Anda di halaman 1dari 25

BAHAN AJAR

EVOLUSI
BIOLOGI SMA KELAS XII
TITIS MELIA SANINI
KOMPETENSI DASAR
Menganalisis tentang teori evolusi dan seleksi alam dengan pandangan
3.9. baru mengenai pembentukan spesies baru di bumi berdasarkan studi
literatur.

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

3.9.1. Memahami teori evolusi Darwin dan Teori Evolusi Lammarck

3.9.2. Menjelaskan perbedaan antara teori evolusi Darwin dengan teori evolusi
Lammarck

3.9.3. Mengaitkan hubungan antara variasi dengan proses mutasi dan kompetisi
serta adaptasi.

3.9.4. Mengaitkan terjadinya variasi makhluk hidup sebagai dasar terjadinya


proses evolusi

3.9.5. Menyimpulkan hasil kajian tentang teori evolusi.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan mampu


memahami teori evolusi Darwin dan Lammarck beserta perbedaannya, dapat
menjelaskan mekanisme evolusi, mampu mengaitkan hubungan antara isolasi
geografis dengan evolusi, dan dapat menghubungkan hukum hardy weinberg serta
radiasi adapatif terhadap mekanisme evolusi.
PETA KONSEP
EVOLUSI
A. PENGERTIAN EVOLUSI
Evolusi adalah perubahan perlahan-lahan yang sangat lama. Waktu proses evolusi sangat
lama, ratusan, ribuan, hingga jutaan tahun. Berdasarkan objek yang mengalaminya, evolusi dapat
dibedakan menjadi evolusi kosmik (evolusi Universe) dan evolusi organik (evolusi makhluk hidup).
Evolusi kosmik merupakan perubahan yang terjadi pada lingkungan yang tidak hidup
(abiotik). Contoh evolusi kosmik, yaitu bentuk dan keadaan suatu daerah beberapa ratus atau ribu
tahun yang lalu yang diyakini telah banyak mengalami perubahan jika dibandingkan dengan
keadaan sekarang. Sementara itu, evolusi organik merupakan perubahan yang terjadi pada makhluk
hidup dari generasi ke generasi selanjutnya, contohnya perubahan yang terjadi pada ular yang
dahulu diyakini berkaki, tetapi saat ini tidak memiliki kaki. Namun saat ini ular piton masih
memiliki struktur berupa benjolan kuku. Evolusi yang terjadi pada makhluk hidup Inilah yang
disebut dengan evolusi biologi. Evolusi Biologi merupakan ilmu yang mempelajari sejarah asal
mula makhluk hidup di bumi dan ada keterkaitan secara genetik antara jenis makhluk hidup yang
satu dengan yang lainnya.
Evolusi biologi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu mikroevolusi dan
makroevolusi (evolusi transpesifik). Mikroevolusi adalah perubahan secara perlahan-lahan pada
tingkat gen dari generasi ke generasi berikutnya yang dapat menimbulkan perubahan fenotipe
organisme dalam suatu populasi. Sementara itu, makroevolusi adalah perubahan secara perlahan-
lahan dan bertahap yang menyebabkan terbentuknya suatu kelompok baru dalam taksonomi,
misalnya spesies baru, genus baru, famili baru, ordo Baru, divisi atau filum baru, bahkan Kingdom
baru.
Berdasarkan akibat yang ditimbulkan, evolusi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
evolusi progresif dan evolusi regresif. Evolusi progresif adalah evolusi yang mengarah pada
kemungkinan terbentuknya suatu spesies baru yang dapat bertahan hidup dan berkelanjutan,
contohnya evolusi manusia. Manusia yang hidup sekarang ini ini diduga berasal dari manusia
sebelumnya yang memiliki fenotipe yang jauh berbeda atau dapat dikatakan berbeda spesies.
Sementara itu, evolusi regresif adalah evolusi yang mengarah pada kemungkinan terbentuknya
spesies baru yang tidak dapat bertahan hidup dan akhirnya menuju kepunahan, contohnya evolusi
dinosaurus. Dinosaurus saat ini tidak dapat kita temukan lagi di muka bumi, tetapi hewan tersebut
diyakini pernah ada berdasarkan temuan fosil.
Berdasarkan jumlah spesies yang berevolusi dan yang dihasilkan, evolusi dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu evolusi divergensi dan evolusi konvergensi. Evolusi divergensi
merupakan evolusi yang diawali dari satu spesies kemudian menghasilkan banyak spesies baru,
contohnya evolusi burung finch di Kepulauan Galapagos. Pada awalnya, hanya ada satu spesies
burung finch pemakan biji, kemudian terbentuklah bermacam-macam spesies burung finch dengan
bentuk paruh yang berbeda sesuai dengan jenis makanannya. Sementara itu, evolusi konvergensi
merupakan evolusi yang diawali dari beberapa macam spesies kemudian mengalami penyusutan
jumlah macam spesies, contohnya evolusi reptil. Para peneliti meyakini bahwa dahulu terdapat jauh
lebih banyak spesies reptil dibandingkan sekarang.

Gambar variasi bentuk paruh burung Finch di Kepulauan Galapagos.


