Anda di halaman 1dari 8

ETIKA BISNIS DAN PROFESI

SAP 5
REVIEW ARTIKEL INTERNASIONAL DAN NASIONAL

NAMA DOSEN : Dr. Dra. Gayatri, M Si., Ak.,CA.,ACPA

OLEH
KELOMPOK 6 :
1. Putu Candrastuti Putri 1981621001
2. Putu Candra Krisnadayanti 1981621002
3. I Dewa Gde Agung Winata 1981621018
4. I Made Pradnyana Paradila 1981621021

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
1. Judul The Marketization of a Social Movement: Activists,
Shareholder, and CSR Disclosure (Proses
Mengkomersialkan Pasar dalam Pergerakan Sosial: Aktivis,
Pemegang Saham dan Pengungkapan CSR.
2. Penulis Giovanna Michelon, Michelle Rodrigue, dan Elisabetta
Trevisan
3. Jurnal Accounting, Organizations and Society; Vol. 80; 2019;
Publikasi https://doi.org/10.1016/j.aos.2019.101074
4. Area of Setiap kegiatan operasional yang dilakukan oleh
Interest perusahaan harus selalu didasarkan pada konsep
transparansi (P.2). Hal ini akan sejalan dengan peningkatan
permintaan pengungkapan CSR yang transparan sebagai
“solusi kompromi” diantara investor untuk melemahkan
ketegangan diantara yang sedang memperjuangkan keadilan
sosial yang ideal dan motivasi pencarian keuntungan. Dan
khususnya untuk perusahaan, akan merasakan tekanan
untuk lebih transparan dalam setiap pelaporan yang
diungkapkan.
Fokus pada penelitian ini bukan pada apakah penelitian
ini secara individual dilaksanakan, melainkan apakah
mereka secara kolektif menciptakan lonjakan
pengungkapan, meningkatkan pelaporan CSR secara lebih
luas.
5. Fenomena Berfokus pada periode sampel yaitu 2006-2012
ternyata terdapat peningkatan yang signifikan atas
permintaan pengungkapan yang lebih transparan dari para
investor aktivis. Meskipun hal tersebut tergolong sebagai
informasi tambahan yang tidak spesifik diungkapkan oleh
investor aktivis, peneliti menafsirkan bahwa bukti
permintaan transparansi dalam pengungkapan CSR
merupakan dorongan kepada perusahaan untuk
“menghasilkan” lebih banyak informasi.
Selain itu, peneliti mengamati bahwa tekanan dari
kelompok kepentingan khusus dan investor arus utama
sama-sama mempengaruhi upaya pengungkapan CSR,
mencatat bahwa kekuatan yang besar tidak berbeda dengan
sifat pemegang saham aktivis.
6. Research Karena perusahaan merespon gerakan sosial dari
Gap seluruh investor tersebut dalam proses pemasaran dan
menempatkan mereka pada setiap keputusan keadilan sosial
yang ideal dan pencarian keuntungan, peneliti melihat
terdapat ketidakmampuan untuk membedakan kedua
kelompok masyarakat yang memobilisasi investor sebagai
bukti lebih lanjut yang mendukung kerangka konseptual
penulis.
Secara khusus, peneliti mencatat bahwa ada dua
mekanisme gerakan sosial tersebut yaitu peluang politik dan
gangguan rutinitas. Kedua hal tersebut bertindak sebagai
penguat dari efek pemegang saham aktivis dalam upaya
pengungkapan CSR, yang konsisten dengan mekanisme
memperburuk instrumen CSR sebagai risiko yang harus
dikelola.
7. Rumusan 1. Bagaimana pengaruh tuntutan pemegang saham kepada
Masalah perusahaan untuk mengungkapkan CSR yang
transparan?
2. Bagaimana pengaruh tuntutan pemegang saham pada
pengungkapan CSR perusahaan yang ditargetkan?
3. Apakah munculnya peluang politik berpengaruh pada
tuntutan pemegang saham pada pengungkapan CSR
perusahaan yang ditargetkan?
4. Apakah tingkat gangguan rutin berpengaruh pada
tuntutan pemegang saham pada pengungkapan CSR
perusahaan yang ditargetkan?
8. Hipotesis H1: Adanya hubungan signifikan antara tuntutan pemegang
saham untuk pengungkapan CSR yang transparan
dengan peningkatan pengungkapan CSR secara
keseluruhan pada perusahaan yang ditargetkan.
H2: Tidak ada pengaruh yang bervariasi antara tuntutan
pemegang saham pada pengungkaan CSR perusahaan
yang ditargetkan dengan jenis pemegang saham yang
mensponsori.
H3: Adanya hubungan signifikan antara munculnya peluang
politik dengan tuntutan pemegang saham pada
pengungkapan CSR perusahaan yang ditargetkan.
H4: Adanya hubungan signifikan antara tingkat gangguan
rutin dengan pengaruh tuntutan pemegang saham pada
pengungkapan CSR perusahaan yang ditargetkan.
