Anda di halaman 1dari 14

EVOLUSI

A. INDIKATOR
Menjelaskan pengertian evolusi
Mengenali teori evolusi
Menjelaskan perbandingan teori-teori evolusi
Menyebutkan fenomena fenomena berkaitan dengan teori evolusi
Menjelaskan petunjuk adanya evolusi
Menyebutkan mekanisme evolusi

B. URAIAN MATERI

Pengertian Evolusi

Evolusi adalah suatu perubahan pada makhluk hidup yang terjadi secara berangsur-
angsur dalam jangka waktu yang lama sehingga terbentuk spesies baru. Sedangkan,
berdasarkan ilmu biologi, evolusi merupakan cabang biologi yang mempelajari sejarah
asal-usul makhluk hidup dan keterkaitan genetik antara makhluk hidup satu dengan yang
lain. Evolusi biologi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu mikroevolusi dan
makroevolusi. Makroevolusi adalah perubahan evolusi yang dapat mengakibatkan
perubahan dalam skala besar. Adanya makroevolusi dapat mengarah kepada terbentuknya
spesies baru. Mikroevolusi adalah proses evolusi yang hanya mengakibatkan perubahan
dalam skala kecil. Mikroevolusi ini hanya mengarah kepada terjadinya perubahan pada
frekuensi gen atau kromosom. Berdasarkan akibat yang ditimbulkan, evolusi dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu evolusi progresif dan evolusi regresif. Evolusi
progresif merupakan evolusi menuju pada kemungkinan yang dapat bertahan hidup
(survival). Proses ini dapat dijumpai melalui peristiwa evolusi yang terjadi pada burung
Finch. Evolusi regresif merupakan proses menuju pada kemungkinan kepu-nahan. Hal ini
dapat dijumpai melalui peristiwa evolusi yang terjadi pada hewan dinosaurus.
Berdasarkan jumlah spesies yang berevolusi dan dihasilkan, evolusi dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu evolusi divergen dan evolusi konvergen. Evolusi
divergen merupakan proses evolusi yang perubahannya berasal dari satu spesies menjadi
banyak spesies baru. Evolusi divergen ditemukan pada peristiwa terdapatnya lima jari pada
vertebrata yang berasal dari nenek moyang yang sama dan sekarang dimiliki oleh bangsa
primata dan manusia. Evolusi konvergen adalah proses evolusi yang perubahannya
didasarkan pada adanya kesamaan struktur antara dua organ atau organisme pada garis
sama dari nenek moyang yang sama. Hal ini dapat ditemukan pada hiu dan lumba-lumba.
Ikan hiu dan lumba-lumba terlihat sama seperti organisme yang berkerabat dekat, tetapi
ternyata hiu termasuk dalam pisces, sedangkan ikan lumba-lumba termasuk dalam
mamalia. Agar lebih jelas tentang evolusi konvergen, perhatikan gambar berikut.

(a) (b)
Contoh evolusi divergensi terjadi pada (a) Liatrus spicata dan (b) Echinacea purpurea. Keduannya memiliki dasar
morfologi yang sama karena memiliki satu nenek moyang.

Teori Evolusi

Pada mulanya, evolusi merupakan dugaan atau hipotesis dari sebagian kecil orang.
Namun, kemudian banyak ahli yang tertantang untuk membahas dan membuktikannya.
Sejak ditemukan fosil bermacam-macam makhluk hidup yang kemudian dianggap sebagai
bukti evolusi, hipotesis tentang evolusi tersebut berkembang menjadi teori-teori evolusi.
Banyak ahli, terutama ahli biologi, yang memberikan penjelasan dan mengembangkan
pemikiran tentang evolusi pada masa sebelum evolusi Darwin maupun sesudahnya.
Hingga saat ini, masalah evolusi masih merupakan misteri yang akan terus diungkap,
dikaji, dan dibuktikan kebenarannya.

