Anda di halaman 1dari 12

ARTIKEL

Fenologi Bunga Betina pada Tanaman Salak di Desa Segaran


Kecamatan Wates Kediri

Oleh:
YUNIA ISNAINI CHONI’AH
NPM. 14.1.01.06.0035

Dibimbing oleh :
1. Dra. Dwi Ari Budiretnani, M.Pd.

2. Dr. Poppy Rahmatika Primandiri, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
2018
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

Yunia Isnaini Choni’ah | 14.1.01.06.0035 simki.unpkediri.ac.id


FKIP – Pendidikan Biologi || 1||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

Fenologi Bunga Betina pada Tanaman Salak di Desa Segaran Kecamatan


Wates Kediri
Yunia Isnaini Choni’ah
14.1.01.06.0035
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan – Pendidikan Biologi
yuniachoni@gmail.com
Dwi Ari Budiretnani dan Poppy Rahmatika Primandiri
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

ABSTRAK

Informasi mengenai fenologi perkembangan bunga betina tanaman salak sangat penting untuk
mengetahui waktu yang tepat dapat diserbuki secara buatan supaya salak di Kediri bisa menghasilkan
fruitset dan produksi buah yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fenologi
perkembangan bunga betina pada tanaman salak di Desa Segaran Kecamatan Wates Kediri dilakukan
dengan pengamatan bunga selama 3 hari sekali untuk mengetahui lamanya periode inisiasi bunga,
kuncup menuju anthesis, bunga anthesis, dan bunga anthesis menuju buah muda. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif eksploratif bertujuan membuat deskriptif secara detail dan sistematis
tentang fase-fase perbungaan pada bunga betina tanaman salak. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa pengamatan terhadap fenologi bunga betina salak ini diawali saat telah terbentuknya kuncup
kecil dan diakhiri saat telah terjadi pembuahan atau munculnya bakal buah muda membutuhkan waktu
selama ± 219 hari. Pada penampilan irisan melintang awal fase seludang terbuka bunga tampak jelas
bahwa ovarium terbagi menjadi 3 ruang yang akan menjadi bakal biji atau bakal buah muda. Jangka
waktu fase seludang terbuka hingga bunga mekar ± 186 – 204 hari.

KATA KUNCI : Fenologi, Salak, Bunga Betina.

I. LATAR BELAKANG memiliki kebun salak sehingga di desa ini


Kediri merupakan daerah sentral dikenal dengan kampung salak.
produksi salak di Jawa Timur. Di Desa Berdasarkan wawancara petani manajemen
Segaran, Kecamatan Wates merupakan budidaya salak dilakukan dengan
perkebunan salak terluas di Kediri. persilangan buatan. Persilangan buatan
Budidaya tanaman salak menjadi salah yang dilakukan petani dengan cara
satu pencaharian untuk warga dengan membubuhkan bunga jantan yang telah
mengolah salak menjadi jenang dan masak pada bunga betina yang mekar.
membuat kopi dari biji salak, selain itu Tanaman S. zalacca var. zalacca
salak dapat dimakan dalam bentuk segar, merupakan salah satu tipe tanaman
diolah menjadi dodol salak, kurma salak, berumah dua dengan perbungaan jantan
keripik salak dan sirup salak (Afrida, dan perbungaan betina terdapat pada
2012). Sebagian besar warga di desa ini tanaman berbeda (Darmadi et al, 2002).
Yunia Isnaini Choni’ah | 14.1.01.06.0035 simki.unpkediri.ac.id
FKIP – Pendidikan Biologi || 2||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