9. Kajian Kajian Teoritis:
Teoritis dan 1. GRI 2009, GRI 2011 dan GRI 2013
Empiris 2. Standard dan Peraturan Etika Profesi:
a. AICPA Professional Ethics, 2001.
b. SEC Rules.
c. APB Ethical Standards (revised), 2009.
3. Kontrol keuangan, kepemilikan, tata kelola, dan praktik
CSR
Kajian Empiris:
1. King & Gish, 2015
2. Rockstrom et al., 2009
3. Andrew & Cortese, 2013; Malsch, 2013; Marens, 2002;
Power, 2005; 2007; Rosenbaum & Rubin, 1983;
10. Metodologi 1. Metode yang digunakan adalah metode Studi Lapangan.
Penelitian 2. Proses analisa secara statistik berdasarkan data
proposional yang diperoleh dari kuisioner yang disusun
berdasarkan masalah penelitian terkait pemegang saham
aktivis pada masalah CSR (diberi nilai bobot tertimbang,
Mean dan Standar Deviasi).
3. Peneliti mendekati proposal usulan/tuntutan
pengungkapan CSR dari aktivis pemegang saham agar
lebih transparan sebagai tindakan publik, kolektif dan
terorganisir yang bertujuan untuk memicu perubahan
perusahaan, sesuai dengan kerangka teoritis yang
diajukan peneliti.
4. Penentuan hipotesis diterima atau ditolak dilakukan
dengan membandingkan nilai arithmetic means dengan
nilai standardized mean.
5. Peneliti menggunakan PSM untuk mengontrol perbedaan
sistematis dalam karakteristik dasar yang dapat diamati
antara perusahaan yang diperlakukan dan tidak
diperlakukan (di mana, dalam kasus peneliti, perlakukan
ditargetkan oleh proposal tuntutan transparansi CSR).
Dibandingkan analisis regresi, PSM selanjutnya
memungkinkan untuk mengurangi bias yang berasal dari
variabel perancu dan mungkin timbul dari asumsi tentang
spesifikasi bentuk fungsional dari hubungan antara
variabel yang peneliti minati.
11. Jenis dan 1. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.
Sumber Data Data kuantitatif didapatkan dari jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan kepada
responden, yang diukur dengan menggunakan angka
(data kualitatif yang dikuantitatifkan).
2. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer yaitu
kuesioner yang diisi oleh
12. Populasi dan Peneliti mengambil dan menganalisis 2.089 proposal
Sampel Data terkait pengungkapan CSR selama peride 2006-2012.
Proposal tersebut mengacu pada 437 perusahaan unik dan
1.222 pengamatan tahun perusahaan (karena perusahaan
dapat ditargetkan lebih dari satu proposal). Penelilti secara
terpisah mengidentifikasi proposal transparansi (n¼ 1.104)
dari proposal yang meminta hasil lain. Saat peneliti
menggabungkan kumpulan data asli dengan data tentang
pengungkapan CSR, kontrol keuangan, kepemilikan, tata
kelola, dan praktik CSR, sampel awal peneliti berkurang
menjadi 1.697 proposal (926 diantaranya adalah proposal
yang menuntut transparansi CSR).
13. Teknik 1. Peneliti menggunakan SPSS dengan tingkat signifikansi
Analisis Data 5%.
2. Uji reliabilitas dengan Cronbach’s Alpha
menghasilkan 0.973 (> 0.6) atau memiliki realibitas kuat.
3. Uji korelasi membuktikan hipotesis diterima apabila Sig.
(2- tailed) > 5%.
4. Intepretasi ukuran koefisien korelasi dilakukan dengan
Rule of thumb.
5. Uji Standardized Mean untuk menguji hipotesis.
Hipotesis diterima apabila rata-rata gabungan adalah <
(3) dan ditolak apabila ≥ (3).
14. Hasil Hasil penelitian ini adalah semua hipotesis diterima:
Penelitian H1: Kehadiran aktivis pemegang saham pada transparansi
menyebabkan perusahaan untuk meningkatkan
pengungkapan CSR mereka secara keseluruhan,
konsisten dengan pergerakan pembentukan pasar.
H2: Perubahan dalam pengungkapan CSR terjadi untuk
kedua kelompok perusahaan (perusahaan yang
ditargetkan dan jenis pemegang saham yang
mensponsori). Terbukti tidak tertabulasi menunjukkan
bahwa perubahan tersebut tidak berbeda secara statistik
di kedua kelompok.
H3: Adanya hubungan signifikan antara munculnya peluang
politik dengan tuntutan pemegang saham pada
pengungkapan CSR perusahaan yang ditargetkan.
H4: Adanya hubungan signifikan antara tingkat gangguan
rutin dengan pengaruh tuntutan pemegang saham pada
pengungkapan CSR perusahaan yang ditargetkan.

15. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa


terkait tuntutan pengungkapan CSR kepada perusahaan yang
hanya terpaku pada profit, telah berhasil memacu seluruh
perusahaan. Dalam hal ini perusahaan yang ditargetkan dan
jenis perusahaan yang akan jalan berdasarkan pemegang
saham yang mensponsori. Bentuk tuntutan yang dibuat oleh
pemegang saham aktivis melalui proposal tersebut telah
membuat perusahaan semakin transparan dalam melaporan
pengungkapan CSR dan juga berdampak pada manajemen
yang mudah memantau, mampu mempertimbangkan risiko
yang akan dihadapi, dan dapat menyesuaikan keputusan
investasi mereka yang lebih bijak.
16. Kelebihan Kekurangan:
dan 1. Sampel yang terpilih dalam penelitian ini hanya sebesar
Kekurangan 8% dari total populasi. Tidak dijelaskan untuk sisa 92%
Penelitian lainnya mengapa tidak valid. Saran dari kelompok kami,
sebelum menyebarkan kuesioner, peneliti dapat
melakukan sample terlebih dahulu untuk meminimalisir
kuesioner kembali dalam keadaan tidak valid.
2. Penelitian ini tidak menyampaikan dengan jelas grand
theory yang digunakan. Hanya menjabarkan definisi dari
masing-masing variabel yang digunakan.

Kelebihan:
1. Pengujian data dan hipotesis ditampilkan dalam artikel,
sehingga dapat dipahami alur dari penelitian dengan baik
mulai pengumpulan data, data yang dikumpulkan, hasil
uji SPSS hingga tafsirannya.
2. Artikel ini menyajikan masukan untuk penelitian
selanjutnya.

17. Saran 1. Penelitian dapat dilakukan di negara lain.


Penelitian 2. Data yang diteliti diharapkan dapat lebih
Selanjutnya merepresentasikan populasi sehingga dapat menjadi
penjelasan bagi fenomena kesadaran persyaratan
independensi profesi.

Anda mungkin juga menyukai