B. TEORI EVOLUSI
B.1. Darwin
a. Perjalanan Darwin dalam Penemuan Teori Evolusi
Darwin adalah seorang peminat ilmu alam dari inggris. teori eolusi Darwin tidak
muncul begitu saja namun berdasarkan hasil perjalanannya dengan kapal beagle ke
kepulauan Galapagos dan studi terhadap berbagai disiplin ilmu.
Pada tahun 1831, ia mengikuti pelayaran HMS beagle untuk memeta'kan jalur
pelayaran.saat berlayar dari Inggris menggunakan kapal HMS beagle. Darwin berusia 22
tahun (Bulan Desember 1831). tujuan utama pelayaran tersebut adalah untuk memetakan
pesisir pantai Amerika selatan yang masih belum jelas. selama pelayaran ini darwin banyak
mengumpulkan fosil,batuan dan mengamati berbagai makluk hidup yang ia jumpai. Pada
saat awak kapal sibuk memetakan pesisir pantai. Darwin turun ke pantai mengamati dan
mengoleksi ratusan spesimen fauna dan flora Amerika selatan yang beraneka ragam dan
endemik. selain itu saat kapal mengelilingi benua Amerika Darwin mengamati berbagai
adaptasi tumbuhan dan hewan yang menempati hutan Brazil bentangan padang rumput di
Argentina daratan terpencil tierra del Buego dekat Argentina dan pegunungan Andes.

Gambar jalur pelayaran Darwin dengan HMS Beagle.


Setelah mencatat flora dan fauna di berbagai wilayah amerika selatan Darwin
menyimpulkan bahwa flora dan fauna di amerika selatan mempunyai karakteristik khusus
yang sangat berbeeda dengan flora dan fauna di eropa. Darwin juga mengatakan bahwa
flora dan fauna di daerah beriklim sedang mempunyai hubungan yang lebih dekat degan
species yang hidup di wilayah tropis benua tersebut,dibandingkan species di daerah
beriklim sedang di eropa. Fauna yang paling membingungkan darwin ditemukan di
kepulauan galapagos yaitu kepulauan yang berada di sebelah barat pesisir amerika selatan.
Pada umumnya spesies fauna di Galapagos tidak ditemukan hidup di tempat lain, meskipun
ada kesamaan dengan hewan di Amerika Selatan. Setelah mengadakan pengamatan,
diantaranya Darwin menemukan 14 jenis burung finch di Galapagos. Meskipun jenisjenis
tersebut agak mirip, namun terlihat sebagai spesies yang berbeda, yang menunjukkan
hubungan dengan burung Finch yang ada di Amerika Selatan.
Perbedaan utama burung finch, yaitu pada bentuk dan ukuran paruhnya yang
merupakan adaptasi terhadap makanan tertentu. Kelompok pertama burung Finch yang
hidup di tanah (Geospiza magnirostris) mempunyai paruh yang besar yang teradaptasi
untuk memecahkan biji, kelompok kedua finch (Camarhynchus pallidus) yang
menggunakan suatu duri kaktus atau ranting kecil sebagai alat untuk mengorek semut atau
serangga lainnya, dan kelompok ketiga adalah kelompok kecil finch (Camarhynchus
parvulus) yang menggunakan paruhnya.
Setelah kembali ke inggris, Darwin kembali memikirkan ide-idenya tentang
evolusi. Satu hal yang mengganggunya adalah evolusi seharusnya terjadi dalam waktu
yang lama, ratusan ribu hingga jutaan tahun. Padahal pendapat yang populer di kalangan
ahli geologi saat itu adalah bumi ini baru berusiia 6000 tahun. Darwin menemukan
jawabannya dalam buku karangan Charles Lyell, Principles of Geology. Setelah
mempelajari buku tersebut, Darwin berkesimpulan bahwa:
1) deretan fosil yang terdapat di batuan muda berbeda dengan fosil pada batuan yang
lebih tua.
2) perbedaan itu disebabkan adanya perubahan secara perlahan-lahan.
Darwin juga mempelajari buku mengenai hubungan ekonomi dan penduduk dunia
di antaranya buku karangan Thomas R. Malthus (1766-1834) yang berjudul An Essay on
The Principle of Population, dimana Malthus berpendapat bahwa kenaikan jumlah
penduduk cenderung lebih cepat daripada kenaikan produksi pangan. Oleh karena itu,
timbul masalah bagi manusia dalam menyelamatkan diri dari bahaya kelaparan.
Sebelum Darwin mempublikasikan idenya tentang evolusi secara luas, ia menerima
karangan ilmiah dari Alfred Robert Wallace (1823-1913) yang melakukan penelitian di
malaya. Tulisan Wallace tersebut sesuai bengan buah pikiran Darwin sehingga mereka
memutuskan untuk menerbitkan tulisan mereka bersama-sama pada tahun 1858. Buku
Darwin, The Original of Species, diterbitkan setahun setelah itu.
Setelah melalui pengamatan dan kajian yang mendalam, akhirnya darwin
mengemukakan teori evolusinya dalam bukunya yang berjudul On The Origin of Species
by Means of Natural Selection atau asal mula spesies yang terjadi melalui seleksi alam.
Buku ini diterbitkan pada tanggal 24 November 1859.Buku darwin tersebut mengandung
dua teori utama. Pertama, spesies-spesies yang hidup sekarang ini berasal dari spesies-
spesies yang hidup di masa lalu. Kedua, seleksi alam merupakan penyebab evolusi adaptif.
Dua teori utama darwin tersebut merupakan hasil observasi darwin sebagai berikut.
• Observasi Ke-1. setiap spesies memunyai kemampuan fertilisasi yang besar
sehingga ukuran populasi akan meningkat secara eksponensial bila setip individu
yang dilahirkan berhasil melakukan reproduksi
• Observasi Ke-2. ukuran populasi cenderung menjadi stabil kecuali untuk fluktuasi
musiman
• Observasi Ke-3. sumber daya alam terbatas
• Observasi Ke-4. individu-individu suatu populasi sangat berfariasi dalam hal ciri-
ciri tubuh, namun tidak ada dua individu yang benar-benar sama.
• Observasi Ke-5. kebanyakan variasi diwariskan pada keturunannya.
b. Teori Evolusi Darwin, Adaptasi, dan Seleksi Alam
Teori Evolusi Darwin pertama kali dikemukakan pada forum ilmiah Linnean
Society (tahun 1958). Secara bersamaan, Alfred Wallace juga mengemukakan hal yang
sama, yaitu ide atau teori evolusi berdasarkan pengamatan Wallace di berbagai benua,
termasuk di Sulawesi (terkenal dengan garis Wallace yang memisahkan distribusi hewan-
hewan di Sulawesi). Ide atau teori Wallace tetang evolusi biologis serupa dengan ide atau
teori evolusi Darwin. Teori Evolusi Darwin atau teori seleksi alam mengandung dua
pemahaman bahwa:
1. Spesies sekarang berasal dari spesies dahulu;
2. Terbentuknya spesies karena seleksi alam.
Seleksi alam yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori bahwa makhluk hidup
yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan punah. Yang
tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dan sesama
makhluk hidup akan saling bersaing untuk mempertahankan hidupnya. Teori seleksi alam
bersandar pada tiga prinsip utama :
1. Pada setiap generasi dihasilkan keturunan yang jumlahnya banyak, lebih banyak
daripada yang apat didukung oleh sumber-sumber terbats (makanan, air, tempat teduh
dan pasangan kawin)
2. Terdapat variasi yang dapat diwariskan dalam populasi keturunan yang terlalu besar.
3. Terjadi kompetisi demi kesintasan, yang menyebabkan varian-varian yang teradaptasi
denga lebih baik terhadap lingkungan tertentulah yang akan berhasil dan menghasilkan
keturunan yang mewarisi sifat-sifat adaptif tersebut.
Seleksi alam adalah proses dimana mutasi genetika yang meningkatkan reproduksi
menjadi (dan tetap) lebih umum dari generasi yang satu ke generasi yang lain pada sebuah
populasi. Ia sering disebut sebagai mekanisme yang “terbukti sendiri” karena:
a) Variasi terwariskan terdapat dalam populasi organisme.
b) Organisme menghasilkan keturunan lebih dari yang dapat bertahan hidup.
c) Keturunan-keturunan ini bervariasi dalam kemampuannya bertahan hidup dan
bereproduksi.
Kondisi-kondisi ini menghasilkan kompetisi antar organisme untuk bertahan hidup
dan bereproduksi. Oleh sebab itu, organisme dengan sifat-sifat yang lebih menguntungkan
akan lebih berkemungkinan mewariskan sifatnya, sedangkan yang tidak menguntungkan
cenderung tidak akan diwariskan ke generasi selanjutnya.
Seleksi alam (natural selection) artinya alam mengadakan seleksi terhadap
individu-individu yang hidup di dalamnya. Hanya individu-individu yang dapat
menyesuaikan diri dengan alam lingkungannya yang akan hidup terus sedangkan yang
tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya akan punah
Seleksi Alam merupakan suatu populasi yang memiliki kemampuan yang sama
untuk bertahan hidup dan menghasilkan keturunan. Populasi terdiri dari individu yang
bervariasi dan rata-rata beberapa varian menghasilkan lebih banyak keturunan
dibandingkan yang lain. Keberhasilan yang berbeda dalam reproduksi ini adalah seleksi
alam dan alel akan diturunkan ke generasi berikutnya.
Seluk-beluk seleksi alami adalah pentingnya populasi dalam evolusi. Suatu
populasi adalah satuan terkecil yang dapat berkembang. Evolusi dapat diukur sebagai
peruahan dalam pembagian relative variasi dalam suatu populasi selama beberapa generasi.
Contoh kerja seleksi alam adalah kegiatan para saintis menguji hipotesis Darwin bahwa
paruh burung Finch Galapagus merupakan adaptasi evolusioner terhadap sumber makanan
yang berbeda.