Pada tanaman salak yang hanya berbunga pembungaan terutama perkembangan


jantan atau betina, tanaman perlu bunga betina tanaman salak atau yang
dikawinkan yang dikenal dengan diistilahkan dengan fenologi merupakan
penyerbukan silang (Budiyanti, 2007). informasi yang sangat penting bagi
Menurut Asra (2013), pada penelitian perluasan pengetahuan tentang tanaman itu
Daemonorops draco, tumbuhan dioecius sendiri maupun untuk kepentingan
sering gagal melakukan polinasi, karena perkembangan sains (Palupi, 1991 dalam
kematangan bunga jantan dan bunga betina Fatima, 1999 ; Jamsari et al, 2007).
yang sering tidak sama. Tingkat Studi fenologi juga memiliki
kematangan bunga salak berumur sekitar kepentingan praktis bagi perencanaan
1-3 hari setelah mekar. Kondisi bunga program pemuliaan tanaman tersebut.
betina yang siap diserbuki yaitu bunga Kegiatan pemuliaan salak selalu akan
berwarna merah dan mengeluarkan aroma dihadapkan pada kondisi kesiapan tanaman
harum. Bunga jantan yang masak berwarna untuk dapat diserbuki secara buatan dan
kuning mengandung polen yang masak. teknik pemantauan keberhasilan
Waktu penyerbukan yang baik adalah pada persilangan yang pada prinsipnya sangat
hari ke- 2 bunga mekar (Purnomo, 2001). membutuhkan informasi fenologi
Bunga betina salak yang sudah mekar perkembangan bunga (Jamsari et al, 2007).
sering tidak sama sehingga berpengaruh Hasil observasi di wilayah Kediri
untuk keberhasilan penyerbukan tanaman menunjukkan bahwa tumbuhan S. zalacca
salak. Selama ini dalam budidaya tanaman banyak di temukan di Desa Segaran, Wates
salak petani tidak mengetahui ciri-ciri karena wilayah tersebut merupakan
bunga yang siap di serbuki. Petani hanya wilayah yang menjadi sentra buah salak.
melihat bunga yang sudah mekar Penelitian tentang fenologi perkembangan
kemudian di serbuki dengan bunga jantan bunga betina salak Kediri belum banyak
sehingga mengakibatkan tingkat dilaporkan sehingga perlu dilakukan untuk
keberhasilan penyerbukan rendah. data kajian budidaya salak di Kediri
Pengetahuan mengenai fenologi supaya salak Kediri tetap bisa
pembungaan, mekanisme penyerbukan dan dibudidayakan untuk menghasilkan fruitset
persentase keberhasilan pada salak belum dan produksi buah yang tinggi. Tujuan
banyak diteliti. Padahal dalam bidang penelitian ini untuk mengetahui fenologi
pemuliaan tanaman informasi ini sangat perkembangan bunga betina pada tanaman
penting. Informasi tentang fase-fase

Yunia Isnaini Choni’ah | 14.1.01.06.0035 simki.unpkediri.ac.id


FKIP – Pendidikan Biologi || 3||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

salak di Desa Segaran Kecamatan Wates tanda dengan label untuk memudahkan
Kediri. pengamatan (Fitriani, 2013). Langkah

selanjutnya adalah pengamatan fenologi.


II. METODE
Parameter akan diukur dari sampel adalah :
Penelitian ini menggunakan metode
(1) gejala perubahan fisik (struktur dan
deskriptif eksploratif bertujuan membuat
morfologi) organ reproduktif berupa
deskriptif secara detail dan sistematis
bentuk, ukuran dan warna ; (2) tahap-tahap
tentang fase-fase perbungaan pada bunga
perkembangan organ reproduktif serta
betina salak. Pengamatan perkembangan
waktu terjadinya perubahan dari suatu
bunga dilakukan terhadap lamanya periode
tahap perkembangan menuju tahap
inisiasi bunga, kuncup menuju anthesis,
berikutnya ; dan (3) jangka waktu
bunga anthesis, dan bunga anthesis menuju
berlangsungnya masing-masing tahap
buah muda (Fitriani, 2013). Dalam
tersebut (Mulyawati, 2005). Pengamatan
pengamatan perkembangan bunga
ini dimulai perubahan inisiasi pembungaan
menggunakan 5 sampel pohon salak, setiap
sampai buah muda.
pohon salak yang diamati 2 tandan setiap
Analisis data dilakukan untuk
pohon, sampel dipilih secara acak. Obyek
menentukan fase-fase perkembangan
yang diamati adalah fase-fase pembungaan
bunga. Data deskriptif yang diperoleh
bunga betina salak. Penelitian
dikelompokkan berdasarkan karakter
dilaksanakan di Kebun Salak milik warga,
(bentuk, warna, dan ukuran) (Fitriani,
Desa Segaran, Kecamatan Wates,
2013).
Kabupaten Kediri.
Bahan yang digunakan dalam
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian ini adalah pohon salak betina di
kebun salak milik warga, Desa Segaran, a. Fenologi Bunga Betina Salak

Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri.