A. Perkembangan Pemikiran Evolusi Sebelum Teori Darwin

Pemikiran mengenai evolusi sebenarnya sudah muncul sejak dahulu, sebelum


Charles Robert Darwin. Bahkan sejak awal leluhur kita telah memiliki keingintahuan
mengenai asal-usul, kedudukan dan nasibnya dalam alam
1. Plato (428-348 sebelum masehi) membayangkan seorang pencipta yang
menciptakan dunia dari kehancuran, kemudian menciptakan dewa-dewa yang
lalu membuat manusia laki-laki. Wanita dan hewan timbul dari reinkarnasi jiwa
laki-laki. Makin cacad jiwa itu makin rendah reinkarnasinya.
2. Aristoteles (384-322 sebelum masehi) adalah seorang pengamat alam yang teliti
dan melihat banyak bukti mengenai desain dan tujuan. Dia mengatur semua
organisme di dalam suatu skala alam yang meliputi dari yang sederhana
sampai yang kompleks. Organisme yang ada dianggap tidak sempurna tetapi
bergerak kearah keadaan yang lebih baik.
3. George Louis Lecrec (1707-1788) mengatakan bahwa makhluk hidup berubah
setiap waktu (dari generasi ke generasi). Perubahan tersebut dapat disebabkan
oleh adanya organ tubuh yang tidak digunakan dan mengalami degenerasi.
Meskipun bufon menyatakan terjadi perubahan pada makhluk hidup namun dia
menolak pendapat bahwa suatu spesies dapat berevolusi menjadi spesies yang
lain.
4. Eramus Darwin (1731-1802) menyatakan bahwa kehidupan di bumi memiliki
asal usul yang sama dan respons fungsional diwariskan kepada keturunannya.
5. J.B. Lamarck bahwa makhluk hidup merupakan tingkat-tingkat perkembangan
kehidupan, sedang manusia berada di puncak perkembangan tersebut. Proses
perkembangan tersebut menurut Lamarck dipengaruhi oleh kebiasaan yang
akan menyebabkan perubahan struktur tubuh (anatomi) dan diwariskan kepada
keturunannya.
6. Baron George Cuvier (1797-1875) adalah peneliti fosil yang menyatakan bahwa
kepunahan spesies akan digantikan oleh spesies yang baru. Suksesi (perubahan)
fauna dari zaman ke zaman disebabkan oleh serangkaian bencana yang disusul
dengan penciptaan spesies.
7. Weismann (1834-1912) menyatakan bahwa evolusi terjadi karena adanya
seleksi alam terhadap faktor ngenetis. Variasi yang diwariskan dari induk
kepada anaknya bukan diperoleh dari lingkungannya tetapi dengan perubahan
diatur oleh faktor genetik atau gen. Weismann memotong ekor tikus sampai 20
generasi, tetapi anaknya tidak ada yang tidak berekor dan percobaan ini
menyanggah teori evolusi Lamarck.
B. Perjalanan Darwin dalam Penemuan Teori Evolusi

Penemuan Teori Evolusi Darwin - Charles Robert Darwin (1809-1882) yang dikenal
sebagai Bapak Teori Evolusi lahir di daerah Inggris bagian barat. Teori Evolusi Darwin
tidak muncul begitu saja, namun berdasarkan hasil perjalanannya dengan kapal Beagle ke
kepulauan Galapagos dan studi terhadap berbagai disiplin ilmu. Saat berlayar dari Inggris
menggunakan kapal HMS Beagle, Darwin berusia 22 tahun (bulan Desember 1831).
Tujuan utama pelayaran tersebut adalah untuk memetakan pesisir pantai Amerika Selatan
yang masih belum jelas. Pada saat awak kapal sibuk memetakan pesisir pantai, Darwin
turun ke pantai, mengamati, dan mengoleksi ratusan spesimen fauna dan flora Amerika
Selatan yang beraneka ragam dan endemik. Selain itu, saat kapal mengelilingi benua
Amerika, Darwin mengamati berbagai adaptasi tumbuhan dan hewan yang menempati
hutan Brazil, bentangan padang rumput di Argentina, daratan terpencil Tierra del Fuego
dekat Argentina dan pegunungan Andes.

Setelah mencatat flora


dan fauna di berbagai wilayah
Amerika Selatan, Darwin
menyimpulkan bahwa flora
dan fauna di Amerika Selatan
mempunyai karakteristik
khusus yang sangat berbeda
dengan flora dan fauna di
Eropa. Darwin juga
mengatakan bahwa flora dan
fauna di daerah beriklim
sedang mempunyai hubungan
yang lebih dekat dengan
spesies yang hidup di wilayah tropis benua tersebut, dibandingkan spesies di daerah
beriklim sedang di Eropa.

Fauna yang paling membingungkan Darwin ditemukan di Kepulauan Galapagos,


yaitu kepulauan yang berada di sebelah barat pesisir Amerika Selatan. Pada umumnya,
spesies fauna di Galapagos tidak ditemukan hidup di tempat lain, meskipun ada kesamaan
dengan hewan di Amerika Selatan. Setelah mengadakan pengamatan, diantaranya Darwin
menemukan 14 jenis burung finch di Galapagos. Meskipun jenis-jenis tersebut agak mirip,
namun terlihat sebagai spesies yang berbeda, yang menunjukkan hubungan dengan burung
Finch yang ada di Amerika Selatan.

Perbedaan utama burung finch, yaitu pada bentuk dan ukuran paruhnya yang
merupakan adaptasi terhadap makanan tertentu. Kelompok pertama burung Finch yang
hidup di tanah (Geospiza magnirostris) mempunyai paruh yang besar yang teradaptasi
untuk memecahkan biji, kelompok kedua finch (Camarhynchus pallidus) yang
menggunakan suatu duri kaktus atau ranting kecil sebagai alat untuk mengorek semut atau
serangga lainnya, dan kelompok ketiga adalah kelompok kecil finch (Camarhynchus
parvulus) yang menggunakan paruhnya untuk menangkap serangga.
C. Teori Evolusi Darwin, Adaptasi dan Seleksi Alam

