perspective
Introduction
Jurnal ini membahas perdebatan seputar tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) di
kalangan praktisi, media, akademisi, dan pemerintah, khususnya di India, di mana CSR telah
diwajibkan untuk perusahaan yang memenuhi persyaratan tertentu sejak 2014. Meskipun
dianggap sebagai langkah positif, terdapat kekhawatiran bahwa beberapa perusahaan hanya
memenuhi kewajiban formal tanpa terlibat secara aktif dalam kegiatan CSR. Jurnal ini
menguraikan hubungan antara CSR dan etika bisnis, menyoroti perbedaan istilah yang seringkali
digunakan secara bergantian. Penelitian menunjukkan bahwa keduanya saling melengkapi, dan
adanya undang-undang CSR di India dianggap sebagai dorongan positif untuk membuat
perusahaan lebih bertanggung jawab secara sosial dan etis.
Namun, terdapat kritik terhadap perusahaan yang mungkin belum memiliki pemahaman
atau persiapan yang memadai untuk melibatkan diri dalam CSR. Jurna; ini menekankan
pentingnya komitmen perusahaan terhadap CSR (CSR-C) dan bagaimana isomorfisme mimesis
atau peniruan antar organisasi dapat menjadi faktor pembelajaran yang efektif. Keberlanjutan
komitmen CSR dianggap sebagai upaya untuk menyeimbangkan kebutuhan finansial dengan
kebutuhan manusia, dan penelitian ini menunjukkan bagaimana lingkungan internal institusi
dapat berkontribusi pada komitmen tersebut. Dengan fokus pada India sebagai studi kasus,
penelitian ini membantu memahami sejauh mana perusahaan di negara berkembang ini
berkomitmen terhadap tanggung jawab sosial dan etis.
Secara keseluruhan, jurnal ini memberikan pandangan mendalam tentang dinamika CSR
di India, menyoroti tantangan dan peluangnya. Temuan ini dapat memberikan wawasan berharga
bagi perusahaan dan pemerintah dalam mengembangkan kebijakan CSR yang lebih efektif dan
berkelanjutan.
Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka ini menyajikan sejumlah penelitian yang memperdalam pemahaman
tentang konstruksi Commitment to Corporate Social Responsibility (CSR-C). Studi-studi
tersebut memberikan wawasan tentang dampak komitmen CSR perusahaan terhadap berbagai
aspek, mulai dari kinerja keuangan hingga pertumbuhan ekonomi.
Moneva et al. (2007) melakukan studi awal tentang CSR-C, menyoroti hubungan positif
antara komitmen perusahaan terhadap pemangku kepentingan dan kinerja keuangan. Holcomb et
al. (2007) mengeksplorasi situs web, laporan tahunan, dan laporan keberlanjutan perusahaan
hotel, menemukan bahwa sebagian besar melaporkan perilaku sosial yang bertanggung jawab.
Studi konseptual Hanke dan Stark (2009) menyatakan bahwa komitmen terhadap isu-isu sosial
dan lingkungan dapat meningkatkan citra perusahaan sebagai warga korporasi yang baik.
Beaudoin et al. (2019) mengeksplorasi internalisasi CSR-C dalam konteks etika perilaku,
menemukan bahwa komitmen kuat dapat meresap ke dalam organisasi dan mengurangi godaan
karyawan. Khojastehpour dan Saleh (2019) menemukan bahwa CSR-C berpengaruh positif pada
tingkat internasionalisasi perusahaan.
Tinjauan literatur ini memberikan dasar untuk penelitian lebih lanjut tentang faktor apa
yang mendorong perusahaan untuk berkomitmen terhadap CSR dan bagaimana tekanan
kelembagaan, terutama isomorfisme mimesis, dapat memengaruhi penyebaran CSR-C di antara
perusahaan.
Research Method
1. Formulasi Hipotesis:
2. Variabel Penelitian:
3. Desain Penelitian:
Data diperoleh dari perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Bombay, dengan data
keuangan diambil dari database Prowess yang dikelola oleh Pusat Pemantauan
Ekonomi India terbatas (CMIE). Sampel awal melibatkan ribuan perusahaan non-
keuangan yang kemudian difilter untuk mendapatkan sampel yang relevan dan
representatif.
5. Analisis Statistik:
Teks mencakup analisis statistik seperti statistik deskriptif, uji korelasi, dan
analisis regresi data panel. Uji F, uji LM, dan uji Hausman digunakan untuk
memilih model regresi yang paling tepat. Pendekatan statistik ini memberikan
kerangka kerja yang kuat untuk menguji dan menganalisis hipotesis-hipotesis
penelitian.
Result
1. H1: Perusahaan yang telah melakukan kegiatan CSR sebelum mandat akan
menunjukkan komitmen CSR yang lebih besar jika dibandingkan dengan
perusahaan yang baru memulai kegiatan CSR setelah mandat.
Temuan: Dukungan empiris terhadap hipotesis ini, dengan perusahaan yang telah
terlibat dalam CSR sebelumnya menunjukkan komitmen yang lebih besar setelah
mandat.
2. H2: Terdapat hubungan positif antara CSR-C perusahaan fokus dan CSR-C
perusahaan sejenis yang berbasis lokasi.
Temuan: Adanya hubungan positif antara komitmen CSR perusahaan dan praktik
CSR perusahaan sejenis di lokasi yang sama.
3. H3: Terdapat hubungan positif antara CSR-C perusahaan fokus dan CSR-C
perusahaan sejenis yang berbasis industri.
4. H4: Terdapat hubungan positif antara CSR-C pada perusahaan fokus dan CSR-C
pada institusi yang setara.
Temuan: Hubungan positif antara komitmen CSR perusahaan dan praktik CSR
institusi yang setara.
5. H5: Pengaruh institusi yang setara kemungkinan akan lebih besar ketika
perbedaan antara praktik CSR di industri dan lokal lebih besar.
6. H6a: Terdapat hubungan positif antara CSR-C perusahaan fokus dan ukuran
perusahaan dalam kelompok acuannya.
7. H6b: Terdapat hubungan positif antara CSR-C perusahaan fokus dan profitabilitas
perusahaan lain dalam kelompok acuannya.
8. H7: Hubungan positif antara CSR-C perusahaan fokus dan CSR-C perusahaan lain
dalam kelompok rekan referensinya diperkuat oleh ketidakpastian perusahaan
fokus.
Conclusion
Penelitian ini bertujuan untuk memahami peran kondisi lingkungan institusional internal
dan eksternal dalam membentuk komitmen strategis terhadap tanggung jawab sosial
perusahaan (CSR) di kalangan perusahaan-perusahaan India, terutama setelah adanya norma-
norma wajib CSR. Beberapa kesimpulan kunci yang dapat diambil dari teks tersebut adalah: