Tabel 1. Rerata parameter semangka dari pengaruh waktu dan frekuensi penyerbukan tanaman
semangka.
Perlakua Keberhasilan Diameter Bobot Jumlah Bobot Brix
n Polinasi (%) buah (cm) Buah (g) Biji Biji (g) Buah
(ºbrix)
P1 43,2 a 14,8 a 485,1 a 47,4 a 3,33 a 8,92 a
P2 66,8 b 17,8 b 1168,7 c 92,4 cd 6,80 c 9,25 a
P3 56,6 a 15,3 a 735,9 b 68,2 b 4,77 b 8,75 a
P4 43,2 a 17,3 b 1112,1 c 98,6 d 6,23 c 9,42 a
P5 39,8 a 15,5 a 834,5 b 82,0 c 5,30 b 9,58 a
10,21 1,37 193,69 12,67 0,89 -
Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf kecil yang berbeda menunjukkan berbeda nyata berdasarkan
uji BNT pada taraf 5%.
P1 P2 P3 P4 P5
dengan frekuensi polinasi satu kali dengan oleh kondisi lingkungan yang tidak sesuai.
nilai keberhasilan 66,8%. Hal tersebut Menurut Maynard (2007) menyatakan
diduga karena pada pukul 07.00 – 07.30 bahwa jika kondisi lingkungan tidak cocok
WIB memiliki kondisi suhu yang mendukung untuk pertumbuhan tabung sari, hanya
untuk penyerbukan dan kondisi stigma ovule yang paling dekat dengan permukaan
bunga yang sedang reseptif maksimum, hal bunga yang berhasil dibuahi. Ovule tersebut
ini sesuai dengan pernyataan Hasanuddin berkembang menjadi biji merangsang untuk
(2009) pagi hari memiliki suhu rendah yang pengembangan buah, akan tetapi
dapat memberikan kesehatan kepala putik menghasilkan buah yang kecil.
dan polen sehingga sesuai untuk
perkecambahan polen. Jumlah biji
jumlah biji terbanyak didapatkan pada
Bobot buah dan Diameter buah perlakuan P2 yaitu penyerbukan frekuensi
Hasil analisis ragam bobot buah dan satu kali pada pukul 07.00 – 07.30 WIB dan
diameter buah menunjukkan bahwa perlakuan P4 yaitu frekuensi dua kali pada
penyerbukan frekuensi satu kali pada pukul pukul 05.30 – 06.00 WIB dan 07.00 – 07.30
07.00 – 07.30 WIB dan penyerbukan WIB. Penyerbukan dua kali menghasilkan
frekuensi dua kali pada pukul 05.30 – 06.00 jumlah biji yang tidak berbeda dengan
WIB dan 07.00 – 07.30 WIB memberikan penyerbukan satu kali, hal tersebut diduga
hasil bobot buah dan diameter buah karena penyerbukan yang pertama pada
tertinggi. Hal tersebut diduga karena pada pukul 05.30 – 06.00 WIB memiliki kondisi
pukul 07.00 – 07.30 WIB memiliki suhu dan suhu yang tidak mendukung untuk
kelembaban yang sesuai untuk pembuahan, sehingga polinasi kedua pada
pengembangan tabung polen dalam pukul 07.00 – 07.30 WIB memberikan
membentuk biji dimana menurut pernyataan pengaruh pembentukan set benih yang
Yanik et al. (2017) bahwa semakin banyak dominan. Dengan demikian polinasi satu
jumlah biji yang mengalami pembuahan kali dan polinasi dua kali memberikan
maka produksi bobot buah semakin jumlah biji yang sama banyak. Dari hasil
meningkat. Diameter buah dan bobot buah penelitian penyerbukan pukul 07.00 – 07.30
terendah didapatkan pada pukul 05.30– WIB diduga memiliki kondisi suhu dan
06.00 WIB. Hal ini kemungkinan disebabkan kelembaban yang cocok untuk
672
pembentukan biji. Sedangkan menurut dilakukan satu kali penyerbukan pada pukul
Setyawan et al. (2019) respon jumlah benih 07.00 – 07.30 WIB.