Pada tahun 1836, Darwin kembali ke Inggris, menyusun catatan pengamatannya,


serta mencari penjelasan yang masuk akal mengenai keanekaragaman organisme dan
penyebarannya. Darwin mempelajari buku-buku ilmu pengetahuan, antara lain sebagai
berikut.
1. Thomas Robert Malthus (ahli ekonomi dan kependudukan) menyatakan bahwa
pertumbuhan penduduk cenderung melampui pertumbuhan persediaan makanan. Dalam
dia punya esai yang orisinal, Malthus menyuguhkan idenya dalam bentuk yang cukup
kaku. Dia bilang, penduduk cenderung tumbuh secara "deret ukur" (misalnya, dalam
lambang 1, 2, 4, 8, 16 dan seterusnya) sedangkan persediaan makanan cenderung
bertumbuh secara "deret hitung" (misalnya, dalam deret 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan seterusnya).
Dalam terbitan-terbitan belakangan, Malthus menekankan lagi tesisnya, tetapi tidak
sekaku semula, dengan hanya berkata bahwa penduduk cenderung bertumbuh secara tak
terbatas hingga mencapai batas persediaan makanan. Dari kedua bentuk uraian tesis itu,
Malthus berkesimpulan bahwa kuantitas manusia akan kejeblos ke dalam rawa-rawa
kemiskinan dan berada ditubir kelaparan. Dalam jangka panjang, tak ada kemajuan
teknologi yang dapat mengalihkan keadaan itu, karena kenaikan suplai makanan terbatas,
sedangkan "pertumbuhan penduduk tak terbatas, dan bumi tak mampu memprodusir
makanan buat menjaga eksistensi manusia."

2. Teori evolusi Sir Charles Lyell (1797-1875) Lyell merupakan ilmuwan dari
Skotlandia yang mengemukakan pendapatnya tentang evolusi dalam bukunya
Principles of Geology. Ia menyatakan bahwa permukaan bumi terbentuk melalui
proses bertahap dalam jangka waktu yang lama.

Dalam perkembangannya, individu tersebut akan mengalami perubahan-


perubahan secara berangsur-angsur dari generasi ke generasi yang mengarah pada
terbentuknya spesies baru, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan mati dan punah.
Ide Darwin tersebut dituangkan dalam bukunya yang berjudul On The Origin Spesies By
Means Of Natural Selection, yang berarti terjadinya spesies baru melalui proses seleksi
alam, dan The Preservation Of Favored Races In The Strunggla For Live yang berarti,
setiap individu harus berusaha mendapatkan kebutuhan untuk kelangsungan hidup. Dari
berbagai teori Darwin yang dijelaskan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan seperti
berikut.
1. Spesies yang ada sekarang berasal dari spesies yang hidup di masa lampau.
2. Evolusi yang terjadi melalui proses seleksi alam.
3. Proses evolusi dipengaruhi oleh lingkungan.

Perbandingan teori-teori evolusi

A. Perbandingan Teori Lamarck dengan Teori Darwin

Teori Evolusi Lamarck berisi dua gagasan utama, yaitu:


1. Gagasan use and disuse (digunakan dan tidak digunakan)bagian tubuh yang
digunakan secara intensif untuk menghadapi suatu lingkungan tertentu akan
menjadi besar dan kuat. Sementara itu, bagian tubuh yang jarang digunakan
akan mengalami kemunduran.
2. Sifat atau ciri-ciri dari lingkungan dapat diwariskan kepada keturunannya.
Contoh teori ini adalah evolusi pada jerapah
berleher panjang. Menurut Lamarck, nenek
moyang jerapah sebenarnya berleher pendek.
Jerapah yang berleher pendek menjulurkan
lehernya untuk mencapai makanannya pada daun-
daun cabang pohon yang tinggi. Oleh karena itu,
leher jerapah menjadi panjang. Sifat leher jerapah
yang panjang tersebut akan diwariskan pada
keturunannya. Dengan demikian, semua jerapah
berleher panjang.
Sebaliknya, menurut Darwin, evolusi terjadi melalui seleksi alam dengan adanya
adaptasi makhluk hidup. Darwin berpendapat bahwa nenek moyang jerapah terdiri atas
jerapah yang berleher panjang dan jerapah berleher pendek. Karena makanan jerapah
adalah daun-daunan di pohon yang tinggi, maka hanya jerapah berleher panjang yang dapat
menjangkaunya. Jerapah berleher pendek tidak dapat menjangkau daun-daun di pohon
yang tinggi tersebut sehingga kekurangan makanan dan akhirnya mati.

B. Perbandingan Teori Weismann dengan Teori Darwin

Sebenarnya, Weismann tidak menentang pandangan Darwin, tetapi lebih


menjelaskan pandangan Darwin mengenai seleksi alam. Weismann berpendapat bahwa
perubahan sel tubuh karena pengaruh lingkungan tidak akan diwariskan kepada
keturunannya. Evolusi menyangkut bagaimana pewarisan gen-gen melalui sel-sel kelamin,
artinya evolusi adalah gejala seleksi alam terhadap faktor-faktor genetika.

Sifat leher panjang atau pendek jerapah dikendalikan oleh gen. Gen untuk leher panjang
bersifat dominan. Sedangkan, gen untuk leher pendek adalah resesif. Karena jerapah
berleher pendek tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan, maka jerapah ini akan
punah.