B.2. Lammarck
a. Teori Evolusi Lammarck
Jean Baptis Lammarck (tahun 1744 - 1824) berpendapat bahwa evolusi terjadi
karena makhluk hidup beradaptasi dengan lingkungan. Inti dari isi bukunya yang berjudul
"Philosophic zoologique" adalah sebagai berikut
1. Alam sekitar/lingkungan mempunyai pengaruh pada ciri-ciri/sifat-sifat yang
diwariskan.
2. Prinsip use and disuse (digunakan dan tidak digunakan) menyatakan bahwa organ atau
bagian tubuh yang digunakan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya akan
berkembang dengan baik sehingga akan menjadi lebih kuat dan besar. Sementara itu,
bagian tubuh yang tidak digunakan akan mengalami kemunduran sehingga menyusut
menjadi lebih kecil.
3. Ciri-ciri/sifat-sifat yang didapat (terbentuk oleh lingkungan selama hidupnya) akan
diwariskan kepada keturunannya.
b. Perbandingan Teori Evolusi Darwin dan Lammarck
Lammarck menjelaskan tentang evolusi jerapah. Ia berpendapat bahwa nenek
moyang Jerapah adalah jerapah yang berleher pendek pemakan daun-daunan di pohon,
bukan pemakan rumput. Untuk mencapai daun-daun yang tinggi, jerapah berleher pendek
harus meregangkan dan memanjangkan lehernya sehingga lehernya semakin panjang. Sifat
leher panjang diwariskan pada keturunannya dan proses ini terus berlanjut hingga sekarang
hingga semua jerapah yang hidup pada saat ini berleher panjang.
Darwin berpendapat lain, yaitu evolusi terjadi melalui seleksi alam. Darwin
berpendapat bahwa nenek moyang Jerapah adalah jerapah berleher panjang dan jerapah
berleher pendek. Pada saat daun-daun dia di pohon yang rendah dan tinggi, baik jerapah
berleher pendek maupun jerapah berleher panjang, bisa hidup. Namun, semakin lama daun-
daun pohon yang rendah semakin berkurang dan habis sehingga jerapah berleher pendek
tidak dapat memperoleh makanannya. Jerapah berleher pendek akhirnya mati dan
mengalami kepunahan. Sementara itu, jerapah berleher panjang tetap mendapatkan
makanannya dan mampu hidup terus bahkan berkembang biak hingga sekarang. Jadi,
jerapah berleher panjang bersifat lebih adaptif daripada jerapah yang berleher pendek.
Pendapat Lammarck dan Darwin mempunyai kesamaan yaitu, evolusi terjadi
karena adanya perubahan lingkungan. Perubahan lingkungan yang menyebabkan evolusi
Jerapah adalah perubahan jumlah makanan berupa daun-daun yang pohon yang rendah
semakin berkurang dan habis.

Gambar perbandingan proses evolusi jerapah menurut Lamarck (a) dan Darwin (b).
C. PETUNJUK ADANYA EVOLUSI
C.1. Fosil
Fosil (Latin, fossilis = menggali) adalah sisa-sisa organisme masa lalu yang mengalami
mineralisasi di dalam batuan. Ilmu yang mempelajari fosil adalah paleontologi. Lokasi
Penemuan fosil, biasanya pada batuan sedimen atau batuan endapan yang terbentuk dari pasir
dan lumpur yang mengendap di dasar laut, danau, rawa.
Melalui penelitian fosil, dapat diketahui bahwa telah terjadi perubahan, perkembangan,
suksesi organisme yang merupakan bukti langsung dari evolusi yaitu dari organisme
sederhana menjadi organisme yang semakin kompleks dan semakin beragam. Namun, suksesi
ini tidak berlangsung secara terus menerus. Ada saatnya ketika perkembangan terhenti karena
bencana alam, habitat telah penuh, atau kepunahan organisme karena tidak mampu
beradaptasi terhadap perubahan lingkungan.
Fosil tidak hanya berbentuk tulang, cangkang, gigi, dan bagian lain tubuh hewan yang
tertinggal, tetapi juga meliputi cetakan (impresi) atau jejak yang ditinggalkan oleh organisme
zaman dahulu. Tapak kaki atau jejak dari suatu bagian organisme dalam lumpur lunak yang
kemudian mengeras merupakan fosil yang paling sering ditemukan. Dari sisa-sisa para ahli
dapat menduga-duga mengenai struktur dan lokomosi (jejak aktivitas kehidupan) hewan yang
membuatnya.

(a) (b)
Gambar (a) Fosil kecoa di dalam resin, (b) Fosil daun Comptonia columbiana.
Jarang sekali fosil ditemukan dalam keadaan utuh. Hal ini disebabkan adanya faktor-faktor
terhadap proses pembentukan fosil tersebut, antara lain sebagai berikut.
• faktor lingkungan, air,pH, suhu, kadar garam, dan angin.
• organisme pengurai (misalnya bakteri dan jamur)
• Hewan predator dan pemakan bangkai
• bencana alam dan terjadinya lipatan batuan bumi
• struktur tubuh organisme yang tidak memungkinkan terjadinya proses pembentukan
fosil, misalnya daun. Fosil daun biasanya ditemukan dalam bentuk cetakan.
Jika suatu organisme mati di tempat yang tidak memungkinkan terjadinya pembusukan,
seluruh tubuhnya dapat terawetkan sebagai fosil. Contohnya organisme yang terjerat pada
tetesan-tetesan resin dari pohon. Resin tersebut akan mengeras, berwarna kekuningan, dan
mengubur organisme tersebut.

Gambar Evolusi Kuda.


Fosil terlengkap yang pernah ditemukan adalah fosil kuda, mulai dari fosil Hyracotherium
(Eohippus) yang berumur 60 juta tahun yang lalu hingga fosil Equus yang berumur 2 juta
tahun yang lalu. Para ahli yakin bahwa fosil-fosil tersebut adalah fosil kuda yang
menunjukkan adanya perubahan-perubahan sebagai berikut
• tubuh bertambah besar dari sebesar kucing hingga seperti kuda saat ini
• jarak antara mulut dengan mata Semakin Jauh
• leher semakin panjang
• perubahan bentuk geraham dari pemakan daun-daunan menjadi pemakan rumput
• anggota tubuh (kaki) semakin panjang, sehingga memiliki kemampuan lari yang
semakin cepat.
• reduksi jumlah jari kaki, semula berjumlah 5 jari menjadi 1 jari.

