Abstrak
Guru Bimbingan dan Konseling adalah guru yang berfokus untuk menanani minat, bakat, moral dan sikap
siswa. Bagaiman guru BK harus bisa memenuhi kebutuhan siswa agar berkembang secara maksimal. Guru
BK yang baik adalah guru yang bisa memfasilitasi murid sesuai kebutuhan siswa, dengan program-program
yang sudah di jalankan oleh BK. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat peran Bimbingan konseling dilihat
dari sudut pandang guru BK dan siswa, apakah memeiliki korelasi yang sama. Metode yang di lakukan yaitu
dengan mewawancarai guru BK mengenai program, dan pengisian kuisioner oleh siswa. Hasul yang di dapat
dari total 32 siswa hanya setengahnya yang sudah merasa peran BK di dalam sekolah itu penting di lihat dari
keinginan siswa untuk menceritakan masalahnya ke guru BK, namun di satu sisi guru BK membuat program
program untuk mengubah persepsi siswa mengenai Bimbingan Konseling, dan mendukung perkembangan
siswa.
Abstract
Guidance and Counseling teachers are focused on addressing students' interests, talents, morals, and
attitudes. A good Guidance and Counseling teacher should be able to meet the needs of students for their
optimal development. A good BK (Bimbingan Konseling) teacher is someone who can facilitate students
according to their needs, using the programs implemented by the BK department. The objective of this
research is to examine the role of Guidance and Counseling from the perspectives of both BK teachers and
students and determine if they have the same correlation. The method employed involves interviewing BK
teachers regarding the programs and administering questionnaires to students. The results obtained from
a total of 32 students indicate that only half of them perceive the role of BK in the school as important,
based on their willingness to confide in BK teachers regarding their problems. However, on the other hand,
BK teachers develop programs to change students' perceptions about Guidance and Counseling and
support their personal development.
Keywords: Education, Guidance and Counseling, Program, development.
1. PENDAHULUAN
Author 1,2,3
Pendidikan merupakan tempat terjadinya perkembangan dan pendewasaan yang di dasarkan pada
ilmu. Kemajuan teknologi yang ada sekarang merupakan hasil nyata dari pemikiran pemikiran
para ilmuwan yang ingin membuat dunia menjadi lebih baik dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat. Sikap tersebut tidak lepas dari peran pendikan, dimana dalam sebuah pendidikan
disiapkan agar siswa mampu terjun dalam masyarakat dengan sikap yang posisitf.
Pendidikan harus dijalankan dengan sebaik baiknya, agar siswa mampu menggapai cita-cita nya.
Bukan hanya untuk kepentingan masa depan siswa namun juga untuk kepentingan kehidupan
siswa saat ini. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, dikatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Ini
menggambarkan bahwa pendidkan memiliki peran yang flundamental untuk masyarakat terutama
siswa.
Menurut Abd Rahman, B. P., Munandar, S. A., Fitriani, A., Karlina, Y., & Yumriani, Y. (2022).
Pendidikan meruapakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia
serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan bukan hanya menjadi
usaha pemberian informasi dan pembentukan keterampilan saja, namun memiliki tugas untuk
mengatur kebutuhan, keinginan dan kemampuan seorang siswa, sehingga dengan terpenuhinya
kebutuhan siswa maka akan tercipta pribadi dan sosial yang memuaskan. Pendidikan bukan hanya
menjadi tempat dan sarana siswa untuk kebuthan masa depan, namun Pendidikan juga penting
untuk kebutuhan anak sekarang karena anak sedang dalam proses perkembangan dan menuju
kedewasaan nya dimana ini menjadi titik penting untuk kedepannya siswa mampu unutk berpikir
lebih dewasa dan kritis.
Dalam pelaksanaannya konselor mengikuti fungsi, prinsip dan asas-asas Bimbingan konseling.
Menurut H. Kamaluddin (2011), ada beberapa fungsi bimbingan konseling 1) Fungsi
pemahaman,yaitu fungsi membantu peserta memahami diri danlingkungan; 2) Fungsi
Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegah atau menghindari diri
dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat perkembangan dirinya; 3) Fungsi
Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalah yang dialaminya;
4) Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik
memlihara dan menumbuh-kembangkan berbagai potensi dan kondisi positif yang dimilikinya; 5)
Fungsi Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak
dan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.
