ISSN : 2549-7413
ABSTRAK
Kompatibilitas berbagai jenis anggrek terutama jenis-jenis anggrek asal Indonesia tidak
banyak diketahui. Informasi tentang kompatibilitas suatu jenis anggrek sangat penting dikuasai
untuk dapat memaksimalkan perolehan biji sebagai bahan perbanyakan. Phalaenopsis
pulcherima merupakan anggrek asli Indonesia, maka dapat diperkirakan bahwa jenis ini tentu
memiliki keunikan tersendiri dalam hal perilaku berbunga hingga berbuah juga. Pendekatan
eksperimental sangat diperlukan untuk mengetahui kompatibilitas anggrek-anggrek endemik
Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kompatibilitas persentase
keberhasilan persilangan secara self dan interspesifik Phalaenopsis pulcherrima. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan menggunakan
satu faktor yaitu metode persilangan dengan dua taraf yaitu persilangan self dan persilanagn
interspesifik antara P.pulcherima dengan P. amabilis sebanyak 6 kali ulangan. Parameter yang
diamati yaitu persentase keberhasilan silangan, umur terbentuk buah, dan panjang buah Hasil
menunjukkan persilangan self P. pulcherima dengan persentase keberhasilangan silangan
sebesar 0%, persilangan interspesifik sebesar 100% dengan rata- rata hari terbentuk buah 5,1
hari dan panjang buah sebesar 6,7 cm.
Kata Kunci : Kompatibilitas, P. pulcherima, P. amabilis, self, interpsesifik, persilangan.
ABSTRACT
Compatibility of different types of orchids, especially the types of orchids from
Indonesia are not widely known. Information about the compatibility of a very important
species of orchids can be controlled to maximize the seed as propagation material. Phalaenopsis
pulcherima is native to Indonesia, it can be estimated that this type of course is unique in terms
of the behavior of flowering to fruit well. The experimental approach is needed to determine the
compatibility of orchids endemic to Indonesia. The purpose of this study was to determine the
compatibility of the percentage of successful interspecific crosses by self and Phalaenopsis
pulcherrima. The method used in this study is completely randomized design (CRD) using a
factor which is the method of crossing with two levels self and interspecific crosses between
P.pulcherima and P. amabilis with as many as six repetitions. Parameters observed that the
percentage of success of crosses, age formed fruit, and fruit length. Results showed self crosses
P. pulcherima with cruciferous success percentage of 0%, interspecific crosses of 100% with an
average of 5,1 days today formed fruit and fruit length by 6,7 cm.
Key words : Compatibility, P. pulcherima, P. amabilis, self, interpsesifik, cross polination
HASIL DAN PEMBAHASAN putiknya sendiri atau pada kepala putik asing
Kompatibilitas Persilangan (tidak cocok) walaupun kondisinya sangat
Berdasarkan hasil pengamatan dari 5 menguntungkan. Ketidakcocokan terhadap
persilangan self Phalaenopsis pulcherrima diri sendiri mungkin juga diakibatkan oleh
dan 5 persilangan interspesifik pada spesies adanya perbedaan masa pemasakan
anggrek Phalaenopsis pulcherrima dengan gametjantan dan gamet betina.
Phalaenopsis amabilis diperoleh hasil sebagai Persilangan interspesifik antara P.
berikut: pulcherrima dengan P. amabilis sebesar
100%. Keberhasilan pembuahan pada pada
Tabel 1. Kompatibilitas Persilangan anggrek lebih banyak dipengaruhi oleh masa
reseptivitas stigma dan fertilitas dari
Persilangan Persentase Kompatibilitas pollinia/pollinaria. (Dwiatmini, 2013).
Keberhasilan Menurut Nurul (2008) banyak faktor yang
Persilangan dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan
Self 0% Inkompatibel persilangan, diantaranya adalah kondisi pollen
Interspesifik 100% Kompatibel yang digunakan dan tingkat kompatibilitas.
Kompatibilitas persilangan merupakan
Berdasarkan data di atas didapatkan kemampuan dalam membentuk buah.
hasil yaitu persilangan self P. pulcherrima Persilangan yang menghasilkan buah disebut
persentase keberhasilan sebesar 0%. Menurut kompatibel, Sifat kompatibel terjadi karena
Multhoni et al. (2012) bahwa rendahnya terdapat kecocokan antara putik dan benang
keberhasilan persilangan dipengaruhi oleh sarisehingga buah pun terbentuk.
waktu berbunga yang tidak sinkron antar tetua Persilangan dilakukan pada siang hari
(jantan dan betina). Selain itu ada beberapa pada rentang waktu pukul 10.00 – 11.00.
faktor seperti kegagalan tanaman untuk Hasil pengamatan menunjukkan bahwa bunga
berbunga, kuncup dan bunga rontok sebelum yang diserbuk pada jam tersebut berhasil
atau setelah fertilisasi, rendahnya produksi berkembang menjadi buah. Henuhili (2012),
polen, polen tidak viabel, mandul jantan, dan menyebutkan bahwa waktu bukan merupakan
self incompatibility. Hasil penelitian yang faktor utama yang mempengaruhi
dilakukan oleh Xiaohua,, (2012) dengan keberhasilan penyerbukan.
metode persilangan hand self pollination
P.pulcherima dengan persentase keberhasilan
sebesar 42,31%, hand cross pollination
sebesar 73,91% dan natural pollination
sebesar 10,98%. Berdasarkan hal ini
mengindikasikan bahwa P. pulcherrima
mempunyai sifat self incompatibility dengan
persentase keberhasilan persilangan self yang
a b
rendah. Kegagalan pada pembuahan dapat
disebabkan karena ketidakcocokan antara Gambar 1. a. Phalaenopsis pulcherrima;
tepung sari (pollen) dan cairan yang ada di b. Phalaenopsis amabilis
kepala putik yang disebut self incompatibility
(Gunawan, 2002). Perkembangan Buah
Menurut Widhiastuti (2006), Berdasarkan hasil pengamatan
inkompatibilitas disebabkan oleh perkembangan buah hasil persilangan
ketidaksesuaian antara organ jantan dan organ diperoleh hasil sebagai berikut:
betina. Ketidaksesuaian ini dikendalikan oleh Tabel 2. Rerata Hari Terbentuk Buah dan
faktor lingkungan, genetik, dan fisiologis. Panjang Buah
Pada sifat inkompatibilitas laju pertumbuhan Persilangan Rerata
kecambah tepung sari begitu lambat sehingga Hari Panjang
tidak pernah mencapi kandung telur. Gardern, buah (cm)
et al., (1991) juga menyebutkan serbuk sari Self Bunga rontok -
mungkin gagal berkecambah pada kepala Interspesifik 5,1 6,7