C.2. Perbandingan Anatomi


Bentuk makhluk hidup yang berbeda-beda, ternyata sebenarnya dapat ditemukan kesamaan
struktur dasar. Adanya kesamaan struktur diduga mempunyai asal-usul yang sama, dengan
kata lain berkerabat dekat. Anggota tubuh organisme dengan struktur dasar yang sama, tetapi
fungsinya bisa sama maupun berbeda disebut homologi. Contoh homologi yaitu anggota
depan buaya, kadal, kelelawar, burung, paus, kuda, dan manusia. Anggota depan hewan-
hewan sama yaitu terdiri dari tulang humerus (lengan atas), radius (pengumpil), ulna (hasta),
karpal (pergelangan), metakarpal (telapak) dan falanges (jari-jari). Namun bentuknya
berbeda-beda karena mengalami penyusutan atau perkembangan.
Fungsi organ yang berbeda-beda disebabkan oleh adaptasi pada lingkungan yang berbeda.
Anggota depan buaya, kadal, kuda berfungsi sebagai kaki untuk berjalan. Anggota depan
kelelawar dan burung berfungsi sebagai sayap untuk terbang. Anggota depan paus berfungsi
sebagai sirip untuk berenang. Anggota depan manusia berfungsi sebagai tangan untuk
memegang. Adanya homologi dipergunakan sebagai dasar atau bukti terjadinya evolusi.

Gambar homologi dan anatomi.


Kebalikan dari homologi adalah analogi. Analogi adalah anggota tubuh organisme yang
berfungsi sama tetapi strukturnya berbeda. Contoh analogi adalah sayap kupu-kupu, sayap
burung, sayap capung, dan sayap kelelawar. Semuanya berfungsi untuk terbang tetapi
strukturnya berbeda. Begitupun dengan sirip ikan dan sirip paus yang berfungsi untuk
berenang. Hubungan homologi dan analogi dengan evolusi adalah sebagai berikut.
• adanya homologi menunjukkan perkembangan makhluk hidup dari asal yang sama,
kemudian menghasilkan spesies yang memiliki organ tubuh dengan fungsi yang
berbeda-beda. Homologi merupakan bukti terjadinya evolusi divergensi.
• analogi menunjukkan perkembangan makhluk hidup dari asal mula yang berbeda-beda
dalam lingkungan yang sama maka memiliki organ tertentu dengan fungsi yang sama.
Analogi merupakan bukti terjadinya evolusi konvergensi.

C.3. Perbandingan Embriologi

Gambar perbandingan embriologi Filum Vertebrata.


Perbandingan perkembangan embrio berbagai macam makhluk hidup ternyata juga
menunjukkan adanya kesamaan. Perkembangan awal beberapa spesies menunjukkan bentuk
dan struktur tubuh yang sama, kemudian masing-masing spesies berkembang dengan
modifikasi yang berbeda. Perkembangan makhluk hidup mulai dari zigot hingga dewasa
disebut ontogeni.
C.4. Organ Tubuh yang Tersisa

Gambar burung Kiwi.


Beberapa organisme masih memiliki organ tubuh yang tersisa tetapi tidak berfungsi. Organ
tubuh yang tidak digunakan tersebut akan tereduksi sehingga pada suatu generasi mendatang
akhirnya akan menghilang. Organ tubuh yang tersisa pada manusia antara lain adalah sebagai
berikut
• apendiks (umbai cacing) hingga saat ini tidak diketahui fungsinya sehingga jika
dibuang (dioperasi) tidak berpengaruh pada sistem pencernaan makanan.
• gigi taring yang tajam tidak terlalu difungsikan karena perkembangan teknologi dan
budaya sehingga makanan lebih mudah untuk dicerna
• Glandula mammae (kelenjar susu) pada laki-laki, tulang ekor, otot gerak pada telinga,
dan selaput pada sudut mata sebelah dalam.
Sisa-sisa organ tubuh pada hewan, contohnya sayap burung kiwi yang tidak lagi
difungsikan untuk terbang serta rambut embrio paus yang setelah dewasa akan tereduksi
karena menghambat gerakan tubuh di dalam air.
C.5. Peristiwa domestikasi
Domestikasi adalah usaha manusia untuk mengubah atau menjadikan hewan dan tumbuhan
liar menjadi hewan peliharaan dan tumbuhan budidaya. Pengubahan ini meliputi habitat, jenis
makanan, atau perilakunya. Hewan-hewan yang orang saat ini merupakan hewan yang telah
berubah sifat aslinya melalui proses domestikasi, misalnya anjing, kucing, atau ayam. Pada
umumnya usaha domestikasi disertai dengan seleksi dan perkawinan silang, sehingga
memungkinkan terbentuknya spesies baru. Dengan kata lain, domestikasi akan mempercepat
terjadinya evolusi.
D. MEKANISME EVOLUSI
D.1. Hukum Hardy-Weinberg
Hukum Hardy-Weinberg ditemukan oleh ahli fisika W. Weinberg dan ahli matematika
G.H. Hardy pada tahun 1908. Kedua ahli tersebut berasal dari Inggris(Noor, 1996). Menurut
Campbell (2000), hukum Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel dan genotif
dalam kumpulan gen suatu populasi tetap konstan selama beberapa generasi kecuali kalau ada
yang bertindak sebagai agen selainan rekombinasi seksual. Dengan kata lain pergeseran
seksual alel akibat miosis dan fertilisasi acak akan tidak berpengaruh terhadap struktur genetik
suatu populasi (Prasetyo, Agus dan Supratman, 2011).