Dikutip dari Andersen (2014), program merupakan pernyataan yang berisi kesimpulan yang
didalam nya terdapat harapan dan tujuan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan yang sama.
Biasanya program berkaitan dengan kegiatan kegiatan yang mendukung dan sejalan dengan
harapan dan tujuan.
Perkembangan merupakan masa transisi dimana seseorang mengalami perubahan baik itu fisik
maupun moral, ketika seseorang mengalami pergantian menjadi lebih dewasa baik itu fisik
ataupun moral maka timbul rasa ingin lebih di akui, memilah dan memilih kegiatan mana yang
lebih bermanfaat untuk dirinya, sehingga banyak orang yang salah paham dengan tingkah laku
anak saat fase perkembangan. Begitu pentingnya fase perlembangan dimana anak sedang banyak
bertanya tentang dirinya dan banyak keraguan keraguan yang timbul. Begitu penting tugas BK
untuk terus membimbing dan mendukung anak agar selalu berada pada fase perkembangan yan
benar. (Harefa dikutip dari Hayati, F., Neviyarni, N., & Irdamurni, I. (2021))
2. METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan pada objek sekolah dimana saya mengambil sekolah MAS ZAKARIA
BANDUNG. Penelitian dilakukan pada hari selasa, 16 Mei 2023. Pada penelitian kali ini
menggunakan teknik kualitatif dan kuantitatif, kualitatif merupakan metode penelitian dengan
pengambilan data berdasarkan pengamatan dan observasi secara langsung pada objek penelitian.
Sedangakan penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang bergantung pada angka yang
berujung pada hasil berupa persentase.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan kuisioner. Wawancara
merupakan proses pengambilan data menanyakan kepada sumber secara langsung mengenai tema
yang ingin di bahas.pertanyaan merujuk pada program apa yang sudah dilakukan oleh BK untuk
mendukung perkembangan siswa. Wawancara ini dilakukan kepada guru BK, Dengan pertanyaan
1) Apa program yang sudah dan akan di lakukan Bimbingan konseling dalam rangka menunjang
minat siswa?, 2) Apakah program yang akan di lakukan bk untuk menanggulangi masalah siswa?.
Metode kuisioner saya berikan agar memiliki jumlah data yang lebih banyak, kuisioner ini saya
berikan kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui apakah program yang sudah di lakukan
oleh guru BK sudah tepat dan berpengaruh kepada siswa. Adapun untuk kuisionernya akan saya
lampirkan pada lampiran. Hasil dari kuisisoner akan dikumpulkan sehingga terlihat hasil
berbentuk persentase. Berikut pertanyaan yang diberikan kepada siswa :
Tabel 1. Kuisioner
No. pertanyaan
1. apakah di sekolah saudara ada
Ya Tidak
BK(Bimbingan Konseling)?
2. Apakah saudara tau apa itu
BK(Bimbingan Koneseling)? Ya Tidak
3. Apakah saudara tau tugas
Ya Tidak
BK(Bimbingan Konseling)?
4. Apakah saudara merasa
BK(bimbingan koneling) itu Ya Tidak
penting?
5. Apakah saudara pernah di
panggil oleh BK karena suatu Ya Tidak
masalah?
6. Apakah saudara nyaman
menceritakan masalah saudara Ya Tidak
pada guru BK?
7. apakah saudara pernah
menceritakan masalah saudara Ya Tidak
kepada guru BK?
8. Apakah saudara pernah di beri
arahan tentang masa depan Ya Tidak
saudara oleh BK?
9. Apakah kebutuhan layanan Ya Tidak
Jurnal Analisa xx (1) (20xx) :61-72 Halaman
Author 1,2,3
B. Kuisioner
Kuisioner ini berfokus pada bagaimana tanggapan siswa mengenai Bimbingan dan
konseling, apakah program program yang sudah di jalankan oleh BK dapat dirasakan oleh
siswa sehingga siswa dapat merasakan urgensi dari adanya BK. Teknis kuisioner ini saya
bagikan kepada para siswa lewat guru BK karena waktu yang tidak cocok sehingga
datakutkan akan mengganggu siswa saat sedang belajar. Total siswa yang saya beri
kuisioner berjumlah 31 siswa. Berikut hasil dari kuisioner yang sudah di alokasikan dalam
bentuk persentase :
Tabel 2. Hasil kuisioner
NO. Nama Ya Tidak
apakah di sekolah saudara ada
1 90% 10%
BK(Bimbingan Konseling)?