C. Perbandingan Teori Lamarck dengan Teori Weismann

Lamarck berpendapat bahwa makhluk hidup beradaptasi terhadap lingkungannya


melalui perubahan pada organ tubuhnya. Kemudian, sifat atau fungsi organ tersebut
diwariskan kepada keturunannya. Menurut Lamarck, nenek moyang menjangan tidak
bertanduk. Namun, dikarenakan sering mengadu kepala, maka tanduk tumbuh di kepala
menjangan. Teori Lamarck ditentang oleh Weismann. Weismann berpendapat bahwa
perubahan sel-sel tubuh akibat pengaruh lingkungan tidak diwariskan pada keturunannya.
Weismann membuktikan teorinya dengan mengawinkan dua ekor tikus yang masing-
masing ekornya telah dipotong. Kemudian, anak-anak yang sudah dewasa dipotong
ekornya dan dikawinkan dengan sesamanya. Hasilnya tetap anak-anak tikus yang berekor.
Percobaan ini dilakukan hingga 21 generasi tikus dan hasilnya tetap sama.

Fenomena Fenomena Berkaitan dengan Teori Evolusi

Berikut ini beberapa contoh fenomena Evolusi :


1. Pengaruh lingkungan terhadap gen, hal ini terjadi melalui proses mutasi.
2. Adaptasi dan seleksi
Perubahan organisme adaftif dengan kondisi lingkungan akan menyebabkan
terjadinya kepunahan pada organisme tersebut, sedangkan yang adaftif akan
lestari. Contoh dari hal tersebut adalah populasi kupu biston betularia di inggris.
3. Seleksi alam berdasarka resistensi
Penggunaan antibiotik yang tidak dapat tepat dosis dapat menyebabkan resistensi pada
bakteri. Contohnya adalah munculnya resisten bakteri terhadap pestisida.
4. Seleksi buatan
Proses ini biasa dilakukan terhadap hewan atau tanaman budidaya melalui proses
hibridisasi dan seleksi, misalnya munculnya varietas kedelai muria pada IR 36.

Petunjuk Adanya Evolusi

1. FOSIL
Palaentologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang fosil. Fosil adalah sisa-
sisa makhluk hidup yang telah membatu. Sisa-sisa tersebut dapat berupa tulang,
cangkang, gigi, jejak kaki, maupun bagian-bagian yang lain. Contoh-contoh fosil yang
pernah ditemukan dapat Anda lihat pada Gambar di bawah ini!

Fosil ikan Fosil Bakteri

Fosil-fosil di atas dipelajari oleh para ilmuwan untuk dikaitkan dengan sejarah evolusi
makhluk hidup. Jadi, fosil adalah bukti terjadinya evolusi makhluk hidup. Beberapa
tokoh yang mempelajari tentang fosil adalah sebagai berikut:
a. Leonardo da Vinci (1452-1519)
Da Vinci adalah seorang pelukis terkenal berkebangsaan Italia. Ia berpendapat
bahwa fosil merupakan bukti dari adanya makhluk hidup dan kehidupan di masa
lampau.
b. George Cuvier (1769-1832)
Cuvier adalah seorang ahli anatomi dari Perancis, yang mempunyai gagasan
bahwa makhluk hidup diciptakan khusus pada setiap zaman dan pada setiap zaman
tersebut diakhiri dengan makhluk hidup yang berbeda dengan makhluk hidup pada
lapisan bumi sebelumnya.
c. Charles Darwin
Darwin berpendapat bahwa makhluk hidup yang terdapat pada lapisan bumi
yang tua akan mengadakan perubahan bentuk yang disesuaikan dengan lapisan bumi
yang lebih muda sehingga pada lapisan bumi lebih muda ditemukan fosil yang
berbeda dengan lapisan bumi yang lebih tua.
Penemuan berbagai macam fosil biasanya berupa bagian-bagian tubuh tertentu
saja dan jarang ditemukan dalam keadaan yang utuh. Hal itu disebabkan oleh faktor-
faktor berikut.
a. Bagian tubuh yang menyusun organisme lunak sehingga mudah hancur dan
jarang menjadi fosil.
b. Terjadinya lipatan batuan bumi atau patahan bumi.
c. Adanya pengaruh air, angin, dan bakteri.

2. ANATOMI PERBANDINGAN
Jika Anda membandingkan hewan mamalia satu dengan yang lain, mungkin
Anda akan berpikir, bahwa bagian-bagian tertentu pada tubuh setiap spesimen disusun
menurut pola dasar yang sama dan struktur yang sama, menurut pola dasar yang sama
pula. Dapat kita katakan bahwa hanya ada satu cara terbaik dalam menyusun organ
tersebut dan cara itulah yang digunakan oleh Sang Pencipta, Tuhan Yang Maha Esa.
Organ-organ fungsional pada makhluk hidup dapat dibedakan menjadi dua yaitu
sebagai berikut.

a. Homologi
Homologi adalah dua organ yang mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda,
tetapi kedua organ tersebut memiliki bentuk dasar yang sama. Perbandingan organ-
organ secara homologi dapat Anda lihat pada Gambar di bawah ini:

b. Analogi
Analogi adalah dua organ yang mempunyai bentuk dasar yang berbeda, tetapi
akibat peristiwa evolusi konvergen menjadikan organ tersebut mempunyai fungsi
yang sama. Agar lebih jelas dapat Anda lihat pada Gambar dibawah ini:
3. EMBRIOLOGI PERBANDINGAN
Embrio hewan-hewan dan manusia menunjukkan kecenderungan yang hampir
sama. Perhatikan Gambar berikut!