Berdasarkan hasil pengamatan yang
Alat-alat yang digunakan adalah kamera,
dilakukan di Kebun salak di Desa Segaran
penggaris, label, dan alat tulis.
dengan mengambil 9 sampel pohon salak
Pengamatan didahului pemilihan
secara acak dan seluruh jumlah tandan
sampel pembungaan salak betina yang
sebanyak 22. Panjang seludang terpendek
dipilih adalah individu yang telah
yang diukur dari sejak mulai muncul
memasuki tahap inisiasi bunga, dipilih
sepanjang ± 6,3 cm. Kuncup bunga salak
secara acak. Sampel yang terpilih diberi
muncul diantara pelepah daun sehingga

Yunia Isnaini Choni’ah | 14.1.01.06.0035 simki.unpkediri.ac.id


FKIP – Pendidikan Biologi || 4||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

diapit oleh pelepah daun salak. Bunga cm – 37,7 cm. Akhir fase ini dicirikan
betina salak berwarna merah atau merah dengan seludang bertambah panjang,
muda, tersusun dalam tipe perbungaan bertambah besar seludang dan berubahnya
tongkol atau tandan. Tanaman salak yang warna seludang menjadi coklat.
ditemukan di kebun termasuk tipe berumah Tabel 3.1. Fase - fase saat periode
dua, proses penyerbukan dilakukan dengan perkembangan bunga betina salak (Salacca
bantuan manusia. Teknik penyerbukan ini zalacca)
memiliki tingkat keberhasilan yang cukup Jangka
Fase Waktu Keterangan
tinggi (Zaed, 2015). Satu floret bunga
(Hari)
betina terdiri dari tangkai bunga yang Kuncup ± 126 hari Awalnya seludang berwarna
Kecil Krem – kehijauan,
pendek, korola berbentuk tabung dan menuju kemudian berubah menjadi
Kuncup warna hijau – kecoklatan
kantung embrio yang mengisi 3 ruang Besar dan coklat.
Panjang antara ± 6,3 cm –
dalam ovarium (Schuiling dan Mogea, 37,7 cm
Kuncup ± 90 – 186 Seludang berwarna coklat
1992 dalam Fatima, 1999). Pengamatan Besar hari (± 96 kemudian menjadi pecah-
menuju hari) pecah dan mulai terlihat
terhadap fenologi bunga betina salak ini Seludang tongkolnya.
Terbuka Panjang antara ± 22,2 cm -
diawali saat telah terbentuknya kuncup 55,7cm
Seludang ± 186 – 204 Tongkol yang sudah mulai
kecil dan diakhiri saat telah terjadi Terbuka hari muncul awalnya berwarna
menuju (± 18 hari) krem, krem - kehijauan,
pembuahan atau munculnya bakal buah Bunga hijau, hijau - kemerahan,
Mekar dan merah
muda membutuhkan waktu selama ± 219 Panjang antara ± 55,7 cm –
56,2 cm
hari (Tabel 3.1.). Bunga ± 204 – 207 Bunga yang sudah mekar
Mekar hari berwarna merah atau merah
Fase kuncup merupakan tahap menuju (± 3 hari) muda kemudian berubah
Layu menjadi layu berwarna
pertama perkembangan bunga yang dapat coklat kehitaman.
Layu ± 207 – 219 Bunga yang layu berwarna
terdeteksi secara makroskopis. Kuncup menuju hari coklat kehitaman kemudian
Bakal (± 12 hari) mulai muncul buah muda
bunga tumbuh diantara pelepah daun salak Buah dicirikan dengan
Muda membesarnya ovarium dan
yang terbungkus oleh seludang. Kuncup ditandai dengan mulai
nampak keluarnya mahkota
melekat pada pelepah daun dan tertutupi tambahan.
pelepah daun yang mengelupas sehingga
sulit membedakan antara pelepah dan Fase kuncup besar ditandai ukuran
kuncup (Gambar 3.1.). Fase kuncup kecil seludang yang semakin membesar seiring
menuju kuncup besar adalah fase terlama bertambahnya waktu. Membesarnya
dibandingkan dengan fase lainnya yang ukuran seludang akan menyebabkan
membutuhkan jangka waktu ± 126 hari. seludang menjadi pecah-pecah serta terjadi
Panjang seludang pada fase ini antara ± 6,3 pembentukan struktur bunga di dalam
seludang. Selain seludang mulai pecah-
Yunia Isnaini Choni’ah | 14.1.01.06.0035 simki.unpkediri.ac.id
FKIP – Pendidikan Biologi || 5||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