Apakah saudara tau apa itu
2 93% 7%
BK(Bimbingan Koneseling)?
Apakah saudara tau tugas
3 87% 13%
BK(Bimbingan Konseling)?
Apakah saudara merasa
4 BK(bimbingan koneling) itu 96% 4%
penting?
Apakah saudara pernah di panggil
5. 37% 63%
oleh BK karena suatu masalah?
Apakah saudara nyaman
6. menceritakan masalah saudara 62% 38%
pada guru BK?
apakah saudara pernah
7. menceritakan masalah saudara 71% 29%
kepada guru BK?
Apakah saudara pernah di beri
8. arahan tentang masa depan 78% 22%
saudara oleh BK?
Apakah kebutuhan layanan
9. bimbingan belajar saudara 56% 44%
terpenuhi?
Apakah saudara merasakan
10. pentingnya posisi guru BK di 90% 10%
sekolah?
Usaha yanng di lakukan BK untuk mendukung perkembangan siswa sudah baik, hanya hal itu belum bisa di
terima dengan leluasa oleh para murid karena tidak semua murid mau menceritakan masalahnya kepada
guru BK. Dilihat dari hasil kuisioner mayoritas anak tau apa itu Bimbingan dan Konseling dan tau apa fungsi
Bimbingan dan Konseling. Namun dengan angka kesadaran siswa mengenai Bimbingan dan Konseling tidak
menjadikan murid memiliki keberanian untuk memceritakan masalahnya kepada guru BK, dilihat dari
kuisioner hanya 29% dari 32 anak yang berani menceritakan masalah masalahnya kepada guru BK.
Disamping itu program BK terlaksana dan dapat dirasakan langsung oleh siswa, 56% dari 32 siswa atau
setengahnya siswa sudah merasa terpenuhi kebutuhan layanannya. Program BK dalam rangka mengarahkan
masa depan siswa juga sudah sudah terpenuhi sebanyak 78% dari 32 anak merasa BK sudah memberi
arahan kepada siswa mengenai masa depan siswa.
Untuk hasil yang lebih baik dan maksimal dianjurkan menggunakan aplikasi Reference Manager
seperti Mendeley, Zotero, EndNote dan sejenisnya agar referensi di paragraph dapat langsung
terhubung pada referensi yang tertulis. Lihat contoh berikut (selengkapnya bisa dilihat pada
ketentuan teknis penulisan daftar pustaka)
Format daftar pustaka yang digunakan Jurnal Analisa mengacu pada model APA style 7th
edition yang dikembangkan oleh American Psychological Association/gunakan referensi
manajer (mendeley, zotero, dll) bukan reference dari word
Contoh
Agormedah, E. K., Henaku, E. A., Ayite, D. M. K., & Ansah, E. A. (2020). Online learning in higher
education during COVID-19 pandemic: A case of Ghana. Journal of Educational Technology
and Online Learning, 3(3), 183–210.
Belawati, T. (2019). Pembelajaran online. Jakarta, Universitas Terbuka.
Blanton, M., & Kaput, J. (2005). Helping Elementary Teachers Build Mathematical Generality into
Curriculum and Instruction. ZDM - International Journal on Mathematics Education, 37(1),
34–42. https://doi.org/10.1007/bf02655895
Cahyaningtyas, Novita, D., & Toto. (2018). Analisis Proses Berpikir Aljabar. Jurnal Pendidikan
Matematika Dan Sains, 4(1), 50–60.
Carpenter, T. P., & Levi, L. (2000). Developing Conceptions of Algebraic Reasoning in the Primary
Grades. Research Report: National Center for Improving Student Learning and
Achievement in Mathematics and Science, 5, 1–22.
Johnson, L., Lewis, K., Peters, M., Harris, Y., Moreton, G., Morgan, B., et. al. (2005). How far is
far? London: McMillan
Zed, M. (2014). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia