pada analisis dua sampel
anthesis yaitu pada pukul 07.00 WIB yaitu pada perlakuan pukul 07.00
yang mengalami keberhasilan paling atau sebelum masa anthesis dengan
tinggi dan pukul 08.00 WIB. perlakuan pukul 10.00 atau setelah
Sedangkan penyerbukkan pada fase masa anthesis menunjukkan bahwa
setelah anthesis yaitu pukul 10.00 terdapat pengaruh pada perlakuan
WIB dan 11.00 WIB tidak yang dilakukan sehingga dapat
menghasilkan calon biji atau bisa disimpulkan bahwa waktu
dikatakan gagal pembuahan setelah persilangan mempengaruhi
penyerbukkan. keberhasilan pembentukan calon biji.

Tabel 2. Pengaruh waktu terhadap kemampuan silang bunga ubi jalar


waktu Jumlah jumlah calon % calon tingkat
persilanga persilanga biji biji kompatibilita
n n terbentuk terbentuk s
07.00 6 2 33 % Kompattibel

08.00 6 1 16 % Semi
inkompatibel
10.00 6 0 0% Inkompatibel

11.00 6 0 0% Inkompatibel

Keterangan : Kompatibel = menghasilkan persilangan dengan preesentase 20% atau lebih, Semi
inkompatibel = mengahsilkan persilangan dengan presentase antara 10 %- 20%, Inkompatibel =
menghasilkan persilangan dengan presentase dibawah 10%

Persentase terbentuk calon ditunjukkan oleh presentase calon


biji tertinggi pada perlakuan waktu biji yang terbentuk. Pada perlakuan
pukul 07.00 WIB yaitu 33%, persilangan setelah anthesis yaitu
sedangkan presentase untuk 3 pukul 10.00 WIB dan 11.00 WIB
perlakuan lainya berturut turut 16%, tidak dihasilkan calon biji sehingga
0%, 0%. Persilangan yang dilakukan dianggap gagal persilangan. Hal ini
banyak yang tidak berhasil, hal ini menandakan bahwa keberhasilan
penyerbukkan dipengaruhi oleh membuka secara sempurna
waktu dari masa anthesis bunga. sementara putik mulai keluar dari
Dapat dilihat dalam hasil yaitu dalam selubung petal. Benangsari
persilangan pada waktu perlakuan 1- yang melekat pada petal sudah mulai
2 jam sebelum masa anthesis terlihat dari luar. Setelah bunga
memiliki keberhasilan lebih tinggi membuka penuh, maka tidak terajdi
daripada persilangan yang dilakukan lagi pertumbuhan pada beberapa
dalam perlakuan waktu 1-2 jam bagian bunga terutama dari segi
setelah masa fase anthesis. panjang. Di indonesia saat
Fase anthesis pada ubi jalar penyerbukkan yang tepat untuk ubi
ditandai dengan terjadinya jalar dimulai dari setelah matahari
pemekaran yang sempurna dari terbit sampai pukul 09.00 WIB
kuncup bunga dimana petal (Balitkabi, 2015)

SIMPULAN 12 Juni 2021]. Tersedia dari


Hasil penelitian menunjukkan http://balitkabi.litbang.pertania
bahwa waktu yang paling efektif dan
n.go.id/infotek/hibridisasi-
efisien ketika putik menerima serbuk
sari adalah ketika penyerbukkan pada pada-ubijalar/
masa sebelum anthesis sampai bunga
mengalami anthesis. Pada saat setelah
Balitkabi.Induksi Pembungaan pada
matahari terbit sampai pukul 09.00
WIB. Ubi Jalar. 12 November 2019
[Diakses 18 Juni 2021].
DAFTAR PUSTAKA
Tersedia dari
Aini, N.M. 2008. Pengaruh macam https://
persilangan terhadap hasil dan balitkabi.litbang.pertanian.go.i
kemampuan silang
d/infotek/induksi-
buah naga jenis merah
(hylocereus polyrhizus). pembungaan-pada-ubi-jalar/
Jurusan Pertanian, Universitas
Sebelas Maret. Surakarta. Haryanti, S. 2004. Pengaruh Radiasi
Sinar Gamma Co-60
Ashari, S. 2002. Pengantar Biologi
Terhadap
Reproduksi Tanaman. Rineka
Pertumbuhan dan
Cipta. Jakarta.
Kemampuan Silang Beberapa
Balitkabi. Hibridisasi pada Ubi Jalar. Varietas Kedelai (Glycine max
(L) Merill). Skripsi S1
31 Desember 2015 [Diakses
Fakultas Pertanian UNS. Kabupaten Agam dan Solok,
Surakarta. Provinsi Sumatera Barat. Balai
Pengkajian Teknologi
Sari, DK. Kendarini N. Damanhuri.
Pertanian Sumatera Barat,
2017. Studi Inkompatibilitas
Balai Penelitian Tanaman
pada Beberapa Kombinasi
Jeruk dan Buah Subtropika
Persilangan Ubi Jalar
Batu Jawa timur.
(Ipomoea batatas). Jurusan
Budidaya Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas
Brawijaya, Malang.

Setiawati, T. Karuniawan, A.
Supriatun, T. Karyono. 2016.
Persilangan Interspesifik
Ipomoea batatas (L.) Lam
dengan I. trifida (H.B.K) G.
Don. Berumbi Asal Citatah
Jawa Barat. Fakultas Pertanian
Universitas Padjajaran.

Silva, N.F and Goring D.R. 2001.


Mechanism of self
incompatibility in journal ilmu
ilmu Hayati 58(14)b.175-198

Sumilah. Devy, N. Hardiyanto. 2019.


Karakterisasi Karakter
Morfologi Daun dan Bunga
Varietas Lokal Ubi Jalar
(Ipomoea batatas L.)

Anda mungkin juga menyukai