pecah juga terjadi perubahan warna membutuhkan waktu ± 18 hari dan panjang
menjadi coklat (Gambar 3.2.). Seludang seludang antara ± 55,7 cm – 56,2 cm.
yang pecah-pecah menyebabkan tongkol
bunga salak mulai muncul berwarna krem.
Tongkol yang mulai muncul tidak selalu di
bagian ujung seludang, ada yang di bagian
samping bawah seludang. Munculnya a b c
tongkol menunjukkan akhir dari fase
kuncup besar, dengan jangka waktu ± 96
hari dan panjang seludang ± 22,2 cm –
55,7 cm.
d e
Gambar 3.3. : Fase Seludang Terbuka berwarna a. krem, b.
krem kehijauan, c. hijau, d. hijau kemerahan dan e. merah
(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Saat seludang terbuka terlihat


tongkol mulai muncul pengamatan
Gambar 3.1. : Kuncup Kecil Gambar 3.2. : Kuncup
(Sumber : Dokumentasi Besar (Sumber : dilakukan di Laboratorium Zoologi untuk
Pribadi) Dokumentasi Pribadi)
melihat bagian-bagian organ bunga

Fase selanjutnya adalah fase menggunakan mikroskop stereo. Awal fase

seludang terbuka, ditandai dengan seludang terbuka dengan warna tongkol

terjadinya perbedaan bagian-bagian bunga. berwarna krem dicirikan dengan mahkota

Pada fase ini mulai terjadi pembentukan berwarna merah ada sedikit warna putih di

struktur bunga dengan semakin bagian ujung, mahkota tambahan berwarna

membesarnya ukuran dan perubahan warna putih sedikit coklat dibagian ujung, daun

tongkol. Bertambahnya waktu pelindung di bagian luar berwarna krem

menyebabkan pembentukan struktur bunga dan di bagian dalam berwarna merah, putik

semakin kompleks. Pada fase kuncup besar berwarna putih kemerahan terlihat stigma

ada beberapa perubahan warna tongkol masih kuncup dan penampilan irisan

hingga bunga mekar yaitu, krem, krem melintang bunga tampak jelas bahwa

kehijauan, hijau, hijau kemerahan dan ovarium terbagi menjadi menjadi 3 ruang

merah (Gambar 3.3.). Panjang seludang yang akan menjadi bakal biji berwarna

yang mulai sedikit membuka seludang krem dengan panjang ± 2 ml. Jangka

antara ± 186 – 204 hari yang artinya waktu fase tongkol berwarna krem berubah
Yunia Isnaini Choni’ah | 14.1.01.06.0035 simki.unpkediri.ac.id
FKIP – Pendidikan Biologi || 6||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

menjadi fase tongkol berwarna krem berwarna hijau memerlukan ± 3 hari


kehijauan memerlukan ± 3 hari (Gambar (Gambar 3.5.).
3.4.).

1 ml 1 ml 1 ml

1 ml
A B C
1 ml 1 ml
\
A B C 1 ml
1 ml

1 ml 1 ml
D E

D E 1 ml
1 ml

1 ml 1 ml
F G

Gambar 3.5. Penampilan fase tongkol berwarna krem


F G kehijauan. A. Tongkol berwarna krem kehijauan, B. Mahkota, C.
Gambar 3.4. Penampilan fase tongkol berwarna krem. A. Mahkota tambahan, D. Putik, E. Daun pelindung luar, F. Daun
Tongkol berwarna krem, B. Mahkota, C. Putik, D. Daun pelindung dalam, G. Ovarium ( Sumber : Dokumentasi Pribadi)
pelindung luar, E. Daun pelindung dalam, F. Ovarium, G.
Mahkota tambahan ( Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Fase tongkol berwarna hijau