Perbandingan berbagai macam


embrio vertebrata.
Keterangan:
1. Ikan
2. Salamander
3. Kura-kura darat
4. Ayam
5. Kelinci
6. Manusia

a) Sifat-sifat umum muncul sebelum sifat-sifat yang khusus.


b) Perkembangan juga dimulai dari yang umum, kemudian baru menuju
perkembangan yang khusus.
c) Bentuk embrio dari berbagai makhluk hidup hampir serupa, tetapi padantahap
dewasa menunjukkan perbedaan yang nyata.

4. FISIOLOGI PERBANDINGAN
Jika ditinjau dari segi fisiologi, ternyata dapat ditemukan adanya kesamaan pada
beberapa jenis organisme yang berbeda. contohnya paus dengan burung merupakan
hewan yang berbeda, baik bentuk maupun habitatnya, tetapi keduanya memiliki
kesamaan cara bernapas dengan menggunakan paru-paru. Kemiripan-kemiripan yang
ada memperkuat dugaan adanya kekerabatan di antara makhluk hidup.

5. BIOKIMIA PERBANDINGAN
Jika dianalisi secara kimia tubuh beberapa makhluk hidup menunjukkan adanya
kesamaan. Contohnya kandungan zat kimia alkaloid pada tumbuhan, kandungan ion
dalam darah, kandungan protein, dan reaksi antigen dengan antibodinya pada hewan.
Organisme yang menunjukkan adanya kesamaan tersebut, memiliki hubungan
kekerabatan yang dekat.

6. PETUNJUK DARI ALAT TUBUH YANG TERSISA (VESTIGIAL)


Pada morfologi beberapa hewan vertebrata dan manusia dapat ditemukan
adanya struktur vestigial, yaitu suatu bentuk anatomi yang berkembang dan berfungsi
sempurna dan akan tereduksi. Alat-alat tubuh yang tersisa ini dianggap sebagai suatu
perjalanan dari evolusi makhluk hidup tersebut. Struktur vestigial antara lain:
a) umbai cacing, tulang ekor, buah dada pada pria
b) sisa-sisa kaki pada ular
c) sisa sayap pada burung yang tidak berfungsi untuk terbang seperti
burung pinguin, kasuari, dan burung onta.

7. PERISTIWA DOMESTIKASI
Domestikasi adalah usaha manusia untuk mengubah atau menjadikan hewan
dan tumbuhan liar menjadi hewan dan tumbuhan budidaya. Pengubahan ini meliputi
habitat, jenis makanan, atau perilakunya. Hewan-hewan yang dipelihara orang saat ini
merupakan hewan yang telah berubah sifat aslinya melalui proses domestikasi,
misalnya anjing, kucing, atau ayam. Pada umumnya usaha domestikasi disertai
dengan seleksi alamdan perkawinan silang, sehingga memungkinkan terbentuknya
spesies baru. Dengan kata lain, domestikasi akan mempercepat terjadinya evolusi.

Mekanisme Evolusi

Evolusi terjadi melalui seleksi alam terhadap variasi -variasi sifat individu dalam
suatu populasi. Variasi yang terbentuk dalam suatu populasi disebabkan oleh
rekombinasi gen pada perkawinan secara generatif dan mutasi gen.

A. Mutasi Gen
Mutasi gen adalah perubahan kimia gen (DNA) yang dapat menyebabkan terjadinya
perubahan sifat suatu organisme yang bersifat menurun. Mutasi dapat terjadi dengan
adanya pengaruh luar dan tanpa pengaruh faktor luar. Mutasi yang terjadi tanpa pengaruh
faktor luar mempunyai dua sifat, yaitu sangat jarang terjadi, dan umumnya tidak
menguntungkan.

Umumnya, mutasi jarang terjadi dan tidak


menguntungkan. Mutasi merupakan mekanisme
evolusi yang penting dan dapat membentuk spesies
baru. Untuk mengetahui hal ini, perlu angka laju
mutasi, yaitu angka yang menunjukkan jumlah gen
yang mutasi dari seluruh gamet yang dihasilkan oleh
suatu individu dari suatu spesies.

Angka laju mutasi suatu spesies umumnya sangat rendah karena faktor-faktor yang
menyebabkan mutasi tidak dapat diramalkan secara pasti. Angka laju mutasi berkisar
antara satu gen di antara dua ribu sampai jutaan gamet, atau rata-rata 1 : 100.000, artinya
dalam setiap 100.000 gamet terdapat satu gen yang mampu bermutasi. Jadi, angka laju
mutasi sangat kecil, tetapi merupakan mekanisme yang penting, karena:
a) setiap gamet mengandung beribu-ribu gen;
b) setiap individu menghasilkan ribuan sampai jutaan gamet dalam satu generasi
c) jumlah generasi suatu spesies selama spesies itu ada banyak sekali.
Angka laju mutasi yang menguntungkan lebih kecil dari pada angka laju mutasi yang
merugikan, yaitu perbandingan antara 1 dan 1.000, artinya dari 1.000 mutasi yang terjadi,
satu di antaranya mutasi yang menguntungkan. Walaupun mutasi yang menguntungkan
ini kecil, karena jumlah generasi selama spesies itu ada sangat besar, maka jumlah mutasi
yang menguntungkan besar pula. Hasilnya, seperti pada contoh soal berikut:
1) angka laju mutasi per gen adalah 1 : 100.000
2) jumlah gen dalam individu yang mampu bermutasi adalah 1.000
3) perbandingan antara mutasi menguntungkan dengan mutasi yang terjadi adalah 1
: 1.000
4) jumlah populasi spesies adalah 300.000.000
5) jumlah generasi selama spesies itu ada adalah 6.000

Berapa hasil mutasi yang menguntungkan selama spesies itu ada?


Jawab:
Jumlah mutasi yang menguntungkan yang mungkin terjadi pada setiap individu:
1/100.000 1.000 1/1.000 =1/100.000.
Dalam setiap generasi akan terjadi mutasi gen yang menguntungkan 1/100.000
300.000.000 = 3.000.
Selama spesies itu ada, yaitu 6.000 generasi, mutasi yang menguntungkan
adalah 3.000 6.000 = 18.000.000.
Jadi, jelas bahwa mutasi yang menguntungkan selama periode evolusi tertentu cukup
besar. Sehingga, kemungkinan dihasilkannya spesies yang adaptif menjadi besar pula.
Yang termasuk mutasi yang menguntungkan adalah dihasilkannya spesies yang
adaptif dan memiliki vitalitas dan viabilitas tinggi. Sedangkan, mutasi yang merugikan
adalah dihasilkannya gen letal yang menimbulkan mutasi letal. Dihasilkan keturunan
yang mempunyai viabilitas dan fertilitasnya rendah dan keturunan yang tidak adaptif.
Gen-gen mutan yang merugikan, umumnya bersifat resesif sehingga peristiwa
mutasi hanya akan tampak apabila dalam keadaan heterozigot. Hal ini menunjukkan
bahwa seleksi alam hanya bekerja terhadap individu homozigot.

B. Hukum Hardy-Weinberg
Hukum Hardy-Weinberg menegaskan bahwa frekuensi alel dan genetik dalam
suatu populasi (gene pool) selalu konstan dari generasi ke generasi dengan kondisi
tertentu. Hal ini, dikemukakan oleh Godfrey Harold Hardy (ahli matematika dari
Inggris) dan Wilhelm Weinberg (dokter dari Jerman). Kondisi yang dimaksud oleh
Hukum Hardy-Weinberg adalah:
1) Ukuran populasi harus besar
Pada populasi yang kecil, aliran genetik (genetic drift) merupakan kesempatan
fluktuasi dalam gene pool dan dapat mengubah frekuensi alel. Jadi, ukuran
populasi harus besar agar frekuensi alel dalam gene pool selalu konstan.
2) Ada isolasi dari populasi lain (tidak ada imigrasi dan emigrasi) Arus gen (gene
flow) merupakan transfer alel antarpopulasi yang berhubungan dengan
perpindahan individu atau gamet yang dapat merubah gene pool.
3) Tidak terjadi mutasi
Perubahan satu alel menjadi alel lainnya, mengakibatkan mutasi, hal ini dapat
mengubah gene pool.
4) Perkawinan acak (random)
Jika individu-individu memilih pasangannya dengan sifatsifat tertentu (yang
diturunkan), maka pencampuran secara acak gamet-gamet seperti yang
diharapkan pada keseimbangan Hardy-Weinberg tidak dapat terjadi.
5) Tidak terjadi seleksi alam
Keberhasilan mempertahankan hidup dan reproduksi dapat mengubah gene
pool karena mendukung adanya perpindahan beberapa alel dengan
mengorbankan alel lainnya. Formulasi hukum Hardy-Weinberg dapat
dijelaskan berikut ini.
Pada suatu lokus, gen hanya mempunyai dua alel dalam satu populasi. Apabila gen
A = p, dan gen a = q, maka secara matematis menurut hukum Hardy - Weinberg
hasil perkawinan Aa Aa = F2 dapat dituliskan sebagai berikut:
Aa Aa masing-masing membuat gamet A dan a, akan menghasilkan frekuensi
genotip anak sebagai berikut:
(1/2 A+1/2a)(1/2A+1/2a)=1/4AA+1/2Aa+1/4aa
Apabila A diganti p dan a diganti q, maka:
( A + A) ( A + A)
= ( p + q) ( p + q)
= ( p2 + pq + q2)
= p2 + 2pq + q2
Jadi, resiko genotip = p2 : pq : q2 = 1 : 2 : 1 karena A + a = 1, maka p + q = 1, dan
p2 + 1pq + q2 = 1.

Diagram persilangan dapat disusun sebagai berikut:

p2 : tanaman homozigot dominan


pq : tanaman heterozigot
q2 : tanaman homozigot resesif

Cara mencari frekuensi gen


Jika dalam suatu populasi diketahui frekuensi genotipnya, maka frekuensi gennya
dapat dicari.