(a) (b)
Gambar (a) Wilhelm Weinberg (1862-1937), (b) Godfrey Hardy (1877-1947).
Hukum Hardy-Weinberg memberikan standar ideal untuk para ahli genetika untuk
melakukan suatu perbandingan populasi yang sebenarnya dan mendeteksi perubahan evolusi.
Bila salah satu saja syarat tidak dipenuhi maka frekuensi gen berubah, artinya populasi
tersebut telah dan sedang mengalami evolusi (Biologi Media Center, 2011). Dua hal utama
dalam hukum Hardy-Weinberg, yaitu :
1. Jika tidak ada gangguan maka frekuensi alel yang berbeda dalam populasi akan
cenderung tetap/tidak berubah sepanjang waktu.
2. Dengan tidak adanya faktor pengganggu, maka frekuensi genotipe juga tidak akan
berubah setelah generasi I.
Syarat berlakunya asas Hardy-Weinberg:
• Setiap gen mempunyai viabilitas dan fertilitas yang sama
• Perkawinan terjadi secara acak
• Tidak terjadi mutasi gen atau frekuensi terjadinya mutasi, sama besar.
• Tidak terjadi migrasi
• Jumlah individu dari suatu populasi selalu besar
Jika syarat yang diajukan dalam kesetimbangan Hardy Weinberg tadi banyak dilanggar,
jelas akan terjadi evolusi pada populasi tersebut, yang akan menyebabkan perubahan
perbandingan alel dalam populasi tersebut. Definisi evolusi sekarang dapat dikatakan sebagai,
“Perubahan dari generasi ke generasi dalam hal frekuensi alel atau genotipe populasi”.
Dalam perubahan dalam kumpulan gen ini (yang merupakan skala terkecil), spesifik dikenal
sebagai mikroevolusi.
1. Genetic Drift (Hanyutan Genetik)
Bayangkan anda melempar uang 10x dan mendapatkan hasil 3 angka,7 gambar.
Anda masih bisa menerimanya. Jika anda melempar 100.000x dan mendapatkan 30.000x
gambar, anda akan curiga dengan mata uang tersebut. Semakin kecil ukuran sampel,
semakin besar peluangnya untuk terjadi penyimpangan dari hasil ideal yang diharapkan.
Misalkan, ada populasi bunga liar yang anggaplah konstan terdiri dari 10 tumbuhan
dengan AA=5, Aa=3, aa=1. Pada generasi pertama, hanya 5 yang bereproduksi (1AA,
3Aa, dan 1aa). Selanjutnya, akan terjadi 10 tumbuhan dengan AA=3, Aa=4, aa=3. Jika
selenjutnya hanya 3 tumbuhan yang menghasilkan keturunan (2AA dan 1Aa), pastilah
alel a semakin tereduksi dalam populasi tersebut. Inilah satu contoh mikroevolusi.
Lainnya adalah Efek Leher Botol (Bottleneck Effect), yakni faktor non seleksi alam
(misalkan bencana alam) yang memilih korban benar-korban secara acak). Contoh klasik
dari efek leher botol adalah habisnya variasi genetik anjing laut gajah utara yang nyaris
punah pada 1890 ketika jumlahnya hanya 20 ekor. Ketika diuji pada 1970-an, 30.000
anjing laut gajah utara tidak memiliki variasi genetik sama sekali yang dimungkinkan
akibat pergeseran genetik. Perbandingan, variasi genetik melimpah pada anjing laut gajah
selatan yang hidup tentram.
2. Gene Flow (Aliran Genetik)
Gene Flow yaitu suatu pelanggaran syarat Kesetimbangan Hardy-Weinberg yang
mengatakan bahwa populasi harus terisolasi dari populasi lain. Misalkan ada dua populasi
bunga liar. Jika serbuk sari aa dari populasi pertama tertiup ke populasi kedua, frekuensi
alel aa akan meningkat terus pada populasi kedua.
3. Mutasi
Meskipun mutasi dalam lokus gen tertentu jarang terjadi, dampak kumulatifnya
dapat berakibat nyata. Hal ini disebabkan karena tiap individu punya ribuan gen dan
banyak populasi memiliki jutaan individu. Tentunya dalam jangka panjang, mutasi sangat
penting bagi evolusi karena posisinya sebagai sumber asli variasi genetik yang merupakan
seleksi alam.
4. Perkawinan Tak Acak
Perkawinan tak acak adalah pelanggaran syarat kesetimbangan Hardy-Weinberg
yang mengharapkan perkawinan acak. Nyatanya, individu akan lebih sering kawin
dengan tetangganya (bahkan kawin dengan dirinya sendiri/selfing yang amat umum pada
tumbuhan). Hal ini akan mengurangi jumlah heterozygote dan meningkatkan jumlah
homozygote dominan dan resesif. Pun ada jenis perkawinan berdasar pilihan (assortative
mating), yakni individu (biasanya betina) cenderung memilih jantan engan ciri-ciri
khusus. Bisa ditebak, ini menyebabkan pergeseran dalam perbandingan alel tertentu.
5. Seleksi Alam
Seleksi alam didefinisikan sebagai reproduksi diferensial individu atau genotip
pada suatu populasi. Diferensial reproduksi disebabkan oleh perbedaan antara individu
dalam ciri seperti kematian, kesuburan, fekunditas, keberhasilan kawin, dan
kelangsungan hidup keturunan. Seleksi alam didasarkan pada ketersediaan variasi genetik
di antara individu dalam karakter yang terkait dengan keberhasilan reproduksi. Ketika
populasi terdiri dari pada-dividuals yang tidak berbeda dari satu sama lain dalam ciri-ciri
seperti itu, tidak tunduk pada seleksi alam. Seleksi alam menyebabkan perbandingan alel
yang diturunkan ke generasi berikutnya menjadi berubah dibandingkan perbandingan alel
di populasi awal. Di antara semua faktor mikroevolusi yang kita bahas, hanya seleksi
alam yang mampu menyesuaikan populasi dengan lingkungannya. Seleksi alam
mengakumulasi dan mempertahankan genotipe yang menguntungkan dalam populasi.
Jika lingkungan berubah, seleksi alam akan “merespons” dengan mempertahankan
genotipe yang cocok dengan lingkungan yang baru. Akan tetapi, derajat adaptasi hanya
dapat diperluas dalam ruang lingkup keanekaragaman genetik populasi tersebut.
Menurut O’Neil (2012) Bila p didefinisikan sebagai frekuensi alel dominan dan q seperti
frekuensi alel resesif bagi suatu sifat dikendalikan oleh sepasang alel (A dan a). Dengan kata
lain, p sama dengan semua alel pada individu yang homozigot dominan (AA) dan ditambah
dengan setengah dari alel yang heteroigot (Aa) dalam suatu populasi. Secara matematis
hukum tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
p = AA + ½ Aa
Demikian juga, q sama dengan semua alel pada individu yang homozigot resesif (aa)
dan setengah lainnya dari alel yang heterozigot (Aa).
q = aa + ½ Aa