Fase tongkol berwarna krem
dicirikan dengan mahkota berwarna merah
kehijauan dicirikan dengan mahkota
- putih dan ada sedikit warna kuning di
berwarna merah - putih dan ada sedikit
bagian ujung mahkota, mahkota tambahan
warna kuning di bagian ujung mahkota,
berwarna putih - coklat, daun pelindung di
mahkota tambahan bagian pangkal masih
bagian luar berwarna merah dan di bagian
terlihat berwarna putih dan bagian ujung
dalam berwarna hijau, putik sudah
sudah berwarna coklat, daun pelindung di
berwarna merah tetepi stigma masih
bagian luar berwarna krem sedikit hijau
kuncup dan penampilan irisan melintang
dan di bagian dalam berwarna merah, putik
bunga tampak jelas bahwa ovarium terbagi
berwarna merah dibagian stigma masih
menjadi 3 ruang yang ukurannya lebih
kuncup berwarna putih dan penampilan
besar dari fase sebelumnya dengan panjang
irisan melintang bunga tampak jelas bahwa
± 4 ml. Jangka waktu tongkol berwarna
ovarium terbagi menjadi 3 ruang yang
hijau berubah menjadi tongkol berwarna
ukurannya sama dengan fase sebelumnya.
hijau kemerahan memerlukan ± 6 hari
Jangka waktu tongkol berwarna krem
(Gambar 3.6.).
kehijauan berubah menjadi tongkol

Yunia Isnaini Choni’ah | 14.1.01.06.0035 simki.unpkediri.ac.id


FKIP – Pendidikan Biologi || 7||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

bunga akan mekar dengan jangka waktu ±


1 ml 1 ml
1 ml
1 hari (Gambar 3.7.).
A B C

1 ml 1 ml 1 ml
1 ml

1 ml

D E F 1 ml

A B C

1 ml
1 ml
1 ml

G
1 ml
Gambar 3.6. Penampilan fase tongkol berwarna hijau. A.
D E F
Tongkol berwarna hijau, B. Mahkota, C. Putik, D. Mahkota
tambahan, E. Daun pelindung dalam, F. Daun pelindung luar, G.
Ovarium ( Sumber : Dokumentasi Pribadi)

1 ml

G
Gambar 3.7. Penampilan fase tongkol berwarna hijau kemerahan.
Fase tongkol hijau kemerahan A. Tongkol berwarna hijau kemerahan, B. Mahkota, C. Mahkota
tambahan, D. Ovarium E. Daun Pelindung dalam, F. Daun
dicirikan mahkota berwarna merah di pelindung luar, G. Putik ( Sumber : Dokumentasi Pribadi)

bagian ujung putih ada sedikit warna


kuning, mahkota tambahan berwarna putih Fase tongkol berwarna merah yang

sedikit coklat dibagian ujung, daun artinya bunga mekar dicirikan dengan

pelindung dibagian luar berwarna hijau ada bunga mekar dengan sempurna. Tanaman

sedikit merah di bagian ujung, adanya S. zalacca var. zalacca merupakan salah

warna merah di bagian ujung menandakan satu tipe tanaman berumah dua dengan

bakal mahkota yang sebentar lagi akan perbungaan jantan dan perbungaan betina

mekar sedangkan di bagian dalam terdapat pada tanaman berbeda (Darmadi

berwarna merah, putik berwarna merah et al, 2002). Tanaman salak merupakan

terlihat ujung putik masih kuncup dan salah satu tipe tanaman berumah dua oleh

penampilan irisan melintang bunga tampak karena itu setelah bunga betina mekar

jelas bahwa ovarium terbagi menjadi 3 petani kemudian mencari bunga jantan

ruang yang ukurannya lebih besar dari fase untuk menyerbuki dengan cara

sebelumnya dengan panjang ± 5 ml. membubuhkan bunga jantan di atas bunga

Menurut petani bunga salak betina yang betina. Bunga jantan yang sudah siap

sudah berwarna hijau kemerahan menyerbuki berwarna merah ada banyak

menandakan bahwa tidak akan lama lagi serbuk sari berwarna kuning diatasnya

akan berbunga. Petani memperkirakan menandakan bahwa bunga jantan siap


menyerbuki bunga betina. Penyerbukan

Yunia Isnaini Choni’ah | 14.1.01.06.0035 simki.unpkediri.ac.id


FKIP – Pendidikan Biologi || 8||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