Contohnya, frekuensi genotip aa dalam suatu populasi 0,25. Tentukan frekuensi gen
A : a serta frekuensi genotip AA, Aa, dan aa.
Jawab:

Penerapan hukum Hardy-Weinberg untuk menghitung frekuensi gen dalam populasi


sebagai berikut:
1. Dalam suatu populasi terdapat kelompok perasa pahit kertas PTC (phenil
thiocarbamide) sebesar 64%, sedangkan yang lainnya bukan perasa PTC. Bukan
perasa PTC dikendalikan oleh gen t dan perasa PTC dikendalikan oleh gen T.
Tentukan frekuensi gen dan genotip populasi orang PTC dan non PTC
Jawab:
Jumlah PTC dan non-PTC = 100%
orang PTC (genotip TT atau Tt) = 64%
Frekuensi orang tidak perasa PTC (bergenotip tt = q2) = 100% 64% = 36%
q2 = 36% = 0,36 maka frekuensi gen t = q = 0,36 = 0,6
T + t = 1, maka
frekuensi T = 1 0,6 = 0,4
frekuensi T : t = 0,4 : 0,6
frekuensi gentotip TT : Tt : tt
= (T + t) (T + t)
= (0,4 T + 0,6 t) (0,4 T + 0,6 t)
= 0,16 TT + 2(0,24 Tt) + 0,36 tt
= 0,16 TT + 0,48 Tt + 0,36 tt
Jadi, frekuensi genotip TT : Tt : tt = 16 : 48 : 36 = 4 : 12 : 9
Untuk mencari frekuensi gen, coba kamu cari dahulu frekuensi individu yang
bergenotip homozigot resesif, sebab genotif dominan bisa bergenotip TT atau Tt.

2. Diketahui frekuensi orang albino pada suatu masyarakat adalah 25 di antara


10.000 orang. Berapa persentase orang pembawa sifat albino yang heterozigot?
Jawab:
Orang albino aa (q2)
q2 = 25/10.000 = 0,0025
q = 0,0025
= 0,05
p+q=1
p + 0,05 = 1 p = 1 0,05 = 0,95
Orang pembawa sifat albino dinotasikan dengan 2 pq
= 2(0,95 0,05)
= 0,0475
= 0,0475 100%
= 4,75%

C. Perubahan Kesetimbangan Frekuensi Alel dan Genotipe Dalam Populasi

Saat ini, telah diketahui beberapa faktor penting yang menyebabkan perubahan
keseimbangan genetik di dalam suatu populasi. Faktor-fakor tersebut, antara lain:
hanyutan genetik (genetic drift), aliran gen (gene flow), mutasi, perkawinan yang
tidak acak, dan seleksi alam.

1. Hanyutan Genetik (Genetic Drift)


Genetic drift merupakan perubahan dalam kumpulan gen dari suatu populasi
kecil akibat kejadian acak. Kejadian acak bisa berupa bencana alam seperti gempa
bumi, banjir, dan kebakaran, yang dapat membunuh seluruh anggota populasi dan
mengurangi ukuran suatu populasi secara drastis. Akibatnya, susunan genetik
populasi kecil yang selamat dari bencana itu tidak mungkin lagi berupa
perwakilan susunan populasi semula. Secara kebetulan, alel-alel tertentu akan
berjumlah lebih banyak, sebagain alel akan berjumlah sedikit, dan beberapa alel
kemungkinan akan hilang sama sekali. Kondisi seperti itu dikenal dengan efek
leher botol (bottleneck effect)
2. Aliran Gen (Gene Flow)
Gene flow adalah pertukaran genetik akibat migrasi individu yang subur atau
perpindahan gamet antar populasi. Contohnya pada suatu populasi bunga liar
yang semuanya berbunga warna putih (aa). Angin badai mungkin meniup serbuk
sari dari populasi aa ke populasi bunga liar lainnya sehingga terjadi perubahan
frekuensi alel pada generasi berikutnya.
3. Perkawinan yang tidak acak
Dalam kenyataannya, suatu individu lebih sering kawin dengan tetangga
dekatnya dibandingkan dengan anggota populasi yang berjauhan, terutama terjadi
pada spesies yang tidak mampu menyebar jauh. Perkawinan antar pasangan yang
masih dekat hubungan kekerabatannya (inbreeding) lebih sering terjadi sehingga
bisa dikatakan bahwa telah terjadi perkawinan yang kurang acak. Pada tumbuhan,
bahkan sering terjadi fertilisasi sendiri (selfing) yang cenderung akan
meningkatkan frekuensi genotipe yang homozigot. Perkawinan tidak acak
lainnya adalah perkawinan berdasarkan pilihan (assortative mating). Perkawinan
tersebut terjadi ketika individu memilih pasangan yang memiliki fenotipe tertentu
yang sama dengan dirinya. Contohnya kodok (bufo bufo) lebih sering kawin
dengan kodok yang memiliki ukuran tubuh yang sama. Bahkan pada manusia
pun, sering terjadi hal yang serupa, misalnya laki-laki tinggi mencari pasangan
hidup wanita yang tinggi atau wanita yang memiliki IQ tinggi cenderung akan
mencari suami yang memiliki IQ tinggi pula.
4. Seleksi alam
Seleksi alam menyangkut keberhasilan yang berbeda dalam bereproduksi.
Contohnya dalam suatu populasi, bunga liar berwarna merah (AA dan Aa) dapat
menghasilkan keturunan lebih banyak dibandingkan bunga liar berwarna putih
(aa). Hal ini disebabkan bunga liar berwarna putih lebih mudah terlihat predator.