Karena hanya ada dua alel dalam kasus ini, frekuensi satu ditambah frekuensi yang lain
harus sama dengan 100%, yang berarti

p+q=1

Dan rumus ini dapat berubah menjadi:

p=1-q

Ada hanya beberapa langkah singkat Hardy dan Weinberg untuk menyadari bahwa
kemungkinan semua kemungkinan kombinasi alel yang terjadi secara acak adalah dengan
menjadi

(P + q) ² = 1

atau lebih sederhana

p ² + 2PQ + q ² = 1

Asas Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel dan frekuensi genotipe dalam
suatu populasi akan tetap konstan, yakni berada dalam kesetimbangan dari satu generasi ke
generasi lainnya kecuali apabila terdapat pengaruh-pengaruh tertentu yang mengganggu
kesetimbangan tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut meliputi perkawinan tak acak, mutasi,
seleksi, ukuran populasi terbatas, hanyutan genetik, dan aliran gen. Adalah penting untuk
dimengerti bahwa di luar laboratorium, satu atau lebih pengaruh ini akan selalu ada. Oleh
karena itu, kesetimbangan Hardy-Weinberg sangatlah tidak mungkin terjadi di alam.
Kesetimbangan genetik adalah suatu keadaan ideal yang dapat dijadikan sebagai garis dasar
untuk mengukur perubahan genetik. (O’Neil, 2012)
Plot keseimbangan frekuensi genotif Hardy-Weinberg (Sumber: Andrews, 2010)

Hukum ini dapat dilihat misalnya pada populasi siput yang dapat melakukan fertilisasi
sendiri secara acak (langkah 1). Siput-siput ini memiliki sebagian gen-gen dominan untuk
warna cangkang, misalnya biru, kuning, atau hijau. Dengan menganalisis perubahan frekuensi
dari gen warna ini dengan persamaan Hardy-Weinberg maka kita akan dapat menentukan
apakah populasi siput tersebut berkembang.
Masing-masing dari ke 5 siput tersebut bersifat diploid dengan 2 kopi gen pengendali
warna. Satu alel dari gen (A) menyebabkan warna biru, 1 alel (a) menyebabkan warna kuning
dan heterozigot (Aa) menyebabkan warna hijau. Pada unggun gen populasi ini ada 10 alel: 6
alel A dan untuk alel a. Jika simbol q menggambarkan peluang dari alel a, maka q = 4/10 atau
0,4. Karena jumlah alel A ditambah dengan alel a menggambarkan semua jumlah alel pada
gen dalam populasi siput, maka 0,6 + 0,4 = 1 atau p + q = 1. Ini adalah persamaan unggun
gen. (Felsenstein, 2013)