dapat dilakukan dengan bantuan manusia Bunga mekar bertahan selama ± 3


atau hewan, tetapi petani salak di Desa hari setelah hari ke tiga bunga akan
Segaran lebih sering melakukan berubah warna menjadi coklat kehitaman.
penyerbukan dengan bantuan manusia. Perubahan tersebut disebut fase layu yang
Alasan petani melakukan penyerbukan ditandai dengan mahkota berwarna coklat
dengan bantuan manusia supaya buah kehitaman tetapi bagian ujung mahkota
banyak dan kualitas buah baik. masih berwarna kuning, mahkota
Bunga mekar berwarna merah tambahan berwarna coklat sedikit putih,
dengan ciri-ciri mahkota berwarna merah, daun pelindung bagian dalam dan bagian
mahkota tambahan berwarna coklat, daun luar bunga berwarna coklat tua kehitaman,
pelindung bagian luar berwarna krem stigma berwarna coklat kehitaman
kemerahan sedangkan di bagian dalam sedangkan stylus berwarna coklat sedikit
berwarna merah, ujung putik terlihat sudah merah tua dan penampilan irisan melintang
membuka berwarna merah dan penampilan bunga tampak jelas bahwa ovarium terbagi
irisan melintang bunga tampak jelas bahwa menjadi 3 ruang yang ukurannya lebih
ovarium terbagi menjadi 3 ruang yang besar dari fase sebelumnya seiring
akan menjadi bakal biji jika sudah bertambahnya waktu ovarium akan
diserbuki bunga jantan. Penampilan membesar karena sudah terjadi polinasi
ovarium yang terbagi 3 ruang terlihat lebih sehingga terbentuk bakal biji. Perubahan
besar dari fase sebelumnya (Gambar 3.8.). bunga layu dimulai pada hari ke 204 – 207
yang artinya memerlukan waktu ± 3 hari
bunga yang sudah mekar menjadi layu
1 ml 1 ml
1 ml (Gambar 3.9.).
A B C

1 ml
1 ml 1 ml 1 ml
1 ml

A B C
D E

1 ml 1 ml
1 ml
1 ml
1 ml

D E F
F G
Gambar 3.9. Penampilan fase bunga
Gambar 3.8. Penampilan fase bunga mekar. A. Satu floret bunga 1 ml layu. A. Satu floret bunga betina salak
betina salak yang mekar, B. Mahkota, C. Ovarium, D. Daun yang layu, B. Ovarium, C. Mahkota, D.
pelindung luar, E. Putik, F. Mahkota tambahan, G. Daun Mahkota tambahan, E. Putik, F. Daun
Pelindung dalam ( Sumber : Dokumentasi Pribadi) G pelindung luar, G. Daun pelindung
dalam ( Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Yunia Isnaini Choni’ah | 14.1.01.06.0035 simki.unpkediri.ac.id


FKIP – Pendidikan Biologi || 9||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

Setelah bunga layu kemudian akan pembuahan berlangsung selama ± 219 hari
membentuk bakal buah muda, bunga yang dan dipisahkan menjadi 5 fase
layu berwarna coklat kehitaman lalu mulai pembungaan, yaitu fase kuncup kecil, fase
muncul buah muda dicirikan dengan kuncup besar, fase seludang terbuka, fase
membesarnya ovarium dan ditandai bunga mekar, fase bakal buah muda. Fase
dengan mulai nampak keluarnya mahkota seludang terbuka mulai terjadi
tambahan. Jangka waktu pembentukan pembentukan struktur bunga, semakin
bakal buah muda yang diawali dari bunga bertambahnya waktu menyebabkan
layu menuju bakal buah muda yaitu ± 210 pembentukan struktur bunga semakin
– 219 hari yang artinya memerlukan waktu kompleks. Pada fase kuncup besar ada
± 9 hari bunga layu menjadi bakal buah beberapa perubahan warna tongkol hingga
muda (Gambar 3.10.). Letak posisi bunga mekar yaitu : krem, krem kehijauan,
mahkota tambahan menempel pada putik hijau, hijau kemerahan dan merah.
bagian bawah sehingga memudahkan Fase seludang terbuka saat tongkol
menandai jika bakal buah muda sudah berwarna krem tampak jelas pada
mulai muncul. penampilan irisan melintang bunga tampak
jelas bahwa ovarium terbagi menjadi 3