akan meningkat jika dilakukan penyerbukan
pagi hari pada pukul 06.00 – 07.00 WIB. Hal DAFTAR PUSTAKA
tersebut berbeda karena memiliki ketinggian
Bomfim, I. G. A., Bezerra, A. D. D. M.,
lokasi penelitian yang berbeda, yaitu di
Nunes, A. C., Freitas, B. M., dan
Jember dengan ketinggian 200 m dpl
Aragao, F. A. S. D. 2015. Pollination
dengan suhu rata-rata harian 19 – 32 0C
Requirements of Seeded And
sedangkan penelitian ini dilakukan di Batu
Seedless Mini Watermelon Varietes
dengan ketinggian lokasi 610 m dpl dengan
Cultived Under Protected
suhu rata-rata harian 16 – 29 0C. Dengan
Environment. Pesquisa Agropecuaria
demikian perbedaan ketinggian tempat juga
Brasileira. 50(1): 44-53.
dapat mempengaruhi waktu polinasi yang
Hasanuddin, H. 2009. Penentuan Viabilitas
sesuai dalam meningatkan jumlah biji.
Polen Dan Reseptif Stigma Pada
Jumlah biji rendah kemungkinan
Melon (Cucumis melo L.) Serta
disebabkan oleh jumlah tabung serbuk sari
Hubungannya Dengan Penyerbukan
yang terbentuk sedikit, tabung serbuk sari
Dan Produksi Buah. Jurnal Biologi
yang tidak dapat menembus ovule dan
Edukasi. 1(2): 22-28.
tabung serbuk sari abnormal yang
Ihsan, F., A. Wahyudi, dan Sukirman.
membuahi ovule juga tidak dapat
2008. Teknik Pembentukan
menghasilkan biji. Tabung serbuk sari
Semangka Tetraploid Untuk Perakitan
menjadi abnormal karena kondisi
Varietas Semangka Tanpa Biji.
lingkungan yang tidak sesuai (Susin dan
Buletin Teknik Pertanian. 13(2): 75-
Avarez., 1997). Menurut Sobari et al. (2019)
78.
faktor pendukung pembentukan jumlah biji
Kwak, M. M., dan Jennersten, O. 1986.
yaitu suhu lingkungan dan kelembaban
The Significance of Pollination Time
udara. Suhu terlalu rendah dapat
and Frequency and of Purity of Pollen
mengganggu pertumbuhan tabung polen
Loads For Seed Set in Rhinanthus
sedangkan suhu terlalu tinggi dapat
angustifolius (Scrophulariaceae) and
mengalami perubahan seperti pengeringan
Viscaria vulgaris (Caryophyllaceae).
stigma sehingga serbuk sari tidak dapat
Oecologia 70(4): 502-507.
menempel pada stigma (Susin dan Avarez.,
Maintang, N. M. 2013. Pengaruh Waktu
1997).
Penyerbukan Terhadap Keberhasilan
Pembuahan Jagung pada Populasi
Bobot biji
SATP-2 (S2) C6. Agrilan Jurnal
Berdasarkan penelitian yang
Agribisnis Kepulauan. 2(2): 95-107.
dilakukan, hasil rata-rata bobot biji tertinggi
Maynard, L. 2007. Cucurbit Crop Growth
didapatkan pada perlakuan P2 yaitu
and Development. HortScience.
penyerbukan pukul 07.00 – 07.30 WIB, hal
27(1): 831-833.
ini menunjukkan bahwa waktu tersebut
Rahajeng, W., dan Rahayuningsih, S. A.
mempengaruhi kesiapan ovul untuk
2013. Kemampuan Pembentukan
diserbuki, sehingga menghasilkan bobot biji
Buah Dan Biji Pada Persilangan
yang tinggi. Menurut Maintang (2013)
UbiJalar. Prosiding Seminar Hasil
semakin tinggi bobot biji kering maka
Penelitian Tanaman Aneka Kacang
semakin tinggi laju akumulasi bahan kering
Dan Umbi. Hal. 629-634.
yang disalurkan selama proses pengisisan
Setyawan, K. F., Adiredjo, A. L., dan
biji.
Ashari, S. 2019. Penyerbukan Pada
Bunga Semangka (Citrullus vulgaris)
KESIMPULAN
Sebagai Upaya Pembentukan Benih
Dari hasil penelitian dapat Unggul. Jurnal Produksi Tanaman.
disimpulkan bahwa penyerbukan terbaik 6(7): 1427-1432.
673