D.2. Spesiasi
Terbentuknya spesies baru dalam suatu populasi diawali dengan adanya perubahan faktor
dalam (intrinsik) akibat dari tekanan faktor luar (ekstrinsik). Faktor luar berkaitan dengan
keadaan lingkungan. Sementara itu, prinsip berkaitan dengan gen. Perubahan faktor intrinsik
dari generasi ke generasi dapat mengakibatkan terjadinya perubahan bentuk, kebiasaan, dan
sifat suatu jenis dari aslinya sehingga akan memunculkan jenis baru.
Individu-individu dalam suatu populasi pada awalnya dapat mengadakan perkawinan
sehingga dapat berkembang biak. Namun, individu-individu tersebut terpisah pada tempat
yang berlainan dan letaknya berlainan sehingga masing-masing individu tersebut akan
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru. Di tempat yang baru, organisme yang
terpisah akan mengalami perubahan alat, cara, dan waktu bereproduksi. Jika suatu saat hasil
keturunan individu-individu yang telah lama terpisah tersebut disatukan kembali, tidak akan
dapat bereproduksi seperti semula (terjadi isolasi reproduksi).
Faktor yang memisahkan suatu populasi disebut sawar atau barrier (penghalang). Sawar
dapat berupa keadaan geografi, misalnya jurang, hutan yang luas, gurun, dan gunung yang
tinggi. Individu-individu satu spesies yang terpisah disebut alopatrik (allos = lain, patris sama
dengan tanah air). Individu-individu terpisah dalam waktu yang lama dan sudah mengalami
perubahan jika suatu saat berada kembali dalam satu lingkungan disebut simpatrik (sym =
bersama-sama). Individu-individu tersebut sudah berbeda spesies, disebut spesies simpatrik.
Penyebab terjadinya isolasi reproduksi, antara lain sebagai berikut.
1. Isolasi ekogeografi terjadi pada dua spesies simpatrik yang tidak dapat melakukan
perkawinan karena sudah lama berada pada lingkungan yang berbeda dan masing-masing
tempat berkembangbiak di lingkungannya sendiri. Contohnya tanaman Plantanus
occidentalis yang hidup di wilayah sebelah timur Indonesia dengan Plantanus orientalis
yang hidup di wilayah sebelah barat Indonesia. Jika kedua jenis tanaman tersebut ditanam
di lokasi yang sama, tidak pernah terjadi penyerbukan. Namun, jika dilakukan
penyerbukan buatan akan menghasilkan keturunan yang fertil.
2. Isolasi habitat terjadi pada dua spesies simpatrik yang memiliki habitat yang berbeda.
Jika ditempatkan pada lokasi yang sama, perkawinan antar individu dalam satu populasi
lebih sering terjadi dari habitat yang sama dibandingkan dengan perkawinan antar
individu dari populasi yang habitatnya berbeda. Contohnya katak Bufo woodhousei yang
hidup di habitat air tenang dengan katak Bufo americanus yang hidup di habitat kubangan
air hujan. Keduanya tidak mau melakukan perkawinan, tetapi jika dilakukan perkawinan
buatan akan menghasilkan keturunan yang fertil.
3. Isolasi musim atau temporal terjadi pada dua spesies simpatrik yang tidak dapat
melakukan perkawinan karena mempunyai musim kawin yang berbeda. Contohnya Pinus
radiata yang berbunga pada bulan Februari dengan Pinus muricata yang berbunga Pada
bulan April.
4. Isolasi perilaku terjadi pada dua spesies simpatrik yang tidak dapat melakukan
perkawinan karena mempunyai perbedaan tingkah laku saat akan melakukan perkawinan.
Perilaku ini dapat ditunjukkan berupa suara, perubahan warna kulit, atau gerakan khusus.
Contohnya pada beberapa jenis serangga, jika musim kawin tiba serangga jantan akan
mengeluarkan bunyi yang khas yang hanya dimengerti oleh serangga betina dalam
populasi yang sama.
5. Isolasi mekanik terjadi pada dua spesies simpatrik yang tidak dapat melakukan
perkawinan karena bentuk dan ukuran alat kelaminnya tidak sesuai atau tidak cocok.
Contohnya adalah bunga salvia apiana dengan Salvia mellifera. Lebah yang membawa
serbuk sari bunga Salvia apiana tidak dapat masuk untuk menyerbuki putik bunga Salvia
mellifera. Contoh lainnya adalah anjing jantan ras pudel yang bertubuh kecil dan berkaki
pendek tidak dapat mengawini anjing betina ras chow chow yang besar.
RANGKUMAN

• Evolusi adalah perubahan perlahan-lahan yang sangat lama. Waktu proses evolusi sangat
lama, yaitu ratusan, ribuan, hingga jutaan tahun. Evolusi dapat dibedakanmenjadi evolusi
kosmik (evolusi universe), evolusi organic (evolusi makhluk hidup), mikroevolusi dan
makroevolusi (evolusi transpesifik), evolusi progresif dan evolusi regresif, serta evolusi
divergensi dan evolusi konvergensi.
• Teori evolusi darwin menjelaskan bahwa evolusi terjadi akibat adanya seleksi alam
• Teori Evolusi Lammarck menjeaskan bahwa evolusi terjadi karena makhluk hidup
beradaptasi dengan lingkungan.
• Petunjuk adanya evolusi dapat dilihat dari fosil, perbandingan anatomi, perbandingan
embriologi, organ tubuh yang tersisa, dan peristiwa domestikasi
• Hukum Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel dan genotif dalam kumpulan
gen suatu populasi tetap konstan selama beberapa generasi kecuali kalau ada yang
bertindak sebagai agen selainan rekombinasi seksual
• Spesiasi adalah suatu proses pembentukan spesies baru yang diawali dengan adanya
perubahan faktor dalam (intrinsik) akibat dari tekanan faktor luar (ekstrinsik).
DAFTAR PUSTAKA

Andrews, C. (2010) The Hardy-Weinberg Principle. Nature Education Knowledge 3(10):65.

Campbell, N.A. Jane B. Reece and Lawrence G. Mitchell. (2000). Biologi. edisi 5. jilid 3. Alih
Bahasa: Wasman manalu. Jakarta: Erlangga.

Djuita, N.R. (2012). Evolusi, Spesiasi, dan Hibridisasi Pada Beberapa Anggota Sapindaceae.
Bioedukasi. 5(2): 13 – 24.

Felsenstein, J. (2013). Theoretical Evolutionary Genetics. Washington: Department of Genome


Sciences and Department of Biology University of Washington.

Irmaningtyas. (2013). Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.

Muslim, C. (2008). Evolusi. Bengkulu: Universitas Bengkulu

O’Neil, D. (2012). Hardy-Weinberg Equilibrium Model. http://anthro.palomar.edu.

Anda mungkin juga menyukai