D. Terbentuknya Spesies Baru (Spesiasi)

Terbentuknya spesies baru dalam suatu populasi diawali dengan adanya


perubahan faktor dalam (instrinsik) akibat dari tekanan faktor luar (ekstrinsik).
Faktor luar berkaitan dengan keadaan lingkungan. Sementara itu, faktor instrinsik
berkaitan dengan gen. Perubahan faktor instrinsik dari generasi ke generasi dapat
mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk, kebiasaan, dan sifat suatu jenis yang
berbeda sari aslinya sehingga akan muncul jenis baru.
Individu-individu dalam suatu populasi pada awalnya dapat mengadakan
perkawinan sehingga dapat berkembang biak. Namun, individu-individu tersebut
terpisah pada tempat yang berlainan dan letaknya berjauhan sehingga masing-
masing individu tersebut akan menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang baru.
Ditempat yang baru, organisme yang terpisah akan mengalami perubahan alat- cara
, dan waktu bereproduksi. Jika suatu saat hasil keturunan individu-individu yang
telah lama terpisah tersebut disatukan kembali, tidak akan dapat bereproduksi seperti
semula (terjadi isolasi reproduksi).
Penyebab terjadinya isolasi reproduksi, antara lain sebagai berikut :
a. Isolasi ekogeografi
Bila dua populasi terpisah oleh hambatan fisik sehingga sulit untuk
berhubungan, maka masing-masing populasi akan berkembang menyesuaikan
diri dengan lingkungannya. Pada suatu ketika keturunannya akan berbeda, sebab
masing-masing telah mengalami perubahan genetik karena pengaruh
lingkungan. Bila suatu ketika dua populasi tersebut berada pada satu
lingkungan, tidak akan mampu mengadakan hibridisasi, karena masing-masing
tidak mampu menyesuaikan diri pada lingkungan yang baru.
Contohnya, tanaman Platanus occidentalis dan Platanus orientalis.
Kedua populasi tidak dapat mengadakan penyerbukan secara alami, apabila
dilakukan penyerbukan buatan dan menghasilkan keturunan ternyata fertil.
b. Isolasi Habitat
Isolasi habitat, yaitu isolasi reproduksi yang terjadi akibat dua populasi
simpatrik memiliki habitat berbeda. Contohnya, katak jenis Bufo fowleri
habitatnya di air tenang dan Bufo americanus habitatnya di kubangan-kubangan
air hujan. Apabila dua populasi tempat tinggalnya dicampur, masing-masing
jenis akan lebih banyak kawin dengan sesama jenisnya dibanding perkawinan
lain jenis. Apabila terjadi perkawinan lain jenis, ternyata keturunan yang
dihasilkannya steril.
c. Isolasi iklim atau musim
Isolasi iklim, yaitu isolasi reproduksi yang terjadi apabila dua spesies
simpatrik memiliki masa pemasakan kelamin pada musim yang berbeda.
Sebagai contoh, Pinus radiata dan Pinus muricata yang banyak hidup di
beberapa daerah di Amerika Serikat sebagai populasi simpatrik secara alami
tidak pernah melakukan hibridisasi. Hal yang sama juga terjadi pada populasi
simpatrik katak jenis Rana. Walaupun hidup pada daerah yang sama, tetapi tidak
terjadi perkawinan atau hibridisasi lain spesies.
d. Isolasi perilaku
Isolasi perilaku, yaitu isolasi reproduksi yang terjadi apabila dua spesies
simpatrik mempunyai pola tingkah laku kawin berbeda. Contohnya pada
beberapa jenis serangga, jika musim kawin tiba serangga jantan akan
mengeluarkan bunyi yang khas yang hanya dimengerti oleh serangga betina
dalam populasi yang sama.
e. Isolasi mekanik
Isolasi mekanik terjadi pada dua spesies simpatrik yang tidak dapat
melakukan perkawinan karena bentuk dan ukuran alat kelaminnya tidak sesuai
atau tidak cocok, contohnya bunga Salvia apiana dan Salvia mellifera. Lebah
membawa serbuk sari bunga Salvia apiana tidak dapat masuk untuk menyerbuki
putik bunga Salvia mellifera. Contoh lainnya adalah anjing jantan ras pudel yang
bertubuh kecil dan berkaki pendek tidak dapat mengawini anjing betina ras
chow-chow yang besar.

C. LATIHAN SOAL
1. Bagaimana bunyi hukum Hardy-Weinberg ?
2. Sebutkan enam faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan frekuensi gen pada
populasi!
3. Apa yang dimaksud dengan :
a. Fosil
b. Bottleneck effect
4. Bagaimana teori seleksi alam yang dikemukakan oleh Darwin?
5. Jelaskan perbedaan antara ontogeni dengan filogeni!

D. DAFTAR PUSTAKA

Wisnuaditya. 2009. Teori tentang Evolusi serta implikasinya bagi salingtemas


(online)http://wisnuaditya37.blogspot.co.id/2009/08/teori-tentang-evolusi-
serta.html diakses pada tanggal 23 Juni 2016
Plengdut. 2012. Petunjuk-Petunjuk Adanya Evolusi (online)
https://www.plengdut.com/petunjuk-petunjuk-adanya-evolusi/896 diakses pada
tanggal 25 Juni 2016
Talago, ingiak. 2013. Perbandingan Teori Evolusi Lamarck Weismann dan
Darwin (online)http://www.cpuik.com/2013/04/perbandingan-teori-evolusi-
lamarck.html diakses 25 Juni 2016

Anda mungkin juga menyukai