1 ml 1 ml
ruang yang akan menjadi bakal biji. Bunga
mekar bertahan selama ± 3 hari setelah
A B C 1 ml
hari ke tiga bunga akan berubah warna
menjadi coklat kehitaman. Perubahan
1 ml
1 ml
bunga menjadi coklat kehitaman termasuk
D E
fase layu dimulai pada ± 204 – 207 hari.
Gambar 3.10. Penampilan fase bakal buah muda. A. Bakal
buah muda, B. Irisan melintang bakal buah muda, C. irisan
Setelah bunga layu kemudian mulai
membujur bakal buah muda, D. Satu bakal buah muda, E. Satu
irisan membujur bakal buah muda ( Sumber : Dokumentasi muncul buah muda dicirikan dengan
Pribadi)
membesarnya ovarium dan ditandai
dengan mulai nampak keluarnya mahkota
IV. PENUTUP tambahan.
a. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah b. Saran

dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa


Perlu dilakukan penelitian lebih
perkembangan bunga betina Salacca
lanjut mengenai persentase keberhasilan
zalacca dari fase kuncup kecil hingga

Yunia Isnaini Choni’ah | 14.1.01.06.0035 simki.unpkediri.ac.id


FKIP – Pendidikan Biologi || 10||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

polinasi bunga betina untuk menghasilkan Budidaya Pertanian. Institut


fruitset dan produksi buah yang tinggi. Pertanian Bogor. 59 hal.
Fitriani, 2013. Fenologi Pembungaan
V. DAFTAR PUSTAKA Pinang Yaki (Areca vestiaria
Giseke) di Kebun Raya Bogor.
Afrida, A.S. 2012. Analisis Nilai Tambah
Skripsi. Departemen Biologi FMIPA.
Pengolahan Salak (Studi Kasus :
Institut Pertanian Bogor.
Industri Kecil Pengolah Buah Salak
Jamsari, Yaswendri dan Kasim, M. 2007.
Agrina). Skripsi. Agribisnis.
Fenologi Perkembangan Bunga dan
Universitas Sumatera Utara. 98 hal.
Buah Spesies Uncaria gambir.
Arsa, 2013. Kajian Sistem Polinasi
Biodiversitas. 8(2) : 141-146.
Daemonorops Draco (Willd.) Blume.
Mulyawati, 2005. Study Fenologi
Floribunda. 4(7).
Pembungaan Santalum album Linn
Budiyanti, T. 2007. Mengawinkan Bunga
di Wanagama I, Yogyakarta.
Salak untuk Meningkatkan Produksi
Agrosains. 18(4).
Buah. Warta Penelitian dan
Purnomo, H. 2001. Budidaya Salak
Pengembangan Pertanian, (29).
Pondoh. Semarang. Aneka Ilmu.
Darmadi, A.A.K. Hartana, A dan Mogea,
Zaed, A.S. 2015. Pengaruh perbedaan
J.P. 2002. Catatan Penelitian
sumber polen dan varietas salak
Pembungaan Salak Bali. Hayati.
(Salacca zalacca Gaertner Voss.)
9(2):59-61.
terhadap kualitas buah. Agrovigor.
Fatima, R.A.S. 1999. Fenologi dan Indeks
8(1) : 51-57.
Kemasakan Buah dan Biji Salak
Pondoh Salacca zalacca (Gaertner)
Voss. var. zalacca). Skripsi. Jurusan

Yunia Isnaini Choni’ah | 14.1.01.06.0035 simki.unpkediri.ac.id


FKIP – Pendidikan Biologi || 11||

Anda mungkin